Anda di halaman 1dari 19

POST PARTUM FISIOLOGIS

A. Pengertian Post Partum


Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan kembali sampai
alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 –
8 minggu (Mochtar, 1998). Akan tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam
waktu 3 bulan (Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa
partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All. 1993).
Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi.

B.PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS


Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ reproduksi seperti sedia
kala sebelum hakil, sehongga pada masa nifas banyak sekali perubahan-perubahan
yang terjadi, diantaranya :
1. Perubahan dalam system reproduksi
a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)
b. Involusi tempat plasenta
c. Pengeluaran lochea
d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina
2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu
Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone menginduksi
perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari dalam mamae dan juga
merangsang kolostrum sesudah kelahiran bayi ketika kadar hormone
esdtrogen menurun memungkinkan terjadinya kenaikan kadar hormone
prolaktin dan produksi ASI pun dimulai.
3. Perubahan system Pencernaan
Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali dalam 1 jam atau 2
jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat terjadi pada masa nifas awal
dikarenakan kekurangan bahan makanan selama persalinan dan pengendalian
pada fase defekasi.
4. Perubahan system perkemihan
Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu sering mengalami
kesukaran dalam buang air kecil, karena :
o Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder penuh
o Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya akibat oleh
kepala bayi
o Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring
5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal
Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah menghilang dengan
sempurna. Dinding abdomen melunak setelah melahirkan karena meregang
setelah kehamilan. Perut menggantung sering dijumpai pada multipara.
6. Perubahan Sistem Endokrin
Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen (hpl) dan
chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat dalam 2 hari, hpl sudah
tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan progesterone dalam serum turun
dengan cepat dalam 3 hari pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui,
kadar prolaktin meningkat setelah bayi disusui.
7. Perubahan Tanda-tanda Vital
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,2 0C. Setelah partus dapat naik
0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak melebihi 38,00C sesudah 12 jam
pertama melahirkan. Bila >38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi
bradikardi, bila takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan
berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa kasus ditemukan
hipertensi dan akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
penyakit-penyakit lain dalam kira-kira 2 bulan tanpa pengobatan.
8. Perubahan system kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil dalam tempo 2
minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari pertama setelah melahirkan
peningkatan factor pembekuan yang terjadi selama kehamilan masih menetap
namun diimbangi oleh peningkatan aktifitas fibrinolitik.
9. Perubahan Sistem Hematologik
Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah 15.000 selama
persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000 – 30.000 tanpa menjadi
patologis jika wanita tidak mengalami persalinan yang lama/panjang.
Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya berubah-ubah pada awal masa nifas.
10. Perubahan Psikologis Postpartum
Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan
gejala-gejala depresi ringan sampai berat.

C. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM


o Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak
o Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
o Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
o Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah penglihatan
o Pembengkakan di wajah/tangan
o Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak badan
o Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa sakit
o Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama
o Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki
o Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
o Merasa sangat letih/nafas terengah-engah
D. Perawatan Post Partum
Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan menghindarkan
adanya kemungkinan perdarahan post partum dan infeksi. Bila ada laserasi
jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan penjahitan dan perawatan luka
dengan baik. Penolong harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam post
partum, untuk mengatasi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.
Delapan jam post partum harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan
post partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri untuk
mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar.
Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet yang diberikan harus
cukup kalori, protein, cairan serta banyak buah-buahan. Miksi atau berkemih
harus secepatnya dapat dilakukan sendiri, bila pasien belum dapat berkemih
sendiri sebaiknya dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post
partum. Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di
rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan
klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh adanya mules, dapat
diberi analgetika atau sedatif agar dapat istirahat. Perawatan mamae harus
sudah dirawat selama kehamilan, areola dicuci secara teratur agar tetap bersih
dan lemas, setelah bersih barulah bayi disusui.
PATHWAYS post partum Letting go phase

Estrogen & Progesteron


menurun Kehadiran anggota
Involusi uterus baru

Oksitosin meningkat Prolaktin


cemas
meningkat
Kontraksi
uterus lambat Kontraksi uterus
Isapan bayi Isapan bayi
Laserasi jalan lahir adekuat tidak adekuat perubahan
pola peran
Atonia uteri Pelepasan jaringan
endometrium
Oksitosin meningkat Pembendungan ASI
Servik & vagina
perdarahan Vol. darah turun
Lokhea
keluar Port of the entri Duktus & alveoli Payudara bengkak
Vol. Cairan turun Anemia akut kontraksi

Kurang perawatan Resiko infeksi


Perub. Perfusi Hb O2 turun
efektif Tidak efektif Gang. Rasa
jaringan nyaman nyeri
hipoksia Invasi bakteri
ASI keluar ASI tidak keluar
Kuman
Daya tahan mudah masuk
Resiko syok
tubuh turun
hipovolemik

Kelemahan umum Intoleransi Defisit


aktivitas perawatan diri
F. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut b/d trauma perineum, proses kelahiran,
payudara bengkak, dan involusi uterus
2. Kurang pengetahuan tentang manejemen laktasi dan perawatan bayi b/d
kurangnya informasi
3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum b/d kurangnya
informasi

G. Intervensi
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien
perdarahan post partum menurut prioritas dan rencana keperawatannya adalah :
a. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut berhubungan dengan trauma
perineum, proses kelahiran, payudara bengkak, dan involusi uterus
(Carpenito, 1997).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
berkurang atau hialng, dengan kriteria hasil pasien tidak
mengeluh nyeri, ekspresi wajah tenang, skala nyeri dalam
batas normal (2-3).

Intervensi keperawatan :
1. Berikan individu kesempatan untuk beristirahat.
Rasional: meningkatkan relaksasi
2. Ajarkan tindakan non infasif, seperti relaksasi.
Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral
3. Kaji skala nyeri.
Rasional: mengidentifikasi tingkat nyeri
4. Ajarkan metode distraksi selama muncul nyeri akut.
Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral
5. Beri posisi yang nyaman pada pasien.
Rasional: meningkatkan relaksasi/meminimalkan stimulus
6. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional: menurunkan/mengotrol nyeri dan menurukan sitem
saraf simpatis
b. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi dan perawatan
bayi berhubungan dengan kurangnya informasi (Carpenito, 1997).
Tujuan : Pasien mengerti pendidikan kesehatan yang diberikan
mengenai manajemen laktasi dan perawatan bayi setelah
dilakukan tindakan perawatan dengan kriteria hasil pasien
mampu menjelaskan kembali mengenai informasi yang
telah diberikan.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji pengetahuan dan pengalaman menyusui, koreksi mitos dan
kesalahan informasi.
2. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan bayi yaitu
perawatan tali pusat dan perawatan payudara.
3. Jelaskan mengenai gizi waktu menyusui.
4. Kaji respon klien dalam menerima pendidikan kesehatan.
5. Minta klien untuk menjelaskan kembali informasi yang telah
diberikan.
c. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum berhubungan
dengan kurangnya informasi (Tucker, 1993).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat
mengungkapkan pemahaman tentang perawatan diri post
partum.
Intervensi keperawatan :
1. Anjurkan klien untuk menghindari coitus selama 4 – 6 minggu /
sesuai anjuran dokter.
2. Demonstrasikan perawatan payudara dan ekspresi manual bila
ibu menyusui.
3. Tekankan pentingnya diet nutrisi.
4. Anjurkan pasien untuk menghindari mengangkat apapun yang
lebih berat dan bayi selama 2 -3 minggu.
5. Jelaskan perlunya dengan cermat pada bagian perineal.
6. Wapadakan klien untuk menghindari konstipasi.
7. Diskusikan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.
8. Jelaskan bahwa lokhea dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu
perubahan dari merah menjadi coklat sampai putih.
9. Beritahu menstruasi akan kembali 6 – 8 minggu setelah
perawatan.
10. Tekankan pentingnya rawat jalan terus menerus termasuk
pemeriksaan post pasca partum.
11. Perawatan vagina/vulva hygiene
Rasional: Membersihkan perineum
KONSEP DASAR KEBUTUHAN NUTRISI

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi


kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi
air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai
berikut:

1. Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap


hari
2. Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
4. Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
5. Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:

1. Kalori
2. Protein
3. Kalsium dan vitamin D
4. Magnesium
5. Sayuran hijau dan buah
6. Karbohidrat kompleks
7. Lemak
8. Garam
9. Cairan
10. Vitamin
11. Zinc
12. DHA

Kalori

Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita


dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan
mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses
metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

Protein

Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein
setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram
keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram
tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

Kalsium dan vitamin D

Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.


Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori
atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui
meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju,
satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau
280 gram tahu kalsium.

Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi
syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada
gandum dan kacang-kacangan.

Sayuran hijau dan buah

Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara
dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2
cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.

Karbohidrat kompleks

Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi


per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil,
satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari
bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan,
2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

Lemak

Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram
perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga
sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim,
secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-
140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu
sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.

Garam

Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari


makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap
hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan
sup.

Vitamin

Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang


diperlukan antara lain:

1. Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata.


Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan
adalah 1,300 mcg.
2. Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi
syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat
ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
3. Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan
daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan,
minyak nabati dan gandum.

Zinc (Seng)

Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan.


Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam
pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap
hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.

DHA

DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan
DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada
pada telur, otak, hati dan ikan.

Contoh susunsn menu ibu post partum per hari.


 Nasi : 3 piring
 Ikan : 2 potong
 Tempe : 4 potong
 Sayuran : 3 mangkok ( bervariasi mulai dari bayam , kangkung ,
kacang-kacangan mengandung zat besi )
 Buah : 2 potong pepaya
 Air : 8 gelas / hari
Penambahan frekuensi makan / makanan selingan
 Roti tawar + keju
 Buah-buahan
 Bubur kacang hijau
 Susu
Bisa diberikan pada jam antara makan pagi dan siang pada saat ibu
merasa lapar.

Nutrisi Untuk Bayi Baru Lahir


Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi baru lahir, baik bayi yang
dilahirkan cukup bulan (matur) maupun kurang bulan (prematur). Berbagai hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI memberikan banyak keuntungan
fisiologis maupun emosional. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI secara eksklusif sekurangnya selama usia 6
bulan pertama, dan rekomendasi serupa juga didukung oleh American Academy
of Pediatrics (AAP), Academy of Breastfeeding Medicine, demikian pula oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Periode pemberian makan pada bayi meliputi :


- ASI Eksklusif
- ASI + MP-ASI
- Makanan Keluarga

ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Air susu ibu adalah
makanan yang terbaik untuk bayi dan susu formula tidak mungkin menyamai ASI.
Komposisi ASI berubah sesuai kebutuhan bayi. Di dalam ASI terdapat kolostrom
adalah susu yang dihasilkan oleh kelenjar susu dalam tahap akhir kehamilan dan
beberapa hari setelah kelahiran bayi. Kolostrum warnanya kekuningan dan kental.
Kolostrum penting bagi bayi karena mengandung banyak gizi dan zat-zat
pertahanan tubuh. Selain itu ASI juga mengandung foremilk / hindmilk. Foremilk
(susu awal) adalah susu ASI yang diproduksi pada awal proses menyusui.
Sedangkan hindmilk (susu akhir) adalah ASI yang diproduksi pada akhir proses
menyusui. Foremilk diproduksi dalam jumlah banyak, mengandung banyak
protein laktosa dan protein lainnya, berkadar air tinggi, namun kadar lemaknya
rendah. umlah lemak yang tinggi dalam hindmilk ini akan memberikan banyak
energi pada bayi, dan menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Sementara
jumlah air yang berlimpah dalam foremilk mampu memenuhi kebutuhan air bayi.
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu
pada bayinya, juga untuk bayi prematur. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang
melahirkan prematur berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu
yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih
4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangat prematur ( < 30 minggu ) maka pada usia
kronologis 4 minggu ASI ibunya perlu ditambahkan zat gizi lain agar
komposisinya menyamai komposisi ASI prematur. Dalam kandungan ASI juga
terdapat faktor protektif dikarenakan terdapat enzim, biofaktor maupun limfosit.

Tanda Keberhasilan Laktasi :


- Penurunan BB ≤ 7 % dalam beberapa hari pertama
- Kembali ke BB lahir dalam 2 minggu
- Laktasi berhasil dilakukan pada 2-4 hari pertama
- Minimal 8x menyusui dalam 24 jam
- Bayi dengan mudah melekat pada puting
- Pada usia 5-7 hari bayi defekasi 3-6 x/hari dalam miksi 4 – 6x/hari
- Kenaikan BB sebanyak 25-30 g/hari (750 – 900 g/bln) pada 3 bulan pertama

ASI + MP-ASI
Makanan pendamping ASI atau bisa disebut MP-ASI adalah makanan yang
diberikan kepada bayi selain ASI, dimana jenis dan karakter dari makanan tersebut
disesuaikan dengan umur bayi. Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau
minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Makanan pendamping ASI ini adalah merupakan sebuah
proses transisi dari asupan kepada bayi yang semula hanya susu (Air Susu
Ibu/ASI) menuju ke makanan yang semi padat.
Tujuan pemberian makan sebagai pemenuhan kebutuhan zat gizi untuk
kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan aktivitas, dll. Tidak hanya itu, tujuan
pemberian makan juga sebagai pendidikan untuk ketrampilan makan, pembinaan
rasa, disiplin dan sarana pembelajaran. Serta pemberian makan juga faktor
psikologis untuk kepuasan dan hubungan erat ibu-anak.
Proses penyapihan dari ASI menuju makanan pendamping ASI mulai dengan
pemberian makanan khusus, selain ASI secara bertahap jenis, konsistensi, tekstur,
sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga. Makanan
khusus yang di berikan berbentuk cair, lunak, padat dan jenis makanannya bisa
seperti jus, biskuit, bubur susu, nasi tim. Sedangkan untuk pemberian bertahap ;
dari jenis, konsistensi, tekstur, jumlah/kali dan frekuensi/hari.

Kapan mulai diberikan MP-ASI ?


1. Kesiapan fisik : refleks ekstrusi, dapat menahan kepala tetap tegak dan dapat
duduk dengan sedikit bantuan.
2. Kesiapan psikologis : menunjujjan minat terhadap makanan, membuka
mulut jika diberi sendok dan bisa memberikan tanda lapar / kenyang.

Makanan pertama pada umumnya berupa bubur tepung beras yang diperkaya zat
besi. Berikan hanya 1 jenis (bukan kombinasi), bergizi, tekstur halus dan
konsistensi agak encer. Diberikan setelah minum ASI atau formula, kecuali bila
bayi menolak berulang atau tampak tidak berminat bisa diberikan sebelum minum
ASI atau susu formula.
Ada beberapa panduan dasar dalam pemberian makanan baru walupun tidak
ada urutan khusus alangkah baiknya diperhatikan untuk tekstur halus dan
konsistensi encer pada awal pemberian yang ditingkatkan bertahap, mulailah
dengan jumlah sedikit (1-2 sendok teh), bertahap di tambah 1 sendok makan
atau lebih sampai jumlah yang sesuai. Berilah jarak waktu antara pemberian
makan baru, makanan baru berjarak 4 - 7 hari (riwayat alergi +), perhatikan
adanya reaksi simpang, dicoba satu persatu jenis makanan, di coba pada pagi
hari oleh ibu. Tidak hanya itu, perhatikan factor keamanannya seperti cuci
tangan dan semua peralatan, tidak menggunakan peralatan bersama-sama atau
mengunyah terlebih dulu.
Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian makanan
pada bayi :
Sebaiknya hindari pemberian wortel, bit, bayam, sawi hijau dan lobak. Karena
kandungan saturan tersebut nitrat tinggi bisa menyebabkan
methemoglobinemia, tidak boleh diberikan kepada bayi < 6 bulan.
Mengkonsumsi made memang baik tetapi made jangan di berikan pada bayi <
12 bulan karena bisa menyebabkan C. botulinum. Selain itu, susu sapi (whole
milk, susu segar) sebaiknya tidak boleh di berikan kepada bayi < 12 bulan
karenan terdapat kandungan zat besi rendah, tinggi kadar natrium, kalium dan
chlor bisa menjadi beban ginjal.

2. PENGKAJIAN FOKUS KEBUTUHAN NUTRISI

Data Objektif
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, pendidikan, pekerjaan, agama,
suku, bangsa, riwayat persalinan, nama suami, usia.
Riwayat kesehatan
Hal yang perlu dikaji dalam riwayat kesehatan adalah:
a. keluhan yang dirasakan ibu saat ini
b. adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari,
misalnya pola makan, buang air kecil atau buang air besar, kebutuhan
istirahat dan mobilisasi
c. riwayat tentang persalinan
d. obat atau sublemen yang dikonsumsi
e. perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap
peran baru sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu
sekarang, kecemasan dan kekhawatiran
f. adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari
g. bagaimana rencana menyusui nanti (ASI eksklusif atau tidak), rencana
merawat bayi dirumah (dilakukan ibu sendiri atau dibantu orang tua atau
mertua)
h. bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu
i. pengetahuan ibu tentang nifas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan
dengan infeksi kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi
tinggi pada saat sakit, prosedur invasive dan peningkatan pemajaman
lingkungan, penyakit kronis, anemia, malnutrisi dan efek dari obat-
obatan yang tidak diinginkan
2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan yang tidak cukup untuk memenuhi metabolik.

4. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL


1. Infeksi resiko tinggi terhadap penyebaran sepsis yang berhubungan
dengan infeksi kerusakan kulit atau jaringan/trauma faskularisasi
tinggi pada saat sakit, prosedur invasive dan peningkatan pemajaman
lingkungan, penyakit kronis, anemia, malnutrisi dan efek dari obat-
obatan yang tidak diinginkan.
 Tinjau ulang catatan prenatal intra partum dan pasca partum
 Tahankan kebijakan mencuci tangan dengan ketat untuk setiap
klien dan pengunjung
 Pantau suhu, nadi, dan pernafasan, perhatikan adanya
mengigil/laporkan anoreksia atau malaise
2. Nutrisi, perubahan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan yang tidak cukup untuk memenuhi metabolic
 Beri makanan dalam porsi sedikit tapi sering agar kebutuhan
nutrisi terpenuhi
 Berikan pasien diet dalam keadaan hangat dan bervariasi
 Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian nutrisi.
Tujuan:
 Intake nutrisi adekuat
 Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa
menyusui
Kriteria Hasil:
 Anjurkan pilihan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C
bila masukan oral dibatasi
 Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi sering
 Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penerbit Universitas Diponegoro (1991). Pelatihan Gawat Darurat Prenatal.


Semarang : CV. Grafika Karya.
Carpenito, L. J. (1997). Hand Book of Nursing Diagnosis. Edisi VI. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
DEPKES RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta (1995). Pencegahan dan
Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan. Jakarta : DEPKES RI
Doenges, M. E. (1999). Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and
Documentating Patient Care. Edisi III. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran, EGC.
Long, Barbara. C (1996). Essential of Medical Surgical Nursing. Cetakan I.
Penerbit CV. Mosby Company, St. Louis, USA

LAPORAN PENDAHULUAN
POSTNATAL
DI RUANG MATAHARI
RSP BATU
Oleh:
Faries riszki

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

Anda mungkin juga menyukai