Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PERSALINAN KALA 1-4

(Diajukan untuk memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas)

Dosen Pembimbing

Ns. Wulan Novika Ambarsari, MAN

Disusun Oleh:

Tita Lela Rosalina (E.0105.18.037)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi dengan usia kehamilan
cukup bulan, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu, presentase
belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta
dengan tenaga ibu sendiri. (Abdul Bari, 2008)
Persalinan normal adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa persalinan normal adalah proses
pengeluaran bayi dengan usia kehamilan 37-42 minggu yang lahir spontan
diikuti dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

B. ISTILAH PERSALINAN NORMAL


Menurut Masriroh (2013), Dalam persalinan ada beberapa istilah yang
diberikan berdasarkan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan
diantaranya :
1. Persalinan Abortus
Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di
luar kandungan, Umur hamil sebelum 28 minggu, dan Berat janin kurang
dari 1000 gram.
2. Persalinan Prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu, dan Berat janin
kurang dari 2.449 gram.
3. Persalinan Aterm
Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu, Berat janin diatas
2500 gram.
4. Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur 42 minggu, pada janin terdapat tanda
postmaturitas.
5. Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

C. ETIOLOGI PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi Partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui
secara pasti/jelas. Menurut Rohani, Saswita, & Marisah (2011), teori
persalinan yaitu :
1. Penurunan kadar progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytocin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Hal tersebut
menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya
kehamilan makin teregang otot-otot dan otot- otot rahim makin rentan.
4. Teori prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua atau placenta, disangka
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intra
vena, intra dan extra amnial menimbulkan kontraksi myometrium pada
setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.

D. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang
dapat menyebabkan nyeri. Ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytocin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR
dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggagement, descent, fleksi, fleki maksimal, rotasi internal, ekstensi,
ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi
menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat
menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah
kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap.
Dari berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan
robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat
menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka
produksi estrogen dan progesteron akan mengalami penurunan, sehingga
hormon prolaktin dan produksi laktasi dimulai.
E. PATHWAY

Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I kala II kala III kala IV

Kontraksi uterus Proses kala I lama Partus pengeluaran bayi proses persalinan
Bagian bawah janin Khawatir pada Ruptur perinium pelepasan plasenta kala I,II,III, IV
kondisi dan bayi
terputusnya kontinuitas luka bekas implantasi penggunaan energi
Peregangan otot jalan lahir Ansietas jaringan aktivitas otot
pendarahan
Dilatasi servik pelepasan zat bradikinin, cadangan energi
Histamin, prostaglandin risiko defisit volume berkurang
cairan
Port de entre
mikroorganisme

Risiko infeksi
resepnicoceptori nutrisi jaringan
Perangsangan saraf sensoris berkurang
Proses transmisi, transduksi,
modulasi, persepsi ke hipotalamus
Kelemahan fisik
Nyeri Akut cortex cerebri
Kurang mampu
Nyeri Akut melakukan
aktivitas

Intoleransi
aktivitas
F. MANIFESTASI KLINIS
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya”
yang disebut kala pendahuluan (Reeder, 2011). Ini memberikan tanda-tanda
sebagai berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu
kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi
lemah dari uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa
bercamput darah (bloody show).
Sedangkan tanda-tanda Inpartu menurut Erawati (2010), Inpartu
adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda
inpartu adalah :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-
robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada
G. MEKANISME PERSALINAN
Pada posisi presentasi vertex (posisi normal) mekanisme persalinan terdiri
dari tujuh gerakan utama (the seven cardinal) yaitu :
1. Engagement : saat kepala janin masuk ke rongga pelvis
2. Descent : kemajuan bagian presentasi ke rongga pelvis.
3. Fleksi : pada saat kepala janin turun dan mendapat tahanan dari
serviks, dinding pelvis, atau lantai pelvis, terjadilah fleksi secara
normal dan dagu semakin mendekat/bersetuhan dengan dada janin.
4. Rotasi internal : dimulai di spina ichialis dan terjadi sempurna apabila
bagian presentasi mencapai rongga pelvis bagian bawah.
5. Ekstensi : saat kepala janin mencapai perineum, terdefleksi di anterior
perineum. Bagian occiput lewat di bawah simphisis pubis dulu,
kemudian kepala terekstensi : pertama occuput, kemudian wajah dan
diakhirnya dagu.
6. Restitusi dan rotasi eksternal setelah melahirkan kepala, kemudian
dilakukan rotasi singkat untuk menyesuaikan dengan rotasi janin yang
masih ada di dalam rongga pelvis. Rotasi eksternal terjadi pada saat
bahu turun dan dilakukan maneuver yang sama seperti pada saat
melahirkan kepala.
7. Ekspulasi : setelah bahu dilahirkan, kepala dan bahu diangkat ke atas
tulang pubis ibu dan tubuh bayi dilahirkan dengan gerakan fleksi
lateral searah simphisis pubis. Bayi dilahirkan dengan sempurna. Ini
adalah akhir dari proses persalinan tahap kedua, dan catat waktu yang
diperlukan untuk proses ini.
H. TAHAP PERSALINAN
Persalinan dibagi menjadi beberapa tahap yaitu (Erawati, 2010) :
1. Kala I (Pembukaan)
Kala I dimulai dari his persalinan yang pertama sampai pembukaan
serviks menjadi lengkap.
 Pembukaan serviks kala 1 dibagi menjadi :
a. Fase laten
Fase pembukaan yang sangat lambat dari 0 sampai 3 cm dan
membutuhkan waktu ± 8 jam
b. Fase aktif
Fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi menjadi :
1) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai
4 cm yang dicapai dalam 2 jam
2) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm
yang dicapai dalam 2 jam
3) Fase deselerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm
sampai 10 cm selama 2 jam
 Perubahan fisiologi pada kala I pembukaan
a. Uterus
Kontraksi uterus terjadi mulai dari fundus dan menyebar ke depan
dan ke bawah abdomen kontraksi mencapai puncak secara
bersamaan pada seluruh bagian uterus dan berkurang bersamaan
dengan pembukaan serviks dan pengeluaran janin.
b. Serviks
Serviks mengalami effacement (penipisan), serviks mengalami
dilatasi (pembukaan) yang progresif, ibu akan mengeluarkan lender
darah (bloody show) sedikit atau sedang, dan pada kala I
keharmonisan neuromuscular yang menonjol antara segmen uterus
selama persalinan segmen atas uterus (SAU) berkontraksi dengan
kuat untuk mendorong pengeluaran janin sedangkan segmen
bawah uterus (SBU) berkontraksi sedikit untuk pembukaan serviks.
c. Janin
Janin dengan lambat melakukan maneuver melewati panggul ibu
(penurunan janin)
d. Kontraksi dan Retraksi
Kontraksi tidak seluruhnya terjadi pada saat otot uterus, tetapi
sebagian serat otot yang lain menahan sebagian dari pemendekan
otot uterus dan saat relaksasi tidak rileks disebut retraksi.
 Pemeriksaan kala I
a. Periksa keadaan umum ibu, tingkat kegelisahan dan nyeri, warna
konjungtiva, kebersihan, status nutrisi, dan kecukupan cairan
dalam tubuh
b. Periksa tanda-tanda vital
c. Pemeriksaan abdomen
1) Menentukan fundus uterus (TFU)
2) Memantau kontraksi uterus
3) Memantau Denyut Jantung Janin (DJJ)
4) Menentukan presentasi
5) Menentukan penurunan bagian terendah janin
d. Pemeriksaan dalam
1) Melakukan vulva hygiene
2) Periksa genetalia eksterna mengetahui adanya luka atau massa
3) Periksa cairan vagina
4) Periksa penipisan dan pembukaan serviks
2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II dimulai dari tahap persalinan yang dimulai dengan pembukaan
serviks lengkap sampai bayi keluar dari uterus. Kala II pada primipara
biasanya berlangsung 1,5 jam dan multipara biasanya berlangsung 0,5
jam.
a. Perubahan pada kala II persalinan
1) Kontraksi (his) : His terkoordinasi, lebih lama (25 menit), lebih
cepat 2,3 menit sekali, kontaksi simetris, fundus dominan, dan
relaksasi.
2) Uterus : Obat uterus menguncup menjadi tebal dan lebih pendek,
mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah.
3) Pergeseran organ dasar panggul : misalnya vesika urinaria, dua
ureter, kolon, uterus, rectum, tuba uterine, uretra, vagina, anus,
perineum, dan labia. Karena adanya kontraksi, kepala janin masuk
panggul dan menekan otot dasar panggul menimbulkan rasa ingin
mengejan, anus membuka, labia membuka, perineum menonjol,
kepala tampak di vulva.
4) Ekspulsi janin :
Ada tanda dan gejala kala II persalinan yaitu :
a) Ibu merasa ingin mengejan
b) Ibu merasa peningkatan tekanan rectum dan vagina
c) Perineum terlihat menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lender dan darah
b. Gerakan janin pada kala II
1) Floating : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul
2) Engagement : Kepala janin sudah masuk pintu atas panggul
3) Putaran paksi dalam : Kepala janin menyesuaian pintu tengah
panggul, sutura sagitalis semula melintang menjadi anterior
posterior
4) Ekstensi : Kepala janin menyesuaikan pintu bawah panggul
5) Putaran paksi luar : Kepala janin sudah keluar dari panggul
c. Memilih posisi dalam persalinan
1) Posisi jongkok atau berdiri
2) Posisi duduk/setengah duduk
3) Posisi merangkak
4) Posisi berbaring miring kiri
d. Pemantuan kala II persalinan
1) Evaluasi kesejahteraan ibu
- Periksa denyut nadi tiap 15 menit
- Periksa tekanan darah tiap 30 menit
- Periksa kontraksi ibu tiap 30 menit dan 10 menit
- Memastikan kandung kemih kosong
- Memberikan ibu minum
- Melihat upaya mengejan
2) Evaluasi kesejahran janin
- Pemeriksaan dalam tiap 60 menit melihat penurunan, presentasi,
dan sikap janin
- Pemeriksaan abdomen tiap 30 menit melihat penurunan kepala
janin
- Kondisi kepala, vertex (kaput, mulase)
- Denyut jantung janin
- Warna cairan ketuban
3. Kala III (Persalinan kala uri)
Kala III persalinan adalah periode waktu dimulai ketika bayi lahir dan
berakhir pada saat plasenta sudah dilahirkan seluruhnya. Setelah bayi
lahir, ukuran rongga uterus berkurang sehingga otot uterus (miometrium)
juga ikut berkontraksi. Ukuran rongga uterus yang berkurang juga
menyebabkan ukuran tempat implantasi plasenta berkurang.
Ada tiga jenis pelepasan plasenta, yaitu :
a. Schultze : Pelepasan plasenta yang dimulai dari tengah/sentral.
Tanda : Tali pusat tampak bertambah panjang dari vagina (tanda
ahfeld), darah tidak keluar banyak/tidak menyembur, bagian fetal
turun lebih dahulu.
b. Mathews-Dunean : Pelepasan plasenta yang dimulai dari
pinggir/marginal
Tanda : Keluarnya darah yang menyembur dan tiba-tiba dari vagina
(tetapi tidak lebih dari 400 ml). Bagian maternal turun lebih dahulu.
c. Pelepasan plasenta secara serempak dari keduanya.
Tanda-tanda klinis plasenta mengalami pelepaan, yaitu :
1) Semburan darah
2) Pemanjangan tali pusat
3) Perubahan bentuk uterus dari toskid menjadi bentuk bundar
4) Perubahan posisi uterus yaitu naik dalam abdomen

Manajemen aktif kala III persalinan


a. Anjurkan ibu menyusui bayinya
b. Memeriksa fundus uterus memastikan tidak ada janin lagi
c. Injeksi oksitosin 10 IU melalui IM
d. Memantau tanda lepasnya plasenta
e. Membantu ibu dengan posisi setengah duduk/jongkok
f. Setelah plasenta terlihat, lakukan PTT terus-menerus
g. Melahirkan plasenta dengan bergerak mengikuti kurva panggul
h. Meminta ibu mengejan ketika plasenta tambah di vulva
i. Lakukan pemijatan fundus uterus segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir

Pemeriksaan setelah plasenta keluar


a. Plasenta
1) Bentuk : Bulat/agak bulat/oval/datar
2) Ukuran : Diameter 20-22 cm, tebal ± 2 cm, berat ± 500 gram,
hidropi fetalis (ada/tidak)
3) Permukaan maternal : Kotiledon (lengkap/tidak), infark
4) Permukaan fetal : Korion dan amnion
b. Tali pusat
1) Panjang : 40-50 cm, Diameter : 1-2 cm
2) Insersi : Normal atau sentral, lateral, battledore, velamentosa

4. Kala IV (Pengawasan)
Kala IV persalinan adalah kala pengawasan selama dua jam setelah bayi
dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya
perdarahan pascapartum.
Perhatikan tujuh hal penting sebelum meninggalkan ibu
a. Kontraksi uterus baik/tidak, lakukan masase
b. Perdarahan: ada/tidak, banyak/biasa
c. Kandung kemih harus kosong
d. Luka : Jahitannya baik/tidak
e. Uri dan selaput ketuban harus lengkap
f. Keadaan umum ibu : TTV dan rasa sakit
g. Bayi dalam keadaan baik
Fisiologi kala IV
Setelah plasenta lahir, tinggi fundus uterus kurang lebih dua jari di bawah
pusat. Otot-otot uterus berkontaksi dan akan menghentikan perdarahan.
Supaya otot uterus berkontaksi dilakukan pemijatan uterus, kontraksi
uterus normal teraba keras saat di palpasi. Setelah plasenta lahir dilakukan
pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum
a. Serviks : Sedikit menganga seperti corong, serviks menjadi merah
kehitam-hitaman, setelah 2 jam serviks hanya bisa dimasuki 2-3
jari.
b. Vagina dan perineum : Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada
perineum dan vagina

Pemantauan setelah dua jam pascapersalinan


a. Pantau TTV, tinggi fundus uterus, kandung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan 30 menit
dalam satu jam kedua
b. Pemijatan uterus setiap 15 menit pertama dan 30 menit kedua
c. Pantau suhu tubuh
d. Kaji perdarahan
e. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi
f. Periksa banyaknya urine

I. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


Faktor-Faktor penyebab persalinan yaitu menurut Rohani, Saswita, &
Marisah (2011) :
1. Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his (Kontraksi
Uterus), kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his,
sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu.
2. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni tulang yang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya
terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi
atas bagian keras : tulang-tulang panggul, bagian lunak : uterus, otot dasar
panggul, dan perineum.
3. Passenger (Janin dan Plasenta)
Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin bergerak di sepanjang jalan
lahir akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
4. Psikis (Psikologis)
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya
terkena akibat yang merugikan.

J. PENATALAKSANAAN
Menurut Reeder (2011), penatalaksanaan yang bisa dilakukan yaitu :
1. Penanganan umum :
a. Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
b. Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar
(jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan
pemeriksaan tes lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban
(basa), dan bila kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)
c. Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32
minggu), jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital
d. Tentukan ada tidaknya infeksi
e. Tentukan tanda-tanda inpartus
2. Penanganan khusus :
a. Bau cairan ketuban yang khas
b. Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang
keluar dan nilai 1 jam kemudian
c. Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah
cairan keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior
3. Penanganan konservatif :
a. Rawat di rumah sakit
b. Berikan antibiotic (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak
tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari
c. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi
d. Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes
busa negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu
e. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi,
berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24
jam
f. Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan
lakukan induksi
g. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).
Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap
tali pusat.
4. Penanganan aktif :
a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali
b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan
persalinan diakhiri:
1) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi,
jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
2) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam

K. KOMPLIKASI
Menurut Masriroh (2013), persalinan normal dapat menimbulkan komplikasi :
1. Reaksi Hipotermi sebelum dan sesudah persalinan
2. Perdardaran Pascapartum
3. Persalinan Lama
4. Gawat Janin
5. Persalinan dengan parut uterus
6. Malpresentasi dan malposisi
7. Distosia bahu
8. Distensi uterus
9. Prolapsus tali pusat

L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Reeder (2011), sebelum persalinan dapat dilakukan pemeriksaan
sebagai berikut yaitu :
1. Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anomaly
janin, atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.
2. Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi
kematangan paru janin.
3. Protein C-reaktif
Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan
korioamnionitis.
4. Histopatologi
Cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai
tertinggal endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air
ketuban mengalami kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis.
5. Kertas Lakmus
Bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat
asam, bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang
bersifat basa.
6. Pemantauan Janin
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang
satu dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah
termasuk resiko tinggi / tidak. Pendidikan pemberian informasi yang tepat
bagi klien. Penghasilan mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien. Pada persalinan fisiologis biodata didapatkan; umur dalam
kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang
dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok
resiko tinggi.
2. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah,
perasaan selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-
sedikit.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 37
–42 minggu disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada
daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat, adanya
pengeluaran darah campur lendir. Kadang ketuban pecah dengan
sendirinya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, TBC, hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat
persalinan.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, keturunan hamil
kembar pada klien, TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan
penyakit tersebut ditularkan pada klien, sehingga memperberat
persalinannya.
6. Riwayat Obsetri
a. Riwayat haid
Ditemukan amenorhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari 37
minggu.
b. Riwayat kebidanan
Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1
cm /jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm /
jam.
7. Riwayat Psikososial, Spiritual dan Budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan
fantasi. Pada trimester II adanya ketidak nyamanan kehamilan (mual,
muntah), Narchisitik, pasif dan introvert. Pada trimester III klien merasa
tidak feminin lagi karena perubahan tubuhnya, ketakutan akan kelahiran
bayinya, distress keluarga karena adanya perasaan sekarat selama
persalinan berlangsung.
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau selera makan yang
menurun.
b. Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang, miring ke kanan / kiri tergantung pada
letak punggung anak, klien sulit tidur terutama kala I – IV.
c. Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada
aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat
klien cepat lelah, capai, lesu. Pada kala I apabila kepala janin telah
masuk sebagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan
duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. Pada kala II
kepala janin sudah masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke
kanan / kiri .
d. Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses
persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.
e. Personal hygiene
Kebersihan tubuh senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya
yang longgar dan mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi
agar tidak dipakai lagi.
f. Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual /
fungsi dari sex yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan
nifas.
9. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan umum melipti:
1) Tinggi badan dan berat badan
Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu
dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama
hamil antara 10-12 kg.
2) Tekanan darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak
dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg
3) Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan antara 36-37ºC,
bila suhu melebihi 37,5ºC dianggap ada kelainan. Kecuali bagi
klien setelah melahirkan suhu badan 37,5-37,8ºC masih diangap
normal karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti
keadaan suhu, bila suhu naik maka keadaan nadi akan bertambah
pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan. Pada klien yang
akan bersalin/bersalin pernafasannya agak pendek karena kelelahan,
kesakitan dan karena membesarnya perut, pernafasan normal antara
80-100 x/menit, kadang meningkat menjadi normal kembali setelah
persalinan, dan diperiksa tiap 4 jam.
b. Pemeriksaan Fisik
1) Sistem Penglihatan
Posisi mata : Simetris
Kelopak mata : Normal
Gerakan mata : Normal
Pergerakan bola mata : Normal
Konjungtiva : Anemis
Kornea : Normal
Sklera : Ikterik
2) Sistem Pernafasan
Jalan nafas : Keadaan bersih, tidak ada sumbatan, tidak ada sputum,
tidak ada lendir, tidak ada darah
Pernafasan : Tidak ada sesak nafas
Suara nafas : Vesikuler/normal
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan : Tidak menggunakan
3) Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical : normal 16-24 x/menit
Irama : Teratur
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada murmur atau Gallop
Sakit dada : Tidak ada
4) Sistem Pencernaan
Keadaan mulut : Gigi tidak ada carries, tidak memakai gigi palsu,
keadaan bersih
5) Sistem Uro Genital
BAK : Pola rutin 5 x/ hari terkontrol, jumlah 1500 cc/24 jam, warna
kuning jernih
6) Sistem Integumen/Muskuloskeletal
Turgor kulit : Elastis
Warna kulit : Kemerahan
Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak ada
Kesulitan dalam pergerakan : Biasanya sakit pada punggug karna perut
yang membesar
7) Wajah
Ada Cloasma gravidarum
8) Dada dan Axilla
Mammae : Membesar
Areolla mammae : Hitam atau hyperpigmentasi
Papila mammae : Menonjol
Colostrum : Keluar
9) Abdomen
Terdapat strie liride/strie albicans
Terdapat linea nigra/linea alba
Pembesaran sesuai usia
10) Vulva
Warna kebiruan
Fluor albus
Odema
Pengeluaran pervaginam
Adanya pembukaan serviks

B. ANALISA DATA
1. Kala 1

No Data Etiologi Masalah


1 Gejala dan tanda mayor Proses persalinan Nyeri akut
Ds: berhubungan
- Mengeluh nyeri Kala I dengan agen
Do: pencedera fisik;
- Tampak meringis Kontraksi uterus kontraksi otot
- Bersikap protektif rahim, dilatasi
- Gelisah Bagian bawah servik
- Frekuensi nadi janin menurun
meningkat
- Sulit tidur Peregangan otot
jalan lahir
Gejala dan tanda minor
Ds: - Dilatasi servik
Do:
- Tekanan darah Perangsangan
meningkat saraf sensoris
- Pola napas berubah
- Nafsu makan berubah Proses transmisi,
- Proses berpikir transduksi,
terganggu modulasi,
- Menarik diri persepsi
- Berfokus pada diri
sendiri Nyeri
- Diaforesis
2 Gejala dan tanda mayor Proses persalinan Ansietas
Ds: berhubungan
- Merasa bingung Kala I dengan krisis
- Merasa khawatir situasional,
dengan akibat dari Proses kala I lamanya proses
kondisi yang dihadapi lama persalinan
- Sulit berkonsentrasi
Do: Khawatir pada
- Tampak gelisah kondisi dan bayi
- Tampak tegang
- Sulit tidur Ansietas

Gejala dan tanda minor


Ds:
- Mengeluh pusing
- Anoreksia
- Palpitasi
- Merasa tidak berdaya
Do:
- Frekuensi nafas
meningkat
- Frekuensi nadi
meningkat
- Tekanan darah
meningkat
- Diaforesis
- Tremor
- Muka tampak pucat
- Suara bergetar
- Kontak mata buruk
- Sering berkemih
- Berorientasi pada masa
lalu

2. Kala 2

No Data Etiologi Masalah


1 Gejala dan tanda mayor Proses persalinan Nyeri akut
Ds: berhubungan
- Mengeluh nyeri Kala II dengan partus;
Do: pelepasan hormon
- Tampak meringis Partus
- Bersikap protektif
- Gelisah Ruptur perinium
- Frekuensi nadi
meningkat Terputusnya
- Sulit tidur kontinuitas
jaringan
Gejala dan tanda minor
Ds: - Pelepasan zat
Do: bradikinin,
- Tekanan darah histamin,
meningkat prostaglandin
- Pola napas berubah
- Nafsu makan Resepnicoceptori
berubah
- Proses berpikir Ke hipotalamus
terganggu
- Menarik diri Cortex cerebri
- Berfokus pada diri
sendiri Nyeri
- Diaforesis
2 Faktor risiko Proses persalinan Risiko infeksi
- Penyakit kronis berhubungan
- Efek prosedur invasif Kala II dengan ruptur
- Malnutrisi perinium,
- Peningkatan paparan Partus terputusnya
organisme patogen kontinuitas
lingkungan Ruptur perinium jaringan
- Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh Terputusnya
primer kontinuitas
- Ketidakadekuatan jaringan
pertahanan tubuh
sekunder Port de entre
mikroorganisme

Risiko infeksi

3. Kala 3

No Data Etiologi Masalah


1 Faktor resiko Proses persalinan Risiko defisit
volume cairan
- Kehilangan cairan
berhubungan
secara aktif Kala III dengan luka
- Gangguan absorpsi bekas implantasi,
pendarahan
cairan Pengeluaran bayi
- Usia lanjut
- Kelebihan berat Pelepasan plasenta
badan
- Status Luka bekas
hipermetabolik implantasi
- Kegagalan
mekanisme regulasi Perdarahan
- Evaporasi
- Kekurangan intake Risiko defisit volume
cairan cairan
- Efek agen
farmakologis

4. Kala 4

No Data Etiologi Masalah


1 Gejala dan tanda mayor Proses persalinan Intoleransi
Ds: aktivitas
- Mengeluh lelah Kala IV berhubungan
Do: dengan kelemahan
- Frekuensi jantung Proses persalinan fisik
meningkat >20% dari kala I, II, III,
kondisi istirahat sampai IV
(pengeluaran
Gejala dan tanda minor plasenta)
Ds:
- Dipsnea saat/setelah Penggunaan
aktivitas energi meningkat,
- Merasa tidak nyaman aktivitas otot
setelah beraktivitas meningkat
- Merasa lemah
Do: Cadangan energi
- Tekanan darah berubah berkurang
>20% dari kondisi
istirahat Nutrisi ke
- Gambar EKG jaringan
menunjukkan aritmia berkurang
saat/setelah aktivitas
- Gambaran EKG Kelemahan fisik
menunjukkan iskemia
- Sianosis Kurang mampu
melakukan
aktivitas

Intoleransi
aktivitas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala I
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik; kontraksi
otot rahim, dilatasi servik
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, lamanya proses
persalinan

Kala II

1. Nyeri akut berhubungan dengan partus; pelepasan hormon


2. Risiko infeksi ditandai dengan ruptur perinium, terputusnya
kontinuitas jaringan

Kala III
1. Risiko defisit volume cairan berhubungan dengan luka bekas
implantasi, pendarahan

Kala IV
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Masalah Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil

1 Kala I Setelah dilakukan Observasi Observasi


Nyeri akut asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk mengetahui daerah nyeri,
berhubungan selama …x24 jam,
durasi, frekuensi, kualitas, kualitas, kapan nyeri dirasakan,
tingkat nyeri menurun
dengan agen intensitas nyeri. faktor pencetus, berat ringannya
dengan kriteria hasil:
pencedera fisik; - Keluhan nyeri nyeri yang dirasakan.
kontraksi otot menurun
2. Identifikasi respons nyeri non 2. Mengetahui keadaan tidak
- Meringis
rahim, dilatasi verbal menyenangkan klien yang tidak
menurun
servik - Sikap protektif sempat dan tidak bisa di gambarkan
menurun
oleh klien.
- Gelisah
3. Monitor efek samping
menurun
- Kesulitan tidur penggunaan analgesik. 3. Pemberian analgetik untuk
menurun mengendalikan nyeri.
- Frekuensi nadi
meningkat
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan teknik non 1. Meringankan atau mengurangi
farmakologis untuk nyeri sampai pada tingkat yang
mengurangi rasa nyeri (mis. dapat diterima pasien.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi, terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)

Edukasi Edukasi
1. Jelaskan penyebab, 1. Untuk mengetahui bagaimana
periode, dan pemicu nyeri. cara mengurangi nyeri tersebut.
2. Jelaskan strategi 2. Memposisikan pasien dengan
meredakan nyeri. fowler/semi fowler untuk
meredakan nyeri.
2 Ansietas Setelah dilakukan Observasi Observasi
berhubungan asuhan keperawatan 1. Monitor perubahan tanda- 1. Perubahan tanda-tanda vital
selama …x24 jam,
dengan krisis tanda vital yang dapat digunakan sebagai
tingkat ansietas
situasional, menurun dengan menunjukkan kecemasan indikator terjadinya ansietas
lamanya proses kriteria hasil: pada klien
- Verbalisasi
persalinan Terapeutik Terapeutik
kebingungan
1. Pahami situasi yang 1. Untuk menghindarkan hal yang
menurun membuat ansietas dapat membuat ansietas
- Verbalisasi 2. Temani pasien untuk terhadap klien
khawatir akibat
mengurangi kecemasan 2. Memberikan dukungan emosi
kondisi yang
dihadapi untuk menennagkan klien dan
menurun menciptakan penerimaan serta
- Perilaku
bantuan dukungan selama masa
gelisah
menurun Edukasi ansietas
- Perilaku tegang 1. Jelaskan prosedur, Edukasi
menurun
termasuk sensasi yang 1. Untuk memperkecil terjadinya
- Konsentrasi
membaik mungkin dialami ansietas yang berlebihan
- Pola tidur 2. Latih teknik relaksasi
membaik 2. Teknik relaksasi dapat
Kolaborasi digunakan untuk pengalihan
1. Kolaborasi pemberian obat dalam mengurangi ketegangan
antiansietas, jika perlu Kolaborasi
1. Agen farmakologi dapat
digunakan sebagai salah satu
pilihan untuk meredakan
kecemasan pada klien

3 Kala II Setelah dilakukan Observasi Observasi


asuhan keperawatan 1. Identifikasi lokasi, 1. Untuk mengetahui daerah nyeri,
selama …x24 jam, karakteristik, durasi, kualitas, kapan nyeri dirasakan,
Nyeri akut tingkat nyeri menurun
berhubungan frekuensi, kualitas, faktor pencetus, berat ringannya
dengan kriteria hasil:
dengan partus; - Keluhan nyeri intensitas nyeri. nyeri yang dirasakan.
menurun 2. Identifikasi respons 2. Mengetahui keadaan tidak
pelepasan
- Meringis
hormon nyeri non verbal menyenangkan klien yang tidak
menurun
- Sikap protektif sempat dan tidak bisa di
menurun gambarkan oleh klien.
- Gelisah
3. Monitor efek samping 3. Pemberian analgetik untuk
menurun
- Kesulitan tidur penggunaan analgesik. mengendalikan nyeri.
menurun
- Frekuensi nadi Terapeutik Terapeutik
meningkat
1. Berikan teknik non 1. Meringankan atau mengurangi
farmakologis untuk nyeri sampai pada tingkat yang
mengurangi rasa nyeri dapat diterima pasien.
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi,
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)

Edukasi Edukasi
1. Jelaskan penyebab, 1. Untuk mengetahui bagaimana
periode, dan pemicu nyeri. cara mengurangi nyeri tersebut.
2. Jelaskan strategi 2. Memposisikan pasien dengan
meredakan nyeri. fowler/semi fowler untuk
meredakan nyeri.
4 Risiko infeksi Setelah dilakukan Observasi Observasi
ditandai dengan asuhan keperawatan 1. Monitor tanda dan gejala 1. Untuk mengetahui tindakan
selama …x24 jam,
ruptur perinium, infeksi lokal dan sistemik yang akan dilakukan
tingkat infeksi
terputusnya menurun dengan Terapeutik Terapeutik
kontinuitas kriteria hasil: 1. Batasi jumlah pengunjung 1. Membuat pasien merasa
- Demam
jaringan nyaman dan memperkecil
menurun
- Kemerahan 2. Cuci tangan sebelum dan terjadinya infeksi
menurun sesudah kontak dengan 2. Sebagai tindakan aseptis untuk
- Nyeri menurun
pasien dan lingkungan menghindari infeksi
- Bengkak
pasien
menurun 3. Pertahankan teknik aseptik 3. Untuk mengurangi risiko
- Kadar sel darah pada pasien berisiko tinggi infeksi pasca prosedur dan
putih membaik
untuk meminimalkan paparan
dari penyedia layanan
kesehatan untuk
mikroorganisme yang
Edukasi berpotensi menular
1. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi Edukasi
1. Untuk meningkatkan
2. Ajarkan cara memeriksa pengetahuan terhadap pasien
kondisi luka/luka operasi menegnai infeksi
3. Anjurkan meningkatkan 2. Mengajarkan klien untuk
asupan cairan dan nutrisi mencegah terjadinya infeksi
3. Menurunkan risiko infeksi
Kolaborasi akibat malnutrisi
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi Kolaborasi
1. Untuk meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap ingeksi

5 Kala III Setelah dilakukan Observasi Observasi


asuhan keperawata 1. Periksa tanda dan gejala 1. Untuk mendeteksi dini
Risiko defisit selama …x24 jam,
volume cairan status cairan membaik kekurangan cairan kekurangan cairan

berhubungan dengan kriteria hasil: 2. Monitor intake dan output 2. Untuk mengetahui cairan yang
- Kekuatan nadi cairan dibutuhkan
dengan luka bekas
meningkat
implantasi, - Turgor kulit
pendarahan meningkat Terapeutik
Terapeutik
- Output urine
meningkat 1. Hitung kebutuhan cairan 1. Untuk memberikan cairan yang
- Ortophnea tepat dosis
menurun
2. Berikan asupan cairan oral 2. Untuk menjaga keseimbangan
- Dipsnea
menurun cairan
- Edema dalam tubuh
anasarka
menurun
Edukasi Edukasi
- Edema perifer
menurun 1. Kolaborasi pemberian 1. Untuk mengganti cairan yang
- Frekuensi nadi
cairan IV isotonis hilang
membaik
- Tekanan darah
membaik
- Tekanan nadi
membaik
- Membran
mukosa
membaik

6 Kala IV Setelah dilakukan Observasi Observasi


asuhan keperawatan 1. Monitor pola dan jam tidur 1. Mengetahui kebiasaan tidur
Intoleransi selama ..x24 jam,
aktivitas klien
toleransi aktivitas
berhubungan meningkat dengan 2. Monitor kelelahan fisik dan 2. Mengurangi kelelahan dan
kriteria hasil: emosional tekanan berlebih
dengan kelemahan
- Frekuensi nadi
fisik meningkat
- Keluhan lelah Terapeutik Terapeutik
menurun 1. Berikan posisi nyaman 1. Meningkatkan istirahat dan
- Dipsnea saat
pada klien ketenangan, menyediakan
beraktivitas
menurun energi
- Dipsnea 2. Berikan lingkungan yang 2. Menurunkan stres dan rangsang
setelah nyaman pada klien berlebihan.
aktivitas
menurun
Edukasi Edukasi
1. Anjurkan melakukan 1. Meningkatkan aktivitas secara
aktifitas secara bertahap bertahap

Kolaborasi Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi 1. Menentukan kalori individu dan
tentang cara meningkatkan kebutuhan nutrisi dalam
asupan makanan pembatasan
DAFTAT PUSTAKA

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika. Nanda.


(2015). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.

Nugroho, T. (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan penyakit


dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.

Tim Pokja Sdki PPNI (2017). Standar Diagnosa keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan

Tim Pokja Siki PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan

Tim Pokja Slki PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai