Anda di halaman 1dari 17

Penyulit dan Komplikasi

Masa Nifas
Lastri Mei Winarni
Topik Bahasan
1. Perdarahan pervaginam
2. Infeksi pada saat nifas
3. Sakit kepala, nyeri epigastric, pembengkakan di wajah, dan
ekstremitas dan pandangan kabur
4. Demam
5. Muntah
6. Rasa sakit waktu berkemih
Perdarahan per vaginam
• Perdarahan yang terjadi pada masa setelah bayi lahir atau saat masa
nifas
• Dibagi menjadi 2, yaitu primer dan sekunder
• Primer : terjadi dalam 24 jam pertama postpartum
• Sekunder : terjadi lebih dari 24 jam pertama postpartum
Haemorrhagic Pre, Intra and Post
Perdarahan

Kehamilan Persalinan Masa Nifas

< 20 minggu > 20 minggu Kala I Kala II Kala III Kala IV < 24 jam > 24 jam

Perlukaan
Abortus
Plasenta jalan lahir, Atonia
imminens,
Plasenta previa, rupture uteri, Atonia uteri, Sisa
Abortus
previa, Solusio uteri, perlukaan perlukaan plasenta,
kehamilan, Ruptur uteri
Solusio plasenta, plasenta jalan lahir, jalan lahir, subinvolusi
KET,
plasenta rupture inkarserata sisa sisa plasenta plasenta
Molahidatid
uteri , plasenta plasenta
osa
adhesiva
Penatalaksanaan Perdarahan Persalinan
1. Plasenta previa 1. Manajemen aktif kala III
2. Solusio plasenta 2. Rangsangan Putting susu /
3. Ruptur uteri IMD
4. Plasenta inkarserata 3. Kompresi Bimanual Interna
5. Plasenta adhesive 4. Kompresi Bimanual Eksterna
6. Atonia uteri 5. Kompresi Aorta Abdominalis
7. Ruptur perineum 6. Hecting
7. Pengelolaan pasca Tindakan
8. Rujukan pada perdarahan
Manajemen Aktif Kala III
1. Suntikan oksitosin 10 IU IM di 1/3 Paha Manfaat Manajemen Aktif Kala III
lateral
1. Kala III berlangsung lebih singkat
2. Peregangan tali pusat terkendali 2. Penggunaan uterotonika (Oksitosin)
3. Masase uterus setelah plasenta lahir dapat segera memperbaiki kontraksi
selama 15 detik uterus

3. Jumlah perdarahan relatif lebih sedikit

4. Menurunnya angka kejadian retensio


plasenta (yang disebabkan gangguan
kontraksi dan atonia uteri), yang berarti
menurunkan pula morbiditas dan
mortalitas ibu karena perdarahan pasca
persalinan
Penggunaan Oksitosin

Keuntungan Kerugian
• Bekerja secara cepat dan menghasilkan • Harus dikombinasikan dengan Ergometrin
kontraksi yang adekuat agar segera menghasilkan kontraksi uterus
yang kuat dan dapat bertahan lama
(Oksitosin cepat dimetabolisme oleh hati,
• Efek sampingnya minimal karena bekerja waktu paruhnya 2 menit)
secara spesifik
• Harganya lebih mahal dari Ergometrin
• Lama kerja oksitosin eksogen, tergantung
dari reaksi hipofise untuk menghasilkan
hormon oksitosin endogen, sensitivitas
atau ambang rangsang miometrium yang
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu
bersalin (sediaan kalori, faktor kelelahan
otot atau infeksi)
Penggunaan Ergometrin

Keuntungan Kerugian
• Sediaannya cukup banyak dan dapat • Efek samping merugikan, mis. peningkatan
diberikan melalui berbagai cara tekanan darah (penggunaan pada kasus
(tergantung indikasi penggunaan) hipertensi/kelainan jantung harus
berhati-hati), pusing atau sefalgia,
• Harga relatif murah mual/muntah dan dapat menurunkan
• Masa kerja cukup lama produksi ASI.
• Dapat menimbulkan lingkaran konstriksi
atau jepitan pada OUI meningkatkan
kejadian plasenta inkarserata
• Pemberian secara oral tidak menghasilkan
efek yang segera, sehingga tidak dapat
digunakan pada kasus gawat darurat
akibat gangguan kontraksi uterus (Perlu
dosis ulangan bila diharapkan efektif
selama 24 jam)
Rangsangan Putting susu / IMD
• Rangsangan puting susu
secara reflektoris akan
menyebabkan dikeluarkannya
oksitosin oleh kelenjar
hipofise yang akan
menambah kontraksi uterus

• Rangsangan bisa dilakukan


sendiri oleh Ibu, atau dengan
menyusukan bayinya.
Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum
Bila ada kontraksi lanjutkan Dapat dilakukan KBI,
Masase Fundus Uteri
evaluasi rutin pertimbangkan opsi
rujukan, lakukan KAA, atau
Dalam 15 detik tidak ada kondom kateter, berikan
kontraksi cairan kedua (RL + 20 IU
Bila terdapat kontraksi, Oksi 40 tpm) dan ketiga (RL
Bersihkan serviks dari sisa
tambahkan 1-2 menit KBI, asnet)
darah dan ketuban, pastikan
kandung kemih kosong, ganti lepaskan perlahan, lanjutkan
sarung tangan pendek dengan pengawasan ketat
Tidak ada kontraksi Uterus
sarung tangan Panjang,
komunikasi, lakukan KBI
selama 5 menit Bila setelah 10 menit Lanjutkan KBE, cek
terdapat kontraksi lanjutkan tekanan darah, TD normal
pengawasan ketat berikan Ergometrin, infus
Tidak ada kontraksi Uterus
RL + 20 IU oksi 60 tpm
Lanjutkan KBE ATAU Bila ada kontraksi lanjutkan
tambahkan KBI menjadi 5 pengawasan ketat
menit Tidak ada Kontraksi
Penatalaksanaan Perdarahan Postpartum
1. Atonia uteri 1. Hampir sama dengan tata
2. Perlukaan jalan lahir laksana perdarahan
persalinan
3. Sisa plasenta
4. Subinvolusi plasenta 2. Untuk subinvolusi uterus :
peran bidan adalah skrining
dan deteksi dini untuk tanda
gejala

3. Untuk tata laksana :


pemberian antibiotik,
eksplorasi Rahim, pemberian
ergometrin
Infeksi masa nifas
1. Definisi : suhu tubuh lebih dari 38⁰ C
2. Penyebab : luka perineum, post sc, perlukaan diplasenta, atau jalan lahir
lain yang tidak mendapatkan peratan dengan baik
3. Perdarahan, kurang Hb, anemia, kurang gizi, menyebabkan proses
penyembuhan lama
4. Perawatan luka : personal hyegene baik, atau ganti balutan post SC
sesuai jadwal, ganti pembalut minimal 2 kali sehari, membasuh dari vulva
ke anus
5. Perlu diberikan antibiotic serta suplemen, serta asupan nutrisiterutama
protein dan karbohidrat untuk vitalitas tubuh dan proses penyembuhan
6. Konsulkan ke dokter jika infeksi tidak ada perbaikan dalam 3 hari
Demam Pada Masa Nifas
• Fisiologinya : terjadi peningkatan suhu tubuh ibu antara 0,5-1⁰C
• Demam ringan, tanpa ada gejala infeksi luka
• Pemberian parasetamol 3 x 500 mg selama 3 hari
• Istirahat cukup, nutrisi cukup
• Asupan cairan minimal 1,5L
Sakit kepala, nyeri epigastric, pembengkakan di
wajah, dan ekstremitas dan pandangan kabur
• Tanda gejala pre eclampsia pasca persalinan
• Cek tekanan darah, jika 140/90 mmHg masih ringan, jika 160/100
mmHg sudah berat
• Cek protein urin, jika +1 masih ringan, jika +3 sudah berat
• Pemberian obat antihipertensi seperti nifedipine, captopril atau
metildopa
• Pemberian MgSO4
• Konsultasi ke dokter, kolaborasi dengan bidan Puskesmas, Lakukan
rujukan
Muntah
• Biasa terjadi pada ibu nifas post SC
• Reaksi obat anastesi
• Pemberian B6 atau antasida
• Jika masa tenggang anastesi telah lewat berikan ibu makanan yang
lembek/lunak
• Istirahat, utamakan pejamkan mata
• Cek apakah ada Riwayat vertigo
• Follow up 24 jam, jika tidak ada perbaikan konsulkan ke dokter
Nyeri saat berkemih
• Akibat kepala bayi terlalu lama tertahan di vagina (untuk persalinan
normal) atau karena trauma pemasangan kateter (untuk persalinan
SC)
• Jika masih mampu berkemih, nanti akan hilang sendiri
• Jika nyeri terasa mengganggu akan diberikan analgesic (asam
mefenamat 3 x 500 mg)
• Observasi selama 7 hari
• Jika ada partus lama, curigai infeksi bakteri, konsulkan ke dokter,
berikan antibiotik
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai