Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Post date atau kehamilan lewat waktu adalah diagnosa usia
kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan usia
kehamilan. Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang
berlangsung sampai 42 minggu (249 hari) atau lebih di hitung dari hari
pertama haid terakhir menurut Naegele dengan siklus rata-rata 28 hari.
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42
minggu belum terjadi persalinan.
2. Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan post term belum jelas. Beberapa teori dianjukan pada
umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan post term sebagai
akibat gangguan terhadap timbulnya persalina. Bebrapa terori diajukan
antara lain senagai berikut:
a. Hormonal
Pengaruh hormon progesteron dalam kehamilan yaitu tidak cepat
turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang.
b. Herediter
Karena kehamilan lewat waktu sering dijumpai pada keluarga
tertentu.
c. Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan
kerentanana akan stres merupakan faktor tidak munculnya HIS
d. Saraf uterus, pada kelainan letak janin, tali pusat pendek,
menyebabkan tidak adanya tekanan pada ganglion servikalis dari
fleksus frankenhauser, hal ini yang menyebabkan tidak terjadinya
kontraksi.
e. Kurangnya air ketuban.
f. Insufisiensi plasenta
3. Tanda dan gejala
Adapun tanda dan gejala pada kehamilan post date, yaitu:
1) Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu
2) Keadaan klini yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang
jarang dan berhenti sama sekali.
3) Berat badan ibu mendatar atau berkurang
4) Air ketuban terasa berkurang

4. Manifestasi klinis
a. Keadaan klinis yang dapat ditemukan jarang ialah gerakan janin
yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali per 30 menit
atau secara obyektif dengan kategori kurang dari 10 kali per menit.
b. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi
menjdai:
1. Stadium I: Kulit kehilangan vernik keseosa dan terjadi
maserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah
mengelupas.
2. Stadium II: Seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan) di kulit
3. Stadium III: Seperti stadium I disertai pewarnaan
kekuningan pada kuku, kulit tali pusat.

5. Fatofisiologi
Pada kehamilan kehamilan lewat waktu yang terjadinya penurunan
oksitosiin sehingga menyebabkan tidak adanya HIS terjadi penundaan
persalinan. Fungsi plasenta mencapai puncaknya ada kehamilan 38
minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini
dapat dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen.
Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat
janin dengan resiko 3 kali. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah
plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat
tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O2 menurun menuju janin
di samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko
asfiksia sampai kematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah
menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin
lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin bertambah
besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan
metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental
menyebabkan perubahan abnormnal jantung janin.
6. Pathway

Hormonal Herediter Kadar kortisol Kurangnya


Insufisensi
Bayi yang rendah air ketuban
Plasenta

Progesteron tidak Tidak timbul HIS


cepat turun

Kepekaan uterus
terhadap oksitosin

Hamil > 42 Minggu (Post Date)


Kontraksi uterus

Persalinan tertunda
Induksi
Persalinan
Persalinan lambat dari Tindakan SC
perkiraan lahir
Tanda-Tanda
Inpartu
Luka Insisi
Kurang
Proses
pengetahuan Ibu
Persalinan
terhadap
keselamatan Bayi Nyeri
Pelepasan
Plasenta
Ansietas
Resiko Robekan
Perdarahan Jalan Lahir
Kontraksi
Uterus
Kehilangan Cairan
Resiko
Vaskuler Berlebih
Infeksi
Nyeri
Kekurangan Volume
Cairan
7. Pemeriksaan penunjang
a. USG Untuk menilai usia kehamilan, oligihidramion, derajat
matiritas plasenta.
b. KTG untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c. Penilaian warna iar ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi.
d. Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%
8. Penatalaksanaan
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu yang penting
adalah monitoring janin sebaik-baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan
spontan dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
c. Kehamilan lewat waktu memerlukan pertolongan, induksi
persalinan atau persalinan anjuran. Persalinan induksi tidak
banayak menimbulkan penyulit bayi, aslkan dilakukan di rumah
sakit dengan fasilitas yang cukup.
Dalam pertolongan persalinan lewat waktu, pengawasan saat
persalinan induksi sangat penting karena setiap saat dapat terancam
gawat janin, yang memerlukan pertolongan segera.
Persalinan anjuran/induksi persalinan dapat dilakukan dengan
metode:
1. Persalinan anjuran dengan infuse pituitrin (sintosinon) 5 unit
dalam 500 cc glukosa 5 % banyak dipergunakan.
 Terknik induksi dengan infuse glukosa lebih sederhana,
dan mulai dengan 8 tt/mnt, dengan maksimal 40 tts/mnt.
Kenaikan tetesan setiap 15 menit sebanyak 4-8 tetes
sampai kontraksi optimal tercapai.
 Bila dengan 30 tetes kontraksi maksimal telah tercapai,
maka tetesan tersebut dipertahankan sampai terjadi
persalinan. Apabila terjadi kegagalan, ulangi persalinan
anjuran dengan selang waktu 24-48 jam.
2. Amniotomi
 Memcahkan ketuban merupakan salah satu metode
untuk mempercepat persalinan. Setelah ketuban pecah,
ditunggu setiap 4-6 jam dengan harapan kontraksi otot
rahim akan berlangsung.
9. Komplikasi
Komplikasi yang sering ditemui pada kehamilan post date diantaranya:
1) Bayi besar dapat menyebabkan disproporsi safalopelvik (DKP)
2) Oligohidromion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat
janin sampai banyi meninggal.
3) Kelauranya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi
mekonium.
10. Pengkajian
1) Identitas pasien
Meliputi : Inisial pasien, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir,
alamat.
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi: Nama, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir, alamat.
3) Riwayat penyakit
a. Keluahan utama ( saat Mmrs dan sekarang)
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyaklit dahulu
4) Riwayat Obstetri Ginekologi
a) Riwayat menstruasi
b) Riwayat pernikahan
c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
d) Riwayat kehamilan saat ini
e) Riwayat kelaurga berencana
5) Partograf
6) Catatan persalinan
11. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Persalinan berhubungan dengan Pengeluaran Janin
2) Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer (Ketuban pecah lama).
3) Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan.
12. Rencana keperawatan

No Diagnosa Kriteria hasil/tujuan Intervensi


keperawatan SLKI SIKI
SDKI

1 Nyeri Tingkat nyre i. L.08066 Manajemen nyeri.


Persalinan. Setelah diberikan asuhan I.08238
D.0079 keperawatan selama...x24 Tindakan
jam diaharapkan tingkat Observasi
nyeri menurun teratasi 1. Identifikasi
dengan kriteria hasil: lokasi,
1. Keluhan nyeri karakteristik,
2. Gelisah durasi, frekuensi,
3. Kesulitan tidur kualitas,
4. Meringis intensitas nyeri.
 Menurun : 1 2. Identifikasi skala
 Cukup menurun : 2 nyeri
 Sedang : 3 3. Identifikasi
 Cukup menurun : 4 respon nyeri non
 Meningkat : 5 verbal
4. Identifikasi
faktor yang
memperberat dan
memperingan
nyeri
5. Identifikasi
penegtahuan dan
keyakinan
tentang nyeri
6. Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Teraputik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi rasa
nyeri ( misal.
Terapi musik,
terapi pijat,
komres air
hangat/dingin)
2. Kontrol
liongkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
(misal. Suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi
meredakan
nyeri.
Edukasi
1. Jelaskan
penyebab dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
memonitor nyeri
sevara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik.

2 Resiko Tingkat infeksi. L.14137 Pencegahan infeksi.


infesksi. Setelah diberikan asuhan I.14539
D0142 keperawatan selama...x24 Tindakan
jam diaharapkan tingkat Observasi
infeksi menurun teratasi 1. Monitor tanda
dengan kriteria hasil: dan gejala lokal
1. Kebersihan tangan dan sistemik
2. Kebersihan badan Teraputik
3. Nyeri 1. Batasi jumlah
4. Bengkak pengunjung
5. Kemerahan 2. Berikan
perawatan kulit
 Menurun : 1 pada area edema
 Cukup menurun : 2 3. Cuci tangan
 Sedang : 3 sebelum dan
 Cukup menurun : 4 sesudah kontak
 Meningkat : 5 dengan pasien
 Miningkat : 1 dan lingkungan
 Menurun : 5 pasien.
Edukasi
1. Jelaskan tanda
dan gejala
infreksi
2. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
3. Ajarkan etika
batuk
4. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi
Kolaborasi
pemeberian
imunisasi jika perlu

3 Ansietas. Tingkat ansietas. L.09093 Resuksi Ansietas


D0080 Setelah diberikan asuhan I.09314
keperawatan selama...x24 Tindakan
jam diaharapkan tingkat Observasi
ansietas menurun dengan 1. Identifikasi saat
kriteria hasil: tingkat ansietas
1. Verbalisasi berubah (misal.
kebingungan Kondisi, waktu)
2. Verbalisasi khwatir 2. Identifikasi
akibat kondisi yang kemapuan
dihadapi mengambil
3. Perilaku tenang keputusan
4. Perilaku gelisah 3. Monitor tanda-
 Meningkat : 1 tanda ansietas
 Cukup meningkat: 2 Teraputik
 Sedang : 3 1. Temani pasien
 Cukup menurun: 4 untuk
 Menurun: 5 mengurangi
kecamasan
1. Konsentrasi 2. Pahami situasi
2. Pola tidur yang membuat
 Memburuk: 1 ansietas
 Cukup membutuk: 2 3. Dengarkan dan
 Sedang: 3 penuh perhatian
 Cukup memburuk: 4 4. Gunakan
 Membaik:5 pendekatan yang
tenang dan
menyakinkan
5. Memotivasi
mengidentifikasi
kan situasi yang
memicu
kecemasan.
Edukasi
1. Jelaskan
prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
2. Informasikan
secara faktual
mengenai
diagnosis,
pengobatan
3. Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
ansietas, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA
Herdman, Heater T. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.2009-2011. Jakarta : ECG
Prawirohajo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT bina pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi I. Jakarta :
DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi I.
Jakarta : DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai