Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Hepatitis ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 11: PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORITIS HEPATITIS
1. Definisi
2. Anatomi fisiologi
3. Patofisiologi
4. Etiologi
5. Klasifikasi hepatitis
6. Cara pencegahan hepatitis
7. Pengobatan hepatitis
8. WOC
9. Penatalaksanaan medis
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS
1. Pengkajian
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Diagnosa keperawatan
5. Intervensi keperawatan
A. kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh
infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus
adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit
dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95%
kasus dari hepatitis virus akut. (Ester Monica, 2002 : 93)
Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia.
Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya
bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. (Aru, w sudoyo, 2006 : 429).
Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker
hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa
10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan
terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air
seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit
tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga
ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis
menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang
meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15
persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10
persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala
sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting.
Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan
menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-
90% dari kasus-kasus hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan
kasus-kasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan
kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari
keadaan sebenarnya. (Brunner & Sudarth, 2001 : 1169)
Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau
penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh
hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini
haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga
klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui
rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau
tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori. Nutrisi enteral lebih
ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi
masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau
bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian
makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat
diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. (Marilyn E. Doengoes, 1999: 758)
Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga
menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko
terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu
menyiapkan diri dengan pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air
bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum,
mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga
kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan
teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan
bahkan dapat menyebabkan kematian.
B. Rumusan masalah
Bagaimana teoritis keperawatan dalam kasus hepatitis ini?
C. Tujuan
a. Mengenal apa itu hepatitis
b. Mengenal konsep dasar penyakit hepatitis
c. Mengetahui konsep teoritis hepatitis
BAB 11
PEMBAHASAN
Hepar merupakan organ yang mempunyai dua lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Lobus kanan dibagi menjadi segmen anterior dan posterior oleh firusa segmentasi kanan.
Lobus kiri dibagi menjadi segmen medial dan lateral oleh hligamentum falsiforme.
Setiap lobus hepar terbagi menjadi struktur-struktur yang dinamakan lobulus. Diantara
lempengan sel hati terdapat kapiler-kapiler yang dinamakan sinusoid yang merupakan cabang
venaporta dan arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik mononuklear / sel kuffer
yang berfungsi menelan bakteri dan benda asing dalam darah.
Arteri hepatika menyuplai darah ke hepar 1/3 dari darah yang masuk ke hepar dan 2/3
berasal dari vena porta. Arteri hepatika membawa darah beroksigen dan vena porta membawa
darah yang kurang beroksigen dari vena mesenterika superior, inferior dan sona slpanikus
yang menerima darah dari pangkreas, limfa, lambung, usus dan kandung empedu. Vena porta
membawa nutrien, sisa metabolisme dan toksik dari organ pencernaan ke hepar untuk
diproses, didektosifikasi.
Fungsi hepar:
1. Produksi empedu
Komponen empedu:
Air
Garam empedu
Bilirubin
Kolesterol
Asam lemak
Sodium
Potasium
Kalsium
Klorida
Ion bikarbonad
2. Metabolisme karbohidrat
Glikolisis, konversi glukosa menjadi glikogen
Glikogenolisis, pemecahan glikogen menjadi glukosa
Penyimpanan glikogen
Konversi galaktesa dan fruktosa menjadi glukosa
Glukonegogenesis, konversi asam amino menjadi glukosa
3. Metabolisme lemak
Oksidasi asam lemak
Pembentukan lipoprotein
Sintesis kolesterol dan fosfolipit
Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat
4. Metabolis protein
Katabolisme as. Amino
Pembentukan area untuk pengeluaran amonia dari dalam tubuh diekskresikan
melalui ginjal dan intestinal
Pembentukan protein plasma
Albumin
Protombin
Fibrinogen
Protein pembekuan( faktor V, VI, VII, IX dan X)
Brotransformasi lemak, obat dan substansi lain
5. Sirkulasi
Setiap menit hepar memproses 16 bagian dari 1 ltr darah yang bersirkulasi melalui
sinusoid. Sehinga hepar merupakan resekrosis yang menyimpan darah dalam jumlah
banyak.
3. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari
hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri . sering dengan
berkembangnya inflamasi pada hepar pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada- sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubu oleh
respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya,
sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran
kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah bilirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk kedalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
bilirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi( akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan
karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi kedalam kemih, sehingga
menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin
terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan
menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
4. Etiologi
a. Infeksi virus
b. Reaksi toksik terhadap obat-obatan : menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering
disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut
c. Alkohol : menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya mejadi alkohol sirosis
d. Bahan-bahan kimia
5. Klasifikasi Hepatitis
1. Hepatitis A
Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya melalauigelas atau
sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A. Kadang - kadangdapat juga melalui
keringat penderita atau melalui jarum suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa
hepatitis A.
2. Hepatitis B
Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibuhamil bila
terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada dalamkandungan atau waktu
menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah yang banyak di jumpai pada penyakit
hepatitis B. Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan
telah dapat pula di cegah melaluivaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi pada
populasi orang dewasa,kelompok tertentu dan orang yang memiliki cara hidup tertentu
berisiko tinggi.
3. Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab terseringinfeksi
hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkandengan cara yang
sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah.Populasi yang paling sering
terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yangmenerima produk darah, potensial
risiko terhadap pekerja perawatan kesehatandan keamanan masyarakat yang terpajan pada
darah. Masa inkubasinya adalahselama 18-180 hari.
4. Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah parah.
Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individuyang mengedap infeksi kronik
HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bilaindividu telah mempunyai HBV, dan darah
infeksius melalui infeksi HDV.Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi,
hemofili, resipientranfusi darah multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai
HBV).Masa inkubasinya belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan
resikotimbulnya hepatitis fulminan, kegagalan hati, dan kematian
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti airyan
tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup padaatau perjalanan
pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan pula sering pada dewasa.
6. pengobatan hepatitis
A. Hepatitis A
- Beristirahat total.
C. Hepatitis C
Regimen pengobatan hepatitis C di masa lalu membutuhkan suntikan
ribavirin dan interferon setiap minggu selama 48 minggu. Perawatan ini memiliki
risiko efek samping yang signifikan dan kadang-kadang mengancam jiwa. Pengobatan
ini memiliki tingkat kesembuhan sekitar 60% dengan efek samping yang membuat
tubuh tidak nyaman. Jika diperlukan, obat-obatan lain seperti simeprevir, sofobuvir,
daclatasvir, kombinasi ledipasvir dan sofosbuvir, serta kombinasi ombitaisvir,
paritaprevir dan ritonavir juga dapat diberikan.
Saat ini, obat terbaru hepatitis C disebut direct antiviral agent (DAA) juga
mulai digunakan untuk mengobati hepatitis C. Obat ini terbukti lebih aman, efektif,
dan dapat ditoleransi tubuh. Waktu penyembuhan hepatitis C dengan DAA juga lebih
singkat, yaitu sekitar 4 bulan.
D. Hepatitis D
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang memuaskan untuk hepatitis D.
Diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kerusakan hati. Interferon-alpha
adalah satu-satunya obat yang menunjukkan efek terapi pada penyakit ini.
Pengobatan menggunakan interferon pada pasien dilakukan dengan penyuntikkan
setiap minggu dan dapat berlangsung selama 12-18 bulan. Meskipun demikian,
terkadang setelah pengobatan interferon selesai dijalani, pasien masih dapat
memberikan hasil positif pada pengetesan virus HDV. Pendekatan akhir untuk
menghilangkan hepatitis D adalah menghilangkan hepatitis B. Jika hepatitis B
masih positif, Hepatitis D masih infeksius.
Pengobatan hepatitis D terfokus pada observasi terhadap pemeriksaan fungsi
hati. Khusus bagi penderita hepatitis D yang sudah mengalami kerusakan hati
akibat sirosis ataupun fibrosis, dapat menjalani operasi cangkok hati. Operasi ini
dilakukan dengan mengangkat hati pasien yang sudah rusak dan menggantinya
dengan hati yang masih sehat yang diperoleh dari donor.
Pasien harus selalu rutin menjalani program kontrol yang dijadwalkan oleh
dokter. Program kontrol yang dianjurkan adalah paling tidak setiap 6 bulan untuk
memantau perkembangan infeksi hepatitis D dan juga hepatitis B kronis
E. Hepatitis E
Namun, jika cara ini tidak berhasil mengurangi jumlah virus dalam darah,
maka pengobatan biasanya akan dilanjutkan dengan terapi antivirus. Cara yang
digunakan adalah dengan monoterapi ribavirin (600–1000 miligram dalam satu
hari), untuk minimal tiga bulan. Pada tahap yang lebih parah, hepatitis E biasanya
harus diobati dengan prosedur transplantasi hati.
7. WOC
8. Penatalaksanaan medis
a) Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.
b) Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
c) Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di
metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.
d) Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
e) Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan
penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk
menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.
f) Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi
orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
g) Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Hepatitis
1. Pengkajian
a. Biodata klien
Meliputi: nama, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, status kawin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, No.MR.
b. Riwayat kesehatan
1) Data demografi
Apakah klien tinggal/ bekerja dilingkungan yang terpapar dengan infeksi
virus dan bahan-bahan kimia
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien biasa datang dengan keluhan : demam, sakit kepala, nyeri pada
kuadran kanan atas mual, muntah, ikterik, lemah, letih, lesu, dan anoreksia
3) Riwayat kesehatan dahulu
-penyakit apa yang pernah diderita pasien
-kebiasaan minum alkohol
-pernah menjalani operasi batu empedu
4) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit hepatitis fdan
penyakit infeksi lain
c. Pemeriksaan Fisik
1. Review Of Sistem (ROS)
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai
kesakitan, konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
terpasang O2, tidak ada ronchi, whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
(anoreksia)
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : pada hepar teraba keras
Perkusi : hypertimpani
2. Pengkajian fungsional Gordon
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga yang
sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola nutrisi dan metabolic
Makan : Tidak nafsu makan, porsi makan tidak habis, habis 3 sendok disebabkan
Mual muntah .
Minum : minum air putih tidak banyak sekitar 400-500cc
c. Pola eliminasi
BAK : urine warna gelap,encer seperti teh
BAB : Diare feses warna tanah liat
d. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena pasien lemah terkulai di
atas tempat tidur, lelah ,malaise dan membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya,
e. Pola istirahat tidur
Pasien tidak bisa istirahat total seperti biasanya karena ada nyeri pada abdomen,
mialgia, atralgia, sakit kepala dan puritus.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Pasien sudah mengerti tentang keadaanya dan merasa harus segera berobat
g. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara baik tetapi akibat kondisinya
pasien malas untuk keluar dan memilih untuk istirahat.
h. Pola reproduksi / seksual
pola hidup/perilaku meningkatkan risiko terpejan (contoh homoseksual aktif/biseksual
pada wanita).
i. Pola persepsi diri dan konsep diri
Pasien ingin cepat sembuh dan tidak ingin mengalami penyakit seperti ini lagi
j. Pola mekanisme koping
Pasien apabila merasakan tidak nyaman selalu memegangi perutnya dan meringis
kesakitan
k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Pasien beragama islam dan yakin akan cepat sembuh menganggap ini merupakan
cobaan dari Allah SWT.
d. Pemeriksaan penunjang
a) Tes fungsi hati (abnormal 4-10 x dari normal)
b) AST (SGOT). ALT(SGPT)
a. Awalnya meningkat, dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian
menurun
c) Darah lengkap
a. SDM menurun karena penurunan terhadap SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan pendarahan
d) Leukopenia : trombositopenia makan ada(splenomega;i)
e) Difeninsial darah lengkap :leukositosis, monositosis, limfosit atipikal dan sel plasma
f) Alkali fosfatase : meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
g) Feses : warna tanah liat, penurunan fungsi hati
h) Albumin serum : menurun
i) Gula darah : hiperglikemia/ hipoklikemia
j) Anti HAV IG.M : positif pada tipe A
k) HBs A : positif pada tipe B /negatif pada tipe A
l) Masa protombrin : memanjang
m) Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100 ml
n) Bropsi hati : menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis
o) Skan hati : membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim hati
p) Urinalisa : peningkatan bilirubin, protein/ hematuria
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hepatitis adalah suatu penyakit peradangan pada jaringan hati yang disebabkan oleh
infeksi virus yang menyebabkan sel sel hati mengalami kerusakan sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
hepatitis A
hepatitis B
hepatitis C
hepatitis D
hepatitis E
kemungkinan hepatitis F dan G
Semua hepatitis Virus mempunyai gejala yang hampir sama, sehingga secara klinis hampir
tidak mungkin dibedakan satu sama lain.
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat ini belum
ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis
virus adalah dengan vaksinasi.
B. Saran
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat
lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke
dokter. Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati.
Untuk mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan
sebagai berikut :
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya,Andra Saferi dan Putri, Yessie Mariza. 2013. Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika
Joyke M. Black & Jane Hokanson Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah.: Manajemen
Klinis untuk hasil yang diharapkan Edisi & Buku 2. Singapura:Elsevier.
1. RANIKA PUTRI
2. SISKA WATI
3. ANISA PUTRI
4. MONALISA
5. ZAIDATUL NADIA
Dosen pembimbing:
TA. 2019/2020