Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

SISTEM ENDOKRIN (DIABETESMELITUS)

Kelompok 2

Resa Septyani Pratiwi


Riski Saputra
Tita Lela Rosalina
DEFINISI

Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kalainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan
defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner &
Suddart, 2002)

Menurut pelkeni (2011) dan ADA (2012) diabetes mellitus adalah suatu
kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya, yang
menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan
pembuluh darah.
ETIOLOGI
Berikut ini merupakan beberapa penyebab dari penyakit
diabetes mellitus:

1. Diabetes Melitus tipe 1 ( IDDM )


a. Faktor genetik
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan
2. Diabetes Melitus tipe 2 ( NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan
gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui.
Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi
insulin.
Faktor resiko :
a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

3. Diabetes gestasional (GDM )


Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan yang dialami oleh si Ibu :
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM sejak sebelum hamil
2. ibu mengalami/menderita DM saat hamil
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita


DM apabila menderita 2 dari 3 gejala, yaitu:
1. Keluhan TRIAS: banyak minum, banyak kencing, dan
penurunan berat badan
2. Kadar glukosa darah dua jam setelah makan lebih dari 200
mg/dl
3. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
Menurut PERKENI 2015, gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
1. Gejala akut penyakit DM
pemulaan gejala yang ditunjukkan meliputi:
a. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (poli phagi)
b. Sering merasa haus (polidipsi)
c. Jumlah urin yang dikeluarkan banyak (poliuri)

2. Gejala kronik penyakit DM


a. Kesemutan
b. Kulit terasa panas atau seperti tertusukk-tusuk jarum
c. Rasa tebal di kulit
d. Kram
e. Mudah mengantuk
NEXT

f. Mata kabur
g. Biasanya sering ganti kacamata
h. Gatal di sekitar kemaluan terutama pada wanita
i. Gigi mudah goyah dan lepas
j. Kemampuan seksual menurun
k. Pada ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg
KLASIFIKASI

1. Klasifikasi klinis
a. DM
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh distruksi sel beta pulau langerhans akibat proses autoimun.
2) Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang
pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati: tipe II obesitas
3) Tipe II dengan obesitas
4) Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan Toleransi Glukosa
NEXT

c. Diabetes Kehamilan atau DM gestational (Bustan,2015)


1) Berpotensi menderita kelainan glukosa dikemudian hari
2) Munculnya saat hamil muda tapi akan normal saat persalinan
3) Resiko pada ibu bisa fatal
4) Resiko pada janin cacat bawaan sampai mati
5) Memerlukan insulin (sementara waktu)
NEXT

2. Klasifikasi resiko statistik


a. Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa .
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa

3. DM tipe lain bisa berupa defek genetic fungsi insulin, efek genetic kerja
insulin, infeksi, karena obat/kimiawi, sebab immunoligis, sindrom genetika
yang terkain DM (Bustan,2015)
PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa/produksi


glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dal
sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia
(kadar glukosa darah > 110 mg/dl). Jika terdapat defisit insulin, empat
perubahan metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah:
1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang
2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa
hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang
tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak.
Pada DM tipe 1 terdapat ketidakmampuan menghasilkan insulin karena sel-
sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu:
a. Resistensi urin
b. Gangguan sekresi insulin
PATHWAY
PATHWAY
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah
1) Glukosa darah sewaktu : normal >200 mg/Dl
2) Glukosa darah puasa : normal >140 mg/dL
3) Glukosa darah 2 jam setelah makan : normal >200 mg/dL
 
b. Pemeriksaan Fungsi Tiroid
Peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan glukosa
darah dan kebutuhan akan insulin
c. Urine
Pemeriksaan didapatkannya adanya glukosa darah urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : Hijau (+), kuning (++), merah (+++) dan
merah bata (++++).
d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai
dengan jenis kumah.
e. Pemeriksaan lain : fungsi ginjal, lemak darah, fungsi hati, antibodi anti sel insulan
langerhans
PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis
a. Obat (tablet OAD/oral antidiabetes)
b. Insulin
1) Indikasi penggunaan insulin
a) DM tipe I
b) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD
c) DM kehamilan
d) DM dan gangguan soal hati yang berat
e) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)
f) DM dan TBC paru akut
g) DM dan Koma lain pada DM
h) DM operasi
2) Insulin diperlukan pada keadaan :
a) Penurunan berat badan yang cepat
b) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
c) Ketoasidosis diabetik
d) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat

Idealnya insulin digunakan sesuai dengan keadaan fisiologis tubuh,


terapi insulin diberikan sekali untuk kebutuhan basal dan tiga kali dengan
insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan. Namun demikian terapi
insulin yang diberikan dapat divariasikan sesuai dengan kenyamanan
penderita selama terapi insulin mendekati kebutuhan fisiologis.
2. Penatalaksanaan keperawatan
a. Diet
Syarat diet hendaknya dapat :
1) Memperbaiki kesehatan umum penderita
2) Mengarahkan pada berat badan normal
3) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
4) Memberikan modifikasi siit sesuai dengan keadaan penderita
Prinsip diet DM, adalah :
1) Jumlah sesuai kebetuhan
2) Jadwal diet ketat
3) Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam mlaksanakan diet diabetes sehari-hari hendaknya diikuti pedoman
3 J yaitu :
1) Jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambah
2) Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
3) Jenis makanan yang manis harus dihindari
Diet DM sesuai dengan paket – paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalori nya:
1) Diit DM I :1100 kalori
2) Diit DM II:1300 kalori
3) Diit DM III:1500 kalori
4) Diit DM IV:1700 kalori
5) Diit DM V:1900 kalori
6) Diit DM VI:2100 kalori
7) Diit DM VII:2300 kalori
8) Diit DM VIII:2500. Kalori
Diit I s/d III: diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk
Diit IV s/d V: diberikan kepada penderita dengan berat badan normal
Diit VI s/d VII: diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remajaatau diabetes komplikasi
Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Melitus harus disesuaikan oleh status gizi pendirita,
penentuan gizi dilaksakan dengan menghitung percentage of relative body weight (BBR = berat
badan normal) dengan rumus:
BB (Kg)
BBR = -----------------x 100%
TB (cm) – 100
Kurus (underweight) : BBR < 90 %
Normal (ideal) : BBR 90 – 100%
Gemuk (overweight) : BBR > 110 %
Obesitas apabila : BBR > 120 %
Obesitas ringan : BBR120 – 130 %
Obesitas sedang : BBR 130 – 130 %
Obesitas berat : BBR 140 – 200 %
Morbid : BBR > 200%
Sebagai pedoman jumlah yang diperlukan sehari – hari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori sehari
Normal : BB x 30 kalori sehari
Gemuk : BB x 20 kalori sehari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori sehari
NEXT

b. Olahraga
c. Edukasi
d. Pemantauan
Pemberian obat-obatan
KOMPLIKASI

a. Infark jantung
Di dinding arteri timbul benjolan-benjolan yang mengganggu sirkulasi darah
dan akhirnya terjadi artheroclerosis yang mengakibatkan infark jantung.
b.Retinopati
Sering kali pada retina timbul ciri-ciri perdarahan, edema, mengelupas dan
menjadi buta. Di dunia barat, terhinophaty ini merupakan penyakit tersering dan
penglihatan buruk dan kebutaan.
c. Poli Neuropati
Begitu pula kerusakan pada pembuluh kecil dan saraf dapat timbul pada
berbagai tempat, yang akhirnya mengakibatkan defek pada semua organ dan
jaringan perifer. Gangguan ini sering terjadi dengan perasaan seperti tertusuk-tusuk
dan hilang rasa ditangan kaki dan borok sukar sumbuh dan tak jarang
mengakibatkan gangrene (mati jaringan) dan amputasi.
d. Neuropati
Selain itu dapat timbul kerusakan ginjal dengan hiperfiltrisi dan keluarnya albumin dan
kemuh yang sering kali bersifat fatal.
Impotensi, infeksi Stafilokok pada kulit dan keluhan claudication (Penyakit etilase)
ditungkai yang berciri-ciri kejang-kejang sangat nyeri di betis setelah jalan beberapa meter.
e. Komplikasi menahun Diabetes Mellitus
1) Neuropati diabetic
2) Retinopatidiabetik
3) Nefropati diabetic
4) Proteinuria
5) Kelainan coroner
6) Ulkus/gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain:
1. Grade 0 : tidak ada luka
2. Grade I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3. Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4. Grade III : terjadi abses
5. Grade IV : gangren pada kaki bagian distal
6. Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah distal
 
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN :

1. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat,
status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit
dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Adanya rasa kesemutan pada kaki / tungkai bawah, rasa raba yang menurun,
adanya luka yang tidak - sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya luka, penyebab terjadinya luka serta upaya
yang telah dilakukan oleh penderita untuk mengatasinya.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada
kaitannya dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pankreas. Adanya
riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis, tindakan medis
yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh
penderita.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang
juga menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi insulin misal hipertensi, jantung.
6. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami
penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan keluarga
terhadap penyakit penderita.
Pemeriksaan fisik
1. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan tanda
– tanda vital.
2. Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga kadang-
kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal, ludah
menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah, apakah
penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
3. Sistem Endokrin
Sering kencing, selalu merasa haus,kelelahan, mual dan muntah,kenaikan atau penurunan
berat badan.
4. Sistem integumen

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan shu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
5. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
6. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
7. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
8. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
9. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat
lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
10. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk,
reflek lambat, kacau mental, disorientasi.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120
mg/dl dan dua jam post prandial > 200 mg/dl.
2. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui
perubahan warna pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan
merah bata ( ++++ ).
3. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
dengan jenis kuman.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


melemahnya / menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat
adanya obstruksi pembuluh darah.
2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren
pada ekstrimitas.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan pembentukan ATP
terganggu
4. Defisit nutrisi berhubungan dengan intake makanan yang kurang.
5. Resiko syok berhubungan dengan elektrolit
6. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan tubuh
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai