Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL

PERSALINAN SPONTAN
DI RS UNS

Disusun Oleh:

ELIN AVIKA PRATIWI


01202308143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN INTRANATAL
PERSALINAN SPONTAN

A. PENGERTIAN
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2020).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Sarwono, 2020).

B. ETIOLOGI
1. Teori penurunan hormon progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir
kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesteron yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan
menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.
(Nugroho, 2021)

Faktor Predisposisi
1. Maternal
a. Ketuban pecah dini
b. Persalinan prematur
c. Distosia
d. Hamil posterm
e. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
f. Emboli cairan ketuban
g. Perdarahan
2. Infant
a. Gawat janin
b. Distosia
c. Kelainan posisi janin
d. Janin > 1
e. Prolaps tali pusat
(Nurhati, 2014)

C. BENTUK PERSALINAN
1. Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri
2. Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan rangsangan Istilah yang berkaitan dengan umur
kehamilan dan berat janin yang dilahirkan:
a. Abortus
1) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
2) Hidup diluar kandungan
3) Umur hamil sebelum 28 minggu
4) Berat janin kurang dari 1000 gram
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang
dari 2.449 gram.
c. Persalinan Aterm
1) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
2) Berat janin diatas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
1) Persalinan melampaui umur 42 minggu
2) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Nurhati, 2014)

D. PATOFOSOLOGI
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik. Penurunan kepala
bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament, descent, fleksi, fleksi
maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi eksterna. Semakin
menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi.
Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan terasa
nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil,
dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari
berbagai implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan
jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan
terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
rogesterone akan mengalami penurunan, sehingga hormon rogester aktif dan
produksi laktasi dimulai. Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum.
(Nugroho, 2021)

E. PATHWAY
Kehamilan (37 – 42 mg)

Tanda inpartus

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Esterogen & Kepala bayi turun Kontraksi Kontraksi uterus


Progesteron jelek

Oksitosin Rasa ingin mengejan Rahim kecil, tebal Atonia uteri

Ketegangan otot Ekspulsi Plasenta lepas Robek jalan


rahim lahir
Resiko Perdarahan Risiko
Perdarahan
Nyeri Nyeri
Persalinan Persalinan
Risiko
Resiko
Infeksi
Ansietas Hipovolemia

(Nugroho, 2021)
F. PROSES PERSALINAN
1. Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan
dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1
terdapat dua fase yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar
delapan jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit
selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali
tiap 10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan
keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban
yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban
pecah dini.
2. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan
waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10cm
hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah
spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10
menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah
janin yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan
kontraksi otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
3. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam
rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta.
Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan
aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap
menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
4. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan
dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh
ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.
(Nurhati, 2014)

G. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang wanita
mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau
bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah:
1. Lightening: Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat
itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena
kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru.
Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman
akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan
statis pada vena.
2. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
4. Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri,
yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan
palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang
telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5. Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody
show.
6. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa
minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.
7. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini.
(Nugroho, 2021)

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas
terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama.
(Nurhati, 2014)

I. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan keperawatan menurut Sarwono (2020), dilakukan berdasarkan Kala
Persalinan yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
2. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

J. PENGKAJIAN
Pengkajian pada asuhan keperawatan maternitas menurut Rukiyah (2019) adalah
sebagai berikut:
1. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamlan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhan
yang di rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama,
kehamilan (ANC), hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi: Menarche, Siklus haid, Lama haid, Banyak haid,
Dismenorhoe, HPHT, HPL
2) Riwayat pernikahan : Usia pernikahan suami-istri, Pernikahan
3) Riwayat KB: Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB
yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan ataupun penyakit menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau
tidak, edema ada atau tidak
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna
kornea, sklera ikterik atau tidak
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan, kesimetrisan, kebersihan
4. Pengkajian
1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi,
internal, intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus, letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol,
anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya ingin BA, pada
waktu his kepala janin tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,
intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung
kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung
45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk
bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus).
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai,
curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal
ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi,
dan pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan
jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu,
perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum
bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah
terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika
kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik
dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah
peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien
tidak bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan
darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan
dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan
sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya
dalam batas normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan
pada periode ini mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau
kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat
menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada
adanya potensial komplikasi.

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang biasanya muncul pada pasien demam thypoid menurut Tim
Pokja PPNI SDKI (2017) adalah sebagai berikut:
1. Kala I:
Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks (D.0079)
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
2. Kala II:
Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin (D.0079)
3. Kala III:
Risiko hipovolemia berhubungan dengan perdarahan (D.0034)
4. Kala IV:
Risiko infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit (D.0142)
Risiko perdarahan berhubungan dengan komplikasi pascapartum (atoni uterus,
retensi plasenta) (D.0012)

L. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kala I
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Nyeri melahirkan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (1.08238)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
dengan dilatasi tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1x24 jam nyeri dapat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
serviks (D.0079)
menurun. nyeri
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun
Terapeutik
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologi
- Gelisah menurun untuk mengurangi rasa nyeri
- Perineum terasa tertekan 2. Kontrol lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
- Uterus teraba membulat ruangan, pencahayaan kebisingan)
menurun Edukasi
- Ketegangan otot menurun 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (1.09314)
Ansietas
Setelah dilakukan tindakan
berhubungan Observasi
selama 1x24 jam diharapkan
dengan kurang 1. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal
masalah kecemasan dapat
terpapar informasi dan nonverbal)
teratasi dengan kriteria hasil :
(D.0080)
- Verbalisasi kebingungan Terapeutik
menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
- Verbalisasi khawatir akibat menumbuhkan kepercayaan
kondisi yang dihadapi 2. Gunakan pendekatan yang
menurun menenangkan dan meyakinkan
- Perilaku gelisah menurun 3. Temani pasien untuk mengurangi
- Perilaku tegang menurun kecemasan, jika memungkinkan
- Konsentrasi membaik
- Pola tidur membaik
Edukasi
1. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis
2. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
3. Anjurkan mengungkapkan perasaan
dan persepsi
4. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antlansietas, jika perlu

2. Kala II
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Nyeri melahirkan Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (1.08238)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
dengan pengeluaran tindakan keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1x24 jam nyeri dapat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
janin (D.0079)
menurun. nyeri
Kriteria Hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun
Terapeutik
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun 1. Berikan teknik nonfarmakologi
- Gelisah menurun untuk mengurangi rasa nyeri
- Perineum terasa tertekan 2. Kontrol lingkungan yang
menurun memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
- Uterus teraba membulat ruangan, pencahayaan kebisingan)
menurun Edukasi
- Ketegangan otot menurun 1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

3. Kala III
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Risiko hipovolemia Status Cairan (L.03028) Manajemen Hipovolemia (1.03116)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan Observasi
dengan perdarahan tindakan keperawatan selama 1. Periksa tanda dan gejala
1x24 jam status cairan hypovolemia (mis. frekuensi nadi
(D.0034)
meningkat. meningkat, nadi teraba lemah,
Kriteria Hasil : tekanan darah menurun, haus,
- Kekuatan nadi meningkat lemah)
- Perasaan lemah menurun 2. Monitor intake dan output cairan
- Frekuensi nadi membaik
Terapeutik
- Tekanan darah membaik
1. Hitung kebutuhan cairan
2. Berikan acupan cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi
1. Kolaborasi permberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl, RL)

4. Kala IV
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
Keperawatan (SLKI)
Risiko infeksi Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (1.14539)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan
Observasi
dengan gangguan tindakan keperawatan selama
1x24 jam infeksi tidak terjadi. 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
integritas kulit lokal dan sistemik
Kriteria Hasil:
(D.0142)
- Demam menurun Terapeutik
- Kemerahan menurun 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Nyeri menurun kontak dengan pasien dan
- Bengkak menurun lingkungan pasien
- Kadar sel darah putih 2. Pertahankan teknik aseptik pada
membaik pasien beresiko tinggi
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
3. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
4. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan
Risiko perdarahan Tingkat Perdarahan (L.02017) Pencegahan Perdarahan (1.02067)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan
Observasi
dengan komplikasi tindakan keperawatan selama
1x24 jam perdarahan tidak 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
pascapartum (atoni 2. Monitor tanda-tanda vital
terjadi.
uterus, retensi Kriteria Hasil: Terapeutik
plasenta) (D.0012) - Perdarahan vagina 1. Pertahankan bed rest selama
menurun perdarahan
- Tekanan darah membaik 2. Batasi tindakan invasif, jika perlu
- Denyut nadi membaik
Edukasi
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2. Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
3. Anjurkan segera melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi obat pengontrol
perdarahan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2020. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Nurhati, Ummi. 2014. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan Yang Menakjubkan.
Jakarta: Garamond

Nugroho, Taufan. 2021. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika

Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2019. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi. Jakarta:
Buku Kesehatan

Sarwono. 2020. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai