OLEH:
NIM : 223111084
FAKULTAS KESEHATAN
KUPANG
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari/tanggal:
OLEH
Mengetahui
Kepala Ruangan
1. Pengertian
Post partum adalah masa atau periode yang dimulai sejak bayi lahir dan plasenta dilahirkan
hingga pulihnya organ-organ reproduksi seperti sebelum hamil yang membutuhkan waktu 6
minggu. Post partum merupakan masa nifas (peurperium) yaitu periode sesudah persalinan
yang diperlukan untuk pulihnya kandungan ke keadaan tidak hamil, biasanya membutuhkan
waktu lamanya sekitar minggu (Indraswuri, 2017).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin lewat insisi pada dinding
abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin dilahirkan melalui perut dan dinding
perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat (Anjarsari, 2019).
2. Klasifikasi
Sectio caesarea klasik dibuat vertikal pasa bagian atas rahim. Pembedahan dilakukan
dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10 cm. Tidak dianjurkan
untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina apabila sebelumnya telah dilakukan
tindakan pembedahan ini.
Sectio caesarea transperitonel profunda disebut juga low cervical yaitu sayatan
vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian bawah rahim
tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal.
Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
Sectio caesarea histeroktomi adalah suatu pembedahan dimana setelah janin dilahirkan
dengan sectio caesarea dilanjutkan dengan pengangkatan rahim.
3. Etiologi
Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan sectio caesarea ruptur uteri iminen,
perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres
dan janin besar melebihi 4000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat
diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut:
a. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai
dengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara
normal. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk
rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir
secara normal. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan atau panggul patologis juga
dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan normal sehingga harus dilakukan
tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul
menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi,
preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab kematian maternatal dan perinatal paling
penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini amatlah penting, yaitu mampu
mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartus. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara sectio caesarea. Hal ini
karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada
kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah
letak lintang, sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang
tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan
lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernapas.
Letak kepala tengadah, bagian terbawah adalah puncak kepala pada pemeriksaan
dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala
bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati, kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi muka, letak kepala tengah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak
paling rendah ialah muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5%. Presentasi dahi,
posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap
paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
c. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa
jenis letak sungsang yakni presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna,
presentasi bokong tidak sempurna dan presentasi kaki.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Martowirjo (2018), manifestasi klinis pada klien dengan post sectio caesarea
antara lain:
5. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan hambatan proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat
lahir secara normal spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan
panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, preeklampsia dan eklampsia berat, kelainan
letak bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim tertutup
plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar, kehamilan pada ibu yang
berusia lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi
belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah, dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan
perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (Ramadanty, 2018).
PATHWAY
Distensi kandung
Jaringan Jaringan kemih
terputus terbuka
Penurunan
Merangsang Proteksi progesteron dan
area sensorik kurang estrogen
Involusi
Nyeri akut Resiko
infeksi
Perubahan Pendarahan
lokea
Resiko
HB menurun ketidakseimbangan
cairan
Kurang O2
Kelemahan
Defisit
perawatan diri
6. Pemeriksaan Penunjang
h. Tes stres kontraksi atau non-stres: mengkaji respon janin terhadap gerakan/stres dari
pola kontraksi
7. Penatalaksanaan
Menurut Ramadanty (2019), penatalaksanaan post partum sectio caesarea adalah sebagai
berikut:
1. Pemberian cairan
Karena 24 jam pertama penderita pasca operasi, maka pemberian cairan per intravena
harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar tidak terjadi hipotermi, dehidrasi,
atau komplikasi pada organ tubuh lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS
10%, garam fisiologi dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung
kebutuhan. Bila kadar HB rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
2. Diet
Pemberian cairan per infus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu dimulailah
pemberian minuman dan makanan per oral. Pemberian minuman dengan jumlah yang
sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan
air teh.
3. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi: miring kanan dan kiri dapat dimulai
sejak 6 sampai 10 jam setelah operasi. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita
sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah sadar, hari kedua post operasi, penderita
dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernapas dalam lalu
menhembuskannya. Kemudian posisi tidur terlentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semi fowler). Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri
pada hari ke-3 sampai hari ke-5 pasca operasi.
4. Katerisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya
terpasang 24-48 jam/ lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5. Pemberian obat-obatan
Antibiotik cara pemilihan dan pemberian antibiotik sangat berbeda-beda sesuai indikasi.
Obat yang dapat diberikan melalui supositoria obat yang diberikan ketopropen sup 2x24
jam, melalui oral obat yang dapat diberikan tramadol atau paracetamol tiap 6 jam,
melalui injeksi ranitidin 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu.
7. Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat diberikan caboransia
seperti neurobian seperti neurobian I vit C.
8. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah harus
dibuka dan diganti.
9. Pemeriksaan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan darah, nadi,
dan pernafasan.
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan tidak
menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa
banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi nyeri.
8. Komplikasi
Infeksi puerperalis, bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu selama beberapa hari
dalam masa nifas, atau bersifat berat seperti peritonitis, sepsis, dan sebagainya. Infeksi
post operasi terjadi apabila sebelum pembedahan sudah ada gejala-gejala yang
merupakan predisposisi terhadap kelainan itu (partus lama khususnya setelah ketuban
pecah, tindakan vaginal sebelumnya). Perdarahan, bisa timbul pada waktu pembedahan
jika cabang-cabang arteri uterina ikut terbuka atau karena atonia uteri. Komplikasi lain
seperti luka kandung kemih dan embolisme paru, suatu komplikasi yang baru kemudian
tampak ialah kuatnya perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya
bisa ruptur uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan sesudah secti caesarea.
2. Komplikasi-komplikasi lain
3. Komplikasi baru
Komplikasi yang kemudian tampak ialah kurang kuatnya perut pada dinding uterus,
sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri. Kemungkinan peristiwa
ini lebih banyak ditemukan sesudah sectio caesarea klasik.
B. Konsep Asuhan Keperawatan Post Partum Sectio Caesarea
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada ibu post operasi sectio caesarea menurut Sagita 2019)
adalah sebagai berikut:
a. Identitas Klien
Meliputi: nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan
diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama pada post operasi sectio caesarea biasanya adalah nyeri di bagian
abdomen akibat luka jahitan setelah operasi, pusing dan sakit pinggang.
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang berisi tentang pengkajian data yang dilakukan untuk
menentukan sebab dari dilakukannya operasi sectio caesarea seperti kelainan letak
bayi (letak sungsang dan letak lintang), faktor plasenta (plasenta previa, solution
plasenta plasenta accrete, vasa previa), kelainan tali pusat (prolapses tali pusat, telilit
tali pusat), bayi kembar (multiple pregnancy), pre eklampsia dan ketuban pecah dini
yang nantinya akan membantu membuat rencana tindakan terhadap pasien. Riwayat
pada saat sebelum inpartus didapatkan cairan yang keluar pervaginam secara spontan
kemudian tidak diikuti tanda-tanda persalinan.
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat Sectio Caesarea sebelumnya, panggul sempit,
serta letak bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi
penyakit sekarang, seperti adanya penyakit diabetes mellitus, jantung, hipertensi,
hepatitis, abortus dan penyakit kelamin.
3) Riwayat Perkawinan
Pada riwayat perkawinan hal yang perlu dikaji adalah menikah sejakusia berapa,
lama pernikahan, berapa kali menikah, status pernikahan saat ini.
4) Riwayat Obstetri
Pada pengkajian riwayat obstetri meliputi riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu, berapa kali ibu hamil, penolong persalinan, dimana ibu bersalin, cara
bersalin, jumlah anak, apakah pernah abortus, dan keadaann nifas post operasi sectio
caesarea yang lalu.
Meliputi tanggal persalinan, jenis persalinan, lama persalinan, jenis kelamin anak,
keadaan anak.
6) Riwayat KB
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, hipertensi, TBC, diabetes
mellitus, penyakit kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut diturunkan
kepada klien.
Aktivitas klien terbatas, dibantu oleh orang lain untuk memenuhi keperluannya karena
klien mudah letih, klien hanya bisa beraktivitas ringan seperti duduk di tempat tidur,
menyusui.
d. Pola Eliminasi
Klien dengan post partum biasanya sering terjadi adanya perasaan sering/susah kencing
akibat terjadinya edema dari trigono, akibat tersebut menimbulkan infeksi uretra
sehingga menyebabkan konstipasi karen takut untuk BAB.
Klien pada masa nifas sering terjadi perubahan pola istirahat dan tidur akibat adanya
kehadiran sang bayi dan nyeri jahitan.
Klien akan menjadi ibu dan istri yang baik untuk suaminya.
Klien merasakan nyeri pada perineum karena adanya luka jahitan akibat sectio caesarea
Klien merasa dirnya tidak seindah sebelum hamil, semenjak melahirkan klien
mengalami perubahan pada ideal diri.
Terjadi perubahan seksual atau fungsi seksualitas akibat adanya proses persalinan dan
nyeri bekas jahitan luka sectio caesarea.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan
meningkat, suhu tubuh turun.
b. Kepala
1) Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan rambut, dan apakah ada
benjolan.
2) Mata
3) Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimaa kebersihannya, adakah cairan
yang keluar dari telinga.
4) Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadang-kadang ditemukan
pernapasan cuping hidung.
c. Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada/tidal pembesaran kelenjar tiroid, karena adanya proses
penerangan yang salah.
d. Thorax
1) Payudara: simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola hitam
kecoklatan, puting susu menonjol, air susu encer dan banyak keluar.
2) Paru-paru
Perkusi: redup/sonor
3) Jantung
Perkusi: Redup/timpani
e. Abdomen
Inspeksi: terdapat luka jahitan post op ditutupi perban, adanya strie gravidarum.
Perkusi: redup
Pengeluaran darah bercampur lendir, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran
mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan menandakan adanya
kelainan letak anak.
g. Ekstremitas
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
Edukasi:
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu).
2. Resiko infeksi berhubungan Setelah melakukan SIKI:
dengan kerusakan integritas kulit tindakan keperawatan
Observasi:
3x24 jam diharapkan
masalah resiko infeksi 1. Monitor tanda dan gejala
teratasi dengan kriteria infeksi lokal dan sistemik.
hasil:
Terapeutik:
SLKI:
1. Batasi jumlah
1. Kebersihan tangan pengunjung.
meningkat (5)
2. Berikan perawatan kulit
2. Kebersihan badan pada area edema.
meningkat (5)
3. Cuci tangan sebelum dan
3. Nyeri menurun 5) sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien.
4. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien beresiko
tinggi.
Edukasi:
3. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi.
4. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
antibiotik ataupun imunisasi
(jik perlu).
3. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri.
Edukasi:
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan.
2. Anjurkan ke toilet secara
mandiri.
2. Informasikan hasil
pemantauan.
5. Implementasi Keperawatan
Setelah rencana keperawatan disusun langkah selanjutnya adalah dalam menetapkan
tindakan keperawatan. Tindakan ini dapat dilakukan secara mandiri atau kerjasama dengan
tim kesehatan lainnya.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah untuk penilaian yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan tujuan.
Jika kriteria yang ditetapkan belum tercapai maka tugas perawat selanjutnya adalah
melakukan pengkajian kembali.
Nama Mahasiswa : Maria Yulianti Sina NIM : 223111084
B. PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum : Sedang
Tanda-tanda vital : TD: 131/8 mmHg, nadi 101x/mnt
RR: 20x/mnt, Suhu: 36,7oC.
2) Kepala : simetris, tidak ada benjolan
Rambut : bersih, tidak ada ketombe
Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis
Wajah : pucat, ekspresi tampak meringis.
Hidung : simetris, tidak ada secret.
Mulut dan bibir : membrane mukosa pucat, tidak ada sariawan
Gigi dan gusi : gigi lengkap, gusi merah, tidak ada bengkak.
3) Dada dan axilla : simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
4) Paru-paru : tidak ada suara napas tambahan
5) Jantung : bunyi vesikuler
6) Perut : ada luka jahitan operasi setelah melahirkan
7) Vulva & Perineum : tampak pengeluaran lokea.
8) Anus : tidak ada wasir.
9) Ekstremitas : bisa bergerak sepenuhnya, tidak ada lesi.
3.1.11 Pengetahuan dan Sikap Terhadap
1) Perawatan bayi: Baik
2) Laktasi : Baik
3) Kontrasepsi : Mengikuti program KB ± 13 tahun
4) Senam nifas : jarang mengikuti senam nifas.
Kupang, …………………………
Mentor
( )
ANALISA DATA
DO:
Q: seperti tertusuk-
tusuk.
R: bagian bawah
abdomen.
S: skala 6-7
T: 2-3 menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
21 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik dibuktikan dengan pasien
mengatakan terasa nyeri pada luka jahitan operasi setelah melahirkan, KU:
sedang, wajah pasien tampak meringis, TTV: TD: 131/81 mmHg, N:
101x/menit, S: 36,7°C, RR: 20x/menit, P: luka jahitan operasi setelah
melahirkan, Q: seperti tertusuk-tusuk, R: bagian bawah abdomen, S: skala 6-7,
T: 2-3 menit.
22 Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dibuktikan dengan pasien
mengatakan sulit tidur karena nyeri luka jahitan operasi, wajah pasien tampak
pucat, konjungtiva anemis, membrane mukosa pucat.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi:
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
3. Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat.
4. Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi:
21 Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu.
5. Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan.
6. Fasilitasi
istirahat dan
tidur.
Edukasi:
5. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
6. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
7. Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat.
8. Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
11.05
Memandikan
pasien dan
memberikan
obat anti nyeri
kalsup per rektal.
16.30
Mengganti
cairan infus
RL+oksitosin
11.05
Memandikan
pasien dan
memberikan
obat anti nyeri
kalsup per rektal.
16.30
EVALUASI KEPERAWATAN
I: 1. Mengukur TTV
2. Memberikan
injeksi
ceftriaxone 3x1
ampul, injeksi
ketorolac 3x1
ampul.
3. Memonitor
skala nyeri
pasien.
4. Mengatur
posisi pasien
semi fowler
5. Mengajarkan
pasien teknik
napas dalam.
E: pasien
mengatakan masih
terasa nyeri pada
luka jahitan operasi,
TTV: TD: 123/71
mmHg, N:
90x/menit, S: 36°C,
RR: 20x/menit, KU:
sedang, pasien
masih tampak
meringis, skala
nyeri: 6.
P: intervensi
dilanjutkan
I: 1. Mengukur TTV
2. Melepaskan
kateter urin.
3. Memberikan
injeksi
ranitidine 2x1
ampul.
4. Menganjurkan
pasien untuk
istirahat yang
cukup dan
harus banyak
bergerak.
E: pasien
mengatakan masih
sulit tidur karena
nyeri luka jahitan
operasi, pasien
masih tampak
pucat, konjungtiva
anemis
I: 1. Mengukur TTV
2.Memberikan
injeksi
ceftriaxone 3x1
ampul, injeksi
ketorolac 3x1
ampul.
3. Memonitor
skala nyeri
pasien.
4. Memberikan
kalsup anti
nyeri per rektal.
5. Melakukan
perawatan
luka.
6. Mengajarkan
pasien teknik
napas dalam.
E: pasien
mengatakan nyeri
yang dirasakan
sudah agak
berkurang, skala
nyeri 4, KU sedang,
sesekali pasien
tampak meringis
A: masalah belum
teratasi
P: intervensi
dilanjutkan
I: 1. Mengukur TTV
2. Memberikan
injeksi
ranitidine 2x1
ampul.
3. Menganjurkan
pasien untuk
istirahat yang
cukup dan
harus banyak
bergerak.
E: pasien
mengatakan sudah
masih sulit tidur
karena sering
terbangun efek
nyeri pada luka
jahitan, pasien
masih tampak
pucat, konjungtiva
anemis.
Jakarta. EGC
b)Riwayat Menstruasi
Menarche usia : 12 tahun
Banyaknya :-
HPHT : 7 April 2022
Perkiraan persalinan : 23 Januari 2023
Siklus : 28 hari
Lamanya : 3-4 hari
Keluhan : tidak ada
Flour albus : terdapat keputihan warna
bening, tidak bau, kental.
c)Riwayat Penyakit : pasien mengatakan merasakan nyeri di area perut
sampai ke punggung disertai pusing. Pasien
dibawa ke rumah sakit Gabriel Mgr. Gabriel
Manek SVD pada tanggal 22 Januari 2023 pukul
23.15 dini hari, pasien mengatakan masuk
melalui IGD dan diantar ke ruang rawat cempaka
pada pukul 01.00 dini hari dan mendapat
perawatan hingga sekarang.
d)Riwayat Penyakit Keluarga : pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyakit keluarga.
e)Riwayat kontrasepsi : pasien mengatakan tidak ada riwayat
kontrasepsi.
f)Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester I
Trimester II : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester II
Trimester III : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester III
g)Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
7)Istirahat dan aktivitas
Saat hamil : pasien mengatakan tidur 6-7 jam perhari
saat hamil
Saat inpartu : pasien mengatakan tidur 6 jam perhari
saat inpartu
8)Nutrisi
Saat hamil : pasien mengatakan makan 3-4x sehari
Saat inpartu : pasien mengatakan 3x sehari
9)Personal hyegine
Saat hamil : pasien mengatakan mandi dan
membersihkan diri 2x sehari
Saat inpartu : pasien mengatakan mandi dan
membersihkan diri 2x sehari
10)Psikososial dan spiritual
Saat hamil : pasien mengatakan beribadah di rumah
saja
Saat inpartu : pasien mengatakan selalu berdoa
11)Eliminasi:
a.BAK:
Saat hamil : 12-13x per hari
Saat inpartu : 10x per hari
b)BAB:
Saat hamil : 1xper hari
Saat inpartu : 1x per hari
12)Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Saat hamil : pasien mengatakan tidak ada kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
Saat inpartu : pasien mengatakan tidak ada kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
h)Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : sedang
TTV : TD: 112/77 mmHg, N: 91x/menit, RR: 20x/menit, S:
36,8°C
b) Kepala
Wajah : simetris.
Mata : simetris,konjungtiva anemis, sclera putih, tidak ada
kemerahan
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut dan bibir : membrane mukosa lembab.
Gigi dan gusi : tidak ada berlubang, gusi tidak bengkak.
c) Dada dan axial : simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dada
d) Abdomen
1) TFU : 29 cm
2) Leopold I : TFU 29, teraba bokong janin
3) Leopold II : punggung berada di kiri, dan ekstremitas di
kanan
4) Leopold III : teraba kepala
5) Leopold IV : kepala bayi sudah memasuki PAP
e) Vulva dan perineum : tidak ada kelainan, tidak terdapat cairan yang
abnormal
f) Anus : tidak ada hemoroid
g) Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada kelainan
a) Pengkajian Khusus
Kala I : baru pembukaan kala I
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
Kupang,………………
Mentor
( )
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi:
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri.
2. Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri.
3. Anjurkan
menggunakan
analgetik
secara tepat.
4. Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik,
jika perlu.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Memberikan
09.00 obat oral Asam
mefenamat 3x1
tab, Ferro sulfat
2x1 tab,
cefadroxil 2x1
tab.
EVALUASI KEPERAWATAN
NO TANGGAL DIAGNOSA JAM EVALUASI NAMA &
KEPERAWATAN KEPERAWATAN TTD
h)Pemeriksaan Fisik
h) Keadaan umum : sedang
TTV : TD: 101/85 mmHg, N: 80x/menit, RR: 20x/menit, S:
36,5°C
i) Kepala
Wajah : simetris.
Mata : simetris,konjungtiva anemis, sclera putih, tidak ada
kemerahan
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut dan bibir : membrane mukosa lembab.
Gigi dan gusi : tidak ada berlubang, gusi tidak bengkak.
j) Dada dan axial : simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi dada
k) Abdomen
6) TFU :-
7) Leopold I :-
8) Leopold II :-
9) Leopold III :-
10) Leopold IV :-
l) Vulva dan perineum : tidak ada kelainan, tidak terdapat cairan yang
abnormal
m) Anus : tidak ada hemoroid
n) Ekstremitas : ekstremitas atas dan bawah normal, tidak ada kelainan
b) Pengkajian Khusus
Kala I : belum ada pembukaan
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
Kupang,………………
Mentor
( )
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
RESUME HARI KE 3
e) Riwayat Menstruasi
Menarche usia : 15 tahun
Banyaknya : klien mengatakan biasanya
menghabiskan 1-2 pembalut perhari
HPHT : 18 April 2022
Perkiraan persalinan : 25 Januari 2023
Siklus : panjang (28 hari)
Lamanya : 3-4 hari
Keluhan : pasien mengatakan tidak ada keluhan
Flour albus : pasien mengatakan bahwa tidak ada
keputihan yang berlebihan
f) Riwayat Penyakit : pasien mengatakan bahwa ia merasaia
merasakan nyeri di area perut yang menjalar hingga ke puunggung
disertai pusing dan tegang di area kepala bagian belakang sejak
kemarin jam 17.00 sore, sehingga pasien di bawah keluarga ke
RSUD Mgr. Gabriel Manek. SVD dan tiba di rumah sakit pada pukul
04.00, pasien mengatakan masuk melalui IGD dan diantar ke
ruangan rawat cempaka pada pukul 06.00, dan mendapat
perawatan hingga sekarang.
g) Riwayat Penyakit Keluarga: pasien mengatakan tidak ada riwayat
penyaakit keluarga.
h) Riwayat kontrasepsi : pasien mengatakan tidak ada riwayat
kontrasepsi
i) Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester I
Trimester II : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester II
Trimester III : pasien mengatakan tidak ada gangguan pada
trimester III
j) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Istirahat dan aktivitas
Saat hamil : pasien mengatakan tidur 8 jam perhari
saat hamil
Saat inpartu : pasien mengatakan tidur 7 jam perhari
saat inpartu
2) Nutrisi
Saat hamil : pasien mengatakan makan 3x sehari
saat hamil
Saat inpartu : pasienmengatakan makan 3x sehari saat
inpartu
3) Personal hyegine
Saat hamil : pasien mengatakan mandi dan
memebersihkan diri 2x sehari
Saat inpartu : pasien mengatakan mandi dan
memebersihkan diri 2x sehari
4) Psikososial dan spiritual
Saat hamil :pasien mengatakan selalu berhubungan
baik dengan orang dan selalu beribadah saat hamil
Saat inpartu : pasien mengatakan memiliki hubungan
baik dengan keluarga saat ini dan selalu berdoa
5) Eliminasi:
BAK:
Saat hamil : 10-12 kali/hari
Saat inpartu : 10 kali perhari
BAB:
Saat hamil : 2x perhari
Saat inpartu :1x perhari
6) Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Saat hamil : klien mengatakan tidak ada kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
Saat inpartu : klien mengatakan tidak ada kebiasaan
yang mempengaruhi kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik
o) Keadaan umum : normal
TTV :
TD: 150/90 Mmhg
DJJ: 132
S: 36,2
p) Kepala
Wajah : simetris
Mata : simetris
Hidung : tidak ada polip pada hidung
Mulut dan bibir : mukosa bibir dan mulut lembab dan tidak berbau
Gigi dan gusi : gigi dan gusi bersih
q) Dada dan axial
Tidak ada kelainan pada dada dan axial
r) Abdomen
11) TFU : 30
12) Leopold I : TFU 30, teraba bokong janin
13) Leopold II : punggung berada di kiri, dan ekstremitas di
bagian kanan
14) Leopold III : teraba kepala
15) Leopold IV : kepala bayi sudah memasuki PAP
s) Vulva dan perineum : tidak terdapat cairan yang tidak normal pada
area vulva
t) Anus : tidak ada kelainan di anus pasien
u) Ekstremitas : ekstremitas pasien normal
5. Pengkajian Khusus
Kala I : belum ada tanda pembukaan
Kala II :
Kala III :
Kala IV :
Kupang,………………
Mentor
( )
ANALISA DATA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan darah ditandai
dengan pasien mengatakan merasa pusing, dan tegang di kepala bagian belakang,
KU: sedang, pasien tampak lemah, TTV: 150/90 mmHg, N: 99x/menit, S: 36,2°C, RR,
23x/menit.
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perfusi perifer tidak Selama Selama Selama 3 x 24 jam SIKI Label I: Perawatan sikulasi
Rabu, 25 efektif berhubungan dalam dalam pasien menunjukkan (I.02079/345):
Januari dengan masa perawatan SLKI label 1 “perfusi 1. periksa sirkulasi perifer
2023 peningkatan perawata peningkatan perifer” dengan 2. anjurkan menggunakan obat
tekanan darah n perfusi tekanan kriteria: penurunan tekanan darah
3. anjurkan minum obat
ditandai dengan perifer darah 1. Denyut nadi
pengontrol tekanan darah
pasien mengatakan tidak teratasi perifer (5) secara teratur
merasa pusing, dan efektif 4. anjurkan pasien banyak
Keterangan:
tegang di kepala berkuran makan buah dan sayur yang
bagian belakang, g atau 1. menurun dapat mengontrol tekanan
KU: sedang, pasien hilang darah
tampak lemah, 2. cukup menurun
TTV: 150/90
mmHg, N: 3. sedang
99x/menit, S: 4.Cukup meningkat
36,2°C, RR,
23x/menit. 5. meningkat
1. meningkat
2. cukup meningkat
3. sedang
4. cukup menurun
5. menurun
4. Akral (5)
5. Turgor kulit (5)
6. Tekanan darah
sistolik (5)
7. Tekanan darah
diastolik (5)
Keterangan:
1. memburuk
2. cukup memburuk
3. sedang
4. cukup membaik
5. membaik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nim : 223111084
1 2 3 4 5
Keterangan:
Keterangan:
- Mahasiswa harus melakukan tindakan minimal 5 jenis tindakan
- Setiap tindakan diberi nilai 20 1: Sangat kurang
- Total penilaian 100
Jumlah nilai: Skor X 100% 2: Kurang
50 3: Cukup
4. baik
5. sangat baik
Hari/Tanggal Tindakan / Kegiatan Tanda tangan CI
Nama CI
………………..
Nama CI
………………..
Nama CI
………………..
Catatan CI
Nama CI
………………..
Hari/Tanggal Tindakan / Kegiatan Tanda
tangan CI
Nama CI
………………..
Nama CI
………………..
Memberikan injeksi
Kamis, 26
Januari 2023 SEMINAR KASUS
Sabtu, 28
Mengukur TTV
Januari 2023
Memberikan injeksi
Nama CI
………………..
PETUNJUK PENGISIAN : Berilah tenda centang (√) pada salah satu kolom yang telah disediakan dan
sesuai dengan keadaan anda !
Keterangan : STS ; Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S: Setuju SS: Sangat Setuju
STS TS S SS
Komunikasi
Kehadiran
Kerjasama
14. Saya selalu berdikusi dengan teman jika ada yang kurang saya mengerti
Cara Penilaian :
1. Jika Jawaban Sangat Tidak setuju diberi skor 1, jika Tidak Setuju diberik skor 2, Jika Setuju diberi Skor 3 dan jika
Sangat Setuju diberi Skor 4
Jumla h skor yang diperole h
2. Nilai Sikap : x 100
Total nilai maksimal (60)
3. Kemudian nilai tersebut di bagi kedalam dua kategori < 75 = Sikap Negatif dan ≥ 75 Sikap Positif
Nama Mahasiswa : Santi Snae
NIM : 223111115
Ruangan Praktek : Anggrek
Kasus : Post Partum Normal + Anemia
Tanggal Penilaian : ...................................................
ujtr
SKOR JUMLA
NO ASPEK PENILAIAN
1 2 3 4 H
1 Pengertian, etiologi, tanda & gejala
2 patofisiologi, pathway/WOC
5 Pengkajian keperawatan
7 Intervensi
8 Evaluasi
9 Daftar Pustaka
10 Pengumpulan tepat waktu
Total
Kriteria Penilaian:
1: Kurang
2: Cukup
Nilai=
Jumlah Nilai x 100%
40
....................................................
Mentor,
( ...................................)
FORMAT PENILAIAN PRE CONFERENCE
SKOR
NO ASPEK PENILAIAN NILAI
1 2 3 4
- Identifikasi Tujuan
- Identifikasi Intervensi
Total
Kriteria Penilaian:
1: Kurang 3 : Baik
2: Cukup 4 : Sangat Baik
Nilai=
Jumlah Nilai x Bobot
80 ....................................................
Mentor,
( ...................................)
SKOR
NO ASPEK PENILAIAN NILAI
1 2 3 4
1 Kesiapan dalam post conference
2 Pengetahuan tentang penyakit
3 Pengetahuan tentang rencana perawatan:
- Identifikasi Prioritas Masalah Pasien
- Identifikasi Tujuan dan Diagnosa Keperawatan
- Identifikasi Intervensi
- Evaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan
4 Memberi masukan (tanggapan, pendapat, ide)
terhadap Askep yang didiskusikan
5 Memberi respon (kognitif dan afektif) terhadap
masukan
Total
Keterangan:
▪ Isilah kolom skor menggunakan tanda (√)
▪ Skor:
○ 1: Kurang 3 : Baik ....................................................
○ 2: Cukup 4 : Sangat Baik Mentor,
▪ Jumlah Nilai = Skor x 100%
32
( ...................................)
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI SEMINAR KASUS
Nama Mahasiswa : Maria Yulianti Sina
NIM : 223111084
Ruangan Praktek : Anggrek
Kasus : .Pre Eklampsia..................................................
Tanggal Penilaian : ...................................................
SKOR NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A Persiapan:
- Sistematika penulisan makalah sesuai
EYD
- Konteks Bahasa
- Susunan Kalimat
- Penggunakan Media Presentasi
B Pelaksanaan Presentasi:
- Penggunaan Waktu
- Sistematika Penjelasan
- Penggunaan Bahasa
- Penguasaan Situasi atau Lingkungan
- Respon terhadap pertanyaan
- Sistematikan penyampaian jawaban
- Rasionalitas Jawaban
- Penyampaian Ide-Ide
- Penguasaan Emosi
- Peran serta anggota Kelompok
- Evaluasi
- Kemampuan menanggapi secara teoritis
/ konseptual
- Kemampuan menyimpulkan
Total
Keterangan:
▪
Isilah kolom skor menggunakan tanda (√)
▪
Skor:
○ 1: Kurang 3 : Baik
68
.....................................................
Mentor,
( ...................................)
FORMAT PENILAIAN PENYULUHAN
- Identifikasi Masalah
- Tujuan
- Sasaran
- Media
- Rencana Kegiatan
- Metode Evaluasi
B Pelaksanaan Penyuluhan
1. Persiapan Pelaksanaan:
▪ Media
▪ Materi
▪ Audiens
2. Pelaksanaan:
▪ Menyampaikan Tujuan
Total
Kriteria Penilaian:
1: Kurang 3 : Baik
.....................................................
Mentor,
( ...................................)
FORMAT PENILAIN UJIAN PRAKTIK
Nama Mahasiswa : Maria Yulianti Sina
NIM : 223111084
Ruangan Praktek : ...................................................
Kasus : ...................................................
Tanggal Penilaian : ...................................................
SKOR BOBOT NILAI x
NO ASPEK YANG DINILAI
(1-4) (%) BOBOT
1 Pengkajian (20%) 20
1). Mempersiapkan alat dengan lengkap dan siap pakai
2). Melakukan pemeriksaan fisik dengan benar dan sistematis
3). Pengkajian dilakukan secara komprehensif
4). Mendokumentasikan data hasil pengkajian dengan benar dan valid
2. Diagnosa Keperawatan (10%): 10
1). Mengklarifikasikan data senjang sesuai dengan masalah
keperawatan
2). Menggunakan teori dalam mengidentifikasi penyebab timbulnya
masalah
3). Merumuskan masalah keperawatan dengan benar
4). Menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah
yang benar
3. Perencanaan (30%): 30
1). Menetapkan tujuan dan kriteria evaluasi dengan SMART
2). Perencanaan yang dibuat dapat menyelesaikan masalah
3). Menggunakan landasan teori yang tepat dalam menyusun
perencanaan
4). Perencanaan disusun sesuai dengan prioritas kebutuhan klien
4. Implementasi (30%): 30
1). Mempersiapkan alat yang dibutuhkan dengan lengkap dan siap pakai
2). Tindakan dilaksanakan dengan tepat dan sistematis
3). Memperlihatkan sikap yang etis selama melaksanakan tindakan
4). Mendokumentasikan setiap tindakan dengan benar
5. Evaluasi (10%): 10
1). Evaluasi dilakukan mengacu pada tujuan dan kriteria evaluasi
2). Melakukan evaluasi formatif dan sumatif pada setiap diagnosa
keperawatan
3). Mendokumentasikan seluruh hasil evaluasi dengan benar
4). Membuat rencana tindak lanjut sesuai dengan hasil evaluasi
Jumlah
Kriteria Penilaian:
Nilai 4 apabila peserta didik memenuhi 4 aspek yang dinilai
Nilai 3 apabila peserta didik memenuhi 3 aspek yang dinilai
Nilai 2 apabila peserta didik memenuhi 2 aspek yang dinilai
Nilai 1 apabila peserta didik memenuhi 1 aspek yang dinilai
.....................................................
Mentor,
( ...................................)
FORMAT PENILAIAN AKHIR DEPARTEMEN (STASE)
TOTAL
NO ASPEK PENILAIAN BOBOT NILAI
BOBOT
1 Laporan pendahuluan 20 10
2 Laporan kasus 10
3 Responsi:
Pre conference 15 7,5
Post conference 7,5
4 Seminar 10 10
5 Tindakan :
Kompetensi kasus 10
30
Penyuluhan 10
Log book 10
6 Ujian 15 15
7 Sikap 10 10
Total 100 100
.....................................................
Mentor,
( ...................................)