Anda di halaman 1dari 25

A.

PENGERTIAN
Endokarditis merupakan infeksi pada endokardium (selaput jantung) & katup
jantung. Endokarditis bisa terjadi secara tiba-tiba & dlm beberapa hari bisa berakibat
fatal (endokarditis akut) / bisa terjadi secara bertahap & tersamar beberapa minggu
hingga beberapa bulan (endokarditis sub akut). Bakteri penyebab endokarditis
kadang-kadang cukup kuat untuk menginfeksi katup jantung yg normal
(Ruhyanudin,2006)
Endokarditis merupakan peradangan pada katup & permukaan endotel
jantung. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) ialah infeksi yg diakibatkan oleh
invasi langsung bakteri / organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah
katup (Arif Muttaqin,2009).
Endokarditis Infektif ialah infeksi pada endokardium (selaput jantung) &
katup jantung. Endokarditis infektif bisa terjadi secara tiba-tiba & dlm beberapa hari
bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut); / bisa terjadi secara bertahap &
tersamar dlm beberapa minggu hingga beberapa bulan (endokarditis infektif subakut).
Endokarditis ialah penyakit infeksi yg diakibatkan oleh mikroorganisme pada
endokard / katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yg telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dgn endokarditis, biasanya berupa
penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yg didapat. Dahulu Infeksi pada
endokard banyak diakibatkan oleh bakteri sehingga dijuluki endokariditis bakterial.
Sekarang infeksi bukan diakibatkan oleh bakteri saja, tetapi bisa diakibatkan oleh
mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, & lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard & katub yg telah mengalami
kerusakan, tetapi jg pada endokar & katub yg sehat, misalnya penyalahgunaan
narkotik perintravena / penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, &
kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme & daya tahan penderita. Infeksi
subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak
pernah ada, oleh penderita meninggal terlebih dahulu yg diakibatkan oleh sepsis.
Endokarditis kronik hampir tidak bisa dibuat diagnosanya, oleh gejalanya tidak khas.

A. KLASIFIKASI
Pengertian mengenai endokarditis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
endokarditis infektif & endokarditis non infektif.
1. Endokarditis infektif
Penyakit yg diakibatkan oleh infeksi bakteri pada endokardium jantung
/ pada pembuluh darah besar. Penyakit ini ditandai oleh adanya vegetasi.
Berlandaskan gambaran klinisnya, endokarditis infektif dibedakan menjadi
dua yaitu :
1) Endokarditis bakterial subakut, timbul dlm beberapa minggu / bulan &
diakibatkan oleh bakteri yg minus ganas, seperti streptokokus viridans.
1) Endokarditis bakterial akut, timbul dlm beberapa hari hingga beberapa
minggu, dgn gejala-gejala klinik yg lebih berat. Sering diakibatkan oleh
bakteri yg ganas seperti stafilokokus aureus.
2. Endokarditis non infektif
Penyakit yg diakibatkan oleh laktor trombosis yg diikuti dgn vegetasi,
Penyakit ini sering didapatkan pada penderita stadium akhir dari proses
keganasan. Berlandaskan jenis katup jantung yg terkena infeksi, endokarditis
dibedakan jg menjadi dua yaitu: 1) Native valve endocarditis, yaitu infeksi
pada katup jantung alami. 2) Prosthetic Valve endocarditis, yaitu infeksi pada
katup jantung buatan.
Gejala-gejala klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yg ringan
hingga yg terberat, yaitu Endokarditis Akut, & Endokarditis Subakut,
a. Endokarditis Akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dgn demam cukup
tinggi 38,9-40,9 Celsius, denyut jantung yg cepat, kelelahan & kerusakan
katup jantung yg cepat & luas. Vegetasi endokardial (emboli) yg terlepas
bisa berpindah & menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain
Penimbunan nanah (abses) bisa terjadi di dasar katup jantung yg terinfeksi
/ di tempat tersangkutnya emboli yg terinfeksi. Katup jantung bisa
mengalami perforasi (perlubangan) & dlm waktu beberapa hari bisa terjadi
kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami syok; ginjal & organ
lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis). Infeksi arteri bisa
memperlemah dinding pembuluh darah & meyebabkan robeknya
pembuluh darah. Robekan ini bisa berakibat fatal, terutama bila terjadi di
otak / dekat dgn jantung
a. Endokarditis Sub Akut bisa menimbulkan gejala-gejala beberapa bulan
sebelum katup jantung rusak / sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya
berupa kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius, penurunan berat
badan, berkeringat & anemia. Diduga suatu endokarditis jika seseorang
mengalami demam tiada sumber infeksi yg jelas, jika diketemukan
murmur jantung yg baru / jika murmur yg lama telah mengalami
perubahan. Limpa bisa membesar, Pada kulit timbul binti-bintik yg sangat
kecil, jg di bagian putih mata / dibawah kuku jari tangan. Bintik-bintik ini
merupakan perdarahan yg sangat kecil yg diakibatkan oleh emboli kecil yg
lepas dari katup jantung. Emboli yg lebih besar bisa menyebabkan nyeri
perut, penyumbatan mendadak pada arteri lengan / tungkai, serangan
jantung / (stroke).
B. ETIOLOGI
Endokarditis paling banyak diakibatkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yg hidup dlm saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik,
maka 90 – 95 % endokarditis infeksi diakibatkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak
adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yg merupakan
1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yg lebih patogen yaitu
stapilokokus aureus yg menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya ialah
stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, &
kandida.
Faktor predisposisi diawali dgn penyakit-penyakit kelainan jantung bisa berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dgn fibrilasi & gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral & katub aorta. Penyakit jantung bawaan yg terkena
endokarditis ialah penyakit jantung bawaan tiada ciyanosis, dgn deformitas katub & tetralogi
fallop. Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis
infeksi ialah akibat pemakaian obat imunosupresif / sitostatik, hemodialisis / peritonial
dialisis, serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal,
lupus eritematosus, penyakit gout, & penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi ialah ekstrasi gigi / tindakan lain pada gigi &
mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik & radang saluran
pernapasan.
c D. MANIFESTASI KLINIS
Sering pasien tidak mengetahui dgn jelas sejak kaluhan penyakitnya timbul. Pada
beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut gigi, infeksi saluran nafas /
tindakan lain. Keluhan umum yg sering diderita ialah demam, lemah, letih, lesu, keringat
malam banyak, anoreksia, berat badan menurun & sakit sendi. Bila terjadi emboli mau timbul
keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari
tangan, & kaki & sakit pada kulit.
Berikut gejala & gejala-gejala endokarditis:
a. Peningkatan suhu berulang
a. Menggigil & diaforesis bergantian; bisa terjadi pada malam hari
b. Malaise (sensasi ketidaknyamanan umum / rasa gelisah, lesu / tidak
enak badan).
c. Artralgia, yaitu nyeri pada satu / lebih sendi.
d. Gejala embolisasi
b. Petechie, yaitu bintik-bintik merah akibat perdarahan didalam kulit.
c. Konjungtiva anemis
d. Palatum, mukosa mulut
e. Anoreksia
f. Penurunan berat badan
g. Sakit kepala
h. Splenomegalin (pembesaran limpa).
i. Bunyi jantung : awal normal, lanjut murmur.
E. PATOFISIOLOGI
Kuman paling sering masuk lewat saluran napas bagian atas selain 1tu jg lewat alat
genital & saluran pencernaan, serta pembuluh darah & kulit (lewat jarum suntik yg tidak
steril). Pada saluran pencernaan bakteri bisa masuk melaui makanan / minuman yg
terkontaminasi bakteri. Ketika terjadi luka pada mulut (misalnya sariawan, gigi yg berlubang)
mau memudahkan bakteri masuk ke pembuluh darah, bakteri terbawa ke jantung sehingga
menyebabkan kerusakan pada lapisan endokardium.
Endokard yg rusak dgn permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi &
menimbulakan vegetasi yg tersusun atas trombosis & fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut
biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme berkembang biak & hasilnya
mau menambah kerusakan katub & endokard, kuman yg sangat patogen bisa menyebabkan
robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dgn mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard / aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae
maka bisa terjadi ruptur yg mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yg mengandung kuman & kemudian lepas dari endokard
merupakan gambaran yg khas pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam.
Emboli yg diakibatkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah yg
besar pula. Tromboemboli yg terinfeksi bisa teranggkut hingga di otak, limpa, ginjal, saluran
cerna, jantung, anggota gerak, kulit, & paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. mau
meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit mau menimbulkan rasa
sakit & nyeri tekan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Leukosit dgn jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total
hemolitik komplemen & komplemen C3 dlm serum menurun, kadar bilirubin
sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine diketemukan maka proteinuria & hematuria secara
mikroskopik. Yg penting ialah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus
diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak
10 ml dibiakkan dlm waktu agak lama (1 – 3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yg mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dlm
media yg sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yg positif
uji resistansi terhadap antibiotik.
2. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a. Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yg besar ( > 5
mm).
b. Melihat dilatasi / hipertrofi atrium / ventrikel yg progresif.
c. Mencari penyakit yg menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral,
fibrosis, & calcifikasi katub mitral ).
d. d.Penutupan katub mitral yg lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta & merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.
3. Pemeriksaan rontgen, untuk melihat adanya klasifikasi pada katub.
4. Sinar X dada, bisa menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.
5. Kultur darah, dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus & jamur penyebab.
F. PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar dlm pengobatan endokarditis membasmi kuman penyebab secepat
mungkin, tindakan operasi pada saat yg tepat bila diperlukan. Mengobati kompliikasi yg
terjadi.
Sasaran pengobatan ialah eradikasi total organisme penyerang lewat dosis adekuat agen
antimicrobial yg sesuai.
1. Isolisasikan organisme penyebab lewat seri kultur darah. Kultur
darah dilakukan untuk membantu perjalanan terapi.
2. Setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katub serius mungkin
membutuhkan pengganti katub.
3. Suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan.
Penatalaksanaan medis umum:
a. Tirah baring
b. Farmakoterapi: antibiotic (vancomycyn, khususnya untuk streptokokus
viridians).
c. Penderita dirawat di rumah sakit & mendapatkan antibiotic
intravena dosis cukup tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian
antibiotik saja tidak cukup pada infeksi katub buatan.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Primer:
a. Airway
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya sumbatan jalan napas
2) Distress pernapasan
3) Kemungkinan fraktur servikal
4) Sumbatan jalan napas total:
a) Pada pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis.
b) Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas & sianosis.
a. Breathing
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Frekuensi napas
2) Suara pernapasan
3) Adanya udara keluar dari jalan napas
Cara pengkajian:
1) Look : lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris / tidak, dyspnea.
Lihat jg ap4k4h kesadaran menurun, gelisah, adanya jejeas diatas
clavikula, serta adanya penggunaan otot tambahan.
2) Listen : dgn / tiada stetoskop ap4k4h ada suara tambahan.
3) Feel
b. Circulation
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya denyut nadi karotis
2) Ada tidaknya gejala-gejala syok
3) Ada tidaknya perdarahan eksternal
Pengkajian sekunder, meliputi:
a. Identitas klien
a. Penanggung jawab
b. Riwayat penyakit
c. SAMPLE (Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past Medical History, Last
meal, Event leading).
d. Metode untuk pengkajian nyeri : PQRST
e. Psikososial
f. Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleran aktivitas b/d penurunan curah jantung akibat infeksi endokarditis.
b. Ansietas b/d ancaman terhadap kematian mendadak, minus pengetahuan
tentang kondisinya.
c. Gangguan pola tidur b/d menggigil (demem), berkeringat sebagai akibat
dari infeksi.
d. Resiko cukup tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
dirumah b/d koping yg tidak efektif dlm menangani perubahan – perubahan
gaya hidup.
3. Rencana Keperawatan
a. Intoleran aktivitas b/d penurunan curah jantung akibat infeksi
endokarditis.
Rencana tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan daya tahan terhadap
aktivitas
Rencana tindakan :
1. Pantau toleransi terhadap aktivitas.
2. Periksa denyut nadi sebelum & sesudah aktivitas.
3. Rencaakan aktivitas yg memungkinkan untuk periode istirahat.
4. Kurangi aktivitas pasien.
5. Bantu aktivitas sehari – hari sesuai keperluan .
6. Anjurkan pasien untuk tirah baring.
Rasionalisasi :
1. Ketahanan fisik bisa ditingkatkan ketika aktivitas yg dilakukan
bertambah.
1. Intervensi ini sebagai indikasi bahwa pasien mempunyai batas
aktivitas max.
2. Tirah baring mengurangi beban kerja jantung dgn mengurangi energi
.yg dibutuhkan tubuh.
b. Ansietas b/d ancaman terhadap kematian mendadak, minus
pengetahuan tentang kondisinya.
Rencana tujuan : Rasa cemas pasien berkurang dgn kriteria ekspresi wajah
rileks, ps mengerti tentang kondisinya.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan kepada pasien tentang keadaanya.
2. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Alihkan perhatian pasien.
4. Libatkan keluarga dlm keperawatan.
5. Ciptakan lingkungan yg tenang.
6. Konsulkan pada dokter jika pasien tetap cemas.
Rasionalisasi :
1. Kecemasan menimbulkan suatu stres tambahan terhadap kondisi
jantung.
1. Keluarga ialah manusia terdekat dari pasien yg mengerti benar tentang
kondisi pasien sehingga keluarga mampu memberi dukungan mental
kepada pasien.
c. Gangguan pola tidur b/d menggigil (demem), berkeringat sebagai
akibat dari infeksi.
Rencana Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi dgn kriteria
pasien tidak menggigil & keringat berkurang, suhu 36 – 37º C.
Rencana Tindakan :
1. Observasi suhu tubuh.
2. Ciptakan lingkungan yg nyaman (tempat tidur, pakaian).
3. Anjurkan pasien untuk memanfaatkan selimut tipis.
4. Lakanakan terapi dari dokter.
d. Resiko cukup tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan
pemeliharaan dirumah b/d koping yg tidak efektif dlm menangani
perubahan – perubahan gaya hidup.
Rencana tujuan : Pasien mau melaksanakan perawatannya dirumah dgn
kriteria pasien bisa menerima tanggung jawab untuk melakukan perawatan
diri sendiri, pasien mau shering dgn petugas kesehatan, tentang perasaan &
kasus- kasus perubahan gaya hidupnya.
Rencana tindakan :
1. Yakinkan pada pasien untuk segera menghubungi dokter jika
terjadi hal-hal yg tidak diinginkan.
2. Jelaskan pada pasien bahwa perawatan sangat diperlukan .
3. Anjurkan pasien untuk check
up. Rasionalisasi :
1. Kesanggupan melakukan pengobatan bertambah setelah pasien
memahami keterkaitan antara kondisi kesehatan &
penanganannya.
1. Dgn check up untuk menghindari kemungkinan terinfeksi kembali.
DAFTAR
PUSTAKA
Leatham, Aubrey.(2002).Kardiologi.Jakarta: Erlangga.
Muttaqin, Arif.(2009).Asuhan Keperawatan Klien dgn Gangguan Sistem Kardiovaskular &
Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.
Ruhyanudin,Faqih.2006.Asuhan Keperawatan pada Pasien dgn Gangguan
Sistem Kardiovaskuler.Malang:UMM PRESS
Wilkinson,Judith.M.(2006).Buku Saku Diagnosis Keperawatan dgn Intervensi NIC
& Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.

KONSEP DASAR
DEFINISI
Endokarditis adalah radang pada katup jantung dan endokardium yang
disebabkan olehkuman dan jamur (Murwani, A, 2009).
Endokarditis adalah suatu infeksi yang melibatkan endokardium yang utuh
atau rusak atau katup jantung protesa (Edward K. Chung, 1995).
Endokarditis adalah infeksi yang serius dari salah satu dari empat klep-klep
(katup-katup) jantung (Anonim, 2011).
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada
lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup
jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain (Mansjoer, 2000).
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan endotel
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis infeksi.
Terjadinya endokarditis rematik karena di sebabkan langsung oleh demam rematik
yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi streptokokus. Endokarditis infeksi
(endokarditis bakterial) adalah infeksi yang di sebabkan oleh invasi langsung bakteri
atau organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah katub. (arif
muttaqin2009).
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid biasanya terjadi pada jantung
yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dengan endokarditis,
biasanya berupa penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat.
Dahulu Infeksi pada endokard banyak disebabkan oleh bakteri sehingga disebut
endokariditis bakterial. Sekarang infeksi bukan disebabkan oleh bakteri saja, tetapi
bisa disebabkan oleh mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, dan lain-lain. (wajan
juni udjianti 2010).

JENIS ENDOKARDITIF
1. Endokarditis Rematik
Terjadinya endokarditis rematik disebabkan oleh demam rematik, suatu
penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokkokus grup A. Demam
rematik mempengaruhi semua persendian, menyebabkan poliartritis. Jantung juga
merupakan organ sasaran dan merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jaringan tersebut
tidak secara kangsung mengalami infeksi atau secara langsung dirusak oleh
organism tersebut, namun hal ini merupakan sensitivitas atau reaksi sebagai
respons terhadap streptokokus hemolitikus. Leukosit darah akan tertimbun pada
jaringan yang terkena dan membentuk nodul , yang kemudian akan diganti dengan
jaringan parut.
2. Endokarditis Infeksi
Endokarditis infeksi ( endokarditis bacterial) adalah infeksi katup dan
permukaan endotel jantung yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau
organisme lain dan menyebabkan derfomitas bilah katup. Mikroorganisme
penyebab mencakup bakteri (streptokoki, enterokoki, pneumokoki, stapilokoki)
fungi, riketsia dan streptokokus viridians.
Endokarditis infeksi terjadi pada pasien yang memiliki riwayat penyakit katup
jantung. Pasien yang berisiko tinggi adalah pasien yang memiliki penyakit jantung
rematik atau prolaps mitral dan yang pernah menjalani pembedahan prostetik.
Endokarditis infeksi biasanya terjadi pada manula , mungkin akibat menurunya
respon imunologis terhadap infeksi, perubahan metabolism akibat penuaan, dan
menignkatnya prosedur diagnostic invasive, khusunya pada penyakit genitouriner.
Endokarditis Infeksi atau infektif dapat dibagi menjadi :
1. Endokarditis Infektif Akut
disebabkan oleh mikrooganisme yang sangat virulen (misalnya :
Staphylococcus aureus) mikroorganisme ini sering membentuk koloni di
katup jantung , yang sebelumnya normal dengan menimbulkan infeksi yang
disertai nekrosis, ulserasi, dan bersifat invasif. Secara klinis terdapat demam
yang progresif cepat disertai dengan malaise, dan kelemahan. Vegetasi yang
besar dapat menimbulkan komplikasi emboli; splenomegali yang sering
ditemukan. Sekalipun terapi sudah diberikan, kematian tetap terjadi pada
beberapa hari hingga beberapa minggu pada 50 – 60 % pasien.
2. Endokarditis Infektif Subakut
Secara khas disebabkan oleh mikroorganisme dengan virulensi yang sedang
hingga rendah ( misalnya Streptococcus viridians) yang memebentuk koloni
pada katup jantung yang abnormal, atau yang pernah mengalami jejas.
Destruksi katup terjadi lebih ringan diabandingkan endokarditis infeksi akut.
Pola ini terjadi secara tersembunyi dengan kelehan tidak enak badan (malaise)
yang tidak spesifik, demam yang tidak begitu tinggi, penurunan berat badan
dan sindrom mirip flu. Vegetasi yang terbentuk cenderung kecil sehingga
komplikasi emboli yang terjadi lebih jarang terjadi. Penyakit ini cenderung
memiliki perjalanan penyakit yang lama, sekalipun tanpa terapi sekalipun
angka mortalitas yang lebih rendah dibandingkan dengan endokarditis infektif
akut.

ETIOLOGI
Endokarditis paling banyak disebabkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yang hidup dalam saluran pernapasan bagian atas. Sebelum
ditemuklan antibiotik, maka 90-95% endokarditis infeksi disebabkan oleh
streptokokus viridans, tetapi sejak adanya antibiotik streptokokus viridans 50%
penyebab infeksi endokarditis yang merupakan 1/3 dari sumber infeksi. Penyebab
lain dari infeksi endokarditis yang lebih patogen yaitu stapilokokus aureus yang
menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya adalah stertokokus
fekalis, stapilokokus, bakteri gram negative aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, dan
kandida. Faktor-faktor predisposisi dan faktor pencetus.
Faktor Predisposisi diawali dengan penyakit-penyakit kelainan jantung dapat
berupa penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik,
penyakit jantung sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati
hipertrof obstruksi. Endokarditis infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik
dengan fibrilasi dan gagal jantung. Infeksi sering pada katub mitral dan katub aorta.
Penyakit jantung bawaan yang terkena endokarditis adalah penyakit jantung bawaan
tanpa ciyanosis, dengan deformitas katub dan tetralogi fallop. Bila ada kelainan
organic pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis infeksi adalah
akibat pemakaian obat imuno supresif atau sitostatik, hemodialisis atau peritonial -
dialisis, serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit
ginjal, lupus eritematosus, penyakit gout, dan penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi adalah ekstrasi gigi atau tindakan lain
pada gigi dan mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik dan
radang saluran pernapasan.

PATOFISIOLOGI
Pada Endokarditis bisa bersifat endokarditis rematik dan endokarditis infeksi.
Pada Endokarditis rematik di sebabkan langsung oleh demam rematik, suatu penyakit
rematik yang di sebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik
mempengaruhi semua persendian sehingga menyebabkan poliartritis. Jantung juga
merupakan organ sasaran yang merupakan dan bagian yang kerusakannya paling
serius. Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinya jantung tersebut
tidak mengalami infeksi atau secara langsung di rusak oleh organisme tersebut,
namun hal ini merupakan fenomena sensitifitas atau reaksi yang terjadi sebagai
respons terhadap streptokokus hemolitikus.
Endokarditis rematik secara anatomis di manisfestasikan dengan adanya
tumbuhan kecil yang transparan, yang menyerupai manik dengan ukuran sebesar
jarum pentul. Manik-manik kecil tadi tidak berbahaya dan dapat menghilang tanpa
merusak bilah katub, namun yang lebih sering mereka menimbulkan efek serius.
Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang secar bertahap menebalkan bilah-
bilah katub, menyebabkan menjadi memendek dan menebal di dinding dengan bilah
katub yang normal, sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna. Sebagai
akibatnya terjadilah kebocoran.
Pada klien lain, tepi bilah katub yang meradang menjadi lengket satu sama
lain mengakibatkan stenosis katub, yaitu penyempitan lumen katub. Sebagian kecil
klien dengan demam rematik menjadi sakit berat yang diiringi oleh gagal jantung
yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Klien dengan kondisi seperti ini
harus di rawat di ruang perawatn intensif.
Kebanyakan klien sembah dengan segera dan terlihat normal. Namun,
meskipun klien telah bebas dari gejala, masih ada beberapa efek residual permanen
yang tetap tinggal dan sering menimbulkan deformitas katub progresif. Beratnya
kerusakan jantung atau bahkan keberadaan nya mungkin tidak tampak pada
pemeriksaan fisik selama fase akut penyakit ini namun bising jantung yang khas pada
stenosis katup, regurgitasi, atau keduanya dapat terdegar pada auskultasi.pada
beberapa klien, bahkan dapat terdeteksi adanya getaran pada saat palpasi.
Miokardium biasanya dapat mngompesasi defek katup tersebut degan baik sampai
beberapa waktu tertentu. Selama miokardium masih bisa mengompensasi, klien
masih dalam keadaan sehat.
PATHWAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total
hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam serum menurun, kadar bilirubin
sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara
mikroskopik. Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus
diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak
10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus
dalam media yang sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yang
positif uji resistansi terhadap antibiotik.
Echocardiografi
Diperlukan untuk:
 melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5 mm)
 melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
 mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral,
fibrosis, dan calcifikasi katub mitral ).
 penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif katub
aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemberian obat yang sesuai dengan uji resistensi dipakai obat yang diperkirakan
sensitif terhadap mikroorganisme yang diduga. Bila penyebabnya streptokokus
viridan yang sensitif terhadpa penicillin G, diberikan dosis 2,4 - 6 juta unit per hari
selama 4 minggu, parenteral untuk dua minggu, kemudian dapat diberikan parenteral
/ peroral penicillin V karena efek sirnegis dengan streptomicin, dapat ditambah 0,5
gram tiap 12 jam untuk dua minggu . Kuman streptokokous fecalis (post operasi obs-
gin) relatif resisten terhadap penisilin sering kambuh dan resiko emboli lebih besar
oleh karena itu digunakan penisilin bersama dengan gentamisin yang merupakan obat
pilihan. Dengan dosis penisilin G 12 - 24 juta unit/hari,dan gentamisin 3 - 5 mg/kgBB
dibagi dalam 2 - 3 dosis. Ampisilin dapat dipakai untuk pengganti penisilin G dengan
dosis 6 - 12 gr/hari . Lama pengobatan 4 minggu dan dianjurkan sampai 6 minggu.
Bila kuman resisten dapat dipakai sefalotin 1,5 gr tiap jam (IV) atau nafcilin 1,5 gr
tiap 4 jam atau oksasilin 12 gr/hari atau vankomisin 0,5 gram/6 jam, eritromisin 0,5
gr/8 jam lama pemberian obat adalah 4 minggu. Untuk kuman gram negatif diberikan
obat golongan aminoglikosid : gentamisin 5 - 7 mg/kgBB per hari, gentamisin sering
dikombinsaikan dengan sefalotin, sefazolia 2 - 4 gr/hari, ampisilin dan karbenisilin.
Untuk penyebab jamur dipakai amfoterisin B 0,5 - 1,2 mg/kgB per hari (IV) dan
flucitosin 150 mg/Kg BB per hari peroral dapat dipakai sendiri atua kombinasi.
Infeksi yang terjadi katub prostetik tidak dapat diatasi oleh obat biasa, biasanya
memerlukan tindakan bedah. Selain pengobatan dengan antibiotik penting sekali
mengobati penyakit lain yang menyertai seperti : gagal Jantung . Juga keseimbangan
elektrolit, dan intake yang cukup .
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Konsep asuhan keperawatan adalah metode sistematik dimana secara langsung


perawat dan klien secara bersamaan menentukan masalah keperawatan sehingga
membutuhkan asuhan keperawatan. Proses asuhan keperawatan mempunyai
beberapa tahapan, yaitu: Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian ini terdiri atas anamnesis berupa keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, dan riwayat penyakit terdahulu.
Anamnesis
a. Keluhan utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri
tenggorokan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang
mengganggu katup jantung, keluhan sesak nafasdan kelemahan menjadi
alasan klien untuk meminta pertolongan
b. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian riwayat kesehatan sekarang, meliputi :
- Apakah terdapat adanya penurunan respons imunologis terhadap
infeksi seperti pada klien HIV atau AIDS.
- Apakah klin mengalami perubahan metabolisme akibat penuaan.
- Apakah klien pernah mendapat prosedur diagnostik invasif secara
intravena.
- Apakah klien mendapat pengobatan antibiotik jangka panjang.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian riwayat dahulu (RPD) yang mendukung adalah dengan
mengkaji apakah sebelumnya klien pernah menderita infeksi
tenggorokan, infeksi sinus akut, riwayat minum obat, dan adanya efek
samping yang terjadi di masa lalu. Juga harus menanyakan adanya alergi
obat dan tanyakan reaksi alergi apa yang timbul. Sering kali klien tidak
dapat membedakan suatu alergi dengan efek samping obat.
d. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah di alami oleh
keluarga, serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka
penyebab kematiannya juga di tanyakan.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan terdiri atas pengkajian B1-B6.
a. B1 (Breathing)
Apabila gangguan sudah mengenai katup jantung, biasanya klien terlihat
sesak dan frekuensi nafas melebihi normal.sesak nafas ini terjadi akibat
pengerahan tenaga dan kenaikan tekanan akhir diastolik pada ventrikel
kiri yang meningkatkan tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena
terdapat ke gagalan eningkatan curah darah ventrikel kiri pada waktu
melakukan kegiatan fisik. Bila sudah parah, dispnea kardiak dapat timbul
pada waktu beristirahat. Klien biasanya di dapat kan batuk.
a. B2 (Bleeding)
Inspeksi
Inspeksi adanya parut. Keluhan lokasi nyeri di daerah substernal atau
nyeri di atas perikardium. Penyebaran dapat meluas di dada, terjadi
nyeri, serta ketidakmampuan bahu dan tangan.
Palpasi
Denyut nadi perifer melemah, panas tinggi (38,9o - 40oC), dan menggigil.
Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup.
Gejala sistemik yang terjadi sesuai dengan virulensi organisme yang
menyerang. Bila di temukan mur-mur pada seseorang yang menderita
infeksi sistemik maka harus di curigai adanya infeksi endokarditis.
Perkembangan murmur yang progresif sesuai perkembangan waktu dapat
terjadi dan menunjukan adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau
perforasi katup atau chordae tendineae. Pembesaran jantung atau adanya
bukti gagal jantung kongestif juga bisa terjadi.
Perkusi
Pada batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus lanjut pembesaran
jantung.
b. B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM, sakit tenggorokan, dan kemerahan pada
tenggorokan di sertai eksudat (awitannya mendadak) serta nyeri sendi
dan punggung. Sinusitis akut dan otitis media akut terjadi mungkin
karena streptokokus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit
kepala, iskemia serebral transien atau sementara, dan stroke yang
mungkin di akibatkan oleh emboli pada arteri serebral.
b. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya
penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan manifestasi dari
penurunan perfusi perifer.
c. B5 (Bowel)
Klien biasanya di dapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan dan
berat badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe,
nyeri abdomen (lebih sering pada anak).
d. B6 (Bone)
Aktivitas. Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda : takikardia, dispnea,
pada istirahat / aktivitas. Higiene : kesulitan melakukan tugas perawatan
diri.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Elektrokardiografi
2. Analisa Data
Proses analisa data adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep, teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi
klien.

3. Diagnosis keperawatan
1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan tidak mampunya
katup jantung
2. Penurunan perfusi jaringan (endokardium ) yang berhubungan dengan
kurangnya suplai darah
3. Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan suplai oksigen yang tidak
seimbang dengan kebutuhannya
4. Risiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan gangguan respon imun
5. Defisit pengetahuan (merawat diri, sifat penyakit) yang berhubungan
dengan tidak ada informasi, tidak responsifterhadap informasi
Hasil yang diharapkan dari asuhan yang diberikan kepada klien adalah :
1. Mengungkapkan bahwa kelelahan berkurang
2. Menunjukkan toleransi jantung terhadap kegiatan, ditandai dengan
tekanan darah dan nadi yang stabil
3. Dapat mengatur kegiatan dan istirahat apabila merasa lelah, sakit dada,
dispnea
4. Dapat mencegah infeksi

4. Intervensi keperawatan
1. Diagnosa 1
Meningkatkan/memperbaiki curah jantung
a. Pantau murmur sistolik dan diastolik
b. Bunyi nafas adventisius;pemakaian otot-otot napas
c. Terapi oksigen
2. Diagnosa 2
Meningkatkan perfusi jaringan
a. Jelaskan kepada pasien rasionalisasi cepat lelah. Istirahat apabila
merasa sakit dada dan pusing, timbul dispnea karena menunjukkan
perfusi jaringan berkurang
b. Pantau nadi dan tekanan darah ketika istirahat, melakukan
kegiatan dan setelahnya, untuk mengetahui toleransi pasien
terhadap kegiatan
3. Diagnosa 3
Meningktakan kegiatan dan istirahat
a. Dorong pasien utnuk melakukan pasif dan aktif sesuai
kemampuannya
b. Beri istirahat selama 30 menit sampai 1 jam di antara kegiatan
4. Diagnosa 4
Mencegah infeksi
a. Beri antibiotika pada jam yang ditentukan dokter. Ada antibotika
yang nefrotoksik sehingga fungsi ginjal perlu dipantau lewat
pemeriksaan BUN dan kreatinin.
b. Hindari orang-orang yang terkena infeksi

5. Diagnosa 5
Penyuluhan kesehatan
a. Jelaskan kepada pasien tentang sifat bakteri endokarditis
b. Jelaskan kepada pasien dan keluarga untuk memberi tahu petugas
kesehatan, termasuk dokter atau dokter gigi bahwa pasien pernah
sakit endokarditis bakterial, supaya pasien dapat diberi antibiotika
profilaksis sebelum dilakukan prosedur invasif
c. Higiene geligi yang baik sangat penting, pakai sikat gigi yang
lembut, gunakan dental floss.
5. Evaluasi

Pada evaluasi, pasien akan :


1. Mengungkapkan bahwa kelelahan berkurang
1. Menunjukkan nadi dan tekanan darah stabil
2. Dapat memanfaatkan istirahat (secara mandiri) apabila merasa pusing,
sakitdada, lelah
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi yang baru
4. Dapat melakukan tindakan pencegahan untuk menghindari kambuhnya
endokard
DAFTAR PUSTAKA

 Ardiansyah, Muhamad.2012. Keperawatan Medikal Bedah untuk


Mahasiswa. Jogjakarta.Diva press
 Leatham, Aubrey.2002.Kardiologi.Jakarta: Erlangga.
 Muttaqin, Arif.2009.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.
 Wilkinson,Judith.M.2006.Buku Saku Diagnosis Keperawatan
dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.
 Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer. Jakarta: Salemba Medika
 Smeltzer C suzanne, Bare Brenda G. 2002. Keperawatan Medikal Bedah..
Jakarta : EGC
 Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta:
Salemba Medika
 Baughman,Diane C.2000.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
 Sloanne, Ethel.2004. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Pemula.jakarta:EGC
 Smeltzer,Suzanne C.2002 Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah.Jakarta:EGC
 Baradero,Mary et all.2008.Klien dengan
Gangguan Kardiovaskular.Jakarta:EGC
 Marlynn E doenges,2002,Rencana Asuhan Keperawatan:Jakarta,EGC

Anda mungkin juga menyukai