Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Kelompok Praktik Klinik Stase Keperawatan
Komunitas Program Studi : Profesi Ners
Dosen Pembimbing:
Ns. Priyo, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :
Rahma Fanisa 22.0604.0028
Fauziyyah Anis E 22.0604.0029
Tenia Viviani B 22.0604.0079
Desiana Dwi U 22.0604.0081
Desan Inti Inka S 22.0604.0082
Inthan Amira A 22.0604.0083
Fauzi Aldiyansyah 22.0604.0092

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas terdiri dari perawatan kesehatan untuk masyarakat yang
didalamnya terdapat ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyrakat, dan sosial yang
diberikan kepada kelompok masyarakat, individu, maupun keluarga. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat terdapat berbagai upaya yakni promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta
masyarakat sekitar.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyakat atau untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan masyarakat, maka sangat diperlukan dukungan peran aktif
masyarakat seta pihak-pihak terkait untuk meningkatkan mutu kesehatan dan mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Sesuai dengan pendataan yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa menemukan
penyakit tidak menular dimasyatakat Rembeanak I. Penyakit tidak menular (PTM),
dikenal sebagai penyakit dengan kondisi medis yang kronis, dan tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit-penyakit tersebut mungkin akibat dari faktor genetik atau gaya
hidup (Putri Septyarini, 2015)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Musyawarah Mufakat Dusun II (MMD II) diharapkan warga dapat
membangun dan memelihara dusun yang sehat sesuai dengan pemaparan hasil evaluasi
program kerja mahasiswa yang telah dilaksanakan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menyampaikan program yang telah terlaksana selama PKMD
b. Untuk mendiskusikan evaluasi kegiatan PKMD
c. Untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut program – program PKMD

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)


1. Definisi Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular (PTM), dikenal sebagai penyakit dengan kondisi medis
yang kronis, dan tidak ditularkan dari orang ke orang. Penyakit-penyakit tersebut
mungkin akibat dari faktor genetik atau gaya hidup (Susanto, Saraswati, & Septyarini,
2015)
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak ditularkan dan
tidak ditransmisikan kepada orang lain dengan bentuk kontak apapun, menyebabkan
kematian dan membunuh sekitar 35 juta manusia setiap tahunnya, atau 60% dari
seluruh kematian secara global, dengan 80% pervalensi pada negara berkembang.
PTM, khususnya penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan
diabetes merupakan ancaman utama bagi kesehatan dan perkembangan manusia saat
ini (Sudayasa et al., 2020)
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat ditularkan
sehingga dianggap tidak mengancam kondisi orang lain. PTM merupakan beban
kesehatan utama di negara-negara berkembang dan negara industri. Berdasarkan
laporan WHO, di kawasan Asia Tenggara paling serring ditemui lima PTM dengan
tingkat kesakitan dan kematian yang sangat tinggi, beberapa di antaranya adalah
penyakit Jantung (Kardiovaskuler), DM, kanker, penyakit pernafasan obstruksi kronik
dan penyakit karena kecelakaan. Kebanyakan PTM dikategorikan sebagai penyakit
degeneratif dan cenderung diderita oleh orang yang berusia lanjut (Kes, 2014)

2. Jenis-Jenis Penyakit Tidak Menular


a. Hipertensi
b. Diabetes
c. Ashma Bronchiale
d. Osteoporosis
e. Depresi
f. Keracunan makanan/minuman
g. Sariawan
3
h. Rematik
i. Stroke
j. Kanker
k. Maag
l. Asam Lambung
m. Obesitas

3. Istilah Penyakit Tidak Menular


a. Penyakit Kronik Penyakit kronik juga merujuk pada PTM mengingat kasus PTM
yang umumnya bersifat kronik/menahun/lama. Akan tetapi, beberapa PTM juga
bersifat mendadak atau akut, misalnya keracunan.
b. Penyakit Non–Infeksi Sebutan penyakit non-infeksi digunakan mengingat PTM
umumnya tidak disebabkan oleh mikro-organisme. Meskipun demikian, mikro-
organisme juga merupakan salah satu penyebab PTM.
c. New Communicable Disease Hal ini dikarenakan anggapan bahwa PTM dapat
menular melalui gaya hidup (Life Style). Gaya hidup saat ini bisa dikatakan sebagai
penyebab penularan berbagai penyakit, beberapa contoh di antaranya yaitu pola
makan, kehidupan seksual, dan komunikasi global. Misalnya, asupan makan
dengan kandungan kolestrol tinggi merupakan salah satu faktor penyebab
meningkatnya kasus penyakit jantung (Kes, 2014)

4. Karakteristik Penyakit Tidak Menular


Menurut (Kes, 2014), karakteristik penyakit tidak menular adalah :
Penyakit tidak menular disebabkan oleh adanya interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host yang dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi, dan lain-
lain) sertalingkungan sekitar (source and vehicle of agent).
a. Agent
1) Agent dapat merujuk pada non living agent, yakni kimiawi, fisik, mekanik,
psikis.
2) Agent penyakit tidak menular terdiri dari berbagai macam karakteristik, mulai
dari yang paling sederhana hingga yang bersifat sangat komplek, contohnya
molekul hingga zat dengan ikatan yang kompleks.

4
3) Mengetahui spesifikasi dari agent diperlukan untuk memberikan penjelasan
lengkap tentang penyakit tidak menular.
4) Suatu agent tidak menular menyebabkan tingkat keparahan yang bervariasi
(dinyatakan dalam skala pathogenitas). Pathogenitas Agent merujuk pada
kemampuan / kapasitas agent penyakit dalam menyebabkan sakit pada host.
5) Karakteristik lain dari agent tidak menular yang penting untuk diperhatikan
adalah:
- Kemampuan menginvasi/memasuki jaringan
- Kemampuan merusak jaringan : reversible dan irreversible
- Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
b. Reservoir
1) Istilah ini dapat diartikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara,
air batu, dan lain-lain) atau tempat di mana agent dapat hidup, berkembang biak
dan tumbuh dengan baik.
2) Pada kasus penyakit tidak menular secara umum, reservoir dari agent adalah
benda mati.
3) Pada penyakit tidak menular, orang yang terpapar dengan agent
sumber/reservoir tidak memiliki potensi ditularkan
c. Patogenitas
1) Fase Akumulasi pada jaringan Fase ini terjadi jika terkena paparan dalam
waktu lama dan terus-menerus
2) Fase Subklinis Pada fase ini, gejala/sympton dan tanda/sign belum nampak.
Beberapa kerusakan telah terjadi pada jaringan, hal ini bergantung pada:
- Jaringan yang terkena
- Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
- Sifat kerusakan (reversible dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
3) Fase Klinis Agent penyakit telah menyebabkan reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
d. Karakteristik penyakit tidak menular
1) Tidak ditularkan
2) Etiologi sering tidak jelas
3) Agent penyebab : non living agent
4) Durasi penyakit panjang (kronis)
5
5) Fase subklinis dan klinis yang lama untuk penyakit kronis.
e. Rute Dari Keterpaparan Paparan
Paparan terjadi melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit
dan sistem vaskuler.

5. Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular


Faktor penyebab dalam Penyakit Tidak Menular dikenal dengan istilah Faktor risiko
(risk factor). Istilah ini berbeda dengan istilah etiologi pada penyakit menular atau
diagnosis klinis. Macam – macam Faktor risiko:
a. Menurut Dapat – Tidaknya Resiko itu diubah :
1) Unchangeable Risk Factors Faktor risiko yang tidak dapat diubah. Misalnya :
Umur, Genetik
2) Changeable Risk Factors Faktor risiko yang dapat berubah. Misalnya :
kebiasaan merokok, olah raga.
b. Menurut Kestabilan Peranan Faktor risiko
1) Suspected Risk Factors (Faktor risiko yg dicurigai) Yaitu Faktor risiko yang
belum mendapat dukungan ilmiah/penelitian, dalam peranannya sebagai faktor
yang memengaruhi suatu penyakit. Misalnya merokok yang merupakan
penyebab kanker leher rahim.
2) Established Risk Factors (Faktor risiko yang telah ditegakkan)
Yaitu Faktor risiko yang telah mendapat dukungan ilmiah/penelitian, dalam
peranannya sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian suatu penyakit.
Misalnya, rokok sebagai Faktor risiko terjadinya kanker paru. Perlunya
dikembangkan konsep Faktor risiko ini dalam Epidemiologi PTM dikarenakan
beberapa alasan, antara lain :
- Tidak jelasnya kausa PTM terutama dalam hal ada tidaknya
mikroorganisme dalam PTM.
- Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada PTM.
- Kemungkinan terjadinya penambahan atau interaksi antar resiko.
- Perkembangan metodologik telah memungkinkan untuk mengukur
besarnya Faktor risiko.

6
Faktor-Faktor risiko yang telah ditemukan serta memiliki kaitan dengan penyakit
tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
a. Tembakau
b. Alkohol
c. Kolesterol
d. Hipertensi
e. Diet
f. Obesitas
g. Aktivitas
h. Stress
i. Pekerjaan
j. Lingkungan masyarakat sekitar
k. Life style

6. Upaya–Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular


Prinsip upaya pencegahan lebih baik dari sebatas pengobatan. Tingkatan pencegahan
dalam Epidemiologi Penyakit Tidak Menular terbagi menjadi 4, yaitu :
a. Pencegahan Primordial Pencegahan ini bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi
yang menghalau penyakit untuk dapat berkembang di tengah masyarakat. Hal ini
dilakukan melalui perubahan kebiasaan, gaya hidup maupun kondisi lain yang
merupakan Faktor risiko untuk munculnya statu penyakit, misalnya, menciptakan
prakondisi dimana masyarakat yakin bahwa merokok adalah perilaku tidak sehat
sehingga mereka memutuskan untuk tidak lagi merokok.
b. Pencegahan Tingkat Pertama
1) Promosi Kesehatan Masyarakat : Kampanye kesadaran masyarakat, promosi
kesehatan pendidikan kesehatan masyarakat.
2) Pencegahan Khusus : Pencegahan keterpaparan, pemberian kemopreventif
c. Pencegahan Tingkat Kedua
1) Diagnosis Dini, misalnya dengan screening.
2) Pengobatan, misalnya dengan kemotherapi atau pembedahan
d. Pencegahan Tingkat Ketiga adalah dengan cara Rehabilitasi

7
B. KONSEP PHBS
1. Definisi PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi
hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui PHBS diharapkan
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya
(Notoadmodjo S, 2018).

2. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi
penting untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta
mengantisipasi atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin
muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan
di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat. Adapun
penjelasan mengenai kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut adalah sebagai
berikut :
a. PHBS Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS dalam
rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat
menerapkan PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat sehingga dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa,
guru serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah tersebut.

8
b. PHBS Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan
mampu mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang
bersih dan sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat
kerja yaitu, para pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya
sehingga tidak mudah sakit, serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif,
sehingga mendukung peningkatan semangat dan produktivitas kerja.
c. PHBS Keluaga atau Rumah
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau
meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan
mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak
lainnya antara lain, setiap anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat
meningkatkan kesejahteraan dikarenakan produktifitas anggota keluarga juga
meningkat. Selain itu, dengan menerapkan PHBS secara konsisten akan
menciptakan budaya hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh
anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan tercukupi
asupan gizi.
d. PHBS Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta
mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat. Penerapan PHBS ini diharapkan dapat mencegah,
meminimalisir munculnya serta penyebaran penyakit. Selain itu masyarakat
mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

3. Indicator PHBS
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat yang
masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun
bayi (paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan
oleh dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko.
9
b. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif.
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga usia enam
bulan.
c. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah
dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita
tersebut.
d. Menggunakan Air Bersih.
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit.
e. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar .
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi. Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci
tangan harus memperhatikan aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari
tangan.
f. Gunakan Jamban Sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat,
10
yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh
hewan seperti serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun,
dan alat pembersih yang memadai.
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB
adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah,
seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media
penyimpanan lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan
secara teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur,
Menutup) dan melakukan fogging di tempat-tempat yang dimungkinkan adanya
jentik nyamuk secara berkala.
h. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan
sehat seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni
olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-lainnya.
j. Tidak merokok.
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup.
Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO)
(Promkes, 2013).

11
BAB III
HASIL ANALISA

1. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Dari diagram diatas didapati hasil presentase tingkat pendidikan warga japun 1 yaitu SD
sebanyak 27,42%, SMP 18,55%, SMA 30,65%, perguruan tinggi 9,68% dan yang tidak
sekolah sebanyak 0,81%. Dapat ditarik ksimpulan mayoritas pendidikan warga japun 1
adalam SMA.
2. Karakteristik Bedasarkan Jenis Kelamin

Berdasakan diagram karakteristik jenis kelamin diatas didapati hasil jenis kelamin
perempuan sebanyak 44,35% dan laki-laki sebanyak 55,65% sehingga dapat ditarik
kesimpulan jumlah jenis kelamin terbanyak di Dusun Japun 1 adalah laki-laki sebanyak
55,65%.
12
3. Karakteristik Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Berdasarkan diagram karakteristik jaminan kesehatan didapati hasil warga Dusun Japun 1
yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 83,67%, dan yang tidak memiliki jaminan
kesehatan sebanyak 16,13%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun
Japun 1 memiliki jaminan kesehatan.

4. Karakteristik Berdasarkan Pelayanan Kesehatan

Bedasarkan diagram karakteristik pelayanan kesehatan didapati hasil warga Dusun Japun
1 yang sering memeriksakan kesehatan ke tenaga kesehatan sebanyak 91,13%,
menggunakan cara atau obat tradisional sebanyak 5,85%, dan yang diobati sendiri sebanyak
3,23%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 sering
memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan setempat.
13
5. Karakteristik Berdasarkan Lantai Rumah

Berdasarkan diagram karkteristik lantai rumah didapati hasil rumah yang memiliki lantai
tanah sebanyak 16,94%, semen sebagian sebanyak 19,35%, semen seluruh 4,03%, keramik
sebagian 29,03%, dan keramik keseluruhan adalah 30,65%, dapat ditarik kesimpulan lantai
rumah warga Dusun Japun mayoritas menggunakan keramik dengan presentase 30,65%.

6. Karakteristik Berdasarkan Ventilasi Rumah

Berdasarkan diagram karakteristik ventilasi rumah didapati hasil warga yang memiliki
jendela dan ventilasi sebanyak 87,97%, dan yang memiliki jendela namun tidak memiliki
14
ventilasi sejumlah 12,10%, dapat ditarik esimpulan mayoritas warga Dusun Japun 1
memiliki jendela dan ventilasi yaitu dengan presentase 87,97%.

7. Karakteristik Berdasarkan Pencahayaan Rumah

Berdasarkan diagram karakteristik pencahayaan rumah didapati hasil warga yang memiliki
pencahayaan diseluruh ruangan sebanyak 75,81%, dan yang memiliki pencahayan
disebagian ruangan sebanyak 24,19%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas warga Dusun
Japun 1 memiliki pencahayaan diseluruh ruangan dengan presentase 75,81%.

8. Karakteristik Berdasarkan Sumber Air

Berdasarkan diagram karakteristik sumber air didapati hasil warga yang memiliki sumur
sebanyak 44,35%, dan warga yang menggunakan PAM sebanyak 55,65%, dapat ditarik
15
kesimpulan mayoritas warga Dusun Japun 1 menggnakan sumber air yang berasal dari
PAM yaitu dengan presentase 55,65%.

9. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Kesehatan Lansia

Berdasarkan diagram karakteristik riwayat kesehatan lansia didapati hasil jumlah penyakit
hipertensi sebanyak 15,32%, diabetesmelitus 11,29%, jantung 0,81%, asma 3,23%, rematik
0,81% dan sehat 68,55%, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah yang sering muncul
adalah sehat yaitu 68,55%.

10. Karakteristik Berdasarkan Kebiasaan Merokok

16
Berdasarkan diagram karakteristik kebiasaan merokok didapati hasil warga yang memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 16,94% dan warga yang tidak merokok sebanyak 83,06%,
dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak memiliki kebiasaan
merokok yaitu dengan presentase 83,06%.

11. Karakteristik Berdasarkan Keikutsertaan Posbindu

Berdasarkan diagram karakteristik keikutsertaan posbindu didapati hasil warga yang sering
datang ke posbindu sebanyak 8,87% dan warga yang tidak datang ke posbindu sebanyak
91,13%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas waga Dusun Japun 1 tidak datang ke pospindu
dengan presentase senbanyak 91,13%.

12. Karakteristik Berdasarkan KB

17
Berdasarkan diagram karakteristik KB didapati hasil warga yang mengikuti proram KB
sebanyak 4,84% dan warga yang tidak mengikuti KB sebanyak 95,16%, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak menggunakan KB yaitu dengan
presentase 95,16%.

13. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Batuk Pilek

Berdasarkan diagram karakteristik riwayat batuk dan pilek didapati hasil warga yang
memiliki riwayat batk pilek pada 3 bulan terakhir sebanyak 20,16% dan warga yang tidak
memiliki riwayat batuk pilek 3 bulan terakhir sebanyak 79,84%, dapat ditarik kesimpulan

18
mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak memiliki riwayat batuk pilek selama 3 bulan terakhir
yaitu dengan presentase 79,84%.

14. Karakteristik Berdasarkan Riwayat Gatal

Berdasarkan diagram karakteristik riwayat gatal didapati hasil warga yang memiliki
riwayat penyakit gatal sebanyak 2,42% dan yang tidak memilki riwayat penyakit gatal
sebanyak 97,58%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas warga Dusn Japun 1 tidak memiliki
riwayat penyakit gatal yaitu dengan presentase 97,58%.

15. Karakteristik Berdasarkan Langit Rumah

19
Berdasarkan diagram karakteristik langit rumah didapati hasil warga yang tidak memiliki
langit-langit rumah sebanyak 20,6%, warga yang memiliki langit-langit berupa atap atau
plafon sebanyak 73,39% dan yang berupa anyaman sebanyak 6,45%, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayorias warga Dusun Japun 1 memiliki langit-langit rumah berupa
atap/plafon.

16. Karakteristik Berdasarkan Atap Rumah

Berdasarkan diagram karakteristik atap rumah didapati hasil warga yang memiliki atap
rumah berupa seng sebanyak 19,35% dan yang memiliki atap rumah berupa genteng
sebanyak 80,65%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas atap rumah warga Dusun
Japun 1 berupa genteng dengan presentase 80,65%.

17. Karakteristik Berdasarkan Kebiasaan Mencuci Tangan

20
Berdasarkan diagram karakteristik kebiasaan mencuci tangan didapati hasil warga yang
sering melakukan cuci tangan sebanyak 77,42% dan warga yang tidak melakukan cuci
tangan sebanyak 22,58%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1
melakukan cuci tangan dengan presentase 77,42%.

18. Karakteristik Berdasarkan Vaksinasi

Berdasarkan diagram karakteristik vaksinasi didapati hasil warga yang telah melakukan
vaksinasi lengkap sebanyak 78,23% dan yang tidak melakukan vaksinasi sebanyak
21,77%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayaoritas warga Dusun Japun 1 sudah
melakukan vaksin lengkap yaitu dengan presentase 78,23%.

19. Karakteristik Berdasarkan Usia


21
Berdasarkan diagram karakteristik usia didapati hasil warga yang memiliki usia 0-5 tahun
(balita) sebanyak 7,26%, usia 6-10 tahun (anak) sebanyak 5,65%, usia 11-18 tahun (remaja)
sebanyak 15,32%, usia 19-59 tahun (Dewasa) sebanyak 50,81% dan usia >60 tahun (lansia)
sebanyak 20,97%. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan mayoritas warga Dusun Japun
1 adalah usia 19-59 tahun (dewasa) dengan presentase 50,81%.

20. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan diagram karakteristik pekerjaan didapati hasil warga yang memiliki pekerjaan
sebagai petani sebanyak 30,65%, PNS 9,68%, swasta 17,74%, dagang 7,26%, perangkat
desa 0,81%, dan tidak bekerja sebanyak 30,65%, dapat ditarikkesimpulan mayoritas
pekerjan warga Dusun Japun 1 adalah tani yaitu dengan presentase 30,65%.

22
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Analisa Data

No Hari dan Symptom Etiologi Problem


Tanggal

1. Jumat, 23 DS : Kondisi Klinis Defisit Kesehatan


Desember - Masyarakat kurang Terkait : Komunitas
2022 memahami tekanan Penyakit
darah tinggi yang Hipertensi
mereka alami.
- Masyarakat mengatakan
belum mnegetahui cara
mengatasi darah tinggi
- Masyarakat mengatakan
belum tau cara
mengenali tanda dan
gejala darah tinggi
DO :
- Presentase hipertensi di
dusun japun I sebanyak
2% dari 106 Keluarga
-
2. Jumat, 23 DS : Kesulitan Manajemen
Desember - Beberapa keluarga Ekonomi, Kesehatan
2022 mengatakan kurang Konflik Keluarga Tidak
paham cara menangani Keluarga Efektif
hipertensi
- Beberapa warga
mengatakan masih
kesulitan mengurangi
23
garam dalam konsumsi
sehari – hari
DO :
- Gejala penyakit salah
satu anggota keluarga
hingga mengalami
Stroke
- Aktivitas beberapa
keluarga untuk
mengatasi Hipertensi
masih tidak tepat seperti
masih tetap
mengkonsumsi makanan
asin dan santan
3. Jumat, 23 DS : Kesiapan
Desember - Masyarakat mengatakan Peningkatan
2022 ingin mengetahui cara Pengetahuan
mengangani hipertensi
- Masyarakat tertarik
berdiskusi tentang
hipertensi
- Masyarakat
menceritakan
pengalaman dalam
menangani hipertensi
DO :
- Beberapa masyarakat
rutin memeriksakan
Tekanan Darah ke
Puskesmas

24
B. Skoring Prioritas Masalah

Masalah Pentingnya Kemungkinan Peningkatan Total


masalah untuk perubahan terhadap kualitas
dipecahkan: positif jika hidup bila diatasi :
0. Tidak ada diatasi : 0. Tidak ada
1. Rendah 0. Tidak ada 1. Rendah
2. Sedang 1. Rendah 2. Sedang
3. Tinggi 2. Sedang 3. Tinggi
3. Tinggi
Difisit kesehatan
3 3 3 9
komunitas

Manajemen
Kesehatan
3 3 2 8
Keluarga Tidak
Efektif
Kesiapan
peningkatan 3 2 2 7
pengetahuan

25
C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Rencana Saran Waktu Media Tempat


Keperawatan Tindakan

1. Difisit Status Promosi perilaku Masyarakat 3x30 Ppt, masyarakat


kesehatan Kesehatan upaya Kesehatan dengan menit
Komunitas
komunitas Hipertensi dalam
Setelah 1. Identifikasi
dilakukan 3 hari
perilaku upaya
Tindakan
Kesehatan yang
keperawatan
Komunitas dapat
selama 3x30 ditingkatkan
menit dalam 3
hari, 2. Berikan
diharapkan lingkungan yang
Status
dapat
Kesehatan
Komunitas mendukung
membaik Kesehatan
dengan
kriteria hasil : 3. Orientasi
pelayanan
1. tersediaa
Kesehatan yang
program
dapat
promosi
dimanfaatkan
Kesehatan
4. Anjurkan
2. angka mencuci tangan
morbiditas dengan air
hipertensi bersih dan
menurun menggunakan
3. partisipasi sabun
dalam 5. Anjurkan
program menggunakan
Kesehatan jamban yang
komunitas sehat
meningkat

26
6. Anjurkan makan
sayur dan buah
setiap hari
7. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisiki
setiap hari
2. Manajemen Manajemen Edukasi Kesehatan Masyarakat 3x30 Ppt Masyarakat
Kesehatan Kesehatan dengan menit
1. Identifikasi
Keluarga keluhan
Setelah faktor yang
Tidak Efektif hipertensi
dilakukan dapat
Tindakan meningkatkan
keseperawatan dan
selama 3x30 menurunkan
menit dalam 3 motivasi
hari, PHBS
manajemen 2. Sediakan
kesehataan Materi Dan
meningkat Media
dengan Pendidikan
kriteria hasil : Kesehatan
3. Berikan
1. warga
Kesempatan
mammpu
Untuk
melakukan
Bertanya
Tindakan
4. Jelaskan
untuk
Faktor Resiko
mengurangi
Yang Dapat
faktor resiko
Mempengaruhi
2. warga Kesehatan
mampu 5. Ajarkan PHBS
menerapkan

27
program
perawatan

3. Verbalisasi
kesulitan
dalam
menjalanai
program
perawatan
menurun

3. Kesiapan Tingkat Promosi kesiapan Masyarakat 1x30 Ppt Masyarakat


peningkatan pengetahuan penerimaan dengan menit
pengetahuan informasi hipertensi
Setelah
dilakukan 1. Identifikasi
Tindakan kesiapan
keperawatan menerima
selama 1x30 informasi
menit, tingkat 2. Libatkan
pengetahuan pengambil
membaik keputusan
dengan dalam keluarga
kriteria hasil : untuk
menerima
1. perilaku
informasi
warga sesuai
3. Dahulukan
dengan
menyampaikan
anjuran
informasi baik
2. verbalisasi atau positif
minat dalam sebelum
belajar dapat menyampaikan
meningkat informasi
negative

28
3. persepsi 4. Berikan
yang keliru informasi
terhadap berupa alur
masalah dapat leaflet atau
menurun gambar unttuk
memudahkan
pasien
mendapatkan
informasi
kesehatan

D. Implementasi

No Tgl/Jam Indikator Implementasi Ttd

1. Jumat, 23 PTM (Penyakit 1. Melaksanakan Perawatan Kelompok Japun


Desember Tidak Menular) Akupressur untuk I
Hipertensi
2022
2. Melakukan Pembentukan
Senin, 9 & Posyandu Lansia
14 Januari 3. Melaksanakan posyandu
lansia
2023

Senin, 2 4. Melakukan Penyuluhan


Penanganan Hipertensi &
Januari Diabetes
2023

5. Melakukan penyuluhan
terkait PHBS
Sabtu, 7
Januari
2023

29
2. Sabtu, Kesehatan 1. Melakukan Penyuluhan
7Januari Lingkungan Kebersihan Lingkungan

2023

Senin, 2 2. Melakukan Pengadaan Hari


Januari Bersih
2023
-

30
E. Evaluasi

No Tgl/Jam Indikator Implementasi Evaluasi Ttd

1. Minggu, 15 PTM (Penyakit 1. Melaksanakan S: Kelompok


Januari Tidak Menular) Perawatan Akupressur japun 1
untuk Hipertensi - Masyarakat mengatakan sudah sedikit mengerti
2023
tentang hipertensi

- Masyarakat mengatakan sudah mengerti tentang pijat


akupresure untuk hipertensi

O:

- Masyarakat tampak antusias mempraktikkan pijat


akupresure

- Masyarakat bisa melakukan pijat akupresure di


beberapa titik

- Banyak masyarakat yang datang di penyuluhan

A : Penyuluhan Akupresure Hipertensi tercapai

P : Hentikan Intervensi

31
2. Melakukan S:
Pembentukan
Posyandu Lansia - Kades dan bidan mengatakan setuju dengan
3. Melaksanakan pembentukan posyandu lansia
posyandu lansia
- Masyarakat yang lansia mengatakan dengan adanya
posyandu sangat membantu untuk memantau
kesehatannya

O:

- Lansia sangat antusias menghadiri acara posyandu


lansia

- Hasil posyandu lansia didapatkan mayoritas dengan


Hipertensi

A : Posyandu Lansia Tercapai

P : Hentikan Intervensi

4. Penyuluhan S: Kelompok
Penanganan Hipertensi japun 1
& Diabetes - Masyarakat mengatakan sudah paham tentang
hipertensi dan diabetes melitus

32
- Masyarakat mengatakan senang dengan penyuluhan
ini karena menambah pengetahuan

O:

- Pasien terlihat semangat mengikuti penyuluhan

- Pasien terlihat antusias bertanya terkait hipertensi dan


diabetes melitus

A : Penyuluhan Hipertensi dan Diabetes Melitus


Tercapai

P : Hentikan Intervensi

5. Melakukan S: Kelompok
penyuluhan terkait japun 1
PHBS - Masyarakat mengatakan sudah paham tentang phbs
dan pengelolaan sampah

- Masyarakat mengatakan masih sering membuang


sampah pada aliran sungai

O:

- Masyarakat terlihat antusias dalam penyuluhan


mengenai PHBS dan bank samah

33
- Masyarakat terlihat semangat mengikuti penyuluhan
PHBS

A : Penyuluhan PHBS Tercapai

P : Hentikan Intervensi

Kesehatan 1. Melakukan Penyuluhan S: Kelompok


Lingkungan Kebersihan Lingkungan japun 1
2. Melakukan Pengadaan - Masyarakat mengatakan bersedia mengikuti bersih-
Hari Bersih ersih lingkungan
3. Melaksanakan
Kebersihan Lingkungan O:
:
- meletakkan banner - Masyarakat mengikuti program bersih-bersih yang
- membantu membuat
dilaksanakan
bangunan semi
permanen bank
A: Penyuluhan kesehatan lingkungan tercapai
sampah
P: Intervensi dihentikan

34
BAB IV
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PKMD

A. Hasil Implementasi dan Evaluasi


1. Indikator Penyakit Tidak Menular

Berdasarkan hasil data pengkajian masyarakat Dusun Rambeanak I, mayoritas


responden tidak ada keluhan riwayat penyakit dalam terdapat 67%. Akan tetapi ada
responden yang mengalami hipertensi 15%, diabetus melitus 11%, asma 3%, rematik
2% dan jantung 2%. Dengan data dominan 16% pada Hipertensi kami mencanangkan
untuk menangani PTM khususnya Hipertensi.
Kami merencanakan 4 minggu setelah MMD 1 untuk mengupayakan menanggulangi
masalah PTM pada Dusun Japun I. Berikut upaya perencanaan kami yang telah
terlaksana untuk indikator PTM :
No. Hari,
Kegiatan Keterangan Rencana Tindak Lanjut
Tanggal
1. Senin, 2 Penyuluhan Dihadiri oleh Ibu- - Penyuluhan
Januari Penanganan Ibu warga Japun 1 Pengobatan Non –
2022 Hipertensi & dan 2 berjumlah Farmakologi
Diabetes 32 orang Penanganan Penyakit
Hasil : Hipertensi
Warga dapat - Penyuluhan
menjelaskan Pengobatan Non –
kembali Farmakologi
penanganan Penanganan Penyakit
Hipertensi dan Diabetes
Diabetes - Penyuluhan
Pengobatan Non –
Farmakologi
Penanganan Penyakit
dan PTM lainnya

35
2. Sabtu, 7 Penyuluhan Dihadiri oleh - Penyuluhan
Januari Penanganan remaja Japun 1 Pengobatan Non –
2023 Hipertensi 28 orang Farmakologi
Hasil : Penanganan Penyakit
Warga dapat dan PTM lainnya
menjelaskan
kembali
penanganan
Hipertensi
3. Senin, 9 Pelatihan Dihadiri 48 Pelatihan Kader
kader posyandu
Januari Kader Posyandu Lansia
lansia dari 14 dusun
2023 Posyandu Hasil : dalam pemahaman
Lansia Calon Kader dapat teknis 5 Meja dan
memahami 5 Meja penggunaan alat
kesehatan (tensi dan
Posyandu,
memahami glukometer)

penggunaan tensi,
memahami
penggunaan alat
tes darah dan
pengisian KMS
4. Senin, Melaksana Dihadiri oleh 40 - Melatih senam
14 kan Lansia dan dihadiri lansia pada Kader
Januari Posyandu 3 Kader Posyandu Lansia
2023 Lansia Lansia - Memberikan
Hasil : penyuluhan
Kader dapat Pengobatan Non
mengisi KMS Farmakologi pada
Lansia dapat penyakit PTM
menggunakan alat Lansia
kesehatan ( tensi dan - Penyuluhan
glukometer) kepada lansiadi
Posyandu Lansia
oleh Kader
36
Posyandu Lansia

5. Senin, Melaksana Dihadiri oleh Ibu- - Penyuluhan


14 kan Senam Ibu warga Japun 1 Pengobatan Non –
Januari Anti dan 2 berjumlah Farmakologi
2023 Hipertensi 49 orang Penanganan Penyakit
Hasil : dan PTM lainnya
Warga dapat
melakukan
kembali
senam anti
Hipertensi
6. Minggu, Penyuluhan Dihadiri oleh warga Penyuluhan kepada lansia
15 Akupressur Japun 1 berjumlah di Posyandu Lansia oleh
Januari untuk 40 orang Kader Posyandu Lansia
2023 perawatan Hasil :
Hipertensi Warga dapat
mendemonstrasikan
cara Akupressur

Catatan : Program terlaksa seluruhnya


Setelah dibentuk Kader Lansia di Dusun Japun I diharapkan program Posyandu Lansia
dapat rutin dilaksanakan minimal setiap 2 bulan sekali dengan selanjutnya didampingi
oleh Tenaga Kesehatan khususnya Puskesmas sehingga dapat menjadi Posyandu Lansia
yang sesuai dengan kriterianya.
Setelah Posyandu Lansia dilaksanakan selanjutnya diharapkan adanya pembentukan
Support Group untuk mendampingi para lansia di dusun Japun I. Support GroupLansia
ini dijadikan bentuk kelompok yang terdiri dari Kader dan kelompok yang dibentuk
secara khusus untuk mendampingi para lansia di Dusun Japun I.

37
1. Indikator Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan pendataan Kesehatan Lingkungan di Dusun Rambeanak I, didapatkan :
a. Tipe Rumah Tidak Permanen : 5 KK
b. Jenis Lantai Tanah : 5 KK
c. Pencahayaan Rumah Gelap : 5 KK
d. Membuang Sampah Sembarangan : 30 KK
e. Membuang Sampah Ke Sungai : 59 KK
f. Pembuangan Limbah Dapur ke Got : 26 KK
g. Pembuangan Limbah Dapur Sembarangan : 12 KK
h. Pembuangan Sampah Dengan Cara Dibakar : 50 KK

Dengan beberapa kriteria Lingkungan Sehat di atas maka kami merencakan 3 minggu
upaya menanggulangi masalah Lingkungan Tidak Sehat. Berikut program yang
terlaksana :

No. Hari, Rencana Tindak


Kegiatan Keterangan
Tanggal Lanjut
1. Sabtu, 7 Penyuluhan Dihadiri oleh - Program
Januari Pembuangan pemuda membersihkan
2023 tempat karangtaruna Japun sampah yang
pembuangan 1dihadiri 30 orang berserakan yang
sampah Hasil : dilaksanakan di
Pemuda dapat japun 1
mengetahui letak - Membantu
pembuangan membangun
sampah pembangunan
semi permanen
bang sampah yang
terletak di Japun 2
- Peletakan tong
sampah di 4 titik
pembuangan

38
sampah di Japun 1

2. Selasa, Persiapan Dihadiri oleh - Menyiapkan tempat


10 pelaksanaan pemuda sampah
Januari pembuangan karangtaruna di - Mengecat tempat
2023 sampah japun 1 dihadiri 23 sampah
orang - Menyiapkan banner

Hasil : peringatan dilarang

Pemuda mengikuti membuangan

membantu sampah

menyiapkan tong sembarangan

sampah
3. Minggu, Pelaksanaan Dihadiri oleh remaja - Sosialisasi
15 pembuangan karangtaruna pelaksanaan
Januari tempat sampah sebanyak 30 orang pembuangan
2023 Hasil : sampah di 4
Lingkungan terlihat titik
lebih rapi dan
bersih serta
menempatkan
tempat sampah di 4
titik

39
4. Minggu, Kerja bakti Diikuti oleh 30 warga - Sosialisasi
15 pembangunan japun 1 dan 2 : pembuangan
Januari bank sampah sampah di bank
Hasil: sampah
2023 di japun 2
- warga dapat
membantu
mengaktifkan
bank sampah

Catatan : Program terlaksa seluruhnya


Adanya peletakan tempat sampah di 4 titik di dusun Japun 1 dan pembangunan
bangunan semi permanen di Japun 2 ini diharapkan masalah pembuangan sampah
sembarangan dapat teratasi dan pengolahan sampah rumah tangga dapat dikelola di
bank sampah sehingga masalah kebersihan lingkungan Japun 1 dapat teratasi dan dapat
terarah.

Pada aliran sungai, tempat pembuangan limbah rumah tangga kurang terolah dan tidak
terarah, sehingga diharapkan ada tindak lanjut dari beberapa masalah lingkungan yang
kurang sehat.

40
DAFTAR PUSTAKA

Kes, I. S. K. M. M. (2014). Materi Penyakit Tidak Menular. Wacana, Journal of the


Humanities of Indonesia, 1(2), 1–88.

Sudayasa, I. P., Rahman, M. F., Eso, A., Jamaluddin, J., Parawansah, P., Alifariki, L. O., …
Kholidha, A. N. (2020). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada
Masyarakat Desa Andepali Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe. Journal of
Community Engagement in Health, 3(1), 60–66. https://doi.org/10.30994/jceh.v3i1.37

Susanto, H., Saraswati, L., & Septyarini, P. (2015). Survei Beberapa Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular Di Kabupaten Rembang (Studi Pada Sukarelawan). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 3(1), 181–190.

41
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penyuluhan Hipertensi & Diabetes

42
Lampiran 2. Pelatihan Posyandu Lansia

43
44
45
Lampiran 3. Pelaksanaan Posyandu Lansia

46
47
Lampiran 4. Penyuluhan Hipertensi Remaja dan Penyuluhan Kerja Bakti Bank
Sampah

48
Lampiran 5. Senam Anti Hipertensi

49
50
Lampiran 6. Akupressure Hipertensi

51
52
Lampiran 7. Persiapan pelaksanaan pembuangan sampah dan Pelaksanaan
pembuangan tempat sampah

53
Lampiran 8. Kerja bakti pembangunan bank sampah di japun 2 dan bersih desa japun
1

54
55
Lampiran 9. MMD 1 DAN 2

56
Lampiran 10. Plan Of Action

No JADWAL KEGIATAN 5-10 12-17 19-24 26-31 02-07 09-14 16-21 KETERANGAN
DESEMBER DESEMBER DESEMBER DESEMBER JANUARI JANUARI JANUARI
2022 2022 2022 2022 2023 2023 2023

1. Pembukaan PPMD Tahun 2022 Senin, 5 Des


2022

2. Pembuatan Potret Skrinning Senin, 5 Des


2022

3. Pendataan Skrinning Selasa, 6-15


Des 2023

4. Posyandu Balita Kamis, 8 Des


2022

5. Pengelolaan Data Skrinning Senin, 12-17


Kesehatan Des 2022

6. Program UKS Selasa, 13


Des 2022

7. Conference Dosen Pembimbing Selasa, 13


Des 2022

8. Mmd 1 (Musyawarah Mufakat Senin, 19 Des


Desa) 2022
9. Membuat Timeline POA Selasa, 20
Des 2022

10. Rapat Kader Japun 1 Pengaktifan Kamis, 22


Posyandu Lansia Des 2022

11. Program Kerja Puskesmas Senin, 26 Des


2022

12. Yasinan Dan Penyuluhan Kesehatan Senin, 2


(HT, DM, dan Terapi Farmakologi Januari 2023
Buah dan Sayur)

13. Bersih Desa Kamis, 5 Jan


2023

14. Skrinning PTM Remaja Dan Sabtu, 7 Jan


Pembahasan Kerja Bakti 2023

15. Posyandu Balita Senin, 9 Jan


2023

16. Persiapan Kegiatan Pembuangan Selasa, 10 Jan


Sampah 2023

17. Pelatihan Kader Posyandu Lansia Rabu, 11 Jan


2023

18. Pelaksanaan Posyandu Lansia Sabtu, 14 Jan


2023
19. Senam Anti HT Bersama Warga Sabtu, 14 Jan
Japun 1 Dan 2 2023

20. Pelaksanaan Peletakan Minggu, 15


Pembuangan Tempat Sampah Jan 2023

21. Kerja Bakti Pembangunan Bank Minggu, 15


Sampah Jan 2023

22. PKK dan Pelatihan Pijat Minggu, 15


Akupresure Jan 2023

24. OSLER Komunitas Keluarga Selasa, 17 Jan


2023

25. MMD 2 (Musyawarah Mufakat Kamis, 19 Jan


Desa) Japun 1 2023

26. Pencabutan Dan OSLER Gerontik Jumat, 20 Jan


2023

Anda mungkin juga menyukai