TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Persalinan
Persalinan adalah rangkaian proses yang berahkir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan pada
serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney ,2007).Persalinan dan kelahiran adalah
proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa
dikatakan bahwa persalinan adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-kenceng teratur
sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus
ibu ke dunia luar melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan
kekuatan sendiri.
a.Tahapan Persalinan
a.Persalinan kala 1
Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara penbukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Ibu dapat dinyatakan mulai terjadi persalinan jika timbul his dan ibu mengeluarkan
lendir bersemu darah (bloody show). Lender yang bersemu darah ini berasal dari lender kanalis
kanalis servikalis tersebut pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka. Terjadi
tonjolan kantong ketuban yang disebabkan karena adanya regangan segrnen bawah rahim yang
menyebabkan terlepasnya selaput korion yang menempel pada uterus, dengan adanya tekanan
maka akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium internum yang terbuka.
Bila selaput ketuban pecah maka cairan tersebut akan keluar, sehingga plasenta akan tertekan
dan menyebabkan fungsi plasenta terganggu yang dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen.
Proses kala I berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang terbagi menjadi 2 fase yaitu fase laten
dari pembukaan 0cm sampai pembukaan serviks 3 cm, dan fase aktif dari pembukaan 3 cm
Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit.
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan
persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai
pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dan observasi yang harus dilakukan adalah
tingkat kesadaran penderita, pemeriksaaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan.
b.Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Tiga faktor utama yang menentukan prognosis persalinan adalah jalan lahir (passage),
janin (passanger), kekuatan (power) dan ada dua faktor lain yang juga sangat mempengaruhi
terhadap keberhasilan asuhan persalinan yaitu faktor posisi dan psikologis (Sumarah at al, 2008).
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau
sebelum terdapat tanda prtsalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda persalinan.
Waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini
(periode laten)” ( Manuaba, 2014).Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya
ketuban sebelum waktunya melahirkan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun teradi
Dikatakan ketuban pecah dini yaitu ketuban pecah sebelum persalinan berlangsung
karena selaput membrane atau tekanan uterin atau kedua faktor tersebut. Juga karena infeksi
a.Etiologi
Menjelang usia kehamilan cukup bulan kelemahan fokal memicu robekan dilokasi ini.
Beberapa proses patologis (termasuk perdarahan dan infeksi) dapat menyebabkan terjadinya
KPD. Faktor pencetus kejadian ketuban pecah dini harus diwaspadai jika adanya multiple,
riwayat persalinan preterem sebelumnya, tindakan senggama tidak berpengaruh kepada resiko
kecuali jika higien buruk,predisposisi terhadap infeksi ( Ai yeyeh dan Lia, 2012).
Varney (2006) mengatakan bahwa insiden ketuban pecah dini lebih tinggi pada wanita
dengan malpresentasi janin, kehamilan kembar, dan hubungan yang signifikan antara lain
keletihan karna pekerjaan dan paritas ibu.Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda.
Pada trimester ketiga selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada
hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi rahim dan gerakan janin. Pada trimester
terahir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan
aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur disebabkan oleh
adanya faktor – faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini
prematur sering terjadi pada polihdramnion, inkompeten serviks dan solusio plasenta (Manuaba,
2013).
b.Risiko KPD
Menurut Ai yeyeh dan Lia 2010, Kejadian ketuban pecah dini dapat menimbulkan komplikasi
2) Terjadi korioamnionitis (infeksi intrapartum) yang dapat berlanjut menjadi infeksi sistemik
5) Gawat janin dan kematian janin akibat hipoksia (sering terjadi pada presentasi bokong dan
letak lintang).
Seperti kita ketahui bersama, bahwa risiko yang ditimbulkan oleh ketuban pecah dini dapat
digolongkan sebagai penyumbang Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
c.Diagnosis
Saifuddin (2014), mengatakan bahwa dalam kasus ketuban pecah dini konfirmasi
diagnosanya perlu diketahui bau cairan ketuban yang khas, jika keluar cairan ketuban sedikit –
sedikit, tampung cairan yang keluar dan nilai 1 jam kemudian. Dengan spekulum DTT, lakukan
pemeriksaan inspekulo. Nilai apakah cairan yang keluar berasal dari ostium uteri atau terkumpul
di forniks posterior.
1).Test lakmus (test nitrazin). Jika lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya
cairan ketuban (alkalis). Darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes positif palsu.
2).Tes pakis,dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaaan mikroskopis menunjukkan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis.
d.Penanganan
Menurut Manuaba, 2013 Ketuban pecah dini merupakan sumber persalinan prematuritas,
infeksi dalam rahim terhadap ibu maupun janin yang cukup besar dan potensial. Oleh karena itu,
tatalaksana ketuban pecah dini memerlukan tindakan yang rinci sehingga dapat menurunkan
Makin kecil usia kehamilan, makin besar peluang terjadinya infeksi dalam rahim yang
dapat memicu terjadinya persalinan prematuritas bahkan berat janin kurang dari 1 kg.
2.Jika perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 72
jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
3.Pada usia kehamilan 24-32 minggu saat berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk
4.Menghadapi KPD perlu komunikasi dengan ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian
bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu
5.Pemeriksaan yang penting adalah dilakukannya USG untuk mengukur distansia biparietal dan
6.Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan pada selang waktu 6 jam sampai 24 jam,
KPD
Bidanmerujukke RS / Puskesmas
Masuk RS
Antibiotika
Batasipemeriksaandalam
Pemeriksaan air ketuban, kultur, dan bakteri
Malposisi atau malpresentasi merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin
(dengan ubun - ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu. Malpresentasi
adalah semua presentasi lain dari janin selain presentasi verteks (Saifuddin, 2014).
a) Presentasi bokong
Terjadi jika bokong dengan atau tanpa kaki merupakan bagian terendah janin.
Terjadi jika sumbu panjang janin terletak melintang. Bahu merupakan bagian
teraba melintang, tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis
dapat teraba bahu, tetapi tidak selalu. Lengan dapat mengalami prolaps dan
terhadap persalinan adalah adaptasi bagian terendah janin dengan Serviks dan
panggul yang kurang simetris merupakan salah satu faktor yang mengurangi
efisiensi persalinan dan sering juga terjadi ketuban pecah dini ( Manuaba, 2013
).
b. Kehamilan Ganda
Menurut Varney (2006), kehamilan ganda dapat menyebabkan ketuban pecah dini
karena peregangan uterus yang berlebihan sehingga tekanan membran dan uterus
macam yaitu kehamilan kembar dengan 2 telur (dizigotik) dan kehamilan ganda 1
telur ( monozigotik ).
1) Dua telur
Sekitar 75% kembar dua telur adalah binovuler. Dua janin tunbuh dari
Jenis kelaminnya mungkin berlainan dan kadang - kadang sama sekali tidak
2) Satu telur
Sekitar 25% kembar satu adalah uniovuler dan ini adalah kembar identik atau
kantong blastodermik. Hanya ada satu telur yang dibuahi satu spermatozoon.
Bayinya selalu mempunyai jenis kelamin yang sama dan serupa satu sama
lainnya. Terdapat satu plasenta, satu chorion dan dua kantong ketuban.
persalinan yaitu peregangan uterus oleh karena besarnya janin, dua plasenta
dan air ketuban yang banyak salah satunya berhubungan dengan terjadinya
menimbulkan komplikasi pada ibu salah satunya yaitu ketuban pecah dini.
c. Paritas
Paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm. Jumlah paritas
merupakan salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan
perempuan dengan status paritas G3P1A1, berarti perempuan tersebut telah pernah
mengandung sebanyak tiga kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan
saat ini tengah mengandung untuk yang ketiga kalinya. Paritas adalah jumlah janin
dengan berat badan lebih dari 500 gram yang pernah dilahirkan, hidup maupun
mati, bila berat badan tidak diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24
Dalam Kamus Saku Bidan, Danise 2005 mengartikan bahwa Paritas atau disebut
juga Para adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan wanita yang sudah
melahurkan satu anak atau lebih yang viable. Parous, bilangan yang tercantum
menyatakan jumlah bayi viable yang dilahirkan oleh ibu tersebut. Semua bayi yang
dilahirkan pada usia kehamilan lebih dari 24 minggu dan semua kelahiran hidup
dihitung jumlahnya. Dengan demikian bayi lahir mati tetap dihitung dalam
1) Nulipara
Nulipara adalah para 0 atau wanita yang belum pernah melahirkan bayi.
2) Primipara
Primipara adalah sebutan untuk wanita dimana ia pernah melahirkan anak yang
viable sebanyak satu kali.
3) Multipara
Seorang wanita yang telah hamil dan melahirkan bayi lebih dari 2 kali ( 2 , 3 dan
4)
4) Grandemultipara
Seorang wanita yang telah hamil lebih dari 5 kali yang menghasilkan anak yang
ketuban pecah sebelum persalinan yaitu paritas yang lebih dari atau sama dengan
kerucut, bundar, tertutup, agak padat dan masih normal. Keadan ini berbeda
dengan seorang multipara, dilatasi serviks akan lebih cepat karena riwayat
persalinan yang lalu yaitu terjadi penurunan jumlah serabut-serabut pada serviks
yang putus sehingga kamampuan serviks dalam menopang janin berkurang dan
d. Umur
Umur adalah lamanya hidup seseorang sejak dilahiirkan sampai saat ini,Umur ibu
merupakan faktor risiko kehamilan yaitu umur <20 tahun dan >35 tahun. Ibu
hamil dengan usia muda < 20 tahun dapat mengalami penyakit kehamilan dan
persalinan, ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil maupun
melahirkan sehingga dapat merugikan kesehatan ibu.Pada usia > 35 tahun alat
paling aman atau bisa dikatakan waktu repeoduksi sehat adalah antara umur 20 – 35
tahun, karena pada usia tersebut alat – alat reproduksi sudah siap dan matang.
Kesehatan reproduksi wanita sangat penting pengaruhnya dalam kehamilan
(Manuaba, 2013)
Setelah lahir, kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu bayi, masa
kanak–kanak, masa pubertas, masa produktif, masa klimakterium dan masa senium
mempunyai resiko tertinggi terjadi komplikasi pada persalinan karena otot– otot
rahim yang sudah lemah sehingga persalinan akan berlangsung lama yang salah
satunya akan menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini. Jika seorang ibu sudah
hidup lebih lama dari 35 tahun harus menyadari bahwa di dalam hidup ini tidak ada
yang bebas resiko. Dan kehamilan, pada usia berapapun, jelas tidak bebas dari
Umur 20 - 30 tahun adalah periode paling aman untuk hamil/ melahirkan, tetapi di
negara berkembang sekitar 10% - 20% bayi dilahirkan dari ibu remaja yang sedikit
lebih besar dari anak-anak. Pada kehamilan diumur kurang dari 20 tahun secara
preeklamsia dan eklamsia adalah umur < 20 tahun dan > 35 tahun. Umur terbaik
seorang wanita hamil yaitu pada masa subur antara umur 20 tahun hingga 35 tahun
(Winkjosastro, 2016).
bahwa status pekerjaan yang tinggi, maka boleh mempunyai anak banyak karena
berbahaya seperti bahan kimia, inhalan, radiasi atau pelarut yang sehari-hari
dihadapi selama bekerja, dapat menjadi masalahdalam kehamilan. Hal lain yang
berjam-jam. Wanita yang sebagian besar waktu kerjanya dihabiskan dengan berdiri,
tidak kompeten (Norma, 2013). Pada kasus kejadia ketuban pecah dini telah
f. Polihidramnion
Polihidramnion atau disebut juga hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah
air ketuban jauh lebih banyak dari normal yaitu biasanya lebih dari 2000
bertambah yang berasal dari epitel amnion namun juga bisa berasal dari
bertambahnya karena cairan lain masuk kedalam ruang amnion, pengaliran air
ketuban terganggu karena janin tidak menelan cairan ketuban ( Ai yeyeh dan Lia,
2010 ).
g. Serviks inkompeten
Yang dimaksud dengan serviks inkompeten yaitu serviks (leher rahim) yang
membuka secara premature dibawah tekanan rahim dan janin yang tumbeh
yang bersifat genetik, kontak ibu dengan DES (diethyl-stilbestrol) ketika ia masih
dalam kandungan ibunya, peregangan yang berlebihan atau lecet parah pada serviks
didiagnosis ketika seorang ibu mengalami keguguran pada trimester ke dua setelah
mengalami pemendekan dan penipisan serviks yang progresif dan tidak nyeri serta
(Manuaba, 2013).
h. Infeksi
Dalam insiden ketuban pecah dini salah satu faktornya yaitu infeksi vagina atau
serviks (misalnya vaginosis bacterial dan infeksi protozoa) yang ditularkan secara
seksual seperti wanita yang memiliki pasangan seksual baru, atau yang memiliki
pasangan seksual lebih dari satu pada tahun-tahun terakhir, mereka yang tidak
1) Infeksi bakterial
Strepkokus Grup B (GBS) adalah bakteri gram positif beta hemolitikus yang
memiliki kolonisasi GBS pada vagina atau rectum. Infeksi intra uterin
merupakan akibat infeksi asenden dari kolonisasi GBS di vagina pada wanita
kemih, dan infeksi luka, dan hal itu memiliki kaitan dengan persalinan tau
pelahiran prematur dengan ketuban pecah dini pada kehamilan premature
(Varney, 2007).
2) Infeksi protozo
vaginalis, tanda dan gejala pada ibu terjadi ketuban pecah dini dan efek pada
janin yaitu terjadi berat badan lahir rendah (Benson, 2009).Infeksi GBS dan
menekan pada membran mukosa. Oleh karena itu, area primer infeksi ini adalah
menjadi rapuh dan mudah terjadi robekan pada selaput ketuban (Winkjosastro,
2016).
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian Maharani (2017) hubungan usia, paritas dengan ketuban pecah dini di
sebagian besar (53,47%) denganusia beresiko dan sebanyak 64,93% terjadiKPD, ibu
bersalin multipara yang sebagianbesar (57,38%) terjadi ketuban pecah dini.dan pada ibu
bersalin primipara sebagianbesar (75,68%) tidak terjadi ketuban pecahdini. Hasil uji khi
kuadrat dari Yatesdidapatkan pada variabel usia χ² hitung(91.514,38) > χ² tabel (3,84),
dan padavariabel paritas χ² hitung (11,73) > χ² tabel(5,99), maka diterima. Pada penelitian
inidapat disimpulkan bahwa hubungan umur,paritas dengan kejadian ketuban pecah
pecah dini di RSUD Cideres Kabupaten Majalengka Tahun 2011. Hasil penelitian
menyatakan bahwa ibu bersalin mengalami kejadian ketuban pecah dini dengan status
bekerja (35,2%), ibu bersalin yang mengalami kejadian ketuban pecah dini dengan
paritas primipara dan grandemultipara (77,8%) dan ibu bersalin yang mengalami kejadian
ketuban pecah dini dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun (14,8%). Ada hubungan antara
paritas (pvalue = 0,018 dan OR = 2,142) dan usia (pvalue = 0,022 dan OR = 3,583)
dengan kejadian ketuban pecah dini. Tidak ada hubungan antara pekerjaan (pvalue =
0,072 dan OR = 1,802) dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Cideres Kabupaten
3. Penelitian Widia (2017) hubungan antara kelainan letak janin dengan kejadian ketuban
pecah dini pada ibu bersalin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengalaman KPD
hubungan yang sangat erat antara kelainan janin dengan kejadian KPD pada ibu ibu di
Rumah Sakit Paradise Kabupaten Tanah Bumbu. Pentingnya peran bidan meningkatkan
C. Kerangka Teori
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam
Sugiyono, 2015). Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kerangka Teori
D. Kerangka Konsep
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang
penting (Sugiyono, 2018). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalahfaktor risiko
yangmenyebabkan Ketuban Pecah Dini yang berdasarkan pada kerangka teori yang diambil
dari tinjauan pustaka, maka kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 2.4
Kerangka Konsep
Posisi Janin
Paritas KetubanPecahdini
Umur
Pekerjaan
E. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan posisi janin dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah
2. Ada hubungan paritas dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Zainal
3. Ada hubungan umur ibu dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah
4. Ada hubungan pekerjaan dengan ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah