Anda di halaman 1dari 9

A.

PENGERTIAN
Endokarditis merupakan infeksi pada endokardium (selaput jantung) & katup
jantung. Endokarditis bisa terjadi secara tiba-tiba & dlm beberapa hari bisa berakibat
fatal (endokarditis akut) / bisa terjadi secara bertahap & tersamar beberapa minggu
hingga beberapa bulan (endokarditis sub akut). Bakteri penyebab endokarditis
kadang-kadang cukup kuat untuk menginfeksi katup jantung yg normal
(Ruhyanudin,2006)
Endokarditis merupakan peradangan pada katup & permukaan endotel
jantung. Endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) ialah infeksi yg diakibatkan oleh
invasi langsung bakteri / organisme lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah
katup (Arif Muttaqin,2009).
Endokarditis Infektif ialah infeksi pada endokardium (selaput jantung) &
katup jantung. Endokarditis infektif bisa terjadi secara tiba-tiba & dlm beberapa hari
bisa berakibat fatal (endokarditis infektif akut); / bisa terjadi secara bertahap &
tersamar dlm beberapa minggu hingga beberapa bulan (endokarditis infektif subakut).
Endokarditis ialah penyakit infeksi yg diakibatkan oleh mikroorganisme pada
endokard / katub jantung. Infeksi endokarditis biasanya terjadi pada jantung yg telah
mengalami kerusakan. Penyakit ini didahului dgn endokarditis, biasanya berupa
penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung yg didapat. Dahulu Infeksi pada
endokard banyak diakibatkan oleh bakteri sehingga dijuluki endokariditis bakterial.
Sekarang infeksi bukan diakibatkan oleh bakteri saja, tetapi bisa diakibatkan oleh
mikroorganisme lain, seperti jamur, virus, & lain-lain.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard & katub yg telah mengalami
kerusakan, tetapi jg pada endokar & katub yg sehat, misalnya penyalahgunaan
narkotik perintravena / penyakit kronik. Perjalanan penyakit ini bisa; akut, sub akut, &
kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme & daya tahan penderita. Infeksi
subakut hampir selalu berakibat fatal, sedangkan hiperakut/akut secara klinis tidak
pernah ada, oleh penderita meninggal terlebih dahulu yg diakibatkan oleh sepsis.
Endokarditis kronik hampir tidak bisa dibuat diagnosanya, oleh gejalanya tidak khas.

B. KLASIFIKASI
Pengertian mengenai endokarditis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu
endokarditis infektif & endokarditis non infektif.
1. Endokarditis infektif
Penyakit yg diakibatkan oleh infeksi bakteri pada endokardium jantung
/ pada pembuluh darah besar. Penyakit ini ditandai oleh adanya vegetasi.
Berlandaskan gambaran klinisnya, endokarditis infektif dibedakan menjadi
dua yaitu :
1) Endokarditis bakterial subakut, timbul dlm beberapa minggu / bulan &
diakibatkan oleh bakteri yg minus ganas, seperti streptokokus viridans.
2) Endokarditis bakterial akut, timbul dlm beberapa hari hingga beberapa
minggu, dgn gejala-gejala klinik yg lebih berat. Sering diakibatkan oleh
bakteri yg ganas seperti stafilokokus aureus.
2. Endokarditis non infektif
Penyakit yg diakibatkan oleh laktor trombosis yg diikuti dgn vegetasi,
Penyakit ini sering didapatkan pada penderita stadium akhir dari proses
keganasan. Berlandaskan jenis katup jantung yg terkena infeksi, endokarditis
dibedakan jg menjadi dua yaitu: 1) Native valve endocarditis, yaitu infeksi
pada katup jantung alami. 2) Prosthetic Valve endocarditis, yaitu infeksi pada
katup jantung buatan.
Gejala-gejala klinis endokarditis, sangat bervariasai dari yg ringan
hingga yg terberat, yaitu Endokarditis Akut, & Endokarditis Subakut,
a. Endokarditis Akut biasanya dimulai secara tiba-tiba dgn demam cukup
tinggi 38,9-40,9 Celsius, denyut jantung yg cepat, kelelahan & kerusakan
katup jantung yg cepat & luas. Vegetasi endokardial (emboli) yg terlepas
bisa berpindah & menyebabkan infeksi tambahan di tempat lain
Penimbunan nanah (abses) bisa terjadi di dasar katup jantung yg terinfeksi
/ di tempat tersangkutnya emboli yg terinfeksi. Katup jantung bisa
mengalami perforasi (perlubangan) & dlm waktu beberapa hari bisa terjadi
kebocoran besar. Beberapa penderita mengalami syok; ginjal & organ
lainnya berhenti berfungsi (sindroma sepsis). Infeksi arteri bisa
memperlemah dinding pembuluh darah & meyebabkan robeknya
pembuluh darah. Robekan ini bisa berakibat fatal, terutama bila terjadi di
otak / dekat dgn jantung
b. Endokarditis Sub Akut bisa menimbulkan gejala-gejala beberapa bulan
sebelum katup jantung rusak / sebelum terbentuknya emboli. Gejalanya
berupa kelelahan, demam ringan 37,2-39,2 Celsius, penurunan berat
badan, berkeringat & anemia. Diduga suatu endokarditis jika seseorang
mengalami demam tiada sumber infeksi yg jelas, jika diketemukan
murmur jantung yg baru / jika murmur yg lama telah mengalami
perubahan. Limpa bisa membesar, Pada kulit timbul binti-bintik yg sangat
kecil, jg di bagian putih mata / dibawah kuku jari tangan. Bintik-bintik ini
merupakan perdarahan yg sangat kecil yg diakibatkan oleh emboli kecil yg
lepas dari katup jantung. Emboli yg lebih besar bisa menyebabkan nyeri
perut, penyumbatan mendadak pada arteri lengan / tungkai, serangan
jantung / (stroke).
C. ETIOLOGI
Endokarditis paling banyak diakibatkan oleh streptokokus viridans yaitu
mikroorganisme yg hidup dlm saluran napas bagian atas. Sebelum ditemuklan antibiotik,
maka 90 95 % endokarditis infeksi diakibatkan oleh streptokokus viridans, tetapi sejak
adanya antibiotik streptokokus viridans 50 % penyebab infeksi endokarditis yg merupakan
1/3 dari sumber infeksi. Penyebab lain dari infeksi endokarditis yg lebih patogen yaitu
stapilokokus aureus yg menyebabkan infeksi endokarditis subakut. Penyebab lainnya ialah
stertokokus fekalis, stapilokokus, bakteri gram negatif aerob/anaerob, jamur, virus, ragi, &
kandida.
Faktor predisposisi diawali dgn penyakit-penyakit kelainan jantung bisa berupa
penyakit jantung rematik, penyakit jantung bawaan, katub jantung prostetik, penyakit jantung
sklerotik, prolaps katub mitral, post operasi jantung, miokardiopati hipertrof obstruksi.
Endokarditi infeksi sering timbul pada penyakit jantung rematik dgn fibrilasi & gagal
jantung. Infeksi sering pada katub mitral & katub aorta. Penyakit jantung bawaan yg terkena
endokarditis ialah penyakit jantung bawaan tiada ciyanosis, dgn deformitas katub & tetralogi
fallop. Bila ada kelainan organik pada jantung, maka sebagai faktor predisposisi endokarditis
infeksi ialah akibat pemakaian obat imunosupresif / sitostatik, hemodialisis / peritonial
dialisis, serosis hepatis, diabetis militus, penyakit paru obstruktif menahun, penyakit ginjal,
lupus eritematosus, penyakit gout, & penyalahan narkotik intravena.
Faktor pencetus endokarditis infeksi ialah ekstrasi gigi / tindakan lain pada gigi &
mulut, kateterisasi saluran kemih, tindakan obstretrik ginekologik & radang saluran
pernapasan.
c D. MANIFESTASI KLINIS
Sering pasien tidak mengetahui dgn jelas sejak kaluhan penyakitnya timbul. Pada
beberapa pasien, manifestasi penyakit menjadi jelas sesudah cabut gigi, infeksi saluran nafas /
tindakan lain. Keluhan umum yg sering diderita ialah demam, lemah, letih, lesu, keringat
malam banyak, anoreksia, berat badan menurun & sakit sendi. Bila terjadi emboli mau timbul
keluhan seperti paralisis, sakit dada, sakit perut, hematuria, buta mendadak, sakit pada jari
tangan, & kaki & sakit pada kulit.
Berikut gejala & gejala-gejala endokarditis:
a. Peningkatan suhu berulang
b. Menggigil & diaforesis bergantian; bisa terjadi pada malam hari
c. Malaise (sensasi ketidaknyamanan umum / rasa gelisah, lesu / tidak
enak badan).
d. Artralgia, yaitu nyeri pada satu / lebih sendi.
e. Gejala embolisasi
f. Petechie, yaitu bintik-bintik merah akibat perdarahan didalam kulit.
g. Konjungtiva anemis
h. Palatum, mukosa mulut
i. Anoreksia
j. Penurunan berat badan
k. Sakit kepala
l. Splenomegalin (pembesaran limpa).
m. Bunyi jantung : awal normal, lanjut murmur.
E. PATOFISIOLOGI
Kuman paling sering masuk lewat saluran napas bagian atas selain 1tu jg lewat alat
genital & saluran pencernaan, serta pembuluh darah & kulit (lewat jarum suntik yg tidak
steril). Pada saluran pencernaan bakteri bisa masuk melaui makanan / minuman yg
terkontaminasi bakteri. Ketika terjadi luka pada mulut (misalnya sariawan, gigi yg berlubang)
mau memudahkan bakteri masuk ke pembuluh darah, bakteri terbawa ke jantung sehingga
menyebabkan kerusakan pada lapisan endokardium.
Endokard yg rusak dgn permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi &
menimbulakan vegetasi yg tersusun atas trombosis & fibrin. Vaskularisasi jaringan tersebut
biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme berkembang biak & hasilnya
mau menambah kerusakan katub & endokard, kuman yg sangat patogen bisa menyebabkan
robeknya katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dgn mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard / aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai korda tendinae
maka bisa terjadi ruptur yg mengakibatkan terjadinya kebocoran katub.
Pembentukan trombus yg mengandung kuman & kemudian lepas dari endokard
merupakan gambaran yg khas pada endokarditis infeksi. Besarnya emboli bermacam-macam.
Emboli yg diakibatkan jamur biasanya lebih besar, umumnya menyumbat pembuluh darah yg
besar pula. Tromboemboli yg terinfeksi bisa teranggkut hingga di otak, limpa, ginjal, saluran
cerna, jantung, anggota gerak, kulit, & paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. mau
meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit mau menimbulkan rasa
sakit & nyeri tekan.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
Leukosit dgn jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED meningkat,
immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama globulin positf, total
hemolitik komplemen & komplemen C3 dlm serum menurun, kadar bilirubin
sedikit meningkat.
Pemeriksaan umum urine diketemukan maka proteinuria & hematuria secara
mikroskopik. Yg penting ialah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus
diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil sebanyak
10 ml dibiakkan dlm waktu agak lama (1 3 minggu) untuk mencari
mikroorganisme yg mungkin berkembang agak lambat. biakkan bakteri harus dlm
media yg sesuai. NB: darah diambil sebelum diberi antibiotik . Biakan yg positif
uji resistansi terhadap antibiotik.
2. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yg besar ( > 5
mm).
b) Melihat dilatasi / hipertrofi atrium / ventrikel yg progresif.
c) Mencari penyakit yg menjadi predisposisi endokarditis ( prolap mitral,
fibrosis, & calcifikasi katub mitral ).
d) d.Penutupan katub mitral yg lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta & merupakan indikasi untuk melakukan penggantian katub.
3. Pemeriksaan rontgen, untuk melihat adanya klasifikasi pada katub.
4. Sinar X dada, bisa menunjukkan pembesaran jantung, infiltrasi pulmonal.
5. Kultur darah, dilakukan untuk mengisolasi bakteri, virus & jamur penyebab.
G. PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar dlm pengobatan endokarditis membasmi kuman penyebab secepat
mungkin, tindakan operasi pada saat yg tepat bila diperlukan. Mengobati kompliikasi yg
terjadi.
Sasaran pengobatan ialah eradikasi total organisme penyerang lewat dosis adekuat agen
antimicrobial yg sesuai.
1. Isolisasikan organisme penyebab lewat seri kultur darah. Kultur darah
dilakukan untuk membantu perjalanan terapi.
2. Setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katub serius mungkin
membutuhkan pengganti katub.
3. Suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan.
Penatalaksanaan medis umum:
a. Tirah baring
b. Farmakoterapi: antibiotic (vancomycyn, khususnya untuk streptokokus
viridians).
c. Penderita dirawat di rumah sakit & mendapatkan antibiotic intravena
dosis cukup tinggi selama minimal 2 minggu. Pemberian antibiotik
saja tidak cukup pada infeksi katub buatan.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian Primer:
a. Airway
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya sumbatan jalan napas
2) Distress pernapasan
3) Kemungkinan fraktur servikal
4) Sumbatan jalan napas total:
a) Pada pasien sadar : memegang leher, gelisah, sianosis.
b) Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas & sianosis.
b. Breathing
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Frekuensi napas
2) Suara pernapasan
3) Adanya udara keluar dari jalan napas
Cara pengkajian:
1) Look : lihat pergerakan dada, irama, kedalaman, simetris / tidak, dyspnea.
Lihat jg ap4k4h kesadaran menurun, gelisah, adanya jejeas diatas clavikula,
serta adanya penggunaan otot tambahan.
2) Listen : dgn / tiada stetoskop ap4k4h ada suara tambahan.
3) Feel
c. Circulation
Yg perlu diperhatikan yaitu:
1) Ada tidaknya denyut nadi karotis
2) Ada tidaknya gejala-gejala syok
3) Ada tidaknya perdarahan eksternal
Pengkajian sekunder, meliputi:
a. Identitas klien
b. Penanggung jawab
c. Riwayat penyakit
d. SAMPLE (Sign and Symptoms, Allergy, Medication, Past Medical History, Last meal,
Event leading).
e. Metode untuk pengkajian nyeri : PQRST
f. Psikososial
g. Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleran aktivitas b/d penurunan curah jantung akibat infeksi endokarditis.
b. Ansietas b/d ancaman terhadap kematian mendadak, minus pengetahuan
tentang kondisinya.
c. Gangguan pola tidur b/d menggigil (demem), berkeringat sebagai akibat dari
infeksi.
d. Resiko cukup tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
dirumah b/d koping yg tidak efektif dlm menangani perubahan perubahan
gaya hidup.
3. Rencana Keperawatan
a. Intoleran aktivitas b/d penurunan curah jantung akibat infeksi
endokarditis.
Rencana tujuan : pasien mampu mendemonstrasikan daya tahan terhadap
aktivitas
Rencana tindakan :
1. Pantau toleransi terhadap aktivitas.
2. Periksa denyut nadi sebelum & sesudah aktivitas.
3. Rencaakan aktivitas yg memungkinkan untuk periode istirahat.
4. Kurangi aktivitas pasien.
5. Bantu aktivitas sehari hari sesuai keperluan .
6. Anjurkan pasien untuk tirah baring.
Rasionalisasi :
1. Ketahanan fisik bisa ditingkatkan ketika aktivitas yg dilakukan
bertambah.
2. Intervensi ini sebagai indikasi bahwa pasien mempunyai batas
aktivitas max.
3. Tirah baring mengurangi beban kerja jantung dgn mengurangi energi
.yg dibutuhkan tubuh.
b. Ansietas b/d ancaman terhadap kematian mendadak, minus pengetahuan
tentang kondisinya.
Rencana tujuan : Rasa cemas pasien berkurang dgn kriteria ekspresi wajah
rileks, ps mengerti tentang kondisinya.
Rencana tindakan :
1. Jelaskan kepada pasien tentang keadaanya.
2. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Alihkan perhatian pasien.
4. Libatkan keluarga dlm keperawatan.
5. Ciptakan lingkungan yg tenang.
6. Konsulkan pada dokter jika pasien tetap cemas.
Rasionalisasi :
1. Kecemasan menimbulkan suatu stres tambahan terhadap kondisi
jantung.
2. Keluarga ialah manusia terdekat dari pasien yg mengerti benar tentang
kondisi pasien sehingga keluarga mampu memberi dukungan mental
kepada pasien.
c. Gangguan pola tidur b/d menggigil (demem), berkeringat sebagai akibat
dari infeksi.
Rencana Tujuan : Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi dgn kriteria
pasien tidak menggigil & keringat berkurang, suhu 36 37 C.
Rencana Tindakan :
1. Observasi suhu tubuh.
2. Ciptakan lingkungan yg nyaman (tempat tidur, pakaian).
3. Anjurkan pasien untuk memanfaatkan selimut tipis.
4. Lakanakan terapi dari dokter.
d. Resiko cukup tinggi terhadap kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan
dirumah b/d koping yg tidak efektif dlm menangani perubahan
perubahan gaya hidup.
Rencana tujuan : Pasien mau melaksanakan perawatannya dirumah dgn
kriteria pasien bisa menerima tanggung jawab untuk melakukan perawatan diri
sendiri, pasien mau shering dgn petugas kesehatan, tentang perasaan & kasus-
kasus perubahan gaya hidupnya.
Rencana tindakan :
1. Yakinkan pada pasien untuk segera menghubungi dokter jika terjadi
hal-hal yg tidak diinginkan.
2. Jelaskan pada pasien bahwa perawatan sangat diperlukan .
3. Anjurkan pasien untuk check up.
Rasionalisasi :
1. Kesanggupan melakukan pengobatan bertambah setelah pasien
memahami keterkaitan antara kondisi kesehatan & penanganannya.
2. Dgn check up untuk menghindari kemungkinan terinfeksi kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Leatham, Aubrey.(2002).Kardiologi.Jakarta: Erlangga.
Muttaqin, Arif.(2009).Asuhan Keperawatan Klien dgn Gangguan Sistem Kardiovaskular &
Hematologi.Jakarta: Salemba Medika.
Ruhyanudin,Faqih.2006.Asuhan Keperawatan pada Pasien dgn Gangguan Sistem
Kardiovaskuler.Malang:UMM PRESS
Wilkinson,Judith.M.(2006).Buku Saku Diagnosis Keperawatan dgn Intervensi NIC &
Kriteria Hasil NOC.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai