Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

AGREGAT PADA PENYAKIT INFEKSI DAN PENYAKIT KRONIS

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 5 :

1. ANGELINA STEFANY
2. ARYO KRISTOPAN
3. ASTIKASHERLIN YON
4. BELLA NASYA LIESAL F
5. MESYKE FERDANI
6. FESTINAWATI LEBANG
7. LIDIA KASWARAN
8. VIAN DEANITA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah Asuhan Keperawatan Agregat pada Penyakit
Infeksi dan Penyakit Kronis. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Keperawatan Komunitas. Disusunnya makalah ini tidak lepas dari beberapa
pihak dan sumber. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah
membimbing kami dalam mengerjakan Makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini.

Makassar, 12 Maret 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari waktu ke
waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat ditularkan dari satu
orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Lingkungan merupakan salah
satu faktor yang berperan terhadap prevalensi penyakit menular. Kondisi lingkungan
yang buruk, perilaku bersig masyarakat yang buruk, dan kurang sehat ditengarai menjadi
penyakit masalah penyakit infeksi atau menular.
Pelaksanaan keperawatan komunitas menjadi penting sebagai upaya mendukung
pelayanan kesehatan yang bersifat preventif dan promotif. Pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas terdiri dari: menetapkan prioritas, menetapkan sasaran,
menetapkan tujuan, dan menetapkan rencana.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa pengertian penyakit infeksi?
b) Apa prinsip-prinsip penyakit infeksi?
c) Bagaimana strategi intervensi perawat keehatan komunitas dalam pengendalian
penyakit menular?
d) Apa pencegahan yang dapat dilakukan terhadap penyakit infeksi?
e) Apa indikator spesifik keberhasilan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
oleh perawat kesehatan komunitas?
f) Bagaimana strategi pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Indonesia?
g) Bagaimana asuhan keperawatan terhadap penyakit menular?
C. TUJUAN

Mengetahui tentang asuhan keperawatan agregat pada penyakit infeksi dan penyakit
kronis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Sepanjang sejarah, epidemic ikut bertanggung jawab terhadap angka kejadian
mortalitas baik sebagian atau seluruh kelompok masyarakat. Meski mengalami
kemajuan luar biasa dalam kesehatan masyarakat dan perawatan kesehatan,
pengendalian penyakit menular terus menjadi perhatian utama bagi para penyedia
layanan kesehatan. Munculnya pathogen baru, munculnya kembali pathogen lama (re-
emerging diseases), serta adanya pathogen yang resistan terhadap obat menciptakan
tantangan luar biasa hampir di seluruh dunia.
Meskipun kampanye pemberantasan global terus dilakukan seperti untuk penyakit
malaria dan penyakit bawaan vector lainnya termasuk penyakit infeksi gastrointestinal
yang mengancam jiwa masih menjadi penyebab yang signifikan terjadinya morbiditas
dan mortalitas di Negara berkembang.
Meski telah terjadi perbaikan status kesehatan masyarakat, namun penyakit
infeksi dan penyakit menular masih terus berlanjut mengancam sebagai beban ganda
(double burden).

B. PRINSIP-PRINSIP INFEKSI DAN PENYAKIT INFEKSI


Untuk membantu mempersiapkan perawat lebih siap dan bertanggung jawab,
prinsip-prinsip biologis dan epidemiologi yang melekat pada penyakit infeksi dan
kejadian penyakit menular dijabarkan dalam bagian ini:

1. Multicausation
Penyakita menular adalah hasil interaksi antara host manusia, agen
infeksius, dan lingkungan yang mengelilingi host manusia dimana transmisi
dapat terjadi.
Prinsip adanya beberapa faktor yang mempengaruhi sebagai penyebab
penyakit menekankan bahwa agen infeksius saja tidak cukup untuk
menyebabkan penyakit, agen penyakit harus ditransmisikan dalam lingkungan
yang kondusif ke host yang rentan, sehingga menyebabkan manusia menjadi
sakit.
2. Epidemiologic Triangle Model
Ketidakseimbangan salah satu elemen diatas dapat mengakibatkan
timbulnya masalah kesehatan bagi keluarga atau masyarakat sebagai host.
Variable spesifik terkait dengan host pada model ini adalah pemahaman keluarga
atau masyarakat terhadap pentingnya pencegahan yang harus dilakukan secara
rutin. Selain itu adalah kemampuan keluarga dan masyarakat melalukan deteksi
dini terhadap masalah kesehatan serta kesiapsiagaan masyarakat dalam
mengenali tingkat resiko masalah kesehatan termasuk upaya yang dilakukan.
3. Spektrum Infeksi
Bila penyakit ini di diagnosis pada seseorang, kejadian tersebut akan
dianggap sebagai kasus. Begitu agen infeksi berkembang biak di host, mereka
dapat ditularkan dari host terlepas dari adanya gejala penyakit. Beberapa orang
menjadi pembawa (carriers) dan terus menjadi agen infeksi tanpa gejala
penyakit.
4. Tahapan Infeksi
Masa penularan atau menular, mengikuti periode laten dan dimulai dengan
penularan agen.
Masa inkubasi adalah waktu dari invasi ke saat gejala penyakit pertama kali
muncul. Seringkali periode menular dimulai sebelum gejala muncul.
5. Spektrum Kejadian Penyakit
Prinsip-prinsip yang tercakup dalam hal ini berlaku untuk individu dan diri
mereka terhadap penyakit infeksi dan penyakit menular. Pengendalian penyakit
menular pada suatu populasi memerlukan identifikasi dan pemantauan terjadinya
kasus baru (kejadian) pada suatu populasi.

C. STRATEGI INTERVENSI PERAWAT KESEHATAN KOMUNITAS DALAM


PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR
Ada beberapa bentuk intervensi dalam keperawatan komunitas yang diganukan oleh
perawat sebagai pendekatan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular
adalah:
1. Pendidikan kesehatan/health education
Coates (1999, dalam Clark, 2003) menjelaskan bahwa dalam pendidikan
kesehatan mengandung beberapa prinsip yang menjadi kunci keberhasilan dalam
merubah perilaku masyarakat yaitu:
a) Pemateri yang kompeten
b) Situasi pembelajaran yang menyenangkan
c) Topic pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan issue yang ada di
masyarakat
d) Reward kepada keluarga atau masyarakat bila telah sesuai dengan
capaian pembelajaran yang diberikan.
2. Proses kelompok
Inti dari proses kelompok adalah penyelesaian masalah berdasarkan sumber daya
yang dimiliki keluarga dan masyarakat. Perawat komunitas sangat berperan
dalam proses kelompok di masyarakat dalam upaya secara bersama-sama
mencegah dan mengendalikan penyakit menular.
3. Kemitraan/Partnership
Kemitraan merupakan hubungan antara profesi kesehatan khususnya perawat
dengan individu, keluarga atau masyarakat.
4. Pemberdayaan masyarakat/Community empowerment
Pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai proses pemberian kemuan dan
kemampuan kepada masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya (Kemenkes, 2010).

D. PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR


1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer penyakit menular melibatkan tindakan untuk mencegah
penularan agen infeksius dan untuk mencegah kelainan pada orang yang terkena
infeksi.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder terdiri dari kegiatan mendeteksi infeksi dini dan efektif
mengobati orang yang terinfeksi. Tindakan ini mencegah tidak hanya
perkembangan penyakit menular,tetapi juga transmisi pathogen ke orang lain.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier mencakup kegiatan yang terlibat dalam merawat orang-orang
dengan penyakit menular untuk memastikan bahwa mereka dapat disembuhkan
atau kualitas hidup mereka dipelihara.

E. INDIKATOR SPESIFIK KEBERHASILAN PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR OLEH PERAWAT KESEHATAN
KOMUNITAS
1. Semua penderita penyakit menular menjalankan program pengobatan sesuai
standar
2. Semua penderita penyakit menular terpantau status kesehatannya
3. Penderita penyakit menular dan keluarganya mendapat kunjungan rumah oleh
perawat minimal 1 kali per minggu sampai dinyatakan sembuh atau mandiri
4. Keluarga penderita penyakit menular mendapatkan penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan oleh perawat tentang tata kelola hidup sehat dirumah
5. Penderita penyakit menular yang mengalami kecenderungan depresi
mendapatkan konseling dan pendampingan oleh perawat
6. Keluarga dan penderita penyakit menular yang mengalami stigma atau
cenderung dikucilkan oleh masyarakat mendapatkan advokasi oleh perawat
7. Tidak terjadi penularan kepada anggota keluarga lainnya

F. STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DI


INDONESIA
1. Perluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada dugaan
potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass Blood Survey
untuk Malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular
terutama di daerah perbatasan, kepulauan dan terpencil.
2. Peningkatan mutu penyelenggaraan penanggulangan penyakit menular,
dibutuhkan strategi inovasi yang disesuai dengan karakteristik dan kemampuan
daerah termasuk kearifan budaya local setempat (local wisdom).
3. Mendorong keterlibatan masyarakat dalam membantu pengendalian penyakit
melalui community based surveillance untuk melakukan pengamatan terhadap
hal-hal yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan melaporkannya kepada
petugas kesehatan agar dapat dilakukan respons dini sehingga permasalahan
kesehatan tidak terjadi.
4. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian penyakit
menular seperti tenaga epidemiologi, sanitasi dan laboratorium termasuk
perawatan komunitas.
5. Peningkatan peran daerah khususnya kabupaten/kota yang menjadi daerah pintu
masuk Negara dalam mendukung implementasi pelaksanaa Internasional Health
Regulation (IHR) untuk upaya cegah tangkal terhadap masuk dan keluarnya
penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
6. Manjamin ketersediaan obat dan vaksin serta alat diagnostic cepat untuk
pengendalian penyakit menular secara cepat.
BAB III
STUDI KASUS

1. Pengkajian
Zaki adalah perawat dipuskesmas di pinggiran kota Jakarta. Suatu hari zaki menrima
pasien usia 20 tahun yang bekerja di perusahaan swasta dengan keluhan demam lebih
dari 1 minggu, ada ruam, sariawan hilang timbul dan diare. Perawat zaki mengkaji lebih
dalam gaya hidup dan riwayat kesehatannya. Beberapa hal dijelaskan oleh pasien tersebut
antar lain, saat ini masih merokok aktif dan sudah merokok saat usia 17 tahun, bahkan
pernah mengkonsumsi narkoba suntikan, namun sudah berhenti 1 tahun lalu. Tampak
adanya jejas bekas suntikan di tangan kanan.
Zaki melakukan konseling awal untuk dilakukan pemeriksan darah dengan
menjelaskan risiko dan potensi yang dapat terjadi dan saat itu pasien menolak untuk
diperiksa darahnya,namun berjanji untuk control kembali minggu depan.
Pasien kembali control minggu depan dan menyetujui untuk periksa darahnya dan
dinyatakan positif HIV saat disampaikan hasilnya bersama zaki sekaligus melakukan
konseling lanjutan.

2. Diagnosis
 HIV positif
 Risiko penularan kepada orang lain

3. Tujuan
Individu
 Tujuan jangka pendek
- Pasien akan segera memulai program pengobatannya
- Pasien tidak akan perasaan rendah diri
 Tujuan jangka panjang
- Pasien patuh terhadap program pengobatannya
- pasien tidak mengalami infeksi oppurnunistic selama 1 tahun
 Keluarga
Tujuan jangka pendek
- semua anggota keluarga menerima pasien apa adanya
- tidak ada anggota keluarga yang menyalahkan pasien dalam keluarganya
 Tujuan jangka panjang
-Semua anggota keluarga selama 1 tahun mampu menjalankan perannya masing-
masing
 Masyarakat
Tujuan jangka pendek
-tidak ada pengucilan terhadap pasien dan keluarganya
-tetangga dekat pasien dan keluarganya mendapat informasi yang benar tentang
HIV
Tujuan jangka panjang
-seluruh warga masyrakat dilingkungan pasien menerima pasien dan keluarganya
tanpa ada perbedaan perlakuan

4. Pelaksanaan
Prinsip dalam penerpan asuhan keperawatan pada tahap implementasi dalam
pasien dan keluarganya serta tidak boleh ada diskriminasi dalam semua bentuk interaksi
di keluarga dan atau dimasyarakat.
Membangun kepercayaan adalah kunci yang harus selalu dipelihara dalam berinteraksi
dengan pasien dan keluarga. Namun demikian perlu selalu dikoordinasikan dengan
puskesmas terdekat untuk pencatatan dan pelaporannya.
Edukasi kepada masyarakat lebih ditekankan pada spek perlunya dukungan terhadap
pasien dan keluarganya antara lain dengan pendekatan :
1. Tidak menjaga jarak dalam interaksi dan komunikasi dengan pasien dan
keluarganya
2. Tidak bersikap tendensius dengan memposisikan bahwa pasien adalah penderita
HIV positif dna kleuarga sehingga perlu dikucilkan
3. Tetap megajak dalam setiap kegiatan baik dilingkungan warga atau masyrakat
pada umumnya.
4. Penyampaian informasi yang komprenhensif rentang HIV dan AIDS tanpa
diskriminasi
5. Kepada pasien dianjurkan untuk control khususnya pemantauan kadar ARV dan
dilakukan konseling rutin.
6. Bila perlu pasien dilbatkan dalam kelompok swabantu untuk meningkatkan harga
diri dan membangun spirit social untuk lebih produktif dan kreatif

5. Evaluasi
- Pasien mampu menjalani kehidupan sehari-harinya tanpa keluhan fisik dan social
- pasien secara rutin melakukan control kadar ARV dan konseling
- pasien terlbiat dalam kelompok swabantu dan aktif dalam kegiatan kelompok swabantu
tersebut

1. Tingkat pencegahan

Primer

 Mendidik petugas kesehatan untuk memberikan asuhan keperawatan tanpa


diskiriminasi, khususnya pada pasien HIV positif.
 Mendidik petugas kesehatan pentingnya kewaspadaan universal dalam setiap
tindakan kepada pasien
 Merancang dan menerapkan pola komunikasi dan pola interaksi yang sama dan tanpa
diskiriminasi dengan semua pasien dan keluarga

Sekunder
 Membuat film documenter tentang pemahaman HIV positif secara komprehensif dan
humanis.
 Melakukan deteksi dini HIV terhadap peer group ( kelompok seusianya) yang diawali
dengan konseling kelompok.
 Melakukan skrining rutin dan dilanjutkan dengan konseling sesuai kebutuhan
individu
 Melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan dan sectoral terkait.
Tersier
 Memantau kepatuhan dalam program pengobatan dan tingkat harga diri pasien dan
keluarganya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk membantu mempersiapkan perawat lebih siap dan bertanggung jawab,
prinsip-prinsip biologis dan epidemiologi yang melekat pada penyakit infeksi dan
kejadian penyakit menular dijabarkan dalam bagian ini: Multicausation Epidemiologic
Triangle Model Spektrum Infeksi Tahapan Infeksi Spektrum Kejadian Penyakit
Ada beberapa bentuk intervensi dalam keperawatan komunitas yang diganukan
oleh perawat sebagai pendekatan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular
adalah: Pendidikan kesehatan/health education Proses kelompok Kemitraan/Partnership
Pemberdayaan masyarakat/Community empowermen. Pencegahan penyakit menular ada
tiga yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier
Indikator spesifik keberhasilan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
oleh perawat kesehatan komunitas yaitu; Semua penderita penyakit menular menjalankan
program pengobatan sesuai standar. Semua penderita penyakit menular terpantau status
kesehatannya Penderita penyakit menular dan keluarganya mendapat kunjungan rumah
oleh perawat minimal 1 kali per minggu sampai dinyatakan sembuh atau mandiri
Strategi pencegahan dan pengendalian penyakit menular di Indonesia
yaituPerluasan cakupan akses masyarakat (termasuk skrining cepat bila ada dugaan
potensi meningkatnya kejadian penyakit menular seperti Mass Blood Survey untuk
Malaria) dalam memperoleh pelayanan kesehatan terkait penyakit menular terutama di
daerah perbatasan, kepulauan dan terpencil
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam memnjelaskan tetang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mary A., Nies et al 2019. Keperawatan Kesehatan Komunitas Dan keluarga. Singapore:
Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai