PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB 2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Epidemiologi
3
katup prostetik. Endokarditis jarang terjadi pada usia anak-anak. Terjadi
terutama pada usia >50 tahun. Endokarditis infektif paling sering mengenai
katup mitral dan aorta. Pada pengguna obat IV sebanyak 50%, katup yang
sering terkena adalah katup trikuspidalis. Sebanyak 15% terjadi pada pasien
yang mempunyai riwayat perawatan gigi sebelumnya. Endokarditis menpunyai
masa inkubasi 2-6 minngu (Mandal, 2006).
2.3 Etiologi
Awitan perlahan keluhan pasien umu, seperti tidak enak, sakit seluruh
tubuh, dan demam. Selain itu akan muncul tanda dan gejala secara spesifik
diantaranya:
4
a. Artralgia (rasa nyeri pada sendi-sendi).
j. Anemia.
2.5 Patofisiologi
5
menjadi memendek dan menebal di dinding dengan bilah katub yang normal,
sehingga tidak dapat menutup dengan sempurna. Sebagai akibatnya terjadilah
kebocoran. Pada klien lain, tepi bilah katub yang meradang menjadi lengket
satu sama lain mengakibatkan stenosis katub, yaitu penyempitan lumen katub.
Sebagian kecil klien dengan demam rematik menjadi sakit berat yang diiringi
oleh gagal jantung yang berat, disritmia serius, dan pneumonia rematik. Klien
dengan kondisi seperti ini harus di rawat di ruang perawatn intensif.
2.6 Komplikasi
a. Jantung
a) Abses jantung
b. Sitemik
b) Aneurisma mikotik
d) Ensefalopati
6
2.7 Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
Leukosit dengan jenis netrofil, anemia normokrom normositer, LED
meningkat, immunoglobulin serum meningkat, uji fiksasi anti gama
globulin positf, total hemolitik komplemen dan komplemen C3 dalam
serum menurun, kadar bilirubin sedikit meningkat. Pemeriksaan umum
urine ditemukan maka proteinuria dan hematuria secara mikroskopik.
Yang penting adalah biakan mikro organisme dari darah . Biakan harus
diperhatikan darah diambil tiap hari berturut-turut dua / lima hari diambil
sebanyak 10 ml dibiakkan dalam waktu agak lama (1 - 3 minggu) untuk
mencari mikroorganisme yang mungkin berkembang agak lambat.
biakkan bakteri harus dalam media yang sesuai. NB: darah diambil
sebelum diberi antibiotik . Biakan yang positif uji resistansi terhadap
antibiotik.
b. Echocardiografi
Diperlukan untuk:
a) Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar >5 mm
b) Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif.
c) Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap
mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral).
d) Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya destrruktif
katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan penggantian
katub.
2.8 Pengobatan
Endokarditis berpotensi dapat disembuhkan jika terapi diberikan lebih
awal seperti:
a. Antibiotik IV:
7
d) S. epidermidis (katup prostetik): vankomisin dan antibiotik tambahan
yang tergantung dari pola sensitivitas (minimal 6 minggu)
a) S. viridans: amoksilin
b) S. aureus: flukloksasilin
c) E. faecalis: amoksilin
2.9 Pencegahan
c. Pengobatan yang cepat dan tepat untuk semua infeksi terutama yang
disebabkan Streptococcus.
8
BAB 3. PATHWAYS
Abses organ
Intoleransi Ketidakseimbangan
Perfusi
aktifitas suplai Oksigen &
jaringan
kebutuhan
Sesak Nafas
Stenosis katup
Bakteriologi/infeksi
Streptococcus Turbulen
aliran darah
Operasi minor/
Ekstraksi gigi
9
BAB 4. ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, tanggal
MRS, no. register, dan diagnose medis.
b. Keluhan utama
Pada fase awal keluhan utama biasanya terasa sesak nafas dan nyeri
tenggorokan. Sesuai perkembangan penyakit endokarditis yang
mengganggu katup jantung, keluhan sesak nafas dan kelemahan.
e. Riwayat keluarga
10
Pemeriksaan fisik:
11
Streptococcus. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit kepala,
iskemia serebral transien atau sementara, dan stroke yang mungkin di
akibatkan oleh emboli pada arteri serebral.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume keluaran urine yang berhubungan dengan adanya
penurunan suplai darah ke ginjal yang merupakan manifestasi dari
penurunan perfusi perifer.
e. B5 (Bowel)
Klien biasanya di dapatkan mual dan muntah, tidak nafsu makan dan berat
badan turun. Pembesaran dan nyeri tekan pada kelenjar limfe, nyeri
abdomen (lebih sering pada anak).
f. B6 (Bone)
Aktivitas. Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup
menetap, dan jadwal olahraga tidak teratur. Tanda : takikardia, dispnea,
pada istirahat/aktivitas. Higiene : kesulitan melakukan tugas perawatan
diri.
4.2 Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangangan suplay oksigen dengan
kebutuhan ditandai dengan dispnea saat beraktivitas dan kelemahan fisik.
b. Perfusi jaringan kardiopulmonal tidak efektif b/d turbulensi aliran darah
ditandai dengan pasien mengtakan sesak nafas, perubahan suhu kulit, TD,
dan denyut nadi melemah.
c. Kurang pengetahuan (mengenai kondisi dan tindakan) yang berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, cara pencegahan,
dan terjadinya komplikasi.
12
4.3 Intervensi
aktivitas. pasien
4. RR normal dalam
respon aktivitas.
5. Tekanan darah
normal dalam
respon aktivitas.
Selasa, Perfusi jaringan Setelah dilakukan 1. Evaluasi nadi perifer
25 Juni kardiopulmonal tindakan
2015 2. Monitor cairan masuk
tidak efekti b/d keperawatan selama
dan keluar
turbulensi aliran 3x24 jam tidak ada
13
darah ditandai gangguan pada 3. Monitor TD, nadi, dan
dengan pasien perfusi jaringan RR
mengtakan perifer pasien
4. Monitor bunyi
sesak nafas, dengan indikator:
jantung
ketidakmampua
1. TD sistolik dan
n bahu dan 5. Monitor suhu tubuh
diastolik dbn
tangan pasien
5. Keseimbangan
intake dan output
Selasa, Kurang Setelah dilakukan 1. Jelaskan patofisiologi
25 Juni pengetahuan tindakan penyakit secara
2015
(mengenai keperawatan selama singkat dan jelas
kondisi dan 2x24 jam pasien
2. Jelaskan tanda dan
tindakan) yang mengetahui tentang
gejala komplikasi
berhubungan kondisi penyakit dan
dengan tindakan dengan 3. Jelaskan aturan, dosis,
14
3. Mendeskripsikan
mengenai dosis,
aturan, dan efek
pengobatan.
4. Mengidentifikasi
tindakan-tindakan
mencegah
endokarditis.
4.4 Pelaksanaan
3. Mengukur TD sebelum
4. Menghitung RR pasien
15
2. Rabu, 26 Juni 2015 1. Mengukur TD, suhu sebelum dan
(08.00-10.00 WIB) sesudah aktivitas
3.
1. Mengobservasi pola istirahat/tidur
(15.00-15.30 WIB)
pasien
2. Menjelaskan patofisiologi
endokarditis secara singkat dan jelas
4.5 Evaluasi
No Dx Hari/Tanggal/Pukul Evaluasi
1. Rabu, 26 juni 2015 S : Pasien mengatakan sesak nafas
16.00 WIB berkurang
16
O : RR dan TD masih mengalami
perubahan drastis ketika melakukan
aktivitas
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme pada endokard atau katub jantung. Infeksi endokarditid
17
biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan. Penyakit ini
didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung bawaan,
maupun penyakit jantung yang didapat. Dahulu Infeksi pada endokard banyak
disebabkan oleh bakteri sehingga disebut endokariditis bakterial. Adapun
implementasi pada penyakit ini antara lain melaksanakan intervensi sesuai
dengan rencana yang telah dilakukan konsulidasi. Ketrampilan interpersonal,
intelektual, teknikal dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi yang
tepat. Keamanan dan kenyamananfisik serta psikologisnya harus dilindungi.
Dokumentasi dan interensi serta respon klien terhadap tindakan medis dan
keperawatan yang telah dilakukan.
5.2 Saran
Pendidikan Kesehatan untuk klien dan keluarganya. Rencana pendidikan
kesehatan untuk pasien dengan endokarditis disesuaikan dengan penyebab
penyakit, pengobatan teratur, tehnik pemberian antibiotika secara intravena dan
cara-cara meminta bantuan orang lain serta identifikasi perkembangan infeksi.
Perawat mengajar pasien bagaimana memasukkan antibiotik secara intravena,
bagaimana menggunakan obat-obat heparin, dan bagaimana agar tidak terjadi
pembekuan darah. Klien dan keluarganya dapat mendemonstrasikan cara-cara
tersebut sebelum keluar dari rumah sakit. Perawat menganjurkan klien untuk
memelihara kebersihan, khususnya kebersihan mulut. Klien dianjurkan untuk
menggosok gigi sekurang-kurangnya dua kali sehari dan membersihkan mulut
dengan air setelah sikat gigi.
18
prima. Perawatan di rumah sangat dibutuhkan sebagai tindak lanjut pada
lingkungan rumah. Ini akan menjadi lebih penting bagi klien..
DAFTAR PUSTAKA
19
Baradero, Mary. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
20