Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN


POST PARTUM SPONTAN

1
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian
Masa nifas dimulai setelah kelahiranplasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu (Abdul Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali,
mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil.
Lama masa nifas ini yaitu : 6 – 8 minggu minggu (Mochtar, 2001).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003).
Wanita yang melalui periode puerperium disebut puerpura. Puerperium (masa
nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang terpenting dalam nifas
adalah involusi dan laktasi (Saifuddin, 2006).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2009)
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas
waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relative pendek darah sudah tidak
keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa nifas
(puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi
pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari.

B. Faktor Predisposisi
Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu,
faktorjanin, dan faktor persalinan pervaginam.
a. Faktor Ibu
1) Paritas
Menurut panduan Pusdiknakes 2003, paritas adalah
jumlahkehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di
luarrahim (lebih dari 28 minggu). Paritas menunjukkan

2
jumlahkehamilan terdahulu yang telah mencapai batas viabilitas
dantelah dilahirkan, tanpa mengingat jumlah anaknya (Oxorn,2003).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia paritas
adalahkeadaan kelahiran atau partus. Pada primipara
robekanperineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang berulang
padapersalinan berikutnya (Sarwono, 2005).
2) Meneran
Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk
meneranbila pembukaan sudah lengkap dan reflek ferguson
telahterjadi. Ibu harus didukung untuk meneran dengan benar
padasaat ia merasakan dorongan dan memang ingin
mengejang(Jhonson, 2004). Ibu mungkin merasa dapat meneran
secaralebih efektif pada posisi tertentu (JHPIEGO, 2005).

b. Faktor Janin
1) Berat Badan Bayi Baru lahir
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari4000
gram (Rayburn, 2001).Makrosomia disertai dengan meningkatnya
resiko traumapersalinan melalui vagina seperti distosia bahu,
kerusakanfleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan
kerusakanjaringan lunak pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan
robekanpada perineum (Rayburn, 2001).
2) Presentasi
Menurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak
hubungansumbu memanjang janin dengan sumbu memanjang
panggulibu (Dorland,1998).
a) Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janinmemanjang,
sikap extensi sempurna dengan diameter padawaktu masuk
panggul atau diameter submentobregmatikasebesar 9,5 cm.
Bagian terendahnya adalah bagian antaraglabella dan dagu,

3
sedang pada presentasi dahi bagianterendahnya antara glabella
dan bregma (Oxorn, 2003).
b) Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah sikap ekstensi
sebagian(pertengahan), hal ini berlawanan dengan presentasi
mukayang ekstensinya sempurna. Bagian terendahnya
adalahdaerah diantara margo orbitalis dengan bregma dengan
penunjukknya adalah dahi. Diameter bagian terendahadalah
diameter verticomentalis sebesar 13,5 cm,merupakan diameter
antero posterior kepala janin yang terpanjang (Oxorn, 2003).
c) Presentasi Bokong
Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan
kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutubbawah
dengan penunjuknya adalah sacrum. Berdasarkanposisi janin,
presentasi bokong dapat dibedakan menjadiempat macam yaitu
presentasi bokong sempurna,presentasi bokong murni, presentasi
bokong kaki, danpresentasi bokong lutut (Oxorn, 2003).

c. Faktor Persalinan Pervaginam


1) Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan,janin
dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatifdengan alat
vacum yang dipasang di kepalanya (Mansjoer,2002).
2) Ekstrasi Cunam/Forsep
Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan,
janindilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala
janin(Mansjoer, 2002). Komplikasi yang dapat terjadi pada ibukarena
tindakan ekstrasi forsep antara lain ruptur uteri,robekan portio,
vagina, ruptur perineum, syok, perdarahan postpartum, pecahnya
varices vagina (Oxorn, 2003).
3) Embriotomi

4
Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan
denganjalan melakukan pengurangan volume atau merubah
strukturorgan tertentu pada bayi dengan tujuan untuk memberi
peluangyang lebih besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh
bayitersebut (Syaifudin, 2002).
4) Persalinan Presipitatus
Persalinan presipitatus adalah persalinan yang
berlangsungsangat cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat
disebabkanoleh abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau
kuat,atau pada keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak
adanyarasa nyeri pada saat his sehingga ibu tidak menyadari
adanyaproses persalinan yang sangat kuat (Cunningham, 2005).

5
C. Pathway post partum Letting go phase

Estrogen & Progesteron Kehadiran anggota


menurun baru
Involusi uterus
Oksitosin meningkat Prolaktin cemas
Kontraksi meningkat
Kontraksi uterus
uterus lambat Isapan bayi Isapan bayi
Laserasi jalan perubahan
adekuat tidak adekuat
Atonia uteri Pelepasan jaringan lahir pola peran

endometrium Oksitosin Pembendungan


Servik & vagina
perdarahan Vol. darah turun meningkat ASI Ansietas

Lokhea
Port of the entri Duktus & alveoli Payudara
Vol. Cairan turun Anemia akut keluar
kontraksi bengkak

Ketidakefektifan Kurang Resiko infeksi


Hb O2 turun Nyeri Akut
Perfusi Jaringan perawatan efektif Tidak efektif

Perrifer
hipoksia Invasi bakteri
ASI keluar ASI tidak
Kuman keluar
Resiko Daya tahan
mudah masuk Ibu tidak tahu
Syok tubuh turun
bagaimana cara menyusui bayinya
hipovolemik Intoleransi
Kelemahan
aktivitas
umum
Kurang

Defisit Pengetahuan

perawatan diri 6
D. Klasifikasi
Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3, yaitu :
a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih
dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Remote purperium, Waktu 1-6 minggu post partum. Remote puerpartum
merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat
sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan
tahunan.

E. Gejala Klinis
d. Perubahan fisik
1) Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat
kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil.Proses involusi terjadi karena
adanya:
a) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh
karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi
lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari
sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.
Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian
dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser
kencing setelah melahirkan.
b) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot
setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah
yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk
mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan
retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang
mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga
ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
c) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan
atropi pada jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:


a) Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena
kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Perubahan uterus setelah
melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan

Diameter Bekas
Berat
Involusi TFU Melekat Keadaan Cervix
Uterus
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembek
plasenta
lahir
1 minggu Pertengahan
pusat 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
symphisis
2 minggu Tak teraba 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari

6 minggu Sebesar hamil 50 gr 2,5 cm


2 minggu

8 minggu Normal 30 gr

b) Involusi tempat plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas
implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga
sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman S, 1983l: 121)
c) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah
yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi
peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam
masa nifas.
d) Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat
dilalui oleh 2 jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1
jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari cervix,
robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu
persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu
ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.

2) After pains/Rasa sakit (meriang atau mules-mules)


Disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila
terlalu mengganggu analgesik.( Cunningham, 430)

3) Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina
dalam masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari
darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi
tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya
yaitu lokia rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua,
verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar
mulai hari pertama sampai hari ketiga.
a) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernik caseosa, lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca
persalinan.
c) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca
persalinan.
d) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
f) Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
4) Dinding Perut Dan Peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu
lama, biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan
diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus setelah bayi lahir
berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh
ke belakang menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi
kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan
pasca persalinan.( Rustam M, 1998: 130)
5) Sistem Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk
mengakomodasi penambahan aliran darah yang diperlukan oleh
placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen
mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun
secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48
jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami sering
kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama
kehamilan (V Ruth B, 1996: 230).
6) Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari
volume darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari
aktifitas ini terjadi pada hari pertama post partum.( V Ruth B, 1996: 230)
7) Sistem Hormonal
a) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan
bereaksi pada otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga
persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan plasenta.
Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus,
memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah
perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya,
isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu.
Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan
hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini
menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
b) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi
oleh glandula hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara
dan merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui
kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium
ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun
pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk
bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen
dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal
folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)
c) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan
pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan
pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi
yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron
merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron
merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas
dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang
merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah
reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting
susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan
menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras
dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau
areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari puting susu.
Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %,
lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %, garam 0,1 – 0,2 %.
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak
badan. Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya
cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu.( Obstetri Fisiologi
UNPAD, 1983: 318 )

8) Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:

Tabel perubahan Tanda-tanda Vital


Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda vital Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 – 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 X / menit Denyut nadi: > 100 X / menit

a) Vital Sign sebelum kelahiran bayi :


(1) Suhu :
(a) saat partus lebih 37,20C
(b) sesudah partus naik + 0,50C
(c) 12 jam pertama suhu kembali normal
(2) Nadi :
(a) 60 – 80 x/mnt
(b) Segera setelah partus bradikardi
(3) Tekanan darah :
TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal
ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam
b) Vital sign setelah kelahiran anak :
(1) Temperatur :
Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 0C
(100,40F) disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan.
Kerja otot yang berlebihan selama kala II dan fluktuasi
hormon setelah 24 jam wanita keluar dari febris.
(2) Nadi :
Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiacc output.
Nadi naik pada jam pertama. Dalam 8 – 10 minggu setelah
kelahiran anak, harus turun ke rata-rata sebelum hamil.
(3) Pernapasan :
Pernapasan akan jatuh ke keadaan normal wanita sebelum
persalinan.
(4) Tekanan darah :
Tekanan darah berubah rendah semua, ortistatik hipotensi
adalah indikasi merasa pusing atau pusingtiba-tiba setelah
terbangun, dapat terjadi 48 jam pertama.
Penyimpangan dari kondisi dan penyebab masalah :
a) Diagnosa sepsis puerpuralis adalah jika kenaikan pada maternal suhu
menjadi 380C (100,4F0
b) Kecepatan rata-rata nadi adalah satu yang bertambah mungkin
indikasi hipovolemik akibat perdarahan.
c) Hipoventilasi mungkin mengikuti keadaan luar biasanya karena
tingginya sub arachnoid (spinal) blok.
d) Tekanan darah rendah mungkin karena refleksi dari hipovolemik
sekunder dari perdarahan, bagaimana tandaterlambat dan gejala lain
dari perdarahan kadang-kadang merupakan sinyal tenaga medis.

9) Perubahan Psikologi

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi


menjadi dalam 3 tahap yaitu:
a) Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa
ini terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi.
Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b) Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu
berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha
untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu
berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air
kecil atau buang air besar.
c) Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu
mengambil tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995)
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung
dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada
hari ke 3-5 post partum

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik Hasil:


1. Kondisi uterus: palpasi fundus, Kontraksi miometrium, tingkat involusi
kontraksi, TFU. uteri.
2. Jumlah perdarahan: inspeksi perineum, Bentuk insisi, edema.
laserasi, hematoma.
3. Pengeluaran lochea. Rubra, serosa dan alba.
4. Kandung kemih: distensi bladder. Hematuri, proteinuria, acetonuria.
5. Tanda-tanda vital: Suhu 1 jam pertama 24 jam pertama ³ 380C.
setelah partus, TD dan Nadi terhadap Kompensasi kardiovaskuler TD sistolik
penyimpangan cardiovaskuler. menurun 20 mmHg.
Bradikardi: 50-70 x/mnt.

G. Penatalaksanaan Medis
Menurut Masriroh (2013) penatalaksanan yang diperlukan untuk
klien dengan post partum adalah sebagai berikut :
a. Memperhatikan kondisi fisik ibu dan bayi.
b. Mendorong penggunaan metode-metode yang tepat dalam memberikan
makanan pada bayi dan mempromosikan perkembangan hubungan baik
antara ibu dan anak.
c. Mendukung dan memperkuat kepercayaan diri si Ibu dan
memungkinkannya mengisi peran barunya sebagai seorang Ibu, baik
dengan orang, keluarga baru, maupun budaya tertentu.

H. Komplikasi

a. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama
24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
b. Infeksi

1) Endometritis (radang edometrium)


2) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
3) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
4) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras
dan berbenjol-benjol)
5) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses)
6) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan
dan nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
7) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus
atau nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas

c. Gangguan psikologis
d. Depresi post partum
e. Post partum Blues
f. Post partum Psikosa
g. Gangguan involusi uterus
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas

● Identitas klien, meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, suku

bangsa, status, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk, no registrasi,


tanggal pengkajian.

● Identitas penanggung jawab, meliputi nama, umur, alamat,

pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.


b. Keluhan Utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien post partum untuk datang ke
Rumah Sakit.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Didapatkan adanya keluhan nyeri pada vagina, hasil pengkajian pasien
takut bergerak, adanya bendungan ASI, kedua putting susu tidak
menonjol, lockea rubra kurang lebih 60 dengan bau amis.
2) Riwayat Kesehatan Masa Lalu :
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau
penyakit akut dan kronis, seperti jantung, diabetes melitus, hipertensi
yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga :
Untuk mengetahui adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
Kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila penyakit keluarga yang
menyertainya.
4) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status pernikahan syah atau
tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan
dengan psikologinya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
5) Riwayat obstetrik
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, berapa kali ibu hamil,
apakah pernah abortus, jumblah anak, cara persalinan yang lalu,
penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
6) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah mengikuti KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi seta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke
kontrasepsi apa.
7) Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang
akan menguntungkan atau merugikann pasien khususnya pada masa
nifas, misalnya ada kebiasaan yang pantang makan.
8) Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola Manajemen Kesehatan dan Persepsi Kesehatan
Kaji pasien mengenai :

● Arti sehat dan sakit bagi pasien

● Pengetahuan status kesehatan pasien saat ini

● Perlindungan terhadap kesehatan : program skrining,

kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan, diet, latihan dan


olahraga, manajemen stress, faktor ekonomi

● Pemeriksaan diri sendiri : payudara, riwayat medis keluarga,

pengobatan yang sudah dilakukan

● Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan

● Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

b) Pola Metabolik dan Nutrisi


Kaji pasien mengenai :

● Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan

● Jenis dan jumlah (makanan dan minuman)


● Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang

dihabiskan, nafsu makan

● Kepuasan akan berat badan

● Persepsi akan kebutuhan metabolik

● Faktor pencernaan : nafsu makan, ketidaknyamanan, rasa dan

bau, gigi, mukosa mulut, mual atau muntah, pembatasan


makanan, alergi makanan

● Data pemeriksaan fisik yng berkaitan (berat badan saat ini

dan SMRS)
c) Pola Eliminasi
Kaji pasien mengenai :

● Kebiasaan pola buang air kecil : frekuensi, jumlah (cc),

warna, bau, nyeri, nokturia, kemampuan mengontrol BAK,


adanya perubahan lain

● Kebiasaan pola buang air besar : frekuensi, jumlah (cc),

warna, bau, nyeri, nokturia, kemampuan mengontrol BAB,


adanya perubahan lain

● Keyakinan budaya dan kesehatan

● Kemampuan perawatan diri : ke kamar mandi, kebersihan diri

● Penggunaan bantuan untuk ekskresi

● Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (abdomen,

genitalia, rektum, prostat)


d) Pola Aktivitas - Latihan
Kaji pasien mengenai :

● Aktivitas kehidupan sehari-hari


● Olahraga : tipe, frekuensi, durasi dan intensitas

● Aktivitas menyenangkan

● Keyakinan tentang latihan dan olahraga

● Kemampuan untuk merawat diri sendiri (berpakaian, mandi,

makan, kamar mandi)

● Mandiri, bergantung, atau perlu bantuan

● Penggunaan alat bantu (kruk, kaki tiga)

● Data pemeriksaan fisik (pernapasan, kardiovaskular,

muskuloskeletal, neurologi)
e) Pola Istirahat - Tidur
Kaji pasien mengenai :

● Kebiasaan tidur sehari-hari (jumlah waktu tidur, jam tidur dan

bangun, ritual menjelang tidur, lingkungan tidur, tingkat


kesegaran setelah tidur)

● Penggunaan alat mempermudah tidur (obat-obatan, musik)

● Jadwal istirahat dan relaksasi

● Gejala gangguan pola tidur

● Faktor yang berhubungan (nyeri, suhu, proses penuaan, dll)

● Data pemeriksaan fisik (lesu, kantung mata, keadaan umum,

mengantuk)
f) Pola Persepsi - Kognitif
Kaji pasien mengenai :
● Gambaran tentang indra khusus (penglihatan, penciuman,

pendengar, perasa, peraba)

● Penggunaan alat bantu indra

● Persepsi ketidaknyamanan nyeri (pengkajian nyeri secara

komprehensif)

● Keyaknan budaya terhadap nyeri

● Tingkat pengetahuan klien terhadap nyeri dan pengetahuan

untuk mengontrol dan mengatasi nyeri

● Data pemeriksaan fisik yang berhubungan (neurologis,

ketidaknyamanan)
g) Pola Konsep Diri - Persepsi Diri
Kaji pasien mengenai :

● Keadaan sosial : pekerjaan, situasi keluarga, kelompok sosial

● Identitas personal : penjelasan tentang diri sendiri, kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki

● Keadaan fisik, segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh

(yang disukai dan tidak)

● Harga diri : perasaan mengenai diri sendiri

● Ancaman terhadap konsep diri (sakit, perubahan peran)

● Riwayat berhubungan dengan masalah fisik dan atau

psikologi

● Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (mengurung diri,

murung, tidak mau berinteraksi)


h) Pola Hubungan - Peran
Kaji pasien mengenai :

● Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman,

kerja

● Kepuasan/ketidakpuasaan menjalankan peran

● Efek terhadap status kesehatan

● Pentingnya keluarga

● Struktur dan dukungan keluarga

● Proses pengambilan keputusan keluarga

● Pola membesarkan anak

● Hubungan dengan orang lain

● Orang terdekat dengan klien

● Data pemeriksaan fisik yang berkaitan

i) Pola Reproduksi - Seksualitas


Kaji pasien mengenai :

● Masalah atau perhatian seksual

● Menstrusi, jumlah anak, jumlah suami/istri

● Gambaran perilaku seksual (perilaku sesksual yang aman,

pelukan, sentuhan, dll)

● Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan

reproduksi

● Efek terhadap kesehatan


● Riwayat yang berhubungan dengan masalah fisik dan atau

psikologi

● Data pemeriksaan fisik yang berkaitan (KU, genetalia,

payudara, rektum)
j) Pola Toleransi Terhadap Stres - Koping
Kaji pasien mengenai :

● Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-baru ini

● Tingkat stress yang dirasakan

● Gambaran respons umum dan khusus terhadap stress

● Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan

keefektifannya

● Strategi koping yang biasa digunakan

● Pengetahuan dan penggunaan teknik manajemen stress

● Hubungan antara manajemen stress dengan keluarga

k) Pola Keyakinan - Nilai


Kaji pasien mengenai :

● Latar belakang budaya/etnik

● Status ekonomi, perilaku kesehatan yang berkaitan dengan

kelompok budaya/etnik

● Tujuan kehidupan bagi pasien

● Pentingnya agama/spiritualitas

● Dampak masalah kesehatan terhadap spiritualitas


● Keyakinan dalam budaya (mitos, kepercayaan, laragan, adat)

yang dapat mempengaruhi kesehatan


d. Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang, hasil laboratorium. Data yang terkumpul
kemudian diolah dengan menggabungkan data satu dengan data lainnya,
disesuaikan dengan kebutuhan pasien sehingga menunjukkan fakta.
a. Pemeriksaan Fisik

● Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum, apakah baik, sedang atau
buruk.

● Kesadaran

Ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari


lingkungan. Kesadaran dibedakan menjadi komposmentis, apatis,
delirium, somnolen, stupor, koma.
b. Tanda Vital
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang
dialaminya.

● Temperatur atau suhu

Peningkatan suhu badan mencapai pada kala IV, umumnya disebabkan


oleh keluarnya cairan selama proses persalinan.

● Nadi dan pernafasan

Nadi dan pernafasan menentukan keadaan ibu dalam proses persalinan,


rentang nadi dan pernafasan harus dalam keadaan normal.

● Tekanan darah

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi pada saat


persalinan. Apabila terjadi kenaikan tekanan darah harus
dilakukan peringan persalinan.
● Berat badan

Untuk mengetahui adanya peningkatan berat badan selama hamil. Nilai


normal penambahan berat badan selama kehamilan adalah 9-12
kg.

● Tinggi badan

Untuk mengetahui tinggi badan pasien kurang atau tidak, termasuk


resiko tinggi atau tidak.
c. Pemeriksaan Sistematis
1. Rambut, melihat kebersihan rambut, warna rambut, kerontokan
rambut.
2. Wajah, adanya edema pada wajah atau tidak. Kaji adanya flek
hitam.
3. Mata, konjungtiva yang anemis menunjukkan adanya anemia
karena perdarahan saat persalinan.
4. Hidung, kaji dan tanyakan apakah ibu menderita pilek atau
sinusitis. Infeksi pada ibu post partum dapat meningkatkan
kebutuhan energi
5. Mulut dan Gigi, tanyakan apakah ibu mengalami stomatitis, atau
gigi yang berlubang. Gigi yang berlubang dapat menjadi pintu
masuk bagi mikroorganisme dan bisa beredar secara sistemik.
6. Leher, kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran
kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang membesar dapat menunjukan
adanya infeksi, ditunjang dengan adanya data yang lain seperti
hipertermi, nyeri dan bengkak.
7. Telinga, kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan
pada telinga.
8. Dada dan Mammae

● Dada, untuk mengetahui simetris atau tidak, ada retraksi

dinding atau tidak.


● Mammae, untuk mengetahui simetris atau tidak, konsistensi,

ada pembengkakan atau tidak, putting menonjol atau tidak,


lecet atau tidak.
9. Axilla, apakah ada benjolan atau tidak, ada pembengkakan atau
tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
d. Pemeriksaan Khusus
1. Abdomen

● Inspeksi

Kaji adakah striae dan linea alba. Kaji keadaan abdomen, apakah
lembek atau keras. Abdomen yang keras menunjukan
kontraksi uterus bagus sehingga perdarahan dapat
diminimalkan. Abdomen yang lembek menunjukan
sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.

● Palpasi

Pemeriksaan dengan teknik menggunakan indra peraba tangan dan


jari untuk mengkaji kekuatan kontraksi, tinggi fundus uteri
dan dan kandung kemih berisi urin atau tidak.
2. Genetalia

● Vulva Hygiene

Mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama


proses persalinan adan akan kembali secara bertahap dalam
waktu 6 sampai 8 minggu setelah post partum.

● Keadaan Perineum

Untuk mengetahui adanya oedema, bekas luka episiotomi/robekan,


heating atau tidak. Jika terjadi rupture perineum perlu
dilakukan observasi untuk mengetahui tingkatan rupture
perinemum.

● Kedaan Anus
Untuk mengetahui adanya hemoroid atau tidak.
3. Data Penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan HB, terjadi
anemia atau tidak.

2. Diagnosis Keperawatan yang Mungkin Muncul


Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul, yaitu :
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)
b. Risiko Infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif (D.0142)
c. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan (D.0023)
d. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan (D. 0109)
e. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.
0111)
f. Menyusui Tidak Efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan suplai
ASI (D.0029)

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Diagnosis Rencana Keperawatan


No. Keperawat
Tujuan Intervensi Rasional
an

Nyeri
1. Akut (D.0077) Setelah dilakukan Manajemen Nyeri Manajemen Nyeri
tindakan (I.08238) (I.08238)
Penyebab : keperawatan
selama … Observasi Observasi
● Agen
x24 jam
pencedera ● Identifikasi ● Mengetahui
diharapkan
fisiologis lokasi, lokasi, durasi,
tingkat
(mis. infamasi, karakteristik, karakteristik,
nyeri
iskemia, durasi, frekuensi, frekuensi nyeri
(L.08066)
neoplasma) kualitas,
menurun
intensitas nyeri
● Agen dengan
pencedera kriteria
● Identifikasi skala ● Mengetahui
kimiawi (mis. hasil :
nyeri skala nyeri
terbakar,
● Kemampuan
bahan kimia ● Identifikasi ● Mengetahui
menuntaskan
iritan) respons nyeri respon nyeri non
aktivitas
● Agen non verbal verbal
meningkat
pencedera ● Identifikasi ● Mengetahui
● Keluhan nyeri
fisik (mis. faktor yang faktor yang
menurun
abses, memperberat dan memperberat dan
amputasi, ● Meringis memperingan memperingan
terbakar, menurun nyeri nyeri
terpotong,
● Sikap protektif ● Identifikasi ● Mengetahui
mengangkat
menurun pengetahuan dan pengetahuan dan
berat,
keyakinan keyakinan pasien
prosedur ● Gelisah
tentang nyeri tentang nyeri
operasi, menurun
trauma, ● Identifikasi ● Mengetahui
● Kesulitan tidur
latihan fisik pengaruh budaya apakah budaya
menurun
berlebihan) terhadap respon berpengaruh
● Menarik diri nyeri terhadap respon
menurun nyeri pasien
Gejala dan
Tanda ● Berfokus pada ● Identifikasi ● Mengetahui
Mayor diri sendiri pengaruh nyeri pengarah nyeri
Subjetif : menurun pada kualitas pada kualitas
● Mengeluh hidup hidup pasien
● Diaforesis
nyeri menurun ● Monitor ● Mengetahui

keberhasilan keberhasilan
● Perasaan
Objektif : terapi terapi
depresi
komplementer komplementer
● Tampak (tertekan)
yang sudah sebelumnya
meringis menurun
diberikan
● Bersikap ● Perasaan takut ● Monitor efek

protektif (mis. mengalami samping ● Mengetahui efek

waspada, cedera penggunaan samping


posisi berulang analgetik analgesik pada
menghindari menurun pasien
nyeri) Terapeutik
● Anoreksia
Terapeutik
● Gelisah menurun ● Berikan teknik

nonfarmakologis ● Membantu
● Frekuensi nadi ● Perineum
untuk pasien dalam
meningkat terasa tertekan
mengurangi rasa proses
menurun
● Sulit tidur nyeri (mis. mengurangi rasa
● Uterus teraba TENS, hipnosis, nyeri yang
membulat akupresur, terapi dialami
menurun musik,
biofeedback,
● Ketegangan
terapi pijat,
otot menurun
aromaterapi,
● Pupil dilatasi teknik imajinasi
menurun terbimbing,
kompres
● Muntah
hangat/dingin,
menurun
terapi bermain)
● Mual menurun
● Kontrol

lingkungan yang ● Membantu


● Frekuensi nadi
memperberat memperingan
membaik
rasa nyeri (mis. rasa nyeri pasien
● Pola napas
suhu ruangan,
membaik pencahayaan,

● Tekanan darah kebisingan)

membaik ● Fasilitasi
istirahat dan
● Proses berpikir ● Membantu agar
tidur
membaik pola tidur pasien
● Pertimbangkan membaik
● Fokus
jenis dan sumber
membaik ● Agar pemberian
nyeri dalam
tindakan lebih
● Fungsi pemilihan
efektif untuk
berkemih strategi
meredakan nyeri
membaik meredakan nyeri

● Perilaku
Edukasi
membaik
● Jelaskan Edukasi
● Nafsu makan
penyebab,
membaik ● Memberi
periode, dan
pemahaman
● Pola tidur pemicu nyeri
tentang nyeri
membaik ● Jelaskan strategi

meredakan nyeri
● Agar pasien

mengetahui
strategi
● Anjurkan meredakan nyeri
memonitor nyeri
● Agar pasien
secara mandiri
dapat melakukan
● Anjurkan secara mandiri
menggunakan
● Agar pasien tidak
analgetik secara
mengalami
tepat
overdosis
● Ajarkan teknik

nonfarmakologis
● Agar pasien tidak
untuk
ketergantungan
mengurangi
obat untuk
nyeri mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi Kolaborasi

● Kolaborasi ● Jika nyeri tidak

pemberian tertahan, berikan


analgetik, jika pasien analgesik
perlu

Pemberian Analgesik Pemberian


(I.08243) Analgesik
(I.08243)
Observasi
Observasi
● Identifikasi

karakteristik ● Untuk

nyeri (mis. mengetahui


pencetus, pereda, karakteristik
kualitas, lokasi, nyeri yang
intensitas, dialami pasien
frekuensi, durasi)

● Identifikasi

riwayat alergi ● Untuk


obat
mengetahui
riwayat alergi
obat pasien
● Identifikasi

kesesuaian jenis ● Untuk

analgesik (mis. mengetahui jenis


narkotika, non- analgesic yang
narkotik, atau cocok sesuai
NSAID) dengan tingkat
tingkat keparahan nyeri
keparahan nyeri

● Monitor tanda-

tanda vital ● Untuk

sebelum dan mengetahui


sesudah perbandingan
pemberian tanda-tanda vital
analgesik pasien

● Monitor

efektifitas
analgesik ● Untuk

mengetahui
efektifitas
analgesik
Terapeutik

● Diskusikan jenis
Terapeutik
analgesik yang
disukai untuk ● Agar pengobatan

mencapai pasien berjalan


analgesia dengan maksimal
optimal, jika
perlu

● Pertimbangkan

penggunaan
infus kontinu, ● Untuk membantu

atau bolus opioid mempertahankan


untuk kadar dalam
mempertahankan serum
kadar dalam
serum
● Tetapkan target

efektifitas
analgesik untuk ● Untuk

mengoptimalkan mengoptimalkan
respons pasien respons pasien

● Dokumentasikan

respons terhadap
efek analgesik ● Untuk
dan efek yang
mengetahui
tidak diinginkan
perkembangan
respons pasien
Edukasi

● Jelaskan efek

terapi dan efek Edukasi


samping obat ● Agar pasien

mengetahui efek
terapi dan efek
Kolaborasi samping obat

● Kolaborasi

dengan Kolaborasi
pemberian dosis ● Untuk
dan jenis
mengoptimalkan
analgesik, sesuai
respons pasien
indikasi

Risiko
2. Infeksi (D.0142) Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi Pencegahan Infeksi
tindakan (I.14539) (I.14539)
Faktor Risiko : keperawatan
selama … Observasi Observasi
● Penyakit
x24 jam
kronis (mis. diharapkan
● Monitor tanda ● Untuk
diabetes tingkat
dan gejala mengetahui
melitus) infeksi
infeksi lokal dan tanda dan gejala
(L.14137)
● Efek prosedur sistemik infeksi lokal dan
menurun
invasif sistemik pada
dengan
pasien
● Malnutrisi kriteria
hasil :
● Peningkatan Terapeutik Terapeutik
● Kebersihan
paparan ● Batasi jumlah ● Agar tidak terjadi
tangan
organisme pengunjung infeksi silang
meningkat
patogen
● Untuk
lingkungan ● Kebersihan
● Berikan mengurangi
● Ketidak- badan
perawatan kulit edema yang
meningkat
adekuatan pada area edema dialami oleh
pertahanan ● Demam pasien
tubuh primer : menurun
● Mencegah
- Gangguan
● Kemerahan penyebaran
peristaltik
menurun ● Cuci tangan infeksi
- Kerusakan
integritas sebelum dan nosocomial
● Nyeri menurun
kulit sesudah kontak

- Perubahan ● Bengkak dengan pasien

sekresi pH dan lingkungan


menurun ● Agar tidak terjadi
- Penurunan pasien
● Vesikel peningkatan
kerja siliaris ● Pertahankan risiko infeksi
menurun
- Ketuban teknik aseptik
pecah lama ● Cairan berbau
pada pasien Edukasi
- Ketuban busuk menurun berisiko tinggi
● Untuk
pecah
● Sputum
sebelum mengetahui
Edukasi
berwarna hijau tanda dan gejala
waktunya
- Merokok menurun infeksi
● Jelaskan tanda
- Status cairan
● Drainase dan gejaka ● Untuk
tubuh
purulen infeksi mengetahui
● Ketidak- menurun bagaimana
adekuatan langkah atau cara
● Piuria menurun ● Ajarkan cara
pertahanan mencuci tangan
cuci tangan
tubuh ● Periode yang benar
dengan benar
sekunder :
malaise ● Pasien mengerti
- Penurunan
menurun cara melakukan
hemoglobin
● Periode etika batuk
- Imununo-
supresi menggigil ● Ajarkan etika ● Pasien paham

- Leukopenia menurun batuk pentingnya


- Supresi ● Letargi meningkatkan
respon kebersihan pada
menurun ● Ajarkan cara
inflamasi tempat luka agar
● Gangguan memeriksa
- Vaksinasi tidak tejadi
kondisi luka atau
tidak kognitif infeksi
luka operasi
adekuat menurun
● Pasien paham
● Kadar sel darah
pentingnya
putih membaik meningkatkan
● Kultur darah asupan nutrisi
● Anjurkan
membaik meningkatkan ● Pasien paham

● Kultur urine asupan nutrisi pentingnya


meningkatkan
membaik
asupan cairan
● Anjurkan
● Kultur sputum
meningkatkan
membaik Kolaborasi
asupan cairan
● Kultur area ● Untuk
luka membaik mengetahui
Kolaborasi pemberian
● Kultur feses
vaksin kepada
membaik ● Kolaborasi
pasien bertujuan
pemberian
● Nafsu makan untuk
imunisasi, jika
membaik membangun
perlu
kekebalan tubuh
seseorang
terhadap suatu
penyakit

Pemberian Obat
(I.02062)

Observasi
Pemberian Obat
(I.02062) ● Untuk

mengetahui
Observasi kemungkinan
alergi, interaksi,
● Identifikasi
dan kontra-
kemungkinan
indikasi obat
alergi, interaksi,
pasien
dan kontra-
indikasi obat ● Untuk

memastikan
oerder obat
● Verifikasi order
pasien
obat sesuai
dengan indikasi ● Agar pasien tidak

diberikan obat
yang
● Periksa tanggal
kedaluwarsa
kedaluwarsa obat
● Untuk
mengetahui
tanda vital dan
nilai
● Monitor tanda
laboratorium
vital dan nilai
pasien sebelum
laboratorium
pemberian obat
sebelum
pemberian obat, ● Untuk

jika perlu mengetahui efek


obat

● Monitor efek ● Agar pasien

terapeutik obat mengetahui efek


samping,
toksisitas, dan
● Monitor efek
interaksi dari
samping,
obat
toksisitas, dan
interaksi obat
Teraputik

● Untuk

memastikan
Terapeutik prosedur
pemberian obat
● Perhatikan
aman dan akurat
prosedur
pemberian obat ● Agar tidak terjadi

yang aman dan kesalahan dalam


akurat persiapan,
verifikasi dan
● Hindari interupsi
pengelolaan obat
saat
pasien
mempersiapkan,
memverifikasi, ● Agar obat yang
atau mengelola akan diberikan
obat benar

● Lakukan prinsip

enam benar
(pasien, obat,
dosis, rute, ● Agar pasien tidak
waktu,
overdosis atau
dokumentasi)
underdosis
● Perhatikan

jadwal
pemberian obat
jenis hipnotik,
● Agar obat yang
narkotika, dan
antibiotik diberikan tepat

● Hindari

pemberian obat
yang tidak diberi
label dengan ● Agar tidak salah
benar dalam
● Buang obat yang memberikan obat
pada pasien
tidak terpakai
atau kedaluwarsa ● Agar pasien

nyaman

● Fasilitasi minum ● Agar pemberian

obat obat disetujui

● Tandatangani

pemberian
narkotika, sesuai ● Untuk
protokol mengetahui
perkembangan
● Dokumentasikan
respons pasien
pemberian obat
terhadap obat
dan respons
yang diberikan
terhadap obat

Edukasi

● Agar pasien

Edukasi mengetahui jenis


obat, alasan
● Jelaskan jenis
pemberian,
obat, alasan
tindakan yang
pemberian,
diharapkan, dan
tindakan yang
efek samping
diharapkan, dan
sebelum
efek samping
pemberian
sebelum
pemberian ● Agar pasien

mengetahui
faktor yang dapat
● Jelaskan faktor
meningkatkan
yang dapat
dan menurunkan
meningkatkan
efektifitas obat
dan menurunkan
efektifitas obat

3. Hipovolemia Setelah dilakukan


Manajemen Hipovolemia Manajemen
(D.0023) tindakan (I.03116) Hipovolemia
keperawatan (I.03116)
Penyebab : selama Observasi

x24 jam Observasi
● Kehilangan ● Periksa tanda
diharapkan
cairan aktif dan gejala ● Untuk
status
hipovolemia mengetahui
● Kegagalan cairan
mekanisme (L.03028) (mis. frekuensi tanda dan gejala
regulasi membaik nadi meningkat, hypovolemia
dengan nadi teraba pada pasien
● Peningkatan
kriteria lemah, tekanan
permeabilitas
hasil : darah menurun,
kapiler
tekanan nadi
● Kekuatan nadi
● Kekurangan menyempit,
meningkat
intake cairan turgor kulit
● Output urine menurun,
● Evaporasi
meningkat membran
mukosa kering,
● Membrane
Gejala dan volume urin
mukosa
Tanda menurun,
lembap
Mayor hematokrit
meningkat
Subjektif : meningkat, haus,
● Pengisian vena lemah)
(tidak tersedia)
meningkat ● Monitor intake
Objektif : ● Ortopnea dan output cairan ● Untuk memantau
● Frekuensi nadi menurun
intake dan output
meningkat ● Dispnea cairan pada
● Nadi teraba menurun pasien
Terapeutik
lemah ● Paroxysmal
● Hitung Terapeutik
● Tekanan darah nocturnal
dyspnea (PND) kebutuhan cairan ● Untuk
menurun
menurun mengetahui
● Tekanan nadi
● Edema kebutuhan cairan
menyempit
● Berikan posisi pasien
anasarka
● Turgor kulit
menurun modified ● Untuk
menurun Trendelenburg
● Edema perifer memberikan
● Membran posisi yang
mukosa kering menurun nyaman pada
pasien
● Volume urin ● Berat badan ● Berikan asupan

menurun menurn cairan oral ● Untuk

meningkatkan
● Hematokrit ● Distensi vena
intake cairan
meningkat jugularis
pasien
menurun
Edukasi
● Suara napas
Edukasi
● Anjurkan
tambahan
memperbanyak ● Untuk
menurun
asupan cairan meningkatkan
● Kongesti paru
oral intake cairan
menurun
pasien
● Anjurkan
● Perasaan lemah
menghindari ● Untuk
menurun
perubahan posisi menghindari
● Rasa haus mendadak terjadinya syok

menurun hipovolemik

● Konsentrasi Kolaborasi
Kolaborasi
urine menurun ● Kolaborasi

● Frekuensi nadi pemberian cairan ● Untuk


IV isotonis (mis. memberikan
membaik
NaCl, RL) cairan isotonis
● Tekanan darah
pada pasien
● Kolaborasi
membaik
pemberian cairan ● Untuk
● Tekanan nadi
IV hipotonis memberikan
membaik (mis. Glukosa cairan hipotonis
● Turgor kulit 2,5%, NaCl pada pasien
0,4%)
membaik
● Kolaborasi
● Jugular Venous
Pressure (JVP) pemberian cairan
● Untuk
membaik koloid (mis.
memberikan
albumin,
● Hemoglobin cairan koloid
Plasmanate)
membaik pada pasien
● Kolaborasi
● Hematokrit
pemberian
membaik
produk darah
● Untuk
● Cental Venous
memberikan
Pressure
produk darah
membaik
Manajemen Syok pada pasien
● Refluks Hipovolemik

hepatojugular (I.02050)
Manajemen Syok
membaik
Hipovolemik
Observasi
● Berat badan (I.02050)
● Monitor status
membaik
kardiopulmonal Observasi
● Hepatomegali
(frekuensi dan
● Untuk
membaik
tekanan nadi,
mengetahui
● Oliguria frekuensi napas,
status
membaik TD, MAP)
kardiopulmonal
● Intake cairan ● Monitor status pasien

membaik oksigenasi
(oksimetri nadi,
● Status mental ● Untuk memantau
AGD)
membaik status oksigenasi
● Monitor status pasien
● Suhu tubuh
cairan (masukan
membaik dan haluaran,
● Untuk
turgor kulit,
mengetahui
CRT)
status cairan
pasien
● Periksa tingkat

kesadaran dan
respon pupil ● Untuk

memeriksa
tingkat kesadaran
● Periksa seluruh
dan respon pupil
permukaan tubuh
pasien
terhadap adanya
DOTS ● Untuk

(deformity/ memeriksa tubuh


deformitas, open pasien apakah
wound/ luka terdapat DOTS
terbuka,
tenderness/ nyeri
tekan, swelling/
bengkak)

Terapeutik

● Pertahankan

jalan napas paten


Terapeutik

● Untuk

mempertahankan
● Berikan oksigen
jalan napas
untuk
pasien
mempertahankan
saturasi oksigen ● Untuk

>94% mempertahankan
saturasi oksigen
● Persiapkan
pasien >94%
intubasi dan
ventilasi
mekanis, jika
● Untuk
perlu
mempersiapkan
● Lakukan intubasi dan
penekanan ventilasi pada
langsung (direct pasien
pressure) pada
● Untuk
perdarahan
mengurangi
eksternal
terjadinya
● Berikan posisi perdarahan
syok (modified secara eksternal
Trendelenberg)

● Pasang jalur IV ● Untuk

berukuran besar mengindari


(mis. 14 atau 16) terjadinya syok
hipovolemik
● Pasang kateter

urine untuk ● Untuk

menilai produksi memasukkan


urine cairan melalui IV

● Pasang selang ● Untuk

nasogastrik mengambil
untuk sampel urin
dekompresi pasien
lambung
● Untuk
● Ambil sampel melakukan
darah untuk dekompresi
pemeriksaan lambung pasien
darah lengkap
dan elektrolit
● Untuk
melakukan
Kolaborasi pemeriksaan
darah lengkap
● Kolaborasi
dan elektrolit
pemberian infus
cairan kistaloid
1-2 L pada Kolaborasi
dewasa ● Untuk
● Kolaborasi memberikan
pemberian infus infus cairan
cairan kistaloid kistaloid pada
20 mL/kgBB pasien dewasa
pada anak ● Untuk
● Kolaborasi memberikan
pemberian infus cairan
tranfusi darah, kistaloid pada
jika perlu pasien anak

● Untuk

memberikan
tranfusi darah
pada pasien

4. Defisit Setelah dilakukan


Dukungan Perawatan
Dukungan Perawatan
Perawatan tindakan Diri (I.11348) Diri (I.11348)
Diri keperawatan
(D.0109) selama … Observasi Observasi
x24 jam
● Identifikasi ● Untuk
Penyebab : diharapkan
kebiasaan mengetahui
perawatan
● Ganguan aktivitas kebiasaan
diri
muskulo- perawatan diri aktivitas
(L.11103)
skeletal sesuai usia perawatan diri
meningkat
dengan pasien
● Gangguan
kriteria
neuro- ● Monitor tingkat ● Untuk
hasil :
muskular kemandirian mengetahui
● Kemampuan tingkat
● Kelemahan
mandi kemandirian
● Gangguan meningkat pasien

psikologis ● Kemampuan ● Identifikasi ● Untuk


dan/atau mengenakan kebutuhan alat mengetahui
psikotik pakaian bantu kebersihan kebutuhan alat
● Penurunan meningkat diri, berpakaian, bantu kebersihan
berhias, dan diri, berpakaian,
motivasi/ ● Kemampuan
makan berhias, dan
minat makan
makan
meningkat

Gejala dan ● Kemampuan


Terapeutik Terapeutik
Tanda
ke toilet (BAB/
Mayor ● Sediakan ● Agar pasien
BAK)
Subjektif : lingkungan yang merasa aman dan
meningkat
● Menolak terapeutik (mis. nyaman
● Verbalisasi
suasana hangat,
melakukan
keinginan
rileks, privasi)
perawatan diri
melakukan
● Siapkan ● Untuk membantu
perawatan diri
Objektif : meningkat keperluan pribadi pemenuhan
(mis. parfum, keperluan pribadi
● Tidak mampu ● Minat
sikat gigi, dan pasien
mandi/ melakukan
sabun mandi)
mengenakan perawatan diri
● Dampingi dalam ● Untuk membantu
pakaian/ meningkat
makan/ ke melakukan pasien
● Mempertahan-
toilet/ berhias perawatan diri melakukan
kan kebersihan
secara mandiri sampai mandiri perawatan diri
diri meningkat sampai mandiri
● Minat

melakukan ● Mempertahan- ● Fasilitasi untuk ● Untuk membantu

perawatan diri kan kebersihan menerima pasien menerima


kurang mulut keadaan keadaan
meningkat ketergantungan ketergantungan

● Fasilitasi ● Untuk membantu

kemandirian, pasien dalam


bantu jika tidak melakukan
mampu perawatan diri
melakukan
perawatan diri

● Jadwalkan ● Untuk membantu

rutinitas pasien mengatur


perawatan diri jadwal perawatan
diri

Edukasi Edukasi

● Anjurkan ● Untuk

melakukan meningkatkan
perawatan diri kemandirian
secara konsisten pasien
sesuai melakukan
kemampuan perawatan diri

Dukungan Dukungan
Perawatan Perawatan
Diri : Diri :
BAB/BAK BAB/BAK
(I.11349) (I.11349)
Observasi Observasi

● Identifikasi ● Untuk

kebiasaan mengetahui
BAK/BAB kebiasaan
sesuai usia BAK/BAB
pasien

● Monitor ● Untuk

integritas kulit mengetahui


pasien tingkat hidrasi
pasien

Terapeutik Terapeutik

● Buka pakaian ● Untuk membantu

yang diperlukan memudahkan


untuk eliminasi
memudahkan
eliminasi

● Dukung ● Untuk

penggunaan meningkatkan
toilet/commode/ kemampuan
pispot/urinal toileting
secara konsisten
● Untuk
● Jaga privasi meningkatkan
selama eliminasi rasa nyaman

● Untuk menjaga
● Ganti pakaian kebersihan
pasien setelah pasien
eliminasi, jika
perlu

● Bersihkan alat ● Untuk mencegah

bantu BAK/BAB terjadinya infeksi


setelah
digunakan

● Latih BAK/BAB ● Untuk

sesuai jadwal, meningkatkan


jika perlu kemandirian
pasien

● Sediakan alat ● Untuk membantu

bantu (mis. memudahkan


Kateter pasien dalam
eksternal, urinal), melakukan
jika pelu eliminasi

Edukasi Edukasi

● Anjurkan ● Untuk mencegah

BAK/BAB terjadinya
secara rutin gangguan
eliminasi

● Anjurkan ke ● Untuk

kamar meningkatkan
mandi/toilet, jika kemampuan
perlu toileting pasien

Dukungan Dukungan
Perawatan Perawatan
Diri : Diri :
Makan/Minu Makan/Minu
m (I.11351) m (I.11351)

Observasi Observasi

● Identifikasi diet ● Untuk

yang diajukan mengetahui diet


yang diajukan
untuk pasien

● Monitor ● Untuk

kemampuan mengetahui
menelan kemampuan
menelan pasien

● Monitor status ● Untuk

hidrasi pasien, mengetahui


jika perlu status hidrasi
pasien

Terapeutik Terapeutik

● Ciptakan ● Agar pasien

lingkungan yang merasa nyaman


menyenangkan selama makan
selama makan

● Atur posisi yang ● Untuk mencegah

nyaman untuk terjadinya


makan/minum tersedak

● Lakukan oral ● Untuk

hygiene sebelum meningkatkan


makan, jika perlu rasa nyama
ketika makan
● Letakkan ● Untuk

makanan di sisi meningkatkan


mata yang sehat daya tarik pasien
untuk makan

● Sediakan sedotan ● Untuk membantu

untuk minum, pasien untuk


sesuai kebutuhan minum

● Siapkan ● Untuk

makanan dengan meningkatkan


suhu yang nafsu makan
meningkatkan pasien
nafsu makan

● Sediakan ● Untuk

makanan dan meningkatkan


minuman yang nafsu makan
disukai pasien

● Berikan bantuan ● Untuk memenuhi

saat asupan nutrisi


makan/minum pasien
sesuai tingkat
kemandirian, jika
perlu

● Motivasi untuk ● Untuk

makan di ruang meningkatkan


makan, jika kemandirian
tersedia pasien

Edukasi Edukasi
● Jelaskan posisi ● Untuk memantu

makan pada pasien dalam


pasien yang menjangkau
mengalami makanan
gangguan
penglihatan
dengan
menggunakan
arah jarum jam
(mis. sayur di
jam 12, rendang
di jam 3)

Kolaborasi Kolaborasi

● Kolaborasi ● Untuk membantu

pemberian obat mengurangi rasa


(mis. analgesik, mual
antiemetik),
sesuai indikasi

Dukungan Dukungan
Perawatan Perawatan
Diri : Mandi Diri : Mandi
(I.11352) (I.11352)

Observasi Observasi

● Identifikasi usia ● Untuk

dan budaya mengetahui


dalam membantu kebiasaan
kebersihan diri perawatan diri
pasien

● Identifikasi jenis ● Untuk

bantuan yang mengetahui jenis


dibutuhkan bantuan yang
dibutuhkan

● Monitor ● Untuk memantau

kebersihan tubuh tingkat


(rambut, mulut, kebersihan tubuh
kuku, kulit) pasien

● Monitor ● Untuk memantau

integritas kulit adanya gangguan


integritas kulit

Terapeutik Terapeutik

● Sediakan ● Untuk membantu

peralatan mandi menyiapkan


(mis. sabun, sikat peralatan mandi
gigi, shampoo, pasien
pelembap kulit)

● Sediakan ● Untuk

lingkungan yang meningkatkan


aman dan rasa aman dan
nyaman nyaman pasien

● Fasilitasi ● Untuk membantu

menggosok gigi, pasien dalam


sesuai kebutuhan melakukan
perawatan diri

● Fasilitasi mandi, ● Untuk membantu


sesuai kebutuhan pasien dalam
melakukan
perawatan diri

● Pertahankan ● Untuk

kebiasaan mempertahankan
kebersihan diri kebersihan diri
pasien

● Berikan bantuan ● Untuk membantu

sesuai tingkat pasien sesuai


kemandirian tingkat
kemandirian

Edukasi Edukasi

● Jelaskan manfaat ● Agar pasien

mandi dan mengetahui


dampak tidak manfaat mandi
mandi terhadap dan dampak
kesehatan tidak mandi
terhadap
kesehatan

● Ajarkan kepada ● Agar keluarga

keluarga cara pasien dapat


memandikan membantu pasien
pasien, jika perlu melakukan
perawatan diri

5. Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan


Edukasi Kesehatan
Pengetahua tindakan (I.12383) (I.12383)
n (D.0111) keperawatan
selama … Observasi Observasi
Penyebab : x24 jam
● Identifikasi ● Untuk
diharapkan
● Keterbatasan kesiapan dan mengetahui
tingkat
kognitif kemampuan kesiapan dan
pengetahua
menerima kemampuan
● Gangguan n (L.12111)
informasi pasien menerima
fungsi kognitif meningkat
informasi
dengan
● Kekeliruan
kriteria ● Identifikasi ● Untuk
mengikuti
hasil : faktor-faktor mengetahui
anjuran
● Perilaku sesuai yang dapat faktor yang dapat
● Kurang meningkatkan meningkatkan
anjuran
terpapar dan menurunkan dan menurunkan
meningkat
informasi motivasi perilaku motivasi perilaku
● Verbalisasi hidup bersih dan hidup bersih dan
● Kurang minat
minat dalam sehat sehat pasien
dalam belajar
belajar
● Kurang meningkat
Teraputik Terapeutik
mampu ● Kemampuan
● Sediakan materi ● Untuk
mengingat
menjelaskan
dan media memfasilitasi
● Ketidaktahuan pengetahuan
pendidikan pendidikan
menemukan tentang suatu
kesehatan kesehatan pada
sumber topik
pasien
informasi meningkat
● Jadwalkan ● Untuk
● Kemampuan
pendidikan menentukan
Gejala dan menggambar-
kesehatan sesuai jadwal
Tanda kan
kesepakatan pendidikan
Mayor pengalaman
kesehatan
Subjektif : sebelumnya
bersama pasien
● Menanyakan yang sesuai
● Berikan ● Untuk
dengan topik
masalah yang
meningkat kesempatan memberikan
dihadapi
untuk bertanya pasien
● Perilaku sesuai
Objektif : kesempatan
dengan
untuk bertanya
● Menunjukkan pengetahuan
perilaku tidak meningkat
sesuai anjuran Edukasi Edukasi
● Pertanyaan
● Menunjukkan ● Jelaskan faktor ● Agar pasien
tentang
persepsi yang masalah yang risiko yang dapat mengetahui
keliru dihadapi mempengaruhi faktor yang dapat
terhadap menurun kesehatan mempengaruhi
masalah kesehatan
● Persepsi yang
● Ajarkan perilaku ● Agar pasien
keliru terhadap
masalah yang hidup bersih dan mampu
dihadapi sehat menerapkan
menurun perilaku hidup
bersih dan sehat
● Menjalani
● Ajarkan strategi ● Agar pasien
perilaku yang
tidak tepat yang dapat dapat
menurun digunakan untuk meningkatkan
meningkatkan perilaku hidup
● Perilaku
perilaku hidup bersih dan sehat
membaik
bersih dan sehat

Edukasi Menyusui Edukasi Menyusui


(I.123393) (I.12393)

Observasi Observasi

● Identifikasi ● Untuk

kesiapan dan mengetahui


kemampuan kesiapan dan
menerima kemampuan
informasi pasien dalam
menerima
informasi

● Identifikasi ● Untuk

tujuan atau mengetahui


keinginan tujuan dan
menyusui keinginan pasien
dalam menyusui

Terapeutik Terapeutik

● Sediakan materi ● Untuk

dan media memfasilitasi


pendidikan pendidikan
kesehatan kesehatan pada
pasien

● Jadwalkan ● Untuk

pendidikan menentukan
kesehatan sesuai jadwal
dengan pendidikan
kesepakatan kesehatan
bersama pasien
● Berikan

kesempatan ● Untuk

untuk bertanya memberikan


pasien
kesempatan
untuk bertanya
● Dukung ibu

meningkatkan ● Agar pasien lebih

kepercayaan diri percaya diri


dalam menyusui dalam menyusui

● Libatkan sistem

pendukung : ● Agar pasien lebih

suami, keluarga, memiliki


tenaga motivasi untuk
kesehatan, dan merubah perilaku
masyarakat

Edukasi
Edukasi
● Berikan
● Untuk
konseling
menyusui memberikan
konseling
menyusui pada
pasien
● Jelaskan manfaat
● Agar pasien
menyusui bagi
ibu dan bayi mengetahui
manfaat
menyusui bagi
ibu dan bayi
● Ajarkan 4
● Agar pasien
(empat) posisi
menyusui dan mengetahui

pelekatan (lacth posisi menyusui

on) dengan benar dan perlekatan


yang benar
● Ajarkan
● Agar pasien
perawatan
payudara mengetahui cara

antepartum melakukan

dengan perawatan
payudara
mengkompres antepartum
dengan kapas
yang telah diberi
minyak

● Ajarkan ● Agar pasien

perawatan mengetahui cara


payudara melakukan
postpartum (mis. perawatan
memerah ASI, payudara post
pijat payudara, partum
pijat oksitosin)

6. Menyusui Tidak Setelah dilakukan Edukasi Menyusui Edukasi Menyusui


Efektif tindakan (I.123393) (I.12393)
(D.0029) keperawatan
selama … Observasi Observasi
Penyebab : x24 jam
● Identifikasi ● Untuk
Fisiologis diharapkan
kesiapan dan mengetahui
status
● Ketidak- kemampuan kesiapan dan
menyusui
adekuatan menerima kemampuan
(L.03029)
suplai ASI informasi pasien dalam
membaik
menerima
● Hambatan dengan
informasi
pada neonatus kriteria
(mis. hasil : ● Identifikasi ● Untuk

prematuritas, ● Perlekatan bayi tujuan atau mengetahui


sumbing) keinginan tujuan dan
pada payudara
menyusui keinginan pasien
● Anomali ibu meningkat
dalam menyusui
payudara ibu ● Kemampuan
(mis. putting
ibu memposisi-
yang masuk Terapeutik Terapeutik
kan bayi
ke dalam)
dengan benar
● Ketidak- ● Sediakan materi ● Untuk
meningkat
adekuatan dan media memfasilitasi
refleks ● Miksi bayi pendidikan pendidikan
oksitosin lebih dari 8 kesehatan kesehatan pada
kali/24 jam pasien
● Ketidak-
meningkat
adekuatan ● Jadwalkan ● Untuk

refleks ● Berat badan pendidikan menentukan


menghisap bayi meningkat kesehatan sesuai jadwal
bayi dengan pendidikan
● Tetesan/
kesepakatan kesehatan
● Payudara pancaran ASI
bersama pasien
bengkak meningkat
● Berikan ● Untuk
● Riwayat ● Suplai ASi
kesempatan memberikan
operasi adekuat
untuk bertanya pasien
payudara meningkat
kesempatan
● Kelahiran ● Putting tidak untuk bertanya
kembar lecet setelah 2 ● Dukung ibu ● Agar pasien lebih
minggu
meningkatkan percaya diri
melahirkan
Situasional kepercayaan diri dalam menyusui
meningkat
● Tidak rawat dalam menyusui
● Kepercayaan
gabung ● Libatkan sistem ● Agar pasien lebih
diri ibu
● Kurang pendukung : memiliki
meningkat
suami, keluarga, motivasi untuk
terpapar
● Bayi tidur tenaga merubah perilaku
informasi
setelah kesehatan, dan
tentang
menyusu masyarakat
pentingnya
meningkat
menyusui
● Payudara ibu Edukasi Edukasi
dan/atau
metode kosong setelah ● Berikan ● Untuk
menyusui menyusui konseling memberikan
meningkat menyusui konseling
● Kurangnya
menyusui pada
dukungan ● Intake bayi
pasien
keluarga meningkat
● Jelaskan manfaat ● Agar pasien
● Faktor budaya ● Hisapan bayi
menyusui bagi mengetahui
meningkat
ibu dan bayi manfaat
● Lecet pada menyusui bagi
Gejala dan
Tanda putting ibu dan bayi

Mayor menurun ● Ajarkan 4 ● Agar pasien


Subjektif : ● Kelelahan (empat) posisi mengetahui
● Kelelahan maternal menyusui dan posisi menyusui

maternal menurun pelekatan (lacth dan perlekatan


on) dengan benar yang benar
● Kecemasan ● Kecemasan

maternal ● Ajarkan ● Agar pasien


maternal
menurun perawatan mengetahui cara
payudara melakukan
Objektif : ● Bayi rewel
antepartum perawatan
menurun
● Bayi tidak dengan payudara
mampu ● Bayi menangis mengkompres antepartum
melekat pada setelah dengan kapas
payudara ibu menyusu yang telah diberi
menurun minyak
● ASI tidak

menetes/ ● Frekuensi ● Ajarkan ● Agar pasien

memancar miksi bayi perawatan mengetahui cara


membaik payudara melakukan
● BAK bayi
postpartum (mis. perawatan
kurang dari 8
memerah ASI, payudara post
kali dalam 24
pijat payudara, partum
jam
pijat oksitosin)
● Nyeri dan/atau
Konseling Laktasi
lecet terus
(I.03093)
menerus Konseling Laktasi
setelah (I.03093)
Observasi
minggu kedua
Observasi ● Untuk

● Identifikasi mengetahui
keadaan
keadaan
emosional pasien
emosional ibu
saat akan
saat akan
dilakukan
dilakukan
konseling
konseling
menyusui ● Untuk

● Identifikasi mengetahui
keinginan dan
keinginan dan
tujuan pasien
tujuan menyusui
dalam menyusui

Terapeutik

Terapeutik ● Agar pasien

● Gunakan teknik merasa nyaman


dan lebih percaya
mendengarkan
diri
aktif (mis. duduk
sama tinggi,
dengarkan
permasalahan
ibu) ● Agar pasien

● Berikan pujian merasa


termotivasi
terhadap perilaku
ibu yang benar
Edukasi

Edukasi ● Agar pasien

● Ajarkan teknik dapat menyusui


dengan tepat
menyusui yang
tepat sesuai
dengan
kebutuhan ibu

Daftar Pustaka

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indokator


Diagnostik, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Della Arista Wibawati. 2020. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Post Partum Primipara yang di Rawat di Rumah Sakit. Terdapat pada :
http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/1050/1/KTI%20DELLA
%20ARISTA%20WIBAWATI.pdf (Diakses pada tanggal 12 Maret 2023
Risa Fidela. 2019. Karya Tulis Ilmiah Laporan Studi Kasus Asuhan Keperawatan
Pada Ny. L dengan Post Partum di Ruangan Kebidanan RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukittinggi Tahun 2019. Terdapat pada :
http://repo.stikesperintis.ac.id/842/1/21%20%20RISA%20FIDELA.pdf
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2023)
Firyunda Ayu Putri. 2019. Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Post Partum Spontan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Terdapat
pada : http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/393/1/Untitled.pdf (Diakses
pada tanggal 12 Maret 2023)

Anda mungkin juga menyukai