Kelompok 2
Menurut pelkeni (2011) dan ADA (2012) diabetes mellitus adalah suatu
kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
pembuluh darah.
ETIOLOGI
Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari penyakit
diabetes mellitus:
f. Mata kabur
g. Biasanya sering ganti kacamata
h. Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
i. Gigi mudah goyah dan lepas
j. Kemampuan seksual menurun
k. Pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
KLASIFIKASI
1. Klasifikasi klinis
a. DM
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh distruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun.
2) Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati: tipe II obesitas
3) Tipe II dengan obesitas
4) Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan Toleransi Glukosa
NEXT
3. DM tipe lain bisa berupa defek genetic fungsi insulin, efek genetic kerja
insulin, infeksi, karena obat/kimiawi, sebab immunoligis, sindrom genetika
yang terkain DM (Bustan,2015)
PATOFISIOLOGI
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah
1) Glukosa darah sewaktu : normal >200 mg/Dl
2) Glukosa darah puasa : normal >140 mg/dL
3) Glukosa darah 2 jam setelah makan : normal >200 mg/dL
b. Pemeriksaan Fungsi Tiroid
Peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa
darah dan kebutuhan akan insulin
c. Urine
Pemeriksaan didapatkannya adanya glukosa darah urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : Hijau (+), kuning (++), merah (+++) dan
merah bata (++++).
d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai
dengan jenis kumah.
e. Pemeriksaan lain : fungsi ginjal, lemak darah, fungsi hati, antibodi anti sel insulan
langerhans
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis
a. Obat (tablet OAD/oral antidiabetes)
b. Insulin
1) Indikasi penggunaan insulin
a) DM tipe I
b) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
c) DM kehamilan
d) DM dan gangguan soal hati yang berat
e) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
f) DM dan TBC paru akut
g) DM dan Koma lain pada DM
h) DM operasi
2) Insulin diperlukan pada keadaan :
a) Penurunan berat badan yang cepat
b) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
c) Ketoasidosis diabetik
d) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
b. Olahraga
c. Edukasi
d. Pemantauan
Pemberian obat-obatan
KOMPLIKASI
a. Infark jantung
Di dinding arteri timbul benjolan-benjolan yang mengganggu sirkulasi darah
dan akhirnya terjadi artheroclerosis yang mengakibatkan infark jantung.
b.Retinopati
Sering kali pada retina timbul ciri-ciri perdarahan, edema, mengelupas dan
menjadi buta. Di dunia barat, terhinophaty ini merupakan penyakit tersering dan
penglihatan buruk dan kebutaan.
c. Poli Neuropati
Begitu pula kerusakan pada pembuluh kecil dan saraf dapat timbul pada
berbagai tempat, yang akhirnya mengakibatkan defek pada semua organ dan
jaringan perifer. Gangguan ini sering terjadi dengan perasaan seperti tertusuk-tusuk
dan hilang rasa ditangan kaki dan borok sukar sumbuh dan tak jarang
mengakibatkan gangrene (mati jaringan) dan amputasi.
d. Neuropati
Selain itu dapat timbul kerusakan ginjal dengan hiperfiltrisi dan keluarnya albumin dan
kemuh yang sering kali bersifat fatal.
Impotensi, infeksi Stafilokok pada kulit dan keluhan claudication (Penyakit etilase)
ditungkai yang berciri-ciri kejang-kejang sangat nyeri di betis setelah jalan beberapa meter.
e. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetic
2) Retinopatidiabetik
3) Nefropati diabetic
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1. Grade 0 : tidak ada luka
2. Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3. Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4. Grade III : terjadi abses
5. Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
6. Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
1. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak - sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda
– tanda vital.
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3. Sistem Endokrin
Sering kencing, selalu merasa haus,kelelahan, mual dan muntah,kenaikan atau penurunan
berat badan.
4. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
5. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
6. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
7. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
8. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
9. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
10. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ ).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
DIAGNOSA KEPERAWATAN