Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS “ INTRA NATAL CARE (INC)”


DI RUANG IGD PERSALINAN RSUD TORABELO SIGI

OLEH :

MUHAMMAD RIFAL MARDANI, S.Kep.

NIM. 2021032089

CI LAHAN CI INSTITUSI

____________________________ _______________________________

POGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
“INTRANATAL CARE (INC)”

A. DEFINISI
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun
apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah
& Hidayat, 2014).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2016).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Prawirohardjo, 2013).
B. Etiologi
a. Teori penurunan hormon progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi
pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga menimbulkan
his.
b. Teori oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan  
progesteron yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi  
miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his (Nugroho,
2011).
C. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri. Hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytosin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR
dan penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain
enggament, descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi
kepala janin, rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan
rasa mengejan sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya
robekan jalan lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi
rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi
akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang
menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi
plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai
tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan
progesteron akan mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan
produksi laktasi dimulai.  Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap.
b. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
D. Pathway

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
E. Klasifikasi persalinan
a. Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri
b. Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan rangsangan.
Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan:
1) Abortus
a) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
b) Hidup diluar kandungan
c) Umur hamil sebelum 28 minggu
d) Berat janin kurang dari 1000 gram
2) Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang dari
2.449 gram.
3) Persalinan Aterm
a) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b) Berat janin diatas 2500 gram
4) Persalinan Serotinus
a) Persalinan melampaui umur 42 minggu
b) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
d. Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
F. Tahap-tahap persalinan
a. Kala I
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi
pematangan dan pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar
janin. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu : 
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan
jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar enam jam.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit
selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap
10 menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan
keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban
yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah
dini.
b. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang
membutuhkan waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah
membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban
sudah pecah atau baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering
terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin
yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi
otot-otot dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan
bayi dari dalam rahim.
c. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari
dalam rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya
plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun
frekuensi dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan
atau tetap menempel dan membutuhkan bantuan tambahan.
d. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan
untuk mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil
dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-
luka pada tubuh ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada
gumpalan darah

B. JENIS – JENIS PERSALINAN


1. Menurut Cara Persalinan
a. Persalinan spontan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan alat, serta tidak
melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Persalinan buatan
Persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui dinding perut
dengan operasi secio caesaria.
c. Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau pemecahan
ketuban.
2. Menurut Usia (Tua Kehamilan)
a. Abortus
Pengeluarana buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 g.

b. Partus imaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg dan 28 mg atau bayi dengan berat
badan antara 500 g dan 999 g.
c. Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg dan 37 mg atau dengan berat
badan 1000 g dan 2499 g.
d. Partus matures / aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg dan 42 mg atau bayi dengan BB
2500 g atau lebih.
e. Partus post matures / serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg.
G. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek,

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
(Hafifah, 2017).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian  servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

C. SEBAB – SEBAB PERSALINAN


Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi
rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2017)
1. Teori Penurunan Hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesterone turun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori Distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss).
Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.

5. Induksi Partus

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

D. PATOFISIOLOGI

E. TANDA-TANDA MULAINYA PERSALINAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show)
(Hafifah, 2017).
Tanda-Tanda In Partu :
5. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
6. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian  servik.
7. Kadang-kadang ketuban pecah
8. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk mendapatkan
gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
2. Pemeriksaan KTG
Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama (Nugroho, 2011).
G. Penatalaksanaan
a. Kala I
1) Mengukur TTV
2) Auskultasi DJJ
3) Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
b. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
c. Kala III
1) Pengawasan terhadap perdarahan
2) Memperhatikan tanda plasenta lepas
d. Kala IV
1) Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
2) Kontraksi rahim
3) Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

H. Komplikasi
a. Komplikasi Kala I dan Kala II
1) Persalinan macet (partus tidak maju)
Penyebab persalinan yang macet adalah kondisi tulang panggul si ibu
yang terlampau sempit dan menyebabkan bayi susah untuk lahir.
Persalinan macet ini juga bisa disebabkan oleh gangguan beberapa
penyakit yang menyebabkan sang ibu kepayahan mengeluarkan kepala
bayi saat persalinan. Hal lain yang membuat proses persalinan macet
adalah faktor usia sang ibu, paritas, konsistensi mulut rahim, berat badan
sang janin, gizi ibu, psikis si ibu dan penyakit semisal anemia.
2. Distosia
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan. Dapat disebabkan
kelainan tenaga, kelainan letak, dan bentuk janin, serta kelainan jalan
lahir.
a) Distosia karena kelainan tenaga/his (His Hipotonic/ Inersia Uteri, His
Hipertonic, His yang tidak terkordinasi).
b) Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin
c) Distosia karena jalan lahir
b. Komplikasi Kala III dan IV
1) Atonia Uteri
Atonia uteri (relaksasi otot uterus) adalah uteri tidak berkontraksi dalam 15
detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (plasenta telah lahir).Atonia
uteri adalah kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk
berkontraksi dan memendek. Hal ini merupakan penyebab pendarahan post

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
partum yang paling penting dan biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga
4 jam setelah persalinan. Atoria uteri dapat menyebabkan perdarahan hebat
dan dapat mengarah pada terjadinya syok hipovelemik.
2) Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah
jam setelah kelahiran bayi. Sewaktu bagian plasenta (satu atau lebih lobus)
tertinggal, maka uterus tidak dapat berkontraksi secara efektif dan keadaaan
ini dapat menimbulkan pendarahan.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
ASUHAN KEPERAWATAN

PERSALINAN NORMAL

1. Pengkajian
a. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat
pendidikan, dll.
b. Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
2) Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil
keluhan yang di rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan
selama, kehamilan (ANC), hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi:1.Menarche 2.Siklus haid 3.Lama haid
4.banyak haid 5.dismenorhoe.. 6. HPHT 7. HPL
2) Riwayat pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri 2.Pernikahan
3) Riwayat KB:1.Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB
yang di gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat
penyakit keturunan,ataupun penyakit menular.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Penampilan atau keadaan umum
2) Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
3) Tanda-tanda vital
4) Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi
ada atau tidak, edema ada atau tidak
5) Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna
kornea, sklera ikterik atau tidak
6) Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak,
kesimetrisan, kebersihan, kesimetrisan, kebersihan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
f. Pengkajian Kala I
1) Memeriksa tanda-tanda vital.
2) Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi,
internal, intensitas, durasi, tonus.
3) Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada
kehamilan pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan
berikutnya.
4) Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan.
5) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah
fetus, letrak janin, penurunan janin.
6)  Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
7) Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah)
g. Pengkajian Kala II
1) Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas
bibir, adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas,
pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan
tekanan pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum
menonjol, anus dan vulva membuka, gelisah mengatakan saya
ingin BA, pada waktu his kepala janin tampak di vulva.
2) Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,
intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina),
kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
3) Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung
45– 60 menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit.
h. Pengkajian Kala III
1) Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
a) Adanya kontraksi vunds yang kuat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
b) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk
bulat pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
c) Keluarnya darah hitam dari introuterus
d) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta
akan keluar.
e) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina
atau rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus).
2) Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan
dijumpai, curah jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi
maternal ke plasenta berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan:
Suhu, nadi, dan pernafasan, pemeriksaan terhadap perdarahan
(warna darah dan jumlah darah)
3) Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari
ibu, perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
i. Pengkajian Kala IV
1) Tanda tanda vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia.
Pada kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui
perubahan setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil
sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami perubahan
setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
2) Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih.
Jika kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian
suprapubik dan redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin
diperlukan mencegah peregangan kandung kemih dan retensi
kandung kencing jika klien tidak bisa kencing.
3) Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum
ibu dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan
darah jika dilihat dicatat hasil dan bekuannya.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
4) Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan
untuk mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas
dan dengan perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat
perineum.
5) Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan
sesuaikan dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur
biasanya dalam batas normal selama rentang waktu satu jam
pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan dengan
dehidrasi atau kelelahan.
6) Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
7) Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat
menyebabkan potensial masalah komplikasi,perawat harus
waspada adanya potensial komplikasi (Nurarif, 2018).
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut NANDA (2021), diagnosa yang mungkin muncul pada intranatal
meliputi:
a. Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus 
b. Kala II: Nyeri persalinan b.d  tekanan mekanis pada bagian presentasi
c. Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
d. Kala IV: Risiko infeksi, Risiko perdarahan
3. Intervensi dan Rasional
a. Kala I
Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Lakukan pengkajian Data dasar dalam
a. Kontrol nyeri nyeri komphrehensif menentukan
b. Tingkat nyeri yang meliputi lokasi, intervensi
Kriteria Hasil: karakteristik, onset / selanjutnya.
a. Mampu mengontrol durasi, frekuensi,
nyeri saat terjadi kualitas, intensitas /

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
kontraksi beratnya nyeri dan
b. Melaporkan bahwa faktor penceetus
nyeri berkurang
Observasi reaksi Reaksi nonverbal
c. Mengatakan rasa
nonverbal dari bisa menggambarkan
nyaman setelah nyeri
ketidaknyamanan nyeri yang dirasakan
berkurang
pasien

Kendalikan faktor Lingkungan yang


lingkungan yang dapat nyaman dapat
mempengaruhi respon mengurangi persepsi
pasien terhadap nyeri pasien.
ketidaknyamanan
(suhu ruangan,
pencahayaan, suara
bising)

Ajarkan penggunaan Nyeri pada kala 1


teknik nonfarmakologi merupakan efek
(hypnosis, relaksasi, samping dari
bimbingan antisipatif, kontraksi yang dapat
terapi musik, terapi mendorong bayi
bermain, terapi mendekati jalan
aktivitas dan aplikasi lahir. Sehingga nyeri
panas dingin) hanya diminamalisir
menggunakan
tekhnik non-
farmakologi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
b. Kala II
Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Lakukan pengkajian Data dasar dalam
a. Kontrol nyeri nyeri komphrehensif menentukan
b. Tingkat nyeri yang meliputi lokasi, intervensi
karakteristik, onset / selanjutnya.
durasi, frekuensi,
Kriteria Hasil: kualitas, intensitas /
a. Mampu mengontrol beratnya nyeri dan
nyeri saat terjadi faktor penceetus
kontraksi
Observasi reaksi Reaksi nonverbal
b. Melaporkan bahwa
nonverbal dari bisa
nyeri berkurang
ketidaknyamanan menggambarkan
c. Mengatakan rasa
nyeri yang dirasakan
nyaman setelah nyeri
pasien
berkurang
Kendalikan faktor Lingkungan yang
lingkungan yang dapat nyaman dapat
mempengaruhi respon mengurangi persepsi
pasien terhadap nyeri pasien.
ketidaknyamanan
(suhu ruangan,
pencahayaan, suara
bising)

Atur posisi yang Posisi yang nyaman


nyaman bagi klien dapat
(dorsal mempengaruhi
rekumben/litotomi) kekuatan meneran

Ajarkan klien tentang Cara meneran yang


cara meneran dengan benar dapat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
benar menghemat tenaga
dan memaksimalkan
kekuatan klien
dalam persalinan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
c. Kala III
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Monitor status hidrasi Data dasar
a. Keseimbang (misalnya membran dalam
an cairan mukosa lembab, denyut menentukan
b. Hidrasi nadi adekuat dan intervensi
tekanan darahortostatik) selanjutnya
Kriteria Hasil:
Monitor tanda-tanda Dehidrasi dapat
a. Asupan cairan terpenuhi
vital pasien mempengaruhi
b. Tekanan darah dan
tanda-tanda
denyut nadi radial dalam
vital, terutama
batas normal
nadi
c. Keseimbangan intake dan
output dalam 24 jam Jaga intake / asupan Untuk
terjaga yang akurat dan catat mengetahui
d. Turgor kulit elastis output pasien balance cairan
e. Membran mukosa pasien
lembab
Pertahankan agar pasien Mengurangi
tetap tirah baring jika terjadinya
terjadi pendarahan aktif perdarahan

Kolaborasi dengan Tranfusi darah


dokter untuk pemberian dapat mencegah
tranfusi darah terjadinya
anemia

Kelola cairan IV, seperti Mengganti


yang diresepkan cairan yang
hilang melalui
perdarahan

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
d. Kala IV
1) Risiko infeksi
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Monitor tanda dan Mengetahui ada
a. Status imun gejala infeksi sistemik tidaknya infeksi,
b. Kontrol resiko dan lokal untuk menentukan
intervensi
Kriteria Hasil: selanjutnya.
a. Bebas Monitor adanya luka Luka merupakan de
tanda entre
gejala Kaji suhu badan Pasien yang
infeksi pasien mengalami infeksi
b. Jumlah biasanya terjadi
leukosit kenaikan suhu
dalam badan.
batas Pertahankan teknik Untuk meminimalisir
normal aseptik terjadinya infeksis
c. Status
Cuci tangan sebelum Meminimalisir
imun,
dan sedudah tindakan terjadinya
genitourin
penyebaran kuman
aria dalam
Berikan pendkes Vulva hygiene yang
batas
tentang vulva hygiene benar dapat
normal
yang benar mencegah terjadinya
d. Luka
infeksi
episiotom
Berikan pendkes Perawatan luka
y baik
tentang perawatan perineum dapat
luka perineum mencegah terjadinya
infeksi
Lakukan perawatan Perawatan luka post
luka post episiotomi episiotomi dapat
mencegah terjadinya
infeksi dan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
memberikan rasa
nyaman bagi klien

2) Risiko perdarahan
Tujuan Intervensi Rasional
NOC: Catat nilai Hb dan HT Untuk mengetahui
a. Keseimbangan cairan sebelum dan sesudah apakah pasien
b. Hidrasi terjadìnya perdarahan mengalami
kehilangan banyak
Kriteria Hasil: darah (anemia) atau
a. Asupan cairan tidak
terpenuhi
Awasi perdarahan dari Menghindari
b. Tekanan darah dan
jalan lahir perdarahan dari
denyut nadi radial
jalan lahir
dalam batas normal
c. Keseimbangan Berikan masase pada Merangsang
intake dan output fundus uteri. kontraksi, sehingga
dalam 24 jam perdarahan akan
terjaga berhenti
f. Turgor kulit elastis
Monitan tanda-tanda Perdarahan sangat
g. Membran mukosa
vital berpengaruh pada
lembab
tanda-tanda vital
(tekanan darah,
nafas, nadi, suhu)

Pertahankan agar Untuk menghindari


pasien tetap tirah terjadinya
baring jika terjadi perdarahan yang
pendarahan aktif lebih banyak.

Lakukan manual Dep pada sumber


pressure ( tampon perdaarahan sangat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
vagina) efektif dalam
menghentikan
perdarahan

Lakukan manual Untuk


placenta mengeluarkan
placenta yang belum
lepas

DAFTAR PUSTAKA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Hafifah, 2017.Obstetri patologi, Cetakan I. Jakarta : EGC

Herdman, T. Hether. 2018. Dignosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-


2020. Jakarta. EGC

Mc Closky & Bulechek.(2013). Nursing Intervention Classification (NIC). United


States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby

Mufdillah & Hidayat, 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta : EGC

Mitayani, 2016. Asuhan Keperawatan Matenitas. Salemba Medika. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, 2013.Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

Anda mungkin juga menyukai