OLEH KELOMPOK 4 :
ACHMAD CHOIRUS SAHAL ( 0321065B )
FATCHUR RAHMANTO ( 0321064B )
IKA APRILIA SUBIYANTO ( 0321012B )
SITI MUTMAINAH (0321035B)
Kehamilanprematur
Kehamilanaterm
Kehamilanobstetric:distress,
Letak kepala
letak sungsang, cpd
Indikasiinduksi:infeksi, waktu
Gagaluterustidakada,kelainan Berhasilpersalinan
kepala, fase laten dan aktif vaginal
memanjang
SECTIONCAESARI
Penurunan
Penurunan Jaringan Proteksi Penurunan
medulla
kerja otot terputus kurang progesterone
oblingata
dan estrogen
Penurunanreflek Penurunan Merangsang Invasi
batuk peristaltic areasensorik bakteri Kontraksi
eliminasi uterus
BersihanJalan
Napas Tidak NyeriAkut
Tidak adekuat Adekuat
Efektif
Pengeluaran
Perdarahan
lochea
Hipovolemia KurangO2
ResikoSyok Kelemahan
Hambatan
MobiltasFisik
1.1.5 Pemeriksaan Penunjang Ketuban Pecah Dini
Diagnosis ketuban pecah dini tidak sulit ditegakkan dengan
keterangan terjadi pengeluaran cairan mendadak disertai bau yang
khas. Selain keterangan yang disampaikan pasien dapat dilakukan
beberapa pemeriksaan yang menetapkan bahwa cairan yang keluar
adalah air ketuban, diantaranya tes ferning dan nitrazine tes.
Langkah pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ketuban pecah
dini dapat dilakukan:
1. Pemeriksaan spekulum, untuk mengambil sampel cairan
ketuban di froniks posterior dan mengambil sampel cairanuntuk
kultur dan pemeriksaan bakteriologis.
2. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati,sehingga tidak
banyak manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi
kemungkinan-kemungkinan infeksi asenden dan persalinan
prematuritas. (Manuaba, 2013)
Menurut Nugroho (2010), pemeriksaan penunjang ketuban pecah
dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG):
1. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalam kavum uteri.
2. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Namun sering terjadi kesalahan pada penderita
oligohidramnion.
a) Pengkajian
Menurut Mitayani (2009) pengkajian merupakan tahap awal dan
landasan dalam proses keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan
ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah
terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1. Pengumpulandata:
a. Identitas
1) Nama : dikaji untuk mengenal dan mengetahui nama pasien agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
2) Umur : untuk mengetahui umur pasien, pada ibu yang sangat
rentan terjadi malpresentasi janin yaitu usia 35 tahun keatas
3) Agama : sebagai keyakinan individu untuk proses
kesembuhannya.
4) Suku/bangsa: mengetahui kebiasaan-kebiasaan atau adat istiadat
yang mempengaruhi kesehatan.
5) Pendidikan : dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuanpasien,
semakin tinggi tingkatan pendidikan pasien semakin mudah
pasien menerima informasi dari petugas kesehatan.
6) Pekerjaan : semakin berat pekerjaannya, resiko terjadinya
Ketuban pecah Dini semakin besar.
b. Keluhan Utama
Biasanya pasien mengeluh nyeri pada perut bekas jahitan atau
tindakan Sectio Caesarea.
c. Riwayat Kesehatan sekarang
Hal yang perlu dikaji adalah kehilangan darah selama prosedur
pembedahan antara 600-800 cc, integritas ego yaitu mengenai
latihan emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau
menarik diri,eliminasi alvi,perlu dikaji adanya bising usus,
Terdengar ada/samar,ada juga mengenai nyeri atau ketidaknyamanan
dari sumber, misalnya trauma bedah atau insisi nyeri. Riwayat
kesehatan sekarang dilakukan pengkajian serta menggambarkan
kejadian sampai terjadi penyakit saat ini, dengan menggunakan
metode P, Q, R, S, T.
P : (Paliatif/provokatif), apakah yang menyebabkan keluhan dan
memperingan serta memberatkan keluhan.
Q : (Quality/kwantiti), seberapa berat keluhan dan bagaimana
rasanya serta berapa sering keluhan itu muncul.
R : (Region, Radition), lokasi keluhan diraskan dan juga arah
penyebaran keluhan sejauh mana.
S : (Scale/Saverity), intensitas keluhan yang dirasakan apakah
sampai mengganggu atau tidak, dimana hal ini menentukan waktu
dan durasi
T : (Timing), kapan keluhan dirasakan, seberapa sering apakah
berulang ulang, dimana hal ini menentukan waktu dan durasi
(Muttaqin, 2010).
d. Riwayat Kesehatan lalu
Riwayat kesehatan lalu perlu ditanyakan mengenai kondisi setelah
melahirkan. Misalnya: perdarahan, hipertensi, preferm, partus dan
tindakan kelainan letak, infeksi uterus, infeksi saluran kencing, dan
lain-lain. Jumlah kehamilan dan persalinan serta jarak kelahirannya,
tempat melahirkan, dan cara melahirkan.
e. Riwayatkesehatankeluarga
Yang perlu ditanyakan adalah penyakit yang sifatnya menurun
(DNA, jantung) dan penyakit menahun (Hipertensi, ginjal) serta
penyakit menular (TBC, hepatitis).
f. RiwayatHaid
Untuk mengetahui tentang pertama kali pasien mendapatkan
menstruasi, siklus, lama menstruasi, banyak menstruasi, bentukdarah
apakah cair atau menggumpal hari pertama menstruasi serta tanggal
kelahiran dari persalinan
g. Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, jika menikah apakah ini
pernikahan yang pertama sah atau tidak, lamanya pernikahan, umur
saat menikah, dan jumlah anak.
h. Riwayat obstetric
Berapa kali dilakukan pemerikasaan ANC, hasil USG, hasil
laboratorium : darah, urine, keluhan selama kehamilan termasuk
situasi emosional dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan
dan pengobatan yang diperoleh. Adanya pembesaran payudara,
adanya hiperpigmentasi areola mamae dan papilla mamae, putting
susu kanan dan kiri menonjol
i. Kebiasaan sehari-hari
1) Pola nutrisi
Pola nutrisi perlu dikaji sesuai dengan kasus section caesarea
adalah tentang mutu dari diet yang memberikan kecukupan
kalori. Kecukupan protein cairan serta buah-buahan,metabolisme
perlu dikaji yaitu suhu.
2) Pola istirahat tidur
Post op section caesarea hari 0 pasien dengan kasus ini
memerlukan istirahat yang cukup sedikitnya 8 jam dengan posisi
pasien terlentang. Karena pada pasien post op section caesarea
H-0 sering susah tidur dikarenakan nyeri luka post op section
caesarea.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Breathing (B1)
Inspeksi : bentuk dada simetris, pola nafas regular atau irregular
biasanya terjadi perubahan akibat anastesi, frekuensi nafas normal
16-24x/menit.
Palpasi:apakah ada nyeri tekan pada dada,vocal premitus snormal
Perkusi : resonan atau tidak
Auskultasi : normal suara nafas vesikuler, bagaimana suaranya
apakah terdapat suara nafas tambahan, tidak ada ronkhi atau
wheezing
b. Blood (B2)
Inspeksi:pasien terlihat pucat,konjungtiva anemis,anemia mungkin
terjadi karena perdarahan selama proses persalinan sehingga ibu
kehilangan darah selama prosedur pembedahan.
Palpasi : pulsasi kuat dibanding ictus cordis, CRT < 2 detik,takikardi
(jika terjadi syok akibat perdarahan post partum)
Perkusi : batas jantung normal tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung
tambahan.Tekanana darah sistol 1110-140 diastol 90 mmHg.
c. Brain (B3)
Inspeksi : kesadaran compos mentis, GCS 456, wajah tampak
menyeringai karena adanya luka bekas operasi, intirahat tidur
terganggu karena adanya nyeri pada luka bekas operasinya.
d. Bladder (B4)
Inspeksi : biasanya terpasang kateter, urine jernih, bau khasamoniak,
pemeriksaan pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlahnya.
Palpasi : nyeri tekan uterus yang mungkin ada, penggunaan alat
bantu kateter untuk membatasi aktifitas pasien ke toilet berhubungan
untuk mengurangi rasa nyeri post op sc.
e. Bowel (B5)
Inspeksi : mukosa bibir lembab atau kering, bentuk simetris, adaluka
post op sc pada abdomen bagian bawah, bentuk luka vertical panjang
luka sekitar 15 cm ditutup dengan kasa steril
Palpasi:ada nyeri tekan pada luka post op sc yaitu pada perut bagian
bawah
Perkusi : normal, didapat timpani apabila terdapat cairan abdomen.
Auskultasi:bising usus menurun1-5x/menit akibat efek anastesi
sehingga terjadi konstipasi.
f. Bone (B6)
Inspeksi : ada fraktur atau tidak, ada edema apa tidak, warna kulit
kemerahan atau tidak. Pergerakan pasien bebas atau terbatas.
Palpasi : ada nyeri tekan pada luka post op sc. Skala kekuatan otot :
adanya penurunan kekuatan otot ekstremitas bawah.
g. Pengindraan (B7)
Inspeksi : normal, pupil isokor atau tidak, konjungtiva merah muda,
dan didapati seluruh panca indra tidak menggunakan alat bantu
pendukung.
h. Endokrin(B8)
Inspeksi : ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak, tidak ada
pembesaran kelenjar.
b) Diagnosa Keperawatan
Menurut Nurarif.A.H & Kusuma. H, (2015) diagnose keperawatan yang
dapat muncul pada kasus sectio caesarea dengan indikasi ketuban pecah
dini, antara lain:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bekas operasi pada abdomen
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada abdomen post
sc
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan tubuh
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
c) IntervensiKeperawatan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan Outcome
Nyeri akut b/d agen cedera Dukungan nyeri akut:Pemberian Setelah dilakukan
fisiologis (prosedur Analgesik tindakan keperawatan
operasi) diharapkan tingkat
Observasi: nyeri menurun dan
Gejala dan tanda - Identifikasi karakteristik nyeri (mis. kontrol nyeri
mayor: pencetus, pereda, kualitas, lokasi, berkurang.
Subjektif: intensitas, frekuensi, durasi)
- Mengeluh nyeri - Identifikasi Riwayat alergi obat Kriteria hasil:Tingkat
Objektif: - Identifikasi kesesuaian jenis nyeri.
- Tampak meringis analgesik (mis. narkotika, non-
- Bersikap protektif narkotika, atau NSAID) dengan - Keluhannyeri(4)
(mis. waspada, tingkat keparahan nyeri. - Meringis(4)
posisi menghindari - Monitor tanda-tanda vital sebelum - Sikap protektif(3)
nyeri) dan sesudah pemberian analgesik. - Gelisah(4)
- Gelisah - Monitor efektifitas analgesik - Kesulitan tidur(3)
- Frekuensi nadi - Berfokus pada diri
meningkat Terapeutik: sendiri(4)
- Sulit tidur - Diskusi jenis analgesic yang disukai - Perasaan takut
Gejala dan tanda untuk memcapai analgesik optimal, mengalami cidera
minor: jika pelu. berulang(4)
Subjektif: - Pertimbangkan penggunaan infus - Anoreksia(4)
(tidaktersedia) kontinue, atau bolus oploid untuk - Frekuensi nadi(4)
Objektif: mempertahankan kadar dalam - Tekanan darah(4)
- Tekanan darah serum
meningkat - Tetapkan target efektivitas
- Pola napas berubah analgesik untuk mengoptimalkan
- Nafsu makan respon pasien
berubah - Dokumentasikan respon terhadap
- Proses berfikir efek analgesik dan efek yang tidak
terganggu diinginkan
- Menarik diri
- Berfokus pada diri Edukasi:
sendiri - Jelaskan efek terapi dan efek
- Diaforesis samping obat
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian dosis dan
jenis analgesik, sesuai indikasi
Observasi:
- Identifikasi lokasi, karakteristik
durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri nonverbal
- Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya
tehadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
terapi komplementer yang sudah
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan
analgesic
Terapeutik:
- Berikan nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hipnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
- Jelaskan penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgesik
asecara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu.
Gangguan mobilitas fisik DukunganAmbulasidanDukungan Setelah dilakukan
b/d nyeri pada abdomen Mobilisasi perawatan diharapkan
post sc. masalah keperawatan
Observasi: gangguan mobilitas
Gejala dan tanda - Identifikasi adanya nyeri atau fisik terhadap pasien
mayor keluhan fisik lainnya dapat teratasi
Subjektif : - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Mengeluh sulit ambulasi Mobilitasfisik:
menggerakkan - Monitor frekuensi jantung dan - Pergerakan
ekstremitas tekanan darah sebelum memulai ekstremitas(3)
Objektif: ambulasi - Kekuatan otot(4)
- Kekuatan otot - Monitor kondisi umum selama - Rentang gerak
menurun melakukan ambulasi/ mobilisasi (ROM)(3)
- Rentang gerak - nyeri (3)
(ROM) menurun Terapeutik: - Kecemasan(4)
Gejala dan tanda - Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan - Kaku sendi (3)
minor alat bantu (mis. tongkat, kruk) - Kelemahan fisik(4)
Subjektif : - Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
- Nyeri saat bergerak jikaperlu
- Enggan melakukan - Libatkan keluarga untuk membantu
pergerakan pasien dalam meningkatkan
- Merasa cemas saat ambulasi
bergerak
Objektif: Edukasi:
- Sendikaku - Jelaskan tujuan dan prosedur
- Gerakan tidak ambulasi/ mobilisasi
terkoordinasi - Anjurkan melakukan ambulasi/
- Gerakanterbatas mobilisasi dini
- Fisiklemah - Anjurkan ambulasi/ mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan(mis.
berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur
kekamarmandi,berjalansesuai
toleransi)
Defisit perawatan diri b/d Dukungan Perawatan Diri Setelah dilakukan
Penurunan kekuatan tubuh. perawatan diharapkan
Observasi: masalah keperawatan
Gejala dan tanda -Identifikasi kebiasaan aktivitas Deficit perawatan diri
Mayor Perawatan diri sesuai usia Terhadap pasien dapat
Subjektif : -Monitor tingkat kemandirian teratasi
- Menolak melakukan -Identifikasi kebutuhan alat bantu
Perawatan diri Kebersihan diri,berpakaian,berhias, Perawatan diri:
Objektif: Dan makan -Kemampuan mandi
- Tidak mampu mandi/ (3)
mengenakan Terapeutik: -Kemampuan
pakaian/makan/ke -Sedia kan lingkungan yang terapeutik Mengenakan pakaian
toilet/berhias secara (mis.suasana hangat,rileks privasi (3)
mandiri -Siapkan keperluan pribadi,(mis. -Kemampuan makan
- Minat melakukan parfum,sikat gigi,dan sabun mandi) (4)
perawatan diri -Dampingi dalam melakukan -Kemampuan ketoilet
kurang Perawatan diri sampai mandiri (3)
Gejala dan tanda - Fasilitasi untuk menerima keadaan - Mempertahankan
minor ketergantungan kebersihan diri (3)
Subjektif : - Fasilitasi kemandirian, bantu jika - Mempertahankan
(tidaktersedia) tidak mampu melakukan perawatan kebersihan mulut
Objektif : diri (4)
(tidaktersedia) - Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi:
-Anjurkan melakukan perawatan diri
Secara konsisten sesuai kemampuan
FORMAT PENGKAJIAN POST NATAL UNIT
KEPERAWATAN MATERNITAS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas
C. Riwayat Obstetry
1. Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun Siklus : teratur
- Banyaknya : ± 50 ml/ hari Lamanya: 8 hari
- HPHT : 30 – 01 – 2021 Keluhan : Disminore
- HPL : 27 – 11 – 2021
Tidak 2800 50
Tidak ada ada Tidak ada Perempuan gr cm Hidup
3. G
e
nogram
Keterangan:
: Ibu pasien dan mertua pasien
: Ayah Pasien dan mertua pasien
: Pasien
: Suami pasien
: Adik perempuan suami pasien
: Anak laki-laki pasien
: Tinggal satu rumah
4. Rencana Perawatan Bayi : () sendiri ( ) orang tua ( ) lain
b. Pola eliminasi
- BAK
Frekuensi 5 kali
Warna : Kuning jernih
Keluhan saat BAK : Tidak ada
- BAB
Frekuensi 1 kali
Warna : Kuning kecoklatan
Bau : Bau Khas feces
Konsistensi : Padat
Keluhan : Tidak ada c. Pola Personal Hygiene
- Mandi
Frekuensi : Selama di rumah mandi 2 x / hari, saat di
Rumah Sakit hanya di seka oleh keluarganya.
Sabun : () Ya ( ) tidak
- Oral hygiene
Frekuensi : 2 x / hari
Waktu : () Pagi () sore ( ) setelah makan
- Cuci rambut
Frekuensi : 3 x / minggu
Shampo : () Ya ( ) tidak d. Pola istirahat dan
tidur
- Hidung :
Reaksi alergi : Tidak ada
Sinus : Normal
Lainnya sebutkan : Tidak ada
- Mulut dan tenggorokan
Gigi geligi : Tidak ada caries, tidak ada gigi palsu
Kesulitan menelan : Tidak ada
Lainnya sebutkan : Tidak ada
- Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical 90 x / menit
Tekanan darah : 120/70 mmHg.
Nadi 90 x/menit
Irama : Kuat dan regular
Kelainan bunyi jantung : Tidak ada
Sakit ada : Tidak ada
Timbul : Tidak ada
Lainnya sebutkan : Tidak ada
C . Abdomen
Mengecil : Iya
Linea & Striae: Striae albican
Luka bekas operasi : Luka SC melintang ± 10 cm
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik, konsistensi bulat keras
Lainnya sebutkan : Tidak ada
D. Genitourinary
Perineum : Tidak ada episiotomy dan jahitan
Lokhea : Rubra (Merah kehitaman)
Vesika urinaria : Terpasang kateter
Lainnya sebutkan : Tidak ada
E. Ekstremitas (Integumen / Muskuloskeletal)
Turgor kulit : Kembali < 2 detik
Warna kulit : Sawo Matang
Kontraktur pada persendian ekstremitas : Tidak ada
Kesulitan dalam pergerakan : Tidak ada
Lainnya sebutkan : Tidak ada
Kemungkinan
No. Data Penunjang Masalah
Penyebab
1 Data Subjektif :
- Pasien mengeluh Agen cedera Nyeri Akut
nyeri fisiologis
area luka operasi (prosedur
P: Nyeri pada luka operasi)
operasi
Q: Nyeri
dirasakan seperti
tertusuk- tusuk
R: Nyeri pada perut
bagian bawah
S: Skala nyeri 6
T: Nyeri
dirasakan hilang
timbul
Data Objektif :
- Keadaan umum
cukup
- Kesadaran
composment
is
- Pasien tampak
meringis kesakitan
- Pasien
tampak memegangi
area perut
- Tampak terdapat
luka operasi dibagian
bawah pusat
tertutup kasa
steril sepanjang 10
cm
- TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 90 x/mnt
RR : 21
x/mnt
S : 36.1 0C
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode,
dan
pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgesik asecara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian analgesik,
jika perlu.
Tindakan Keperawatan
Nama : Ny F
Usia : 28 th
No register : 180574446
O:
- Keadaan umum pasien cukup
- Pasien tampak meneringai
- Pasien tampak memegangi area perut
bagian bawah
- Terdapat luka bekas operasi melintang
10 cm tertutup kasa steril
- TTV:
TD : 120/80 mmHg
RR : 19 x/menit Suhu
: 36.7 0C
Nadi : 85 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan:
Identifikasi karakteristik nyeri
dari skala nyeri
Mengkaji ulang tehnik
relaksasi dan distraksi
Observasi TTV
Kolaborasi dengan tim
medis dalam pemberian
analgesik
18/12/2021 15.00 S:
- Pasien menatakan nyeri pada luka
operasi sudah berkurang
P : Nyeri pada luka operasi
Q : Nyeri seperti tertusuk
R : Nyeri pada abdomen region bawah
pusat
S : Skala Nyeri 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
O:
- Keadaan umum pasien cukup
- Pasien tampak meneringai
- Pasien tampak memegangi area perut
bagian bawah
- Terdapat luka bekas operasi melintang
10 cm tertutup kasa steril
- TTV:
TD : 120/70 mmHg
RR : 20 x/menit Suhu
: 36.3 0C
Nadi : 75 x/menit
P : Intervensi dilanjutkan:
Identifikasi karakteristik nyeri
dari skala nyeri
Mengkaji ulang tehnik
relaksasi dan distraksi
Observasi TTV
Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian analgesik
19/12/2021 15.00 S:
- Pasien menatakan nyeri pada luka
operasi
P : Nyeri pada luka operasi
Q : Nyeri seperti tertusuk
R : Nyeri pada abdomen region bawah
pusat
S : Skala Nyeri 3
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
O:
- Keadaan umum pasien cukup
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak memegangi area perut
bagian bawah setiap gerak
- Terdapat luka bekas operasi melintang
10 cm tertutup kasa steril
- TTV:
TD : 120/80 mmHg
RR : 20 x/menit Suhu
: 36.2 0C
Nadi : 80 x/menit