Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MATERNITAS
(Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas)

DISUSUN OLEH :
ANUGRAH PRATAMA
NIM. 22223008

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2023
A. Definisi
KPD adalah pecahnya ketuban sebelum waktu melahirkan yang terjadi
pada saat akhir kehamilan maupun jauh sebelumnya. Ketuban pecah dini
adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan mulai dan
ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian ketuban pecah dini terjadi
pada kehamilan aterm lebih dari 37 minggu sedangkan kurang dari 36 minggu
tidak terlalu banyak (Rohmawati & Fibriana, 2018).
KPD didefinisikan sesuai dengan jumlah jam dari waktu pecah ketuban
sampai awitan persalinan yaitu interval periode laten yang dapat terjadi kapan
saja dari 1-12 jam atau lebih. Insiden KPD banyak terjadi pada wanita dengan
serviks inkopenten, polihidramnion, malpresentasi janin, kehamilan kembar,
atau infeksi vagina (Oktaviani & Dewi, 2022).

B. Etiologi

Meningkatkan tekanan intra uteri. Berkurangnya kekuatan membran


disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks,
selain itu ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversi obstetri.
Menurut (Rohmawati & Fibriana, 2018), penyebab lainnya adalah sebagai
berikut:
1. Inkompetensi serviks ( leher rahim)
Inkompetensi serviks adalah istilah untuk meyebut kelainan pada otot-
otot leher atau leher rahim yang terlalu lunak dan lemah, sehingga sedikit
membuka ditengah-tengah kehamilan karena tidak mampu menahan
desakan janin yang semakin besar.
2. Peninggian tekanan intra uteri
Tekanan intra uteri yang meningkat secara berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya ketuban pecah dini, misalnya:
a. Trauma: Berhubungan seksual , pemeriksaan dalam, amniosintesis.
b. Gamelli: Kehamilan kembar adalah suatu kehamilan dua janin atau
lebih. Pada kehamilan gamelli terjadi distensi uterus yang berlebihan,
sehingga menimbulkan adanya tegangan rahim secara berlebihan. Hal
ini terjadi karena jumlah janin lebih dari satu, isi rahim yang lebih
besar dan kantung ( selaput ketuban ) relative lebih kecil sedangkan
di bagian bawah tidak ada yang menahan sehingga mengakibatkan
selaput ketuban menjadi tipis dan mudah pecah.
c. Makrosomia : adalah berat badan neonatus > 4000 gram kehamilan
dengan makrosomia menimbulkan distensi uterus yang meningkat
atau over distensi dan menyebabkan tekanan intra uteri bertambah
sehingga menekan selaput ketuban dan menjadi lebih renggang, tipis
dan kekuatan membrane berkurang dan akhirnya menimbulakan
ketuban pecah
d. Hidramion atau polihidramion adalah jumlah cairan amnion > 2000
ml uterus dapat mengandung cairan dalam jumlah yang sangat
banyak. Hidramnion kronis adalah peningkatan jumlah cairan amnion
terjadi secara berangsur-angsur. Hidramnion akut, volume tersebut
meningkat tiba-tiba dan uterus akan mengalami distensi nyata dalam
waktu beberapa hari saja.
3. Kelainan letak janin dan rahim : Letak sungsang, letak lintang
4. Kemungkinan panggul sempit : Bagian terendah belum masuk PAP (
sepalopevic disprosi).
5. Koriamnionitis adalah infeksi selaput ketuban. Biasanya di sebabkan oleh
penyebaran organisme ke bagian atas vagina. Dua faktor predisposisi
terpenting adalah pecahnya selaput ketuban > 24 jam dan persalinan lama.
6. Penyakit infeksi adalah penyakit yang di sebabkan oleh sejumlah
mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya proses memudahnya
ketubab pecah
7. Faktor keturunan ( ion Cu serum rendah, Vitamin C rendah, Kelainan
genetik ).
8. Riwayat KPD sebelumnya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Serviks ( Leher rahim ) yang pendek < 25 mm pada usia kehamilan 23
minggu.

C. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada kehamilan yang mengalami KPD adalah


keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran.
Tetapi bila anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di
bawah biasanya mengganjal atau menyumbat kebocoran untuk sementara.
Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin
bertambah cepat merupakan tanda- tanda infeksi yang terjadi (Novitasari et
al., 2021).

D. Patofisiologi
Adanya faktor penyebab seperti hipermotalitas rahim, selaput
ketuban yang terlalu tipis, infeksi dan faktor predisposisi, multi para,
malposisi, servik, inkompeten, gamelli, hidramnion dan persalinan. Jarak
antara pecahnya ketuban dan permulaan dari persalinan tersebut disebut
periode laten atau large periode. Makin muda umur kehamilan makin
memanjang large periode sedangkan lamanya persalinan lebih pendek dari
biasanya yaitu pada premi 10 jam dan pada multi 20 jam. Pengaruh
ketuban pecah dini terhadap janin yaitu walaupun ibu belum menunjukan
gejala-gejala infeksi tetapi janin sudah terkena infeksi, karena infeksi
intra uteri lebih dulu terjadi (amnionitis). sebelum gejala dirasakan
pengaruh terhadap ibu yaitu karena jalan yang telah terbuka, maka dapat
terjadi infeksi apalagi terlalu sering jalan yang terbuka, maka dapat
terjadinya infeksi saat pemeriksaan dalam. Selain itu juga dapat dijumpai
peritonitis dan septikemia ibu merasa lelah karena berbaring di tempat
tidur partus akan menjadi lama keluar dan terjadi peningkatan suhu tubuh
lebih dari 37,5 C nadi cepat dan nampaklah gejala infeksi yang akan
meningkatkan angka kematian ibu (Novitasari et al., 2021).

E. Komplikasi
Menurut (Fatimah et al., 2023), komplikasi yang biasa terjadi pada
KPD meliputi :
1. Mudah terjadinya infeksi intra uterin
2. Partus prematur
3. Prolaps bagian janin terutama tali pusat
4. Peningkatan morbiditas neonatal oleh karena prematuritas
5. Resiko infeksi baik pada ibu maupun janin, dimana resiko infeksi karena
ketuban yang utuh merupakan barrier atau penghalang terhadap
masuknya penyebab infeksi

F. Penatalaksanaan Medis
1. Pencegahan
a. Obati infeksi gonokokus, klamidi, dan vaginosis bacterial.
b. Diskusikan pengaruh merokok selama kehamilan dan dukung untuk
mengurangi atau berhenti.
c. Motivasi untuk menambah berat badan yang cukup selama hamil.
d. Anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada trisemester akhir
bila ada faktor predisposisi.
2. Panduan mengantisipasi : jelaskan pasien yang memiliki riwayat berikut
ini saat prenatal bahwa mereka harus segera melapor bila ketuban pecah.
Kondisi yang menyebabkan ketuban pecah dapat mengakibatkan prolaps
tali pusat
3. Bila ketuban telah pecah
a. Anjurkan pengkajian secara saksama. Upayakan mengetahui waktu
terjadinya pecahnya ketuban. Bila robekan ketuban tampak kasar :
Saat pasien berbaring terlentang , tekan fundus untuk melihat adanya
semburan cairan dari vagina. Basahai kapas asupan dengan cairan dan
lakukan pulasan pada slide untuk mengkaji ferning dibawah
mikroskop. Sebagian cairan diusapkan kekertas Nitrazene. Bila
positif, pertimbangkan uji diagnostik bila pasien sebelumnya tidak
melakukan hubungan seksual tidak ada perdarahan dan tidak
dilakukan pemeriksaan pervagina menggunakan jeli K-Y.
G. Pathways
KALA 1 PERSALINAN

Gangguan pada kala 1 persalinan


His yang berulang

peningkatan kontraksi dan Kanalis Kelainan letak Infeksi genitalia Serviks inkompeten Gemeli, hidramnion
pembukaan seviks uteri servikalisselalu janin
terbuka akibat (sungsang) Ketegangan uterus
Mengiritasi nervus Proses biomekanik Dilatasi
kelainan serviks
pudendalis bakteri berlebih berlebih
uteri (abosrtus
Tidak ada bagian mengeluarkan
dan riwayat serviks
Stimulus nyeri terendah yang enzim proteolitik Serviks tidak bisa
kuretase)
menutupi pintu menahan tekanan
Selaput ketuban
atas panggul yang Selaput ketuban intrauterus
Nyeri akut menonjol dan
Mudahnya menghalangi mudah pecah mudah pecah
pengeluaran air tekanan terhadap
ketuban membrane bagian
bawah

Rasa mulas dan


ingin mengejan
KETUBAN PECAH DINI

Klien melaporkan
tidaknyaman Air ketuban terlalu banyak keluar Klien tidak mengetahui Tidak adanya pelindung dunia luar
penyebab dan akibat KPD dengan daerah rahim
Distoksia (partus kering)
Gangguan Rasa Defisit Pengetahuan Mudahnya mikroorganisme masuk
Nyaman Laserasi pada jalan lahir secara asendens

Kecemasan ibu Resiko Infeksi


Ansietas terhadap keselamatan
janin dan dirinya
H. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku
bangsa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit nomor register, dan diagnosa keperawatan.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Penyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung,
hipertensi, DM, TBC, hepatitis, penyakit kelamin atau abortus.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat pada saat sebelun inpartus didapatkan cairan
ketuban yang keluar pervagina secara spontan kemudian tidak
diikuti tanda-tanda persalinan.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga keluarga seperti
jantung, DM, HT, TBC, penyakit kelamin, abortus, yang
mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien
c. Pola-pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata leksana hidup sehat
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah
dini, dan cara pencegahan, penanganan, dan perawatan serta
kurangnya mrnjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan
masalah dalam perawatan dirinya.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Pada klien nifas biasanaya terjadi peningkatan nafsu makan
karena dari keinginan untuk menyusui bayinya.
3) Pola aktifitas
Pada pasien pos partum klien dapat melakukan aktivitas
seperti biasanya, terbatas pada aktifitas ringan, tidak
membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas
didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami
kelemahan dan nyeri.
4) Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering
/susah kencing selama masa nifas yang ditimbulkan karena
terjadinya odema dari trigono, yang menimbulkan inveksi
dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita
takut untuk melakukan buang air besar (BAB).
5) Pola istirahat dan tidur
Pada klien intra partum terjadi perubahan pada pola istirahat
dan tidur karena adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
nyeri sebelum persalinan.
6) Pola hubungan dan peran Peran klien dalam keluarga meliputi
hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.
7) Pola penagulangan stres
Biasanya klien sering merasa cemasdengan kehadiran anak
8) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilanya,
lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis klien
terjadi perubahan konsep diri antara lain dan body image dan
ideal diri
9) Pola reproduksi dan sosial
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan
seksual atauatau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena
adanya proses persalinan dan nifas.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan
Biasanya pada saat menjelang persalinan dan sesudah
persalinan klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena
harus bedres total setelah partus sehingga aktifitas klien
dibantu oleh keluarganya(
d. Pemeriksaan fisik
1) Kepala
Bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada benjolan
2) Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar
tiroid, karena adanya proses menerang yang salah.
3) Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang- kadang keadaan selaput mata pucat
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan,
sklera kuning.
4) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
5) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum kadang-
kadangkadang ditemukan pernapasan cuping hidung
6) Dada
Terdapat adanya pembesaran payudara, adanya
hiperpigmentasi areola mamae dan papila mamae.
7) Abdomen
Pada klien nifas abdomen kendor kadang-kadang striae masih
terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawa pusat.
8) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban, bila
terdapat pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk
anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak
anak.
9) Anus
Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena
ruptur.
10) Ekstremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena
membesarnya uterus, karena preeklamsia atau karena penyakit
jantung atau ginjal.
11) Muskuloskeletal
Pada klien post partum biasanya terjadi keterbatasan gerak
karena adanya luka episiotomi.
12) Tanda – tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada pos partum tekanan
darah turun, nadicepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh
turun

2. Diagnosis Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077).
b. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan (D.0074).
c. Kesiapan persalinan b.d status kesehatan ibu dan janin sehat
(D.0070).
d. Ansietas b.d kondisi kehamilan perinatal (D.0080).
e. Risiko infeksi d.d Ketuban pecah sebelum waktunya (D.0142).
3. Intervensi

SLKI-SIKI
DIAGNOSA
No KEPERAWATAN
(SDKI) SLKI SIKI

1. D.(0077) Rencana tindakan (03121)


Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karateristik,
pencedera fisiologis. keperawatan selama ... jam durasi, frekuensi, kualitas,
Ditandai dengan : diharapkan tingkat nyeri intensitas nyeri
- Mengeluh nyeri dapat menurun(L.08066). 2. Identifikasi skala nyeri
- Tampak meringis Kriteria hasil : 3. Identifikasi respons nyeri non
- Gelisah - Keluhan nyeri menurun verbal
- Frekuensi nadi meningkat - Meringis menurun 4. Identifikasi factor yang
- Sulit tidur memperberat dan memperingan
- Gelisah menurun
- Tekanan darah meningkat - Kesulitan tidur menurun nyeri
- Pola nafas berubah - Tekanan darah menurun Terapeutik
- Nafsu makan berubah - Pola nafas membaik 1. Berikan teknik non farmakologis
- Nafsu makan membaik untuk mengurangi rasa nyeri

Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

2. D.(0074) Setelah dilakukan tindakan Observasi


Gangguan rasa nyaman b.d keperawatan selama ... 1. Monitor TTV
gangguan adaptasi jam diharapkan status 2. Timbang berat badan
kehamilan . kenyamanan pasien
Ditandai dengan : meningkat(L.08064) Terapeutik
- Mengeluh tidak nyaman kriteria hasil : 1. Pertahankan postur tubuh yang
- Gelisah - Keluhan tidak nyaman benar
- Mengeluh sulit tidur menurun 2. Lakukan perawatan kebersihan
- Tidak mampu rileks - Gelisah menurun gigi dan mulut secara teratur
- Tampak 3. Jaga kebersihan vulva dan vagina
merintih/menangis
- Pola eliminasi berubah Edukasi
1. Anjurkan menghindari kelelahan
2. Ajarkan teknik relaksasi

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemeriksaan
laboratorium
3. D.0070 Setelah dilakukan tindakan Observasi
Kesiapan persalinan b.d status keperawatan selama ... jam 1. Identivikasi tingkat
kesehatan ibu dan janin sehat. diharapkan status pengetahuan pasien
Ditandaidengan : antepartum pasien membaik
− Menyatakan keinginan (L.07059) Teraupetik
untuk menerapkan gaya Dengan kriteriahasil : 2. Sediakan materi dan
hidup yang tepat untuk 1. Mual menurun media penkes
persalinan 2. Muntah menurun 3. Jadwalkan penkes sesuai
− Meyatakan rasa percaya 3. Tekanan darah kesepakatan
diri menjalani persalinan membaik 4. Berikan kesempatan untuk
− Menunjukan perilaku bertanya
proaktif selama persiapan
persalinan Edukasi
1. Jelaskan metode persalinan yang
ibu inginkan
2. Anjurkan ibu cukup nutrisi
3. Anjurkan ibu mengenali bahaya
persalinan

4. (D.0080) Setelah dilakukan tindakan Observasi


Ansietas b.d kondisi keperawatan selama ... 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
kehamilan perinatal jam diharapkan status berubah
Dibuktikan dengan : tingkat ansietas pasien 2. Monitor tanda tanda ansietas
− Tampak gelisah menurun(L.09093)
− Sulit tidur Dengan kriteria hasil : Terapeutik
− Merasa bingung 1. Perilaku gelisah menurun 3. Pahami situasi yang membuat
− Tampak tegang 2. Pola tidur membaik ansietas
− Mengeluh pusing 4. Dengarkan dengan penuh
perhatian
− Anorekisa
5. Gunakan pendekatan yang
− Merasa tidak berdaya tenang dan meyakinkan

Edukasi
6. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
7. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat anti
ansietas, jika perlu

5. (D.0142) Setelah dilakukan tindakan Obsevasi


Risiko infeksi d.d ketuban keperawatan selama ... jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
pecah sebelum waktunya diharapkan status tingkat local dan sistemik Terapeutik
Dibuktikan dengan : infeksi pasien menurun
1. Demam (L.14137) Terapeutik
2. Nyeri Dengan kriteria hasil : 2. Cuci tangan sebelum dan
3. Leukosit menurun - Demam menurun sesudah kontak dengan pasien
- Nyeri menurun dan lingkungan pasien
- Kadar sel darah putih
membaik Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu

4. Implementasi
Implementasi Keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan yang dilakukan secara mandiri maupun dengan
kolaborasi dengan multidisiplin yang lain. Perawat bertanggung
jawab terhadap asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien dan
berorientasi pada tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dimana tindakan dilakukan dan diselesaikan,
sebagaimana di gambarkan dalam rencana yang sudah dibuat
(Patrisia et al., 2020)
5. Evaluasi
Merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
membandingkan tindakan proses keperawatan yang dilakukan terhadap
hasil yang diharapkan (Patrisia et al., 2020)
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S., Stianto, M., Fitriana, A., & Damayanti, M. (2023). FAKTOR
RESIKO KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN:
LITERATURE REVIEW. Jurnal Insan Cendekia, 10(1).

Novitasari, A. A., Tihardimanto, A., & Rahim, R. (2021). ANALISIS FAKTOR-


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI DI RSUD LAMADDUKELLENG KAB. WAJO. JURNAL
BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN, 5(2), 10–18.

Oktaviani, D. A., & Dewi, Y. V. A. (2022). HUBUNGAN USIA IBU, USIA


KEHAMILAN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN
PECAH DINI DI PUSKESMAS TANAH SAREAL KOTA BOGOR.
Jurnal Ilmiah Penelitian.

Rohmawati, N., & Fibriana, A. I. (2018). KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN. HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC
HEALTH RESEARCH AND DEVELOPMENT.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Patrisia, I., Juhdeliena, J., Kartika, L., Pakpahan, M., Siregar, D., Biantoro, B.,
Hutapea, A. D.,Khusniyah, Z., & Sihombing, R. M. (2020). ASUHAN
KEPERAWATAN DASAR PADA KEBUTUHAN MANUSIA (Edisi 1).
Yayasan Kita Menulis.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisis I. PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisis I. PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisis I. PPNI

Anda mungkin juga menyukai