OLEH :
NIM : P07120321037
TINGKAT/SMT :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
DENGAN PERSALINAN NORMAL
Keb energi
Dilatasi Pembukaan Serviks Kala I
Ketidakefektifan
Kontraksi koping
Persalinan Spontan uterus
Risiko Nyeri
Perdarahan Melahirkan
4. Klasifikasi
Menurut (Asrinah, 2010), ada 2 klasifikasi persalinan, yaitu berdasarkan
cara dan usia kehamilan:
a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan.
1) Persalinan Normal (Spontan)
Proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga
ibu sendiri tanpa bantuan alat serta tidak melukai ibu dan prosesnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
2) Persalinan Bantuan
Proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar atau dengan alat.
Persalinan ini, bayi dikeluarkan melalui vagina dengan bantuan tindakan
atau alat, atau dikeluarkan melalui perut dengan cara operasi cesar.
3) Persalinan Anjuran
Kekuatan ditimbulkan dari luar yang diperlukan ibu untuk persalinan
melalui jalan rangsangan. Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang
diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan misalnya dengan pemberian poticon dan prostaglandin.
b. Menurut usia kehamilan dan berat janin
1) Aborus (Keguguran)
Berakhirnya suatu kehamilan pada saat atau sebelum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup
diluar kandungan.
2) Persalinan Prematur
Persalinan dengan usia kehamilan 28 – 36 minggu dengan berat janin
kurang dari 2499 gram.
3) Persalinan Mature (Aterm)
Persalinan dengan usia kehamilan 37 – 42 minggu dengan berat janin di
atas 2500 gram.
4) Persalinan Serotinus
Persalinan dengan usia kehamilan lebih dari 42 minggu.
5. Gejala Klinis
a. Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat
1) Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi
sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar, dan sering
diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
2) Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan didapatkan epigastrium
kendor, fundus uteri lebih rendah dari pada kedudukannya dan kepala
janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk
sering kencing yang disebut Pollakisuria.
3) False labor
Tiga (3) atau empat (4) minggu sebelum persalinan, calon ibu
diganggu oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan
peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:
a) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah
b) Tidak teratur
c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
dan bila dibawa jalan malah sering berkurang
d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan cervix
4) Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan cervix menunjukkan
bahwa cervix yang tadinya tertutup, panjang dan kurang lunak, kemudian
menjadi lebih lembut, dan beberapa menunjukkan telah terjadi
pembukaan dan penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing- masing
ibu, misalnya pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada
primipara sebagian besar masih dalam keadaan tertutup.
5) Energy Sport
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-28
jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya merasa
kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu mendapati satu hari
sebelum persalinan dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini
tampak dari aktifitas yang dilakukannya seperti membersihkan rumah,
mengepel, mencuci perabot rumah, dan pekerjaan rumah lainnya
sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, sehingga
persalinan menjadi panjang dan sulit.
6) Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti diare,
obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan hormon terhadap
sistem pencernaan.
b. Tanda-tanda persalinan
Yang merupakan tanda pasti dari persalinan adalah :
1) Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan
yang mempunyai sifat sebagai berikut :
a) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.
b) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
c) Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya
makin besar
d) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
e) Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
f) Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix
(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi
dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.
6. Tahap Persalinan
Tahap Persalinan Menurut (Sarwono, 2014), persalinan dibagi menjadi 4
tahap yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primipara kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan
pada multipara kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1) Fase laten
Merupakan periode waktu dari awal persalinan hingga ketitik ketika
pembukaan mulai berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak
kontraksi mulai muncul hingga pembukaan tiga sampai empat sentimeter atau
permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi
mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
2) Fase aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam.
Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase
aktif dan selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara
lain :
a) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4
cm.
b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu
2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Menurut Depkes RI (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan kala II
adalah Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu
merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat
menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan
pengeluaran lendir darah. Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama,
kirakira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa
mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka
dan perenium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah
kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada
multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2002).
c. Kala III
Kala III Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban.Tanda – tanda lepasnya plasenta mencakup
beberapa atau semua hal – hal dibawah ini :
1. Uterus menjadi bundar
2. Perdarahan, terutama perdarahan yang agak banyak Memanjangnya bagian
tali pusat yang lahir
3. Naiknya fundus uteri karena naiknya Rahim lebih mudah digerakan.
Manajemen aktif kala III terdiri dari beberapa komponen :
1. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir.
2. Melakukan peregangan tali pusat terkendali.
3. Massase fundus uteri
Asuhan kala III
1. Melakukan manajemen aktif kala III
2. Memeriksa ada tidaknya janin kedua
3. Memberitahukan kepada ibu bahwa plasenta lahir, memeriksa kelengkapan
plasenta
4. Mengevaluasi kontraksi uterus, beserta perdarahan pada kala III
5. Memantau adanya tanda bahaya kala III seperti kelainan kontraksi.
d. Kala IV
Dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama post partum.
Dalam kala IV ini penderita masih membutuhkan pengawasan yang intensif
karena perdarahan karena atonia uteri masih mengancam. Maka dalam kala IV
penderita belum boleh dipindahkan keruang perawatan dan tidak boleh
ditinggalkan oleh bidan. Observasi yang dilakukan 2 jam postpartum. Mengawasi
perdarahan post partum
1. Darah yang keluar dari jalan lahir
2. Kontraksi Rahim
3. Keadaan umum ibu
4. Pengobatan perdarahan postpartum
5. Menjahit robekan perineum
6. Memeriksa bayi
Asuhan persalinan kala IV
1. Memeriksa perdarahan da nada tidaknya laserasi, jika ada laserasi maka
dilakukan heacting
2. Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, perdarahan dan kandung kemih tiap
15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
3. Mengjanjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
4. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
9. Komplikasi
Menurut (Kurniarum, 2016), komplikasi yang biasa terjadi
pada persalinan, sebagai berikut:
a. Malposisi
Kepala janin relatif terhadap pelvis degan oksiput sebagai titik
referensi, atau malposisi merupakan abnormal dari vertek kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Dalam keadaan malposisi dapat terjadi partus macet atau partus lama.
b. Atonia uteri
Penyebab terbanyak perdarahan post partum dini (50%), dan
merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi post
partum. Kontraksi uterus merupakan mekanisme utama untuk
mengontrol perdarahan setelah melahirkan. Atonia terjadi karena
kegagalan mekanisme ini.
c. Retensio plasenta
Lepas plasenta tidak bersamaan sehingga masih melekat pada
tempat implantasi, menyebabkan retraksi dan kontraksi otot uterus
sehingga sebagian pembuluh darah tetap terbuka serta menimbulkan
perdarahan.
d. Emboli air ketuban
Masuknya air ketuban beserta komponennya kedalam sirkulasi
darah ibu. Yang dimaksud komponen disini adalah unsur – unsur yang
terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut
janin, lapisan lemak janin dan cairan kental.
membaik (5)
Pengatura Posisi (I.01019)
Perilaku membaik (5)
Observasi
Nafsu makan membaik
monitor status oksigenasi
(5)
sebelum dan sesudah
Pola tidur membaik (5) mengubah posisi
Status Intrapartum
monitor alat traksi agar selalu
(L.07060) tepat
Koping terhadap Terapeutik
ketidaknyamanan Tempatkan pada matras/tempat
persalinan meningkat tidur terapeutik yang tepat
(5) Tempatkan pada posisi
Memanfaatkan teknik terapeutik
untuk memfasilitasi Tempatkan objek yang sering
persalinan meningkat digunakan dalam jangkauan
(5) Tempatkan bel atau lampu
Dilatasi serviks panggilan dalam jangkauan
meningkat (5) Sediakan matras yang
Perdarahan vagina kokoh/padat
menurun(5) Atur posisi tidur tanf disukai,
Sakit kepala menurun jika tidak kontraindikasi
(5) Atur posisi mengurangi sesak
Nyeri dengan kontraksi (mis. semi-Fowler)
menurun (5) Atur posisi yang meningkatkan
Kejang menurun (5) drainage
Nyeri punggung Posisikan pada kesejajaran
menurun (5) tubuh yang tepat
Frekuensi kontraksi Tinggikan anggota gerak 200
uterus membaik(5) atau lebih diatas level jantung
Periode kontraksi Tinggikan tempat tidur bagian
uterus membaik (5) kepala
Intensitas kontraksi Berikan bantal yang tepat pada
uterus membaik (5) leher
Tekanan darah Berikan topangan pada area
membaik (5) edema (mis bantal dibawah
Frekuensi nadi lengan dan skrotum)
membaik (5) Posisikan untuk memudah
Suhu membaik (5) ventilasi/perfusi (mis
Glukosa darah
membaik (5) tengkurao/ good lung down)
Ouput urine membaik Motivasi melakukan ROM
(5) aktif/pasif
Refleks neurologis Motivasi terlibat dalam
membaik (5) perubahan posisi sesuai
Status kognitif kebutuhan
membaik (5) Hindari menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
Hindari menempatkan stump
amputasi pada posisi fleksi
Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan pada
luka
Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik log
roll
Pertahankan posisi dan
integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan mekanika
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
diperlukan
KALA II
KALA III
membaik (5)
Pengatura Posisi (I.01019)
Perilaku membaik (5)
Observasi
Nafsu makan membaik
monitor status oksigenasi
(5)
sebelum dan sesudah
Pola tidur membaik (5) mengubah posisi
monitor alat traksi agar selalu
Status Intrapartum
tepat
(L.07060)
Terapeutik
Koping terhadap
Tempatkan pada matras/tempat
ketidaknyamanan
tidur terapeutik yang tepat
persalinan meningkat Tempatkan pada posisi
(5) terapeutik
Memanfaatkan teknik Tempatkan objek yang sering
untuk memfasilitasi digunakan dalam jangkauan
persalinan meningkat Tempatkan bel atau lampu
(5) panggilan dalam jangkauan
Dilatasi serviks Sediakan matras yang
meningkat (5) kokoh/padat
Perdarahan vagina Atur posisi tidur tanf disukai,
menurun(5) jika tidak kontraindikasi
Sakit kepala menurun Atur posisi mengurangi sesak
(5) (mis. semi-Fowler)
Nyeri dengan kontraksi Atur posisi yang meningkatkan
menurun (5) drainage
Kejang menurun (5) Posisikan pada kesejajaran
Nyeri punggung tubuh yang tepat
menurun (5) Tinggikan anggota gerak 200
Frekuensi kontraksi atau lebih diatas level jantung
uterus membaik(5) Tinggikan tempat tidur bagian
Periode kontraksi kepala
uterus membaik (5) Berikan bantal yang tepat pada
Intensitas kontraksi leher
uterus membaik (5) Berikan topangan pada area
Tekanan darah edema (mis bantal dibawah
membaik (5) lengan dan skrotum)
Frekuensi nadi Posisikan untuk memudah
membaik (5) ventilasi/perfusi (mis
Suhu membaik (5) tengkurao/ good lung down)
Glukosa darah Motivasi melakukan ROM
membaik (5) aktif/pasif
Ouput urine membaik Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi sesuai
(5) kebutuhan
Refleks neurologis Hindari menempatkan pada
membaik (5) posisi yang dapat
Status kognitif meningkatkan nyeri
membaik (5) Hindari menempatkan stump
amputasi pada posisi fleksi
Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan pada
luka
Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah posisi
Ubah posisi setiap 2 jam
Ubah posisi dengan teknik log
roll
Pertahankan posisi dan
integritas traksi
Jadwalkan secara tertulis untuk
perubahan posisi
Edukasi
Informasikan saat akan
dilakukan perubahan posisi
Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan mekanika
melakukan perubahan posisi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika
diperlukan
membaik (5)
Status kognitif insisi
membaik (5)
KALA IV
Gejala dan Tanda Mayor Nocturia menurun (5) Isi balon dengan Nacl 0,9%
Fiksasi selang kateter di atas
Subjektif :
Mengompol menurun simpisis atau paha
Sensasi penuh pada (5)
Pastikan kantung urine
ditempatkan lebih rendah
kandung kemih Enuresis menurun (5) dari kantong kemih
Berikan label waktu
Objektif : Disuria menurun (5)
pemasangan
Disuria / anuria Anuna menurun (5) Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
Distensi kandung kemih Frekuensi BAK
pemasangan
membaik (5)
Anjurkan menarik napas saat
Karakteristik urine inserasi selang kateter
Gejala dan Tanda Minor
membaik (5)
Subjektf :
Dribbling
Objektif :
Inkontinensia
berlebihan
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019)(Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah (2010) Asuhan Kebidanan Masa persalinan. Edited by Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Kurniarum, ari (2016) ‘Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir’.
Leniwita, H. and Anggraini, Y. (2019) ‘Modul Keperawatan Maternitas’,
Fakultas Vokasi Universitas Kristen Indonesia.
Manuaba (2010) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Edited by EGC.
Jakarta.
Mufdlilah, H. (2010) Konsep Kebidanan. Edited by Nuh Medika. Yogyakarta.
Nugroho (2011) Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Edited by Nuh
Medika. Yogyakarta.
Nurhayati (2009) Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyulit Pada Neonatus.
Edited by CV. Trans Info Media. Jakarta.
Rosyati, H. (2017) ‘Persalinan’, Materi.
Sarwono, P. (2014) Ilmu Kebidanan. Edited by PT. Bina Pustaka. Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edited by Dewan Pengurus Pusat PPNI. Kota Jakarata.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edited by Dewan Pengurus Pusat PPNI. Kota Jakarata.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edited by Dewan Pengurus Pusat PPNI. Kota Jakarata.