Anda di halaman 1dari 17

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1 ASUHAN

NAMA-NAMA KELOMPOK :
KEPERAWATAN
Adelcy Y Pelupessy
Aldi Rumata LANSIA DENGAN
Arie S Ampoa
Bina Rumatiga HIPERTENSI
Carmalia Huka
Christy Rehuwallo
Elna Saflut
Iswahyudi
Lilies Upate
KONSEP MEDIS

Defenisi
 Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di
dalam arteri.
 Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya
tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140
mmHg dan distolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
 Secara umum, Hipertensi adalah tekanan darah yang
tinggi.
Etiologi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah


terjadinya perubahan-perubahan pada :
 Elastisitas dinding aorta menurun
 Katub jantung menebal dan menjadi kaku
 Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
 Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
 Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia
simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang
akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Lanjutan...
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang
kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat,
yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat


dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
 Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
 Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di
sebabkan oleh penyakit lain.
Tanda Dan Gejala

 Tekanan darah diatas 120/80 mmHg


 Kepala terasa sakit terus-menerus
 Mimisan
 Mual dan muntah yang disertai dengan pandangan
kabur dan napas yang pendek
 Mati rasa atau kesemutan
 Terdapat titik darah pada bagian mata
 Merasa pusing secara tiba-tiba.
Pemeriksaan Penunjang

1. Hemoglobin / hematokrit
2. Kalsium Serum
3. Kolestrol dan Trigliserid Serum
4. Pemeriksaan Tiroid
5. Urinalisa
6. Asam Urat
7. Foto Dada
8. CT Scan
9. EKG
Penatalaksanaan

 Terapi tanpa Obat → Terapi tanpa obat digunakan


sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang
dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
Diet→Penurunan BB, Latihan Fisik→Olahraga
seperti Jogging,Bersepeda,Berenang,dll., Edukasi
Spikologis→Teknik relaksasi,Pendidikan
Kesehatan (Penyuluhan).
Lanjutan...
 Terapi dengan Obat → Tujuan pengobatan
hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah
komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya
perlu dilakukan seumur hidup penderita.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

 Pengkajian Secara Umum


1. Identitas Pasien
2. Riwayat/Faktor Risiko
3. Aktivitas/Istirahat
4. Makanan dan cairan
5. Nyeri/Ketidak Nyamanan

 Pengkajian Persistem
1. Sirkulasi
2. Eliminasi
3. Neurosensori
4. Pernafasan
Diagnosa
Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif.

Tujuan & Kriteria Hasil


 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif ( SLKI. Hal : 188 )
 Luaran Utama : Perfusi Renal ( SLKI. Hal : 85 )
 Dengan Kriteria Hasil : Meningkat
Perencanaan/Intervensi
 Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakarnial : ( SIKI. Hal :
205 )
 Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan
tekanan dalam rongga kranial.
Lanjutan...
 Observasi
 Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas
ireguler, kesadaran menurun)
 Terapeutik

- Berikan posisi semi fowler


 Minimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang.
 Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu


Implementasi
 Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakarnial : ( SIKI. Hal : 205 )
 Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola peningkatan tekanan
dalam rongga kranial.
 Observasi
 Memonitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis. Tekanan darah
meningkat, tekanan nadi melebar, bradikardia, pola nafas ireguler,
kesadaran menurun).
 Terapeutik

- Memberikan posisi semi fowler


 Meminimalkan stimulus dengan menyediakan lingkungan yang
tenang.
 Kolaborasi

- Mengkolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu


Evaluasi
 S : Klien mengatakan tekanan darah sudah kembali normal.
 O :Tekanan darah pasien sudah kembali normal dan pasien
tampak membaik.
 A : Masalah Teratasi.
 P : Intervensi Dihentikan.
Thanks You

Anda mungkin juga menyukai