Disusun Untuk Memenuhi Salah Tugas Kelompok Praktik Klinik Stase Keperawatan
Komunitas Program Studi : Profesi Ners
Dosen Pembimbing:
Ns. Priyo, S.Kep, M.Kep
Disusun Oleh :
Rahma Fanisa 22.0604.0028
Fauziyyah Anis E 22.0604.0029
Tenia Viviani B 22.0604.0079
Desiana Dwi U 22.0604.0081
Desan Inti Inka S 22.0604.0082
Inthan Amira A 22.0604.0083
Fauzi Aldiyansyah 22.0604.0092
A. Latar Belakang
Keperawatan komunitas terdiri dari perawatan kesehatan untuk masyarakat yang
didalamnya terdapat ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyrakat, dan sosial yang
diberikan kepada kelompok masyarakat, individu, maupun keluarga. Untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat terdapat berbagai upaya yakni promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan yang didukung oleh peran serta
masyarakat sekitar.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyakat atau untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan masyarakat, maka sangat diperlukan dukungan peran aktif
masyarakat seta pihak-pihak terkait untuk meningkatkan mutu kesehatan dan mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Sesuai dengan pendataan yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa menemukan
penyakit tidak menular dimasyatakat Rembeanak I. Penyakit tidak menular (PTM),
dikenal sebagai penyakit dengan kondisi medis yang kronis, dan tidak ditularkan dari
orang ke orang. Penyakit-penyakit tersebut mungkin akibat dari faktor genetik atau gaya
hidup (Putri Septyarini, 2015)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Musyawarah Mufakat Dusun II (MMD II) diharapkan warga dapat
membangun dan memelihara dusun yang sehat sesuai dengan pemaparan hasil evaluasi
program kerja mahasiswa yang telah dilaksanakan
2. Tujuan Khusus
a. Untuk menyampaikan program yang telah terlaksana selama PKMD
b. Untuk mendiskusikan evaluasi kegiatan PKMD
c. Untuk mendiskusikan rencana tindak lanjut program – program PKMD
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
4
3) Mengetahui spesifikasi dari agent diperlukan untuk memberikan penjelasan
lengkap tentang penyakit tidak menular.
4) Suatu agent tidak menular menyebabkan tingkat keparahan yang bervariasi
(dinyatakan dalam skala pathogenitas). Pathogenitas Agent merujuk pada
kemampuan / kapasitas agent penyakit dalam menyebabkan sakit pada host.
5) Karakteristik lain dari agent tidak menular yang penting untuk diperhatikan
adalah:
- Kemampuan menginvasi/memasuki jaringan
- Kemampuan merusak jaringan : reversible dan irreversible
- Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
b. Reservoir
1) Istilah ini dapat diartikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara,
air batu, dan lain-lain) atau tempat di mana agent dapat hidup, berkembang biak
dan tumbuh dengan baik.
2) Pada kasus penyakit tidak menular secara umum, reservoir dari agent adalah
benda mati.
3) Pada penyakit tidak menular, orang yang terpapar dengan agent
sumber/reservoir tidak memiliki potensi ditularkan
c. Patogenitas
1) Fase Akumulasi pada jaringan Fase ini terjadi jika terkena paparan dalam
waktu lama dan terus-menerus
2) Fase Subklinis Pada fase ini, gejala/sympton dan tanda/sign belum nampak.
Beberapa kerusakan telah terjadi pada jaringan, hal ini bergantung pada:
- Jaringan yang terkena
- Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
- Sifat kerusakan (reversible dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
3) Fase Klinis Agent penyakit telah menyebabkan reaksi pada host dengan
menimbulkan manifestasi (gejala dan tanda).
d. Karakteristik penyakit tidak menular
1) Tidak ditularkan
2) Etiologi sering tidak jelas
3) Agent penyebab : non living agent
4) Durasi penyakit panjang (kronis)
5
5) Fase subklinis dan klinis yang lama untuk penyakit kronis.
e. Rute Dari Keterpaparan Paparan
Paparan terjadi melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit
dan sistem vaskuler.
6
Faktor-Faktor risiko yang telah ditemukan serta memiliki kaitan dengan penyakit
tidak menular yang bersifat kronis antara lain :
a. Tembakau
b. Alkohol
c. Kolesterol
d. Hipertensi
e. Diet
f. Obesitas
g. Aktivitas
h. Stress
i. Pekerjaan
j. Lingkungan masyarakat sekitar
k. Life style
7
B. KONSEP PHBS
1. Definisi PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan orientasi
hidup sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat, yang bertujuan untuk
meningkatkan, memelihara, dan melindungi kesehatannya baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial. Perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok,
keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, serta perilaku sehingga masyarakat sadar, mau dan
mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui PHBS diharapkan
masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalah sendiri dan dapat menerapkan
cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya
(Notoadmodjo S, 2018).
2. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
agar mau dan mampu menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut menjadi
penting untuk dilakukan agar masyarakat sadar dan dapat mencegah serta
mengantisipasi atau menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang mungkin
muncul. Selain itu, dengan menerapkan dan mempraktikan PHBS diharapkan
masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup. Dalam implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan
di berbagai area, seperti sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan masyarakat. Adapun
penjelasan mengenai kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut adalah sebagai
berikut :
a. PHBS Sekolah
PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di
lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktiKkan pola PHBS dalam
rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat. Manfaat
menerapkan PHBS di sekolah mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat sehingga dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar para siswa,
guru serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah tersebut.
8
b. PHBS Tempat Kerja
PHBS adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja agar tahu dan
mampu mempraktikkan PHBS dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang
bersih dan sehat. Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan pola PHBS di tempat
kerja yaitu, para pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya
sehingga tidak mudah sakit, serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif,
sehingga mendukung peningkatan semangat dan produktivitas kerja.
c. PHBS Keluaga atau Rumah
PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau
meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan. Manfaat menerapkan dan
mempraktikan PHBS di rumah tangga termasuk di tempat pengasuhan anak
lainnya antara lain, setiap anggota keluarga tidak mudah terkena penyakit, dapat
meningkatkan kesejahteraan dikarenakan produktifitas anggota keluarga juga
meningkat. Selain itu, dengan menerapkan PHBS secara konsisten akan
menciptakan budaya hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Selain itu seluruh
anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan tercukupi
asupan gizi.
d. PHBS Masyarakat
PHBS merupakan upaya masyarakat untuk menerapkan serta
mempraktikkan pola hidup bersih dan sehat dalam rangka menciptakan lingkungan
yang bersih dan sehat. Penerapan PHBS ini diharapkan dapat mencegah,
meminimalisir munculnya serta penyebaran penyakit. Selain itu masyarakat
mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
3. Indicator PHBS
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Tenaga kesehatan yang dimaksud disini adalah dokter, bidan dan tenaga
paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada kelompok masyarakat yang
masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun
bayi (paraji). Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, penanganan
oleh dukun bayi (paraji) inipun dikhawatirkan berisiko.
9
b. Memberi bayi ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif.
Seorang ibu perlu memberikan ASI Eksklusif pada bayi, yaitu pemberian
ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain, sejak kelahiran hingga usia enam
bulan.
c. Menimbang bayi dan anak sampai dengan usia 6 tahun secara rutin setiap bulan.
Penimbangan bayi dan balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau
pertumbuhan balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. Setelah
dilakukan penimbangan, catat hasilnya di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari
catatan KMS dapat diketahui dan dipantau perkembangan dari bayi dan balita
tersebut.
d. Menggunakan Air Bersih.
Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak,
mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit.
e. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan benar .
Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun dapat menghilangkan
berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan
bersih dan terbebasas dari kuman. Cucilah tangan setiap kali sebelum makan dan
melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum
menyusui bayi. Pada situasi berkembangnya virus korona seperti saat ini, cuci
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir adalah keharusan. Mencuci
tangan harus memperhatikan aturan dengan membersihkan seluruh bagian dari
tangan.
f. Gunakan Jamban Sehat.
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat,
10
yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh
hewan seperti serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah
dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung,
penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun,
dan alat pembersih yang memadai.
g. Memberantas jentik nyamuk di rumah sekali seminggu secara rutin.
Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB
adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah,
seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, talang air, dan media
penyimpanan lainnya yang menampung air. Kegiatan ini dianjurkan dilakukan
secara teratur setiap minggu dan konsisten. Selain itu juga perlu dilakukan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur,
Menutup) dan melakukan fogging di tempat-tempat yang dimungkinkan adanya
jentik nyamuk secara berkala.
h. Makan makanan yang sehat dan bergizi.
Dianjurkan agar keluarga mengkonsumsi jenis makanan yang bersih dan
sehat seperti mengandung banyak vitamin, serat, mineral dan zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan.
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
Melakukan aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik,
mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari. Jenis aktifitas fisik yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni
olahraga ringan, jalan kaki, jogging, berkebun, dan lain-lainnya.
j. Tidak merokok.
Hindari merokok asap rokok dapat mencemari kualitas udara yang dihirup.
Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan
kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO)
(Promkes, 2013).
11
BAB III
HASIL ANALISA
Dari diagram diatas didapati hasil presentase tingkat pendidikan warga japun 1 yaitu SD
sebanyak 27,42%, SMP 18,55%, SMA 30,65%, perguruan tinggi 9,68% dan yang tidak
sekolah sebanyak 0,81%. Dapat ditarik ksimpulan mayoritas pendidikan warga japun 1
adalam SMA.
2. Karakteristik Bedasarkan Jenis Kelamin
Berdasakan diagram karakteristik jenis kelamin diatas didapati hasil jenis kelamin
perempuan sebanyak 44,35% dan laki-laki sebanyak 55,65% sehingga dapat ditarik
kesimpulan jumlah jenis kelamin terbanyak di Dusun Japun 1 adalah laki-laki sebanyak
55,65%.
12
3. Karakteristik Berdasarkan Jaminan Kesehatan
Berdasarkan diagram karakteristik jaminan kesehatan didapati hasil warga Dusun Japun 1
yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 83,67%, dan yang tidak memiliki jaminan
kesehatan sebanyak 16,13%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun
Japun 1 memiliki jaminan kesehatan.
Bedasarkan diagram karakteristik pelayanan kesehatan didapati hasil warga Dusun Japun
1 yang sering memeriksakan kesehatan ke tenaga kesehatan sebanyak 91,13%,
menggunakan cara atau obat tradisional sebanyak 5,85%, dan yang diobati sendiri sebanyak
3,23%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 sering
memeriksakan kesehatannya ke tenaga kesehatan setempat.
13
5. Karakteristik Berdasarkan Lantai Rumah
Berdasarkan diagram karkteristik lantai rumah didapati hasil rumah yang memiliki lantai
tanah sebanyak 16,94%, semen sebagian sebanyak 19,35%, semen seluruh 4,03%, keramik
sebagian 29,03%, dan keramik keseluruhan adalah 30,65%, dapat ditarik kesimpulan lantai
rumah warga Dusun Japun mayoritas menggunakan keramik dengan presentase 30,65%.
Berdasarkan diagram karakteristik ventilasi rumah didapati hasil warga yang memiliki
jendela dan ventilasi sebanyak 87,97%, dan yang memiliki jendela namun tidak memiliki
14
ventilasi sejumlah 12,10%, dapat ditarik esimpulan mayoritas warga Dusun Japun 1
memiliki jendela dan ventilasi yaitu dengan presentase 87,97%.
Berdasarkan diagram karakteristik pencahayaan rumah didapati hasil warga yang memiliki
pencahayaan diseluruh ruangan sebanyak 75,81%, dan yang memiliki pencahayan
disebagian ruangan sebanyak 24,19%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas warga Dusun
Japun 1 memiliki pencahayaan diseluruh ruangan dengan presentase 75,81%.
Berdasarkan diagram karakteristik sumber air didapati hasil warga yang memiliki sumur
sebanyak 44,35%, dan warga yang menggunakan PAM sebanyak 55,65%, dapat ditarik
15
kesimpulan mayoritas warga Dusun Japun 1 menggnakan sumber air yang berasal dari
PAM yaitu dengan presentase 55,65%.
Berdasarkan diagram karakteristik riwayat kesehatan lansia didapati hasil jumlah penyakit
hipertensi sebanyak 15,32%, diabetesmelitus 11,29%, jantung 0,81%, asma 3,23%, rematik
0,81% dan sehat 68,55%, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah yang sering muncul
adalah sehat yaitu 68,55%.
16
Berdasarkan diagram karakteristik kebiasaan merokok didapati hasil warga yang memiliki
kebiasaan merokok sebanyak 16,94% dan warga yang tidak merokok sebanyak 83,06%,
dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak memiliki kebiasaan
merokok yaitu dengan presentase 83,06%.
Berdasarkan diagram karakteristik keikutsertaan posbindu didapati hasil warga yang sering
datang ke posbindu sebanyak 8,87% dan warga yang tidak datang ke posbindu sebanyak
91,13%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas waga Dusun Japun 1 tidak datang ke pospindu
dengan presentase senbanyak 91,13%.
17
Berdasarkan diagram karakteristik KB didapati hasil warga yang mengikuti proram KB
sebanyak 4,84% dan warga yang tidak mengikuti KB sebanyak 95,16%, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak menggunakan KB yaitu dengan
presentase 95,16%.
Berdasarkan diagram karakteristik riwayat batuk dan pilek didapati hasil warga yang
memiliki riwayat batk pilek pada 3 bulan terakhir sebanyak 20,16% dan warga yang tidak
memiliki riwayat batuk pilek 3 bulan terakhir sebanyak 79,84%, dapat ditarik kesimpulan
18
mayoritas warga Dusun Japun 1 tidak memiliki riwayat batuk pilek selama 3 bulan terakhir
yaitu dengan presentase 79,84%.
Berdasarkan diagram karakteristik riwayat gatal didapati hasil warga yang memiliki
riwayat penyakit gatal sebanyak 2,42% dan yang tidak memilki riwayat penyakit gatal
sebanyak 97,58%, dapat ditarik kesimpulan mayoritas warga Dusn Japun 1 tidak memiliki
riwayat penyakit gatal yaitu dengan presentase 97,58%.
19
Berdasarkan diagram karakteristik langit rumah didapati hasil warga yang tidak memiliki
langit-langit rumah sebanyak 20,6%, warga yang memiliki langit-langit berupa atap atau
plafon sebanyak 73,39% dan yang berupa anyaman sebanyak 6,45%, dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayorias warga Dusun Japun 1 memiliki langit-langit rumah berupa
atap/plafon.
Berdasarkan diagram karakteristik atap rumah didapati hasil warga yang memiliki atap
rumah berupa seng sebanyak 19,35% dan yang memiliki atap rumah berupa genteng
sebanyak 80,65%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas atap rumah warga Dusun
Japun 1 berupa genteng dengan presentase 80,65%.
20
Berdasarkan diagram karakteristik kebiasaan mencuci tangan didapati hasil warga yang
sering melakukan cuci tangan sebanyak 77,42% dan warga yang tidak melakukan cuci
tangan sebanyak 22,58%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas warga Dusun Japun 1
melakukan cuci tangan dengan presentase 77,42%.
Berdasarkan diagram karakteristik vaksinasi didapati hasil warga yang telah melakukan
vaksinasi lengkap sebanyak 78,23% dan yang tidak melakukan vaksinasi sebanyak
21,77%, dapat ditarik kesimpulan bahwa mayaoritas warga Dusun Japun 1 sudah
melakukan vaksin lengkap yaitu dengan presentase 78,23%.
Berdasarkan diagram karakteristik pekerjaan didapati hasil warga yang memiliki pekerjaan
sebagai petani sebanyak 30,65%, PNS 9,68%, swasta 17,74%, dagang 7,26%, perangkat
desa 0,81%, dan tidak bekerja sebanyak 30,65%, dapat ditarikkesimpulan mayoritas
pekerjan warga Dusun Japun 1 adalah tani yaitu dengan presentase 30,65%.
22
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Analisa Data
24
B. Skoring Prioritas Masalah
Manajemen
Kesehatan
3 3 2 8
Keluarga Tidak
Efektif
Kesiapan
peningkatan 3 2 2 7
pengetahuan
25
C. Rencana Keperawatan
26
6. Anjurkan makan
sayur dan buah
setiap hari
7. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisiki
setiap hari
2. Manajemen Manajemen Edukasi Kesehatan Masyarakat 3x30 Ppt Masyarakat
Kesehatan Kesehatan dengan menit
1. Identifikasi
Keluarga keluhan
Setelah faktor yang
Tidak Efektif hipertensi
dilakukan dapat
Tindakan meningkatkan
keseperawatan dan
selama 3x30 menurunkan
menit dalam 3 motivasi
hari, PHBS
manajemen 2. Sediakan
kesehataan Materi Dan
meningkat Media
dengan Pendidikan
kriteria hasil : Kesehatan
3. Berikan
1. warga
Kesempatan
mammpu
Untuk
melakukan
Bertanya
Tindakan
4. Jelaskan
untuk
Faktor Resiko
mengurangi
Yang Dapat
faktor resiko
Mempengaruhi
2. warga Kesehatan
mampu 5. Ajarkan PHBS
menerapkan
27
program
perawatan
3. Verbalisasi
kesulitan
dalam
menjalanai
program
perawatan
menurun
28
3. persepsi 4. Berikan
yang keliru informasi
terhadap berupa alur
masalah dapat leaflet atau
menurun gambar unttuk
memudahkan
pasien
mendapatkan
informasi
kesehatan
D. Implementasi
5. Melakukan penyuluhan
terkait PHBS
Sabtu, 7
Januari
2023
29
2. Sabtu, Kesehatan 1. Melakukan Penyuluhan
7Januari Lingkungan Kebersihan Lingkungan
2023
30
E. Evaluasi
O:
P : Hentikan Intervensi
31
2. Melakukan S:
Pembentukan
Posyandu Lansia - Kades dan bidan mengatakan setuju dengan
3. Melaksanakan pembentukan posyandu lansia
posyandu lansia
- Masyarakat yang lansia mengatakan dengan adanya
posyandu sangat membantu untuk memantau
kesehatannya
O:
P : Hentikan Intervensi
4. Penyuluhan S: Kelompok
Penanganan Hipertensi japun 1
& Diabetes - Masyarakat mengatakan sudah paham tentang
hipertensi dan diabetes melitus
32
- Masyarakat mengatakan senang dengan penyuluhan
ini karena menambah pengetahuan
O:
P : Hentikan Intervensi
5. Melakukan S: Kelompok
penyuluhan terkait japun 1
PHBS - Masyarakat mengatakan sudah paham tentang phbs
dan pengelolaan sampah
O:
33
- Masyarakat terlihat semangat mengikuti penyuluhan
PHBS
P : Hentikan Intervensi
34
BAB IV
HASIL EVALUASI PELAKSANAAN PKMD
35
2. Sabtu, 7 Penyuluhan Dihadiri oleh - Penyuluhan
Januari Penanganan remaja Japun 1 Pengobatan Non –
2023 Hipertensi 28 orang Farmakologi
Hasil : Penanganan Penyakit
Warga dapat dan PTM lainnya
menjelaskan
kembali
penanganan
Hipertensi
3. Senin, 9 Pelatihan Dihadiri 48 Pelatihan Kader
kader posyandu
Januari Kader Posyandu Lansia
lansia dari 14 dusun
2023 Posyandu Hasil : dalam pemahaman
Lansia Calon Kader dapat teknis 5 Meja dan
memahami 5 Meja penggunaan alat
kesehatan (tensi dan
Posyandu,
memahami glukometer)
penggunaan tensi,
memahami
penggunaan alat
tes darah dan
pengisian KMS
4. Senin, Melaksana Dihadiri oleh 40 - Melatih senam
14 kan Lansia dan dihadiri lansia pada Kader
Januari Posyandu 3 Kader Posyandu Lansia
2023 Lansia Lansia - Memberikan
Hasil : penyuluhan
Kader dapat Pengobatan Non
mengisi KMS Farmakologi pada
Lansia dapat penyakit PTM
menggunakan alat Lansia
kesehatan ( tensi dan - Penyuluhan
glukometer) kepada lansiadi
Posyandu Lansia
oleh Kader
36
Posyandu Lansia
37
1. Indikator Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan pendataan Kesehatan Lingkungan di Dusun Rambeanak I, didapatkan :
a. Tipe Rumah Tidak Permanen : 5 KK
b. Jenis Lantai Tanah : 5 KK
c. Pencahayaan Rumah Gelap : 5 KK
d. Membuang Sampah Sembarangan : 30 KK
e. Membuang Sampah Ke Sungai : 59 KK
f. Pembuangan Limbah Dapur ke Got : 26 KK
g. Pembuangan Limbah Dapur Sembarangan : 12 KK
h. Pembuangan Sampah Dengan Cara Dibakar : 50 KK
Dengan beberapa kriteria Lingkungan Sehat di atas maka kami merencakan 3 minggu
upaya menanggulangi masalah Lingkungan Tidak Sehat. Berikut program yang
terlaksana :
38
sampah di Japun 1
membantu sampah
sampah
3. Minggu, Pelaksanaan Dihadiri oleh remaja - Sosialisasi
15 pembuangan karangtaruna pelaksanaan
Januari tempat sampah sebanyak 30 orang pembuangan
2023 Hasil : sampah di 4
Lingkungan terlihat titik
lebih rapi dan
bersih serta
menempatkan
tempat sampah di 4
titik
39
4. Minggu, Kerja bakti Diikuti oleh 30 warga - Sosialisasi
15 pembangunan japun 1 dan 2 : pembuangan
Januari bank sampah sampah di bank
Hasil: sampah
2023 di japun 2
- warga dapat
membantu
mengaktifkan
bank sampah
Pada aliran sungai, tempat pembuangan limbah rumah tangga kurang terolah dan tidak
terarah, sehingga diharapkan ada tindak lanjut dari beberapa masalah lingkungan yang
kurang sehat.
40
DAFTAR PUSTAKA
Sudayasa, I. P., Rahman, M. F., Eso, A., Jamaluddin, J., Parawansah, P., Alifariki, L. O., …
Kholidha, A. N. (2020). Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Pada
Masyarakat Desa Andepali Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe. Journal of
Community Engagement in Health, 3(1), 60–66. https://doi.org/10.30994/jceh.v3i1.37
Susanto, H., Saraswati, L., & Septyarini, P. (2015). Survei Beberapa Faktor Risiko Penyakit
Tidak Menular Di Kabupaten Rembang (Studi Pada Sukarelawan). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 3(1), 181–190.
41
LAMPIRAN
42
Lampiran 2. Pelatihan Posyandu Lansia
43
44
45
Lampiran 3. Pelaksanaan Posyandu Lansia
46
47
Lampiran 4. Penyuluhan Hipertensi Remaja dan Penyuluhan Kerja Bakti Bank
Sampah
48
Lampiran 5. Senam Anti Hipertensi
49
50
Lampiran 6. Akupressure Hipertensi
51
52
Lampiran 7. Persiapan pelaksanaan pembuangan sampah dan Pelaksanaan
pembuangan tempat sampah
53
Lampiran 8. Kerja bakti pembangunan bank sampah di japun 2 dan bersih desa japun
1
54
55
Lampiran 9. MMD 1 DAN 2
56
Lampiran 10. Plan Of Action
No JADWAL KEGIATAN 5-10 12-17 19-24 26-31 02-07 09-14 16-21 KETERANGAN
DESEMBER DESEMBER DESEMBER DESEMBER JANUARI JANUARI JANUARI
2022 2022 2022 2022 2023 2023 2023