Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN DENGAN SECTIO CAESARIO PADA

NY.S DI BANGSAL FLAMBOYAN RUMAH SAKIT HARAPAN MAGELANG

Di susun oleh :

FAUZIYYAH ANIS EKAWATI

22.0604.0029

PRODI NERS KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2022

LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
- Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin
lewatinsisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin
di lahirkan melalui perut, dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan
keadaan utuh dan sehat (Anjarsari,2019).
- Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Martowirjo, 2018).
- Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram(Sagita, 2019).
- Jadi, sectio caesaria adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan
janin dengan cara melakukan insisi pada dinding uterus depan perut
B. Klasifikasi
Menurut Ramandanty (2019), klasifikasi bentuk pembedahan Sectio Caesarea
adalahsebagai berikut :
1. Sectio Caesarea Klasik
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.
Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
sepanjang 10 cm.Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan
melalui vagina apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
2. Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu
sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika
bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk
memungkinkan dibuatnya sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal
dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
3. Sectio Caesarea Histerektomi
Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah
janin dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pegangkatan rahim.
4. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang pada
seorang pasien yang sebelumnya melakukan Sectio Caesarea. Biasanya dilakukan
di atasbekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan denganinsisi dinding
dan faisaabdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk
memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara
ekstraperitoneum
C. Etiologi
Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan Sectio Caesarea adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin
adalahfetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa faktor
Sectio Caesareadiatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuaidengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkansecara normal. Tulang-tulang panggul merupakan susunan
beberapa tulang yangmembentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang
harus dilalau oleh janinketikaakan lahir secara normal. Bentuk panggul yang
menunjukkan kelainan ataupanggul patologis juga dapat menyebabkan
kesulitan dalam proses persalinannormal sehingga harus dilakukan
tindakan operasi. Keadaan patologis tersebutmenyebabkan bentuk rongga
panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidangpanggul menjadi
abnormal
2. PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternatal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting,yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tandapersalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus.
Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio Caesarea.
Hal inikarena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi
yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi
kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga
sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan
lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin.
a. Kelainan pada letak kepala
Letak kepala tengadah, bagian terbawah adalah puncak kepala,
pada pemerikasaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya
kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi muka, letak kepala tengadah (defleksi), sehingga
bagian kepalayang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang
terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, posisi kepala antara fleksi
dan defleksi, dahi beradapada posisi terendah dan tetap paling depan.
Pada penempatan dagu, biasnya dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
c. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong
tidak sempurna dan presentasi kaki.
D. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre
eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kemudian sebagiankasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal
dengan plasenta previa, bayikembar, kehamilan pada ibu yang berusia
lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan
bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahanya itu Sectio Caesarea
(Ramadanty, 2018).

E. Pathway

Indikasi ibu Indikasi bayi

Sectio Caesarea
Pengaruh Adaptasi post
anestesi spinal partum

Trauma jaringan Tonus otot


kandung kemih
menurun

F. Manifestasi klinis Distensi kandung


Jaringan Jaringan
kemih
terputus terbuka
- Plasenta previa sentralis dan lateralis
- Panggul sempit
- Histamin
Disporsi dan
sefalopelvik Proteksi kurang Perubahan
prostaglandin eliminasi urin
- Rupture uteri mengancam
keluar
- Partus lama
Merangsang Invasi bakteri MK : Gangguan
- Partus tak sensorik
area maju Eliminasi Urin
- Distosia serviks
- Preeklamsia dan hipertensi
MK : Nyeri Akut MK : Resiko infeksi
- Malpresentasi janin : letak lintang, letak bokong
- Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
- MK : Hambatan
Presentasi rangkap jika reposisi tidak berhasil
Mobilitas Fisik
- Gemeli (SDKI, 2018)
G. Penatalaksanaan
MK : Resiko Dikembangkan dari : Rasjidi (2009), Vierge (2008),
a. Medis NANDA (2015)
jatuh
- Antibiotik
- Analgetik
- Obat-obatan
- Pemberuan cairan
b. Keperawatan
- Diet
- Mobilisasi
- Katerisasi
- Perawatan luka
- Perawatan rutin
- Edukasi
Nama Mahasiswa : Fauziyyah Anis Ekawati

Stase : Maternitas

Tempat praktek : Rumah Sakit Harapan

Tanggal Pengkajian : Kamis, 2 november 2022

DATA KLIEN

A. Data Umum
1. Nama Inisial Klien : Ny. S
2. Umur : 4 tahun
3. Agama : Islam
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Tanggal Masuk RS : 1, November 2022
6. Nomor Rekam Medis : 194271
7. Bangsal : Flamboyan
8. Diagnosa Medis : G3P2A0
9. Penangung Jawab : Tn. I
10. Hubungan dengan klien : Suami

B. Identitas Penangung Jawab


1. Nama inisial : Tn. I
2. Umur : 37 tahun
3. Alamat : Dsn Salam II Rt 002 Rw 002
4. Pekerjaan : Pekerja lepas
5. Agama : Islam
6. Hubungan dengan klien :Suami

C. Riwayat Kehamilan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas luka post SC
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien ny.S dengan post op, mengeluh nyeri bagian perut bekas luka post op, nyeri
seperti tersayat-sayat timbul saat beraktifitas,nyeri terus menerus.skala nyeri 6
pasien tampak meringis kesakitan,terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dm, atau penyakit
seksualmenular
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya
yaitu bapaknya

5. Kehamilan direncanakan
- Pasien mengatakan kehamilan direncanakan
6. Status menikah
- Pasien pernah menikah 2 kali, saat ini suaminya adalah suami ke 2, pasien
menikah ke 2 pada usia 35 tahun
7. Status Obsteteri
- G3P2A0
8. HPHT
- 27 Januari 2022
9. HPL
- 27 Oktober 2022
10. Usia kehamilan
- Usia kehamilan 40 minggu
11. Riwayat kelahiran sebelumnya

Ana Tahu Umur Tempat Jenis Penolon penyulit Jenis Berat


k ke n kehamla persalina persalina g kelamin bada
n n n n
bayi
1 2008 36 BR Normal Bidan - Laki-laki 3400
minggu
2 2015 36 BR Normal Bidan - Perempua 3400
minggu n
3 2022 40 RSH SC Bidan serotinu Laki-laki 2500
minggu s

12. Mengikuti Kelas Prenatal : Pasien mengatakan mengikuti kelas prenatal di


puskesmas
13. Jumlah ANC saat kehamilan :3
14. Tinggi Badan :145 cm
15. Berat Badan :45 cm
16. Kenaikan BB selama kehamilan :3 kg
17. Perkembangan riwayat kehamilan

- Trimester I : mulai terbentuk anggota badan, mata, kepala,


ektremitas atas bawah
- Trimester II : bayi semakin membesar telinga sudah tampak
- Trimester III : anggota tubuh lengkap, perkiraan berat janin
2600
Masalah kehamilan sekarang
- Trimester I : Mual, Muntah
- Trimester II :-
- Trimester III :-

18. Alat kontrasepsi yang pernah dipakai : Suntik KB 3 bulan


19. Masalah pengunaan KB : Mual
20. Rencana alat kontrasepsi yang akan digunakan : IUD
21. Pendidikan kesehatan yang dibtuhkan : Pemberian ASI dan Breast care
22. Setelah bayi lahir siapa yang membantu : kakak dan suami

D. RIWAYAT KESEHATAN UMUM


Kesadaran : Composmentis, pasien terlihat lemas.
Keadaan Umum : Cukup
Vital Sign :
TD : 144/75 mmHg
Suhu : 36,6℃
Nadi : 113 x/menit
RR : 25 x/menit
SPO2 : 96%
BB : 45 kg
TB : 145 cm
IMT : 21,4 (Normal 18,5-24,9)

Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan:


Kepala :
Bentuk : simetris
Hematome/trauma : tidak ada
Rambut : tertata rapi, kulit kepala berketombe
Warna rambut : hitam
Alopesia : Tidak ada

Wajah

Wajah pasien tampak meringis kesakitan, terkadang tampak menangis

Mata:
Ukuran pupil : Normal
Isokor/anisokor : Isokor
Sklera : Merah
Reaksi cahaya : dalam batas normal
Akomodasi : dalam batas normal
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Konjungtiva : An anemis
Sklera : An isokor
Fungsi penglihatatan : Baik/kabur/tidakjelas
Alat bantu : tidak ada
Tanda-tanda radang : tidak ada
Hidung :
Reaksi alergi : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

Telinga :

Cerumen : Telinga pasien simetris, tidak ada cerumen

Mulut dan tenggorokan :

Kesulitan berbicara : tidak mengalami


Kesulitan menelan : tidak mengalami
Mukosa bibir : Normal
Gigi : Kuning
Lidah : Bersih
Gigi palsu : Tidak ada
Sariawan : Tidak ada

Leher

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada

Limfonoid :Normal

Pernapasan
Inspeksi (I) : Simetris
Palpasi (P) : Taktil fremitus ada getaran
Perkusi (P) : Sonor
Auskultasi (A) : Vesikuler
Pola napas : 25 x/menit
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada

Jantung

Inspeksi (I) : Iktus kordis tidak tampak


Palpasi (P) : Tidak ada pembesaran jantung
Perkusi (P) : Resonan/Redup
Auskultasi (A) : S1 dan S2 reguler
Abdomen
Inspeksi (I) : Simetris, terdapat luka bekas post sc, luka post
sc ada rembesan darah sedikit, terdapat streatch mark,
terdapat linea nigra, ada rembesan darah di perban
Auskultasi (A) : Terdengar bising usus dan
peristaltik usus 30x/menit, djj 140-150
Perkusi (P) : Terdengar suara tympani
Palpasi (P) : ada nyeri tekan dan bagian simpisis pubis
teraba keras, TFU 34 cm,

Leopold I : Teraba bulat,lunak, bokong bayi

Leopold II : Teraba panjang seperti papan, keras pungung


bayi

Leopold III : Teraba kecil-kecil panjang, ekstremitas atas


dan bawah

Leopold IV : Divergen, kepala bayi sudah memasuki


panggul

Ro Thorax terakhir: : tidak ada pemeriksaan


Sirkulasi :
Nadi Perifer : 113 x/menit
Capillary refill : 2 detik
Distensi vena jugularis : tidak ada
Suara jantung : BJ 1 ( lup dup)
Suara jantung tambahan : sdv (+/+), ronki (-/-)
Irama jantung (monitor EKG): sinus rythem
Nyeri dada : tidak ada
Edema : tidak ada
Palpitasi : dalam batas normal
Baal :-
Clubbing finger : tidak ada
Keadaan ektremitas : tidak ada
Syncope : tidak ada
Neurosis :
Disorientasi : tidak ada perilaku
Riwayat
Epilepsi/kejang/parkinson : pasien tidak ada
riwayat kejang
Reflek : dalam batas normal
Pergerakan ektremitas : terbatas
Muskuloskeletal
Nyeri : Ada
Kekuatan otot ekstremitas atas : dalam batas normal
Kekuatan otot ekstremitas bawah : dalam batas normal
Kemampuan melakukan aktivitas : dibantu keluarga karena klien takut
dengan luka post sc nya
Kulit
Warna : kuning langsat
Integritas : tidak ada lesi/luka
Turgor : kering
Akral : Hangat

E. Kebutuhan Dasar Khusus

1. Oksienasi :
Terasang O2 : Tidak ada
Pemakaian otot bantu nafas : Tidak ada
Seak nafas : Tidak ada
2. Nutrition
Antropometri
1) BB biasanya : 43 kg BB sekarang : 45 kg
2) Lingkar perut : 82 cm
3) Tinggi badan : 145 cm
4) IMT : 21,42

Biochemical

No Pemeriksaan Hasil Satuan Harga Normal


1. Hemoglobin 11.0 L g/dl 11.5 – 15.2
2. Hematokrit 31.2 L % 35.0 - 46.0

Clinical (meliputi tanda tanda klinis)


- Rambut berwarna hitam dan putih
- Turgor kulit elastis
- Mukosa bibir lembab
Diet (nafsu makan, jenis, frekuensi makanan yang diberikan di rumah sakit)
- Pasien mengatakan nafsu makan, frekuensi makan selama hamil sehari 3-4x
- Jenis makanan yang dimakan selama hamil adalah nasi, ikan, sayur dan buah
- Pasien mengatakan jarang minum air putih
Energy (kemampuan klien beraktivitas)
- Klien dapat beraktivitas secara mandiri dan dibantu dengan keluarganya
Factor (penyebab masalah nutrisi)
- Jarang minum air putih karena pasen mengatakan perut terasa penuh
Pola asupan cairan
- Air putih kurang dari 8 gelas sehari, kurang lebih sebanyak 2 gelas
Cairan masuk
- Infus RL 400 1 x sehari = 400 ml
- Air putih 2 gelas x 250 ml = 500 ml
Cairan keluar
- Urine kurang lebih 300 cc
Penilaian status cairan (balance cairan)
- Cairan masuk – (Cairan keluar + IWL)= 900cc – (300-28.1) = 628 cc
3. Elimination
a. Sistem urinari

- Pasien BAK sehari 1 kali


- Pasien mengatakan sebelum operasi sering pipis namun tidak tuntas
- Pasien tidak memiliki riwayt penyakit kandung kemih
- Warna BAK kuning, encer, bau khas urine, tidak ada darah
- Pasien terpasang kateter setelah post sc
- Ada distensi kandung kemih
- Pasien mengatakan belum BAK setelah operasi

4. Comfort
a. Kenyamanan/nyeri (PQRST)
1) Provokes : nyeri saat aktifitas

2) Quality : nyeri terasa tersayat-sayat

3) Regio : tidak nyaman di daerah perut bawah

4) Scala :6

5) Time : terus menerus

b. Rasa tidak nyaman lainnya : Pasien mengatakan sulit gerak karena nyeri
dibagian perut bekas sc, pasien mengatakan takut untuk
banyak gerak, pasien belum bisa beranjak dari tempat
tidur secara mandiri

c. Gejala yang menyertai : pasien tampak cemas, pasien tampak sulit


kekamar mandi dan bangun saat posisi tiduran, aktfitas dibantu keluarga

5. DATA LABORATORIUM
No Pemeriksaan Hasil Satuan
1. Leukosit 9.94 L 10ᶺ3/ul
2. Hematokrit 31.2 L %
3. Hemoglobin 11.0 L %
3. Trombosit 355 %
4. Limfosit 23.7 L %
5. Monosit 5.7 %
6. Netrofil 69.4 10ᶺ3/ul
7. Limposit # 2.35 10ᶺ3/ul
8. GDS 88.7 <120
ANALISA DATA

Nama Inisial Klien : Ny. S Diagnosa Medis : G3P2A0

No. Rekam Medis : 194271 Bangsal : Flamboyan

No Tanggal dan
Jam Data Subjektif Data Objektif
pengkajian
2 November - Pasien mengatakan - N : 112x/mnit
1. 2022 19.30 nyeri bagian perut - P ; nyeri saat aktifitas
WIB - Pasien mengatakan - Q : seperti tertusuk - tusuk
nyeri saat akivias - R : nyeri di bagian perut
- Pasien mengatakan - S:6
nyeri seperti ditsuk- - T : hilang timbul
tusuk - Pasien tampak meringis
- Pasien mengatakn kesakitan
skala nyeri 6
- Pasien mengatakan
perut terasa kenceng-
kenceng hilang imbul
DX: Nyeri akut b.d agen
cidera fisiologis d.d bekas
luka post op
2. 2 November
- Pasien tampak berbaring di
2022 19.30 - Pasien mengatakan
Kasur
WIB takut untuk banyak
- Aktifitas dibantu oleh
bergerak karena luka
keluarga
post op
- Pasien mengatakan
belum bisa beranjak
dari tmpat tidur secara
mandiri
- DX : Resiko jatuh bd
pasca operasi d.d
Pasien mengatakan
belum bisa beranjak
dari tempat tidur secara
3.
mandiri
2 November - Teraba distensi kandung
2022 19.30 kemih
- Pasien mengatakan
WIB - Pasien terpasang kateter
sebelum operasi pipis
tidak tuntas
- Pasien mengatakan
belum BAK setelah
operasi
DX : Gangguan eliminasi
urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny. S Diagnosa Medis : G3P2A0

No. Rekam Medis : 194271 Bangsal : Flamboyan

No Tanggal dan Symptom Etiologi Problem Prioritas


Jam
1. 2 November DS : Proses Nyeri Akut I
2022 19.30 - Pasien melahirkan,agen
WIB mengatakan cidera fisik,
nyeri bagian trauma jaringan,
perut nyeri akut
- Pasien
mengatakan
nyeri saat
akivias
- Pasie
mengatakan
nyeri seperti
ditsuk-tusuk
- Pasien
mengatakn
skala nyeri 6
- Pasien
mengatakan
perut terasa
kenceng-
kenceng
hilang imbul
DO :
- N : 112x/mnit
- P ; nyeri saat
aktifitas
- Q : seperti
tertusuk -
tusuk
- R : nyeri di
bagian perut
- S:6
- T : hilang
timbul
- Pasien tampak
meringis
kesakitan

-
2. 2 November DS Proses SC, Resiko jatuh II
2022 19.30 - Pasien Anastesi,
WIB mengatakan kelemahan
takut untuk otot,mobilitas
banyak terbatas, resiko
bergerak jatuh
karena luka
post op
- Pasien
mengatakan
belum bisa
beranjak dari
tmpat tidur
secara mandiri
DO
- Pasien tampak
berbaring di
Kasur
- Aktifitas
dibantu oleh
keluarga

3. 2 November DS Proedur sc Gangguan III


2022 19.30 - Pasien penyutikan eliminasi urine
WIB mengatakan anastesi,
sebelum kelemahan otot
operasi pipis kandung kemih,
tidak tuntas gangguan
- Pasien elimnasi urine
mengatakan
belum BAK
setelah operasi

DO
- Teraba
distensi
kandung
kemih
- Pasien
terpasang
kateter
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Inisial Klien : Ny. S Diagnosa Medis : G3P2A0

No. Rekam Medis : 194271 Bangsal : Flamboyan

No Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
dan jam Keperawatan Hasil
1) 2 Nyeri akut Setelah diberikan Manajemen Nyeri
November b.d agen tindakan (I.08238) - Untuk
2022 cidera keperawatan selama O: menegakka
20.30 fisiologis 1 x 24 jam, - identifikasi lokasi, n diagnose
WIB (D.0007) diharapkan masalah karakteristik, - Untuk
keperawatan dapat durasi, frekuensi, mengetahui
teratasi dengan kualitas, dan pencetus
kriteria hasil: intensitas nyeri. nyeri dan
Tingkat Nyeri T: meringanka
(L.08066) - kontrol lingkungan n nyeri.
- Keluhan nyeri yang memperberat - Agar klien
berkurang rasa nyeri mengetahui
- Tinkat nyeri - Ajarkan teknik nyeri yang
berkurang nafas dalam dideritanya
E:
- jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
K:
- kolaborasi
pemberian analgesik
2) 2 Resiko jatuh Setelah dilakukan Pencegahan Jatuh
November bd pasca tindakan (I.14540) - Untuk
2022 operasi keperawatan 1x24 menegakka
O:
20.30 (D.0143) jam diharapkan n diagnose
WIB kriteria hasil - Identifikasi resiko
Tingkat jatuh jatuh - Agar klien
( L.14138) : - Identifikasi faktor mengetahu
lingkungan i penyebab
- Tingkat jatuh
penyebab jatuh resiko
dar tempat tidur
- Monitor jatuh
menurun
kemampuan
- Jatuh saat
berpindah tempat
berdiri menurun
tidur kekorsi roda
- Jatuh saat
berjalan T:
menurun
- Orientasi ruan pada
keluarga dan pasien
- Pastikan roda
tempat tidur
terkunci
- Pasang handrail
- Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien

E:

- Ajarkan memangil
perawat jka butuh
bantuan untuk
berpindah
- Ajrkan cara
menggunakan bell
pemanggil perawat
- Anjurkan kosentrasi
untuk menjaga
keseimbangan

3) 2 Gangguan Setelah dilakukan Duungan perawatan


November Eliminasi tindakan diri : BAK/BAB - Untuk
2022 urine keperawatan 1x24 (I.11349) menegakka
20.30 (D.0040) jam diharapkan n diagnose
O:
WIB Eliminasi urine
menurun (L04034) - Identifikasikan - Agar klien
kebiasaan bak mengetahu
Kriteria hasil :
- Monitor integritas i penyebab
- Distensi kulit pasien gangguan
kandung kemih eliminasi
T:
membaik urin
- volume residu - Buka pakaian untuk

urine mambaik memudahkan

- Sensasi eliminasi

berkemih - Latih BAK

membaik - Pasang Kateter

- Berkemih tidak E :
tuntas membaik
- Anjurkan BAK
secara rutin
- Anjurkan ke kamar
mandi jika perlu
FORMAT IMPLEMENTASI

Nama Inisial Klien : Ny. S Diagnosa Medis : G3P2A0

No. Rekam Medis : 194271 Bangsal : Flamboyan

No. Tanggal dan Diagnosa


Implementasi Respon (DO & DS)
Jam Keperawatan
1) 2 November Nyeri akut DS :
2022 b.d agen - mengidentifikasi - Pasien mengatakan
20.30 WIB cidera lokasi, karakteristik, nyeri berkurang setelah
fisiologis durasi, frekuensi, melakukan nafas
(D.0007) kualitas, dan intensitas dalam dan diberi obat
nyeri. - Pasien mengatakan
- mengajarkan teknik lebih nyaman
nafas dalam DO:
- menjelaskan penyebab, - Pasien masih tampak
periode, dan pemicu menahan nyeri
nyeri - Pasien tampak lebih
- mengkolaborasi tenang
pemberian analgesik
ketorolac
2) 2 November Resiko - mengidentifikasi resiko Do :
2022 jatuh bd jatuh - Pasien mdan keluarga
20.30 WIB pasca - mengidentifikasi faktor mengatakan paham
operasi lingkungan penyebab dengan penjelasan
(D.0143) jatuh ruangan kamar pasien
- memonitor kemampuan - Pasien mengatakan
berpindah tempat tidur masih belum berani
kekorsi roda turu dari tempat idur
- mengorientasi ruang karena masih
pada keluarga dan nggliyeng
pasien - Pasien dan keluarga
- mempastikan roda mengatakan sudah
tempat tidur terkunci paham dengan
- memasang handrail penjelasan penggunaan
- mendekatkan bel bell dan handrail
pemanggil dalam DS:
jangkauan pasien - Pasien dan keluarga
- mengajarkan memangil tampak kooperatif
perawat jka butuh - Pasien dan keluarga
bantuan untuk tampak paham dengan
berpindah apa yang sudah
- mengajrkan cara dijelaskan
menggunakan bell - Pasien masih tampak
pemanggil perawat ragu untuk turn dari
- menganjurkan tempat tidur
kosentrasi untuk
menjaga keseimbangan

3) 2 November Gangguan - mengidentifikasikan DO :


2022 Eliminasi kebiasaan bak - pasien mengatakn
20.30 WIB urine - membuka pakaian masih belum bisa
(D.0040) untuk memudahkan BAK
eliminasi - Pasien mengatakan
- melatih BAK terasa pipis namun
- memasang Kateter belum bisa pipis
- menganjurkan BAK DS :
secara rutin - Jumlah urine dalam
- menganjurkan ke kamar urine bag belum
mandi jika perlu bertambah
EVALUASI

Nama Inisial Klien : Ny. S Diagnosa Medis : G3P2A0

No. Rekam Medis : 194271 Bangsal : Flamboyan

No Tanggal Diagnosa Evaluasi Paraf


& Jam Keperawatan (Subjective, Objective, Assesment,Plan)
1. 2 Nyeri akut b.d agen S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
November cidera fisiologis setelah melakukan nafas dalam dan
2022 (D.0007) diberi obat
20.30 O: Pasien tampak masih menahan rasa
WIB nyeri
- Pasien tampak lebih tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nafas dalam

2. Resiko jatuh bd
2 S : Pasien dan keluarga mengatakan
November pasca operasi paham dengan penjelasan managemen
2022 (D.0143)
resiko jatuh
20.30 O : Pasien masih tampak belum berani
WIB bergerak
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjukan intervensi menganjurkan
kosentrasi untuk menjaga keseimbangan
3
Gangguan Eliminasi
2
urine (D.0040) S : Pasien mengatakan masih belum
November
bisa pipis
2022
O : Masih teraba distensi kandung
20.30
kemih
WIB
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi melatih BAK

Anda mungkin juga menyukai