Di susun oleh :
22.0604.0029
2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
- Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan janin
lewatinsisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan. Sehingga janin
di lahirkan melalui perut, dinding perut dan dinding rahim agar anak lahir dengan
keadaan utuh dan sehat (Anjarsari,2019).
- Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Martowirjo, 2018).
- Sectio Caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding depan perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram(Sagita, 2019).
- Jadi, sectio caesaria adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan
janin dengan cara melakukan insisi pada dinding uterus depan perut
B. Klasifikasi
Menurut Ramandanty (2019), klasifikasi bentuk pembedahan Sectio Caesarea
adalahsebagai berikut :
1. Sectio Caesarea Klasik
Sectio Caesarea Klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim.
Pembedahan dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
sepanjang 10 cm.Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan
melalui vagina apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
2. Sectio Caesarea Transperitonel Profunda
Sectio Caesarea Transperitonel Profunda disebut juga low cervical yaitu
sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika
bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk
memungkinkan dibuatnya sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal
dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
3. Sectio Caesarea Histerektomi
Sectio Caesarea Histerektomi adalah suatu pembedahan dimana setelah
janin dilahirkan dengan Sectio Caesarea, dilanjutkan dengan pegangkatan rahim.
4. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal
Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu Sectio Caesarea berulang pada
seorang pasien yang sebelumnya melakukan Sectio Caesarea. Biasanya dilakukan
di atasbekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan denganinsisi dinding
dan faisaabdomen sementara peritoneum dipotong ke arah kepala untuk
memaparkan segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara
ekstraperitoneum
C. Etiologi
Menurut Sagita (2019), indikasi ibu dilakukan Sectio Caesarea adalah ruptur uteri
iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin
adalahfetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram> Dari beberapa faktor
Sectio Caesareadiatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio sebagai berikut :
1. CPD (Chepalo Pelvik Dispropotion) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuaidengan ukuran kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkansecara normal. Tulang-tulang panggul merupakan susunan
beberapa tulang yangmembentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang
harus dilalau oleh janinketikaakan lahir secara normal. Bentuk panggul yang
menunjukkan kelainan ataupanggul patologis juga dapat menyebabkan
kesulitan dalam proses persalinannormal sehingga harus dilakukan
tindakan operasi. Keadaan patologis tersebutmenyebabkan bentuk rongga
panggul menjadi asimetris dan ukuran-ukuran bidangpanggul menjadi
abnormal
2. PEB (Pre-Eklamasi Berat) adalah kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan, sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah
perdarahan dan infeksi, preeklamsi dan eklamsi merupakan penyebab
kematian maternatal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan.
Karena itu diagnosa dini amatlah penting,yaitu mampu mengenali dan
mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
3. KDP (Ketuban Pecah Dini) adalah pecahnya ketuban sebelum
terdapat tandapersalinan dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartus.
Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
4. Bayi kembar, tak selamanya bayi kembar dilahirkan secara Sectio Caesarea.
Hal inikarena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi
yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi
kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga
sulit untuk dilahirkan secara normal.
5. Faktor hambatan jalan lahir, adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan
lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan
kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
6. Kelainan Letak Janin.
a. Kelainan pada letak kepala
Letak kepala tengadah, bagian terbawah adalah puncak kepala,
pada pemerikasaan dalam teraba UUB yang paling rendah. Etiologinya
kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul.
b. Presentasi muka, letak kepala tengadah (defleksi), sehingga
bagian kepalayang terletak paling rendah ialah muka. Hal ini jarang
terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %. Presentasi dahi, posisi kepala antara fleksi
dan defleksi, dahi beradapada posisi terendah dan tetap paling depan.
Pada penempatan dagu, biasnya dengan sendirinya akan berubah
menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
c. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang
dengan kepala difundus uteri dan bokong berada di bagian
bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong
tidak sempurna dan presentasi kaki.
D. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi
tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena ketidakseimbangan ukuran
kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang parah, pre
eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang,
kemudian sebagiankasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal
dengan plasenta previa, bayikembar, kehamilan pada ibu yang berusia
lanjut, persalinan yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan
bayi belum keluar dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahanya itu Sectio Caesarea
(Ramadanty, 2018).
E. Pathway
Sectio Caesarea
Pengaruh Adaptasi post
anestesi spinal partum
Stase : Maternitas
DATA KLIEN
A. Data Umum
1. Nama Inisial Klien : Ny. S
2. Umur : 4 tahun
3. Agama : Islam
4. Status Perkawinan : Menikah
5. Tanggal Masuk RS : 1, November 2022
6. Nomor Rekam Medis : 194271
7. Bangsal : Flamboyan
8. Diagnosa Medis : G3P2A0
9. Penangung Jawab : Tn. I
10. Hubungan dengan klien : Suami
C. Riwayat Kehamilan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bekas luka post SC
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien ny.S dengan post op, mengeluh nyeri bagian perut bekas luka post op, nyeri
seperti tersayat-sayat timbul saat beraktifitas,nyeri terus menerus.skala nyeri 6
pasien tampak meringis kesakitan,terpasang infus RL 20 tpm di tangan kanan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit dm, atau penyakit
seksualmenular
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya
yaitu bapaknya
5. Kehamilan direncanakan
- Pasien mengatakan kehamilan direncanakan
6. Status menikah
- Pasien pernah menikah 2 kali, saat ini suaminya adalah suami ke 2, pasien
menikah ke 2 pada usia 35 tahun
7. Status Obsteteri
- G3P2A0
8. HPHT
- 27 Januari 2022
9. HPL
- 27 Oktober 2022
10. Usia kehamilan
- Usia kehamilan 40 minggu
11. Riwayat kelahiran sebelumnya
Wajah
Mata:
Ukuran pupil : Normal
Isokor/anisokor : Isokor
Sklera : Merah
Reaksi cahaya : dalam batas normal
Akomodasi : dalam batas normal
Bentuk : simetris kanan dan kiri
Konjungtiva : An anemis
Sklera : An isokor
Fungsi penglihatatan : Baik/kabur/tidakjelas
Alat bantu : tidak ada
Tanda-tanda radang : tidak ada
Hidung :
Reaksi alergi : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Telinga :
Leher
Limfonoid :Normal
Pernapasan
Inspeksi (I) : Simetris
Palpasi (P) : Taktil fremitus ada getaran
Perkusi (P) : Sonor
Auskultasi (A) : Vesikuler
Pola napas : 25 x/menit
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada
Jantung
1. Oksienasi :
Terasang O2 : Tidak ada
Pemakaian otot bantu nafas : Tidak ada
Seak nafas : Tidak ada
2. Nutrition
Antropometri
1) BB biasanya : 43 kg BB sekarang : 45 kg
2) Lingkar perut : 82 cm
3) Tinggi badan : 145 cm
4) IMT : 21,42
Biochemical
4. Comfort
a. Kenyamanan/nyeri (PQRST)
1) Provokes : nyeri saat aktifitas
4) Scala :6
b. Rasa tidak nyaman lainnya : Pasien mengatakan sulit gerak karena nyeri
dibagian perut bekas sc, pasien mengatakan takut untuk
banyak gerak, pasien belum bisa beranjak dari tempat
tidur secara mandiri
5. DATA LABORATORIUM
No Pemeriksaan Hasil Satuan
1. Leukosit 9.94 L 10ᶺ3/ul
2. Hematokrit 31.2 L %
3. Hemoglobin 11.0 L %
3. Trombosit 355 %
4. Limfosit 23.7 L %
5. Monosit 5.7 %
6. Netrofil 69.4 10ᶺ3/ul
7. Limposit # 2.35 10ᶺ3/ul
8. GDS 88.7 <120
ANALISA DATA
No Tanggal dan
Jam Data Subjektif Data Objektif
pengkajian
2 November - Pasien mengatakan - N : 112x/mnit
1. 2022 19.30 nyeri bagian perut - P ; nyeri saat aktifitas
WIB - Pasien mengatakan - Q : seperti tertusuk - tusuk
nyeri saat akivias - R : nyeri di bagian perut
- Pasien mengatakan - S:6
nyeri seperti ditsuk- - T : hilang timbul
tusuk - Pasien tampak meringis
- Pasien mengatakn kesakitan
skala nyeri 6
- Pasien mengatakan
perut terasa kenceng-
kenceng hilang imbul
DX: Nyeri akut b.d agen
cidera fisiologis d.d bekas
luka post op
2. 2 November
- Pasien tampak berbaring di
2022 19.30 - Pasien mengatakan
Kasur
WIB takut untuk banyak
- Aktifitas dibantu oleh
bergerak karena luka
keluarga
post op
- Pasien mengatakan
belum bisa beranjak
dari tmpat tidur secara
mandiri
- DX : Resiko jatuh bd
pasca operasi d.d
Pasien mengatakan
belum bisa beranjak
dari tempat tidur secara
3.
mandiri
2 November - Teraba distensi kandung
2022 19.30 kemih
- Pasien mengatakan
WIB - Pasien terpasang kateter
sebelum operasi pipis
tidak tuntas
- Pasien mengatakan
belum BAK setelah
operasi
DX : Gangguan eliminasi
urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN
-
2. 2 November DS Proses SC, Resiko jatuh II
2022 19.30 - Pasien Anastesi,
WIB mengatakan kelemahan
takut untuk otot,mobilitas
banyak terbatas, resiko
bergerak jatuh
karena luka
post op
- Pasien
mengatakan
belum bisa
beranjak dari
tmpat tidur
secara mandiri
DO
- Pasien tampak
berbaring di
Kasur
- Aktifitas
dibantu oleh
keluarga
DO
- Teraba
distensi
kandung
kemih
- Pasien
terpasang
kateter
RENCANA KEPERAWATAN
E:
- Ajarkan memangil
perawat jka butuh
bantuan untuk
berpindah
- Ajrkan cara
menggunakan bell
pemanggil perawat
- Anjurkan kosentrasi
untuk menjaga
keseimbangan
- Sensasi eliminasi
- Berkemih tidak E :
tuntas membaik
- Anjurkan BAK
secara rutin
- Anjurkan ke kamar
mandi jika perlu
FORMAT IMPLEMENTASI
2. Resiko jatuh bd
2 S : Pasien dan keluarga mengatakan
November pasca operasi paham dengan penjelasan managemen
2022 (D.0143)
resiko jatuh
20.30 O : Pasien masih tampak belum berani
WIB bergerak
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjukan intervensi menganjurkan
kosentrasi untuk menjaga keseimbangan
3
Gangguan Eliminasi
2
urine (D.0040) S : Pasien mengatakan masih belum
November
bisa pipis
2022
O : Masih teraba distensi kandung
20.30
kemih
WIB
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi melatih BAK