Disusun oleh:
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan komunitas terdiri dari perawatan kesehatan untuk masyarakat yang
didalamnya terdapat ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyrakat, dan sosial
yang diberikan kepada kelompok masyarakat, individu, maupun keluarga. Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terdapat berbagai upaya yakni
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan oleh petugas
kesehatan yang didukung oleh peran serta masyarakat sekitar.
Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyakat atau untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan masyarakat, maka sangat diperlukan dukungan peran
aktif masyarakat seta pihak-pihak terkait untuk meningkatkan mutu kesehatan dan
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan dan tokoh masyarakat serta
survey diwilayah Dusun Japun 1 diperoleh permasalahan, yaitu berupa tingginya
penyakit tidak menular dan munculnya penyakit yang sudah teratasi, penyakit
tersebut tidak hanya menyerang lansia tetapi menyerang dewasa.
Prevalensi penyakit hipertensi di seluruh dunia diperkirakan berjumlah satu miliar
jiwa dan sekitar 13% orang meninggal setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
hipertensi, atau sekitar 7,1 juta orang dari total kematian (Totok & Fahrun, 2017).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 kasus penyakit
hipertensi di Jawa Tengah masih menjadi proporsi terbesar penyakit tidak menular
(PTM) yaitu sebesar 68,6%, sedangkan urutan kedua terbanyak adalah Diabetes
Melitus sebesar 13,4%. Prevalensi hipertensi di Kabupaten Magelang sebesar
13,2% dari total penduduk(Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019).
Praktek klinik keperawatan komunitas adalah praktik yang berfokus dalam
pemberian asuhan keperawatan komunitas serta untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat. Berdasarkan masalah yang muncul seperti penyakit
hipertensi yang terjadi di wilayah Dusun Japun 1, Desa Paremono maka perlu
dilaksanakan Musyawarah Mufakat Desa 1 (MMD 1) untuk berdiskusi masalah
kesehatan seacara bersama-sama untuk kesepakan dalam mengatasi masalah,
sehingga masyarakat memiliki kesadaran tentang pentingnya kesehataan.
Kegiatan asuhan keperawatan komunitas berdasarkan survey masyarakat di Dusun
Japun 1, Desa Paremono :
a. Pengkajian keperawatan pasien dewasa dan lasia sebagai deteksi dini
(sasaran: usia 19-59 tahun dan usia >60 tahun.
b. Tindakan keperawatan
c. Penyuluhan kesehatan.
d. Konseling keperawatan
e. Dokumentasi keperawatan.
Oleh karena itu praktek keperawatan komunitas diperlukan mahasiswa untuk
belajar mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Japun 1, Desa
Paremono. Aplikasi yang digunakan berdasarkan model asuhan keperawatan
komunitas dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan dokumentasi
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan Musyawarah Masyarakat Dusun di Dusun Japun 1, Desa
Paremono di harapkan masyarakat dan mahasiswa Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Magelang dalam menjalin silaturohmi, hubungan saling percaya
terhadap mahasiswa dan kerjasama dengan kader kesehatan dalam merawat
masyarakat hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa mampu mengindentifikasi masalah kesehatan di wilayah Dusun
Japun 1, Desa Paremono
b. Mahasiswa mampu menegakan diagnosis keperawatan komunitas
berdasarkan masalah yang ditemukan
c. Dapat menyepakati rencana tindakan mengatasi permasalahan
d. Mahasiswa Mampu menyusun intervensi sebagai upaya untuk menangani
masalah kesehatan yang ditemukan.
C. TOPIK DAN SASARAN KEGIATAN
Topik : Penyakit Hipertensi
Sasaran : Warga dengan Hipertensi
E. METODE
1. Diskusi
2. Demonstrasi
F. MEDIA
1. Ppt
G. STRUKTUR ORGANISASI
1. Ketua : Fauziyyah Anis E
Tugas : Memaparkan materi dan menjawab pertanyaan
2. Sekretaris : Desan Inti Inka Sevira
Tugas : Mencatat Kegiatan, Menyimpulkan hasil pelaksanaan kegiatan
3. Bendahara : Rahma Fannesa
Tugas : Mengatur keuangan kegiatan
4. Fasilitator 1: Inthan Amira Audinia dan Desan Inti Inka Sevira
Tugas : Menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan dan operator
5. Fasilitator 2 : Desiana Dwi Utami
Tugas : Moderator dan Mengkoordinasi acara
6. Perlengkapan : Fauzi Aldiyansyah
Tugas : Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
7. Konsumsi : Tenia Viviani Budiono
Tugas : Menyiapkan dan menyediakan snack untuk kegiatan
8. Dokumentasi: Rahma Fannesa dan Tenia Viviani Budiono
Tugas : Mengambil dokumentasi selama acara berlangsung
H. RENCANA KEGIATAN
No Tahap Kegiatan Waktu Keterangan
1. Salam Pembuka
1. Pembukaan 15 Menit
2. Menyampaikan Tujuan
a. Sambutan :
1) Kepala Dusun Japun 1
2) Bidan Desa
3) Dosen Unimma
4) Ketua MMD sekaligus
2. Inti 60 Menit
perkenalan anggota.
b. Pemaparan materi dan hasil
pengkajian skrining
kesehatan Dusun Japun 1
c. Diskusi Masalah Kesehatan
a) Menyampaikan Kesimpulan
3. Penutup 5 Menit dan Saran
b) Salam Penutup
I. SETING TEMPAT
Keterangan :
1 = Dosen
1
2 = Masyarakat
3 3 = Mahasiswa
2
4 = Proyektor
4
J. KRITERIA EVALUSAI
1. Kriteria Struktur
a. Mempersiapkan pre planning sebelum pelaksanaan MMD 1
b. Mempersiapkan media sebelum pelaksanaan MMD 1
c. Pembuatan kontrak dengan masyarakat sesuai waktu yang
disepakati
2. Kriteria Proses
a. Masyarakat menyambut dengan ramah
b. Pelaksanaan sesuai waktu dan strategi pelaksanaan
c. Masyarakat ikut serta dan aktif dalam kegiatan
3. Kriteria Hasil
a. Masyarakat mengetahui tentang Penyakit hipertensi dan cara
penangananya
Magelang, 25 Desember 2022
2. Penyebab
Hipertensi primer biasanya timbul pada usia 30-50 tahun, dan tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
peningkatan hormon angiotensin dan peningkatan Na + Ca. Faktor yang
meningkatkan resiko terjadinya hipertensi meliputi, obesitas, kebiasaan
merokok,dan konsumsi alkohol.
Hipertensi sekunder yang disebabkan sebagai akibat adanya penyakit lain.
Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya hipertensi, seperti penyakit ginjal
kronik, kelainan hormon, hipertensi kehamilan dan obat-obatan (Nurarif,
Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2013).
3. Klasifikasi
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu hipertensi primer atau
esensial (90% kasus hipertensi) yang penyebabnya tidak diketahui, faktor
yang mempengaruhi meliputi genetik, Lingkungan, adanya peningkatan
angiotensindan peningkatan Na + Ca dalam tubuh. Hipertensi sekunder (10%)
yang disebabkan oleh penyakit seperti penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan
penyakit jantung (Tarigan, Almina Rospitaria, Dkk, 2018).
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII dalam Glenys Yulanda & Rika
Lisiswanti (2017).
Klasifikasi Sistolik Diastolik Normal
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prehipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Ht Derajat 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Ht Derajat 2 ≥ 160 mmHg ≥100 mmHg
4. Gejala
Menurut Putri Dafriani (2019), secara umum gejala yang dikeluhkan oleh
penderita hipertensi berupa :
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasakaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging
Tanda dan gejala hipertensi sering tidak disadari oleh penderitanya, penderita
akan mengetahui bila telah dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh
dokter dengan hasil terdapat peningkatan tekanan darah. Namun, ada
beberapa gejala yang biasa dirasakan oleh penderita seperti, sakit
kepala/pusing, kelelahan, gelisah, mual, muntah, epitaksis, dan kesadaran
menurun (Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma, 2013).
5. Faktor Resiko
a. Usia
Tekanan darah cendrung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun
b. Ras
Hipertensi bisa mengenai siapa saja. Bagaimanapun, biasa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa dari pada Kaukasia atau Amerika
Hispanik
c. Jenis Kelamin
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari
pada wanita
d. Kebiasaan Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat yang dapat meningkatkan hipertensi, antara
lain minum-minuman beralkohol, kurang berolahraga, mengkonsumsi
makan- makanan yang berlebih dan merokok
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara
farmakologis dan nonfarmakologis.
a. Penatalaksanaan Farmakologi.
Penanganan hipertensi menurut Ramdani Santosa (2014), dapat
dilakukan dengan cara farmakologi atau dengan diberikan obat-obatan.
Beberapa obat yang dapat membantu mengatasi tekanan darah tinggi
yaitu :
b. Diuretik
Obat dengan golongan diuretik tiazid akan bekerja dengan membuang
semua cairan dalam tubuh garam dan air sehingga mengragi tekanan
tubuh. Dalam mengurangi tekanan darah, cairan tubuh yang berisi kalium
akan dibuang dari ginjal keluar bersamaan dengan urin. Hal ini
menyebabkan pembuluh melebar dan tekanan darah menurun.
c. Andregenik
Obat andregenik ini meliputi Alfa-Bloker, Beta-Bloker, dan Alfa-Beta
Bloker, Labetalol bekerja dengan menghambat efek dari sistem saraf
simpatis. Saraf simpatis ini akan memberikan respon segera terhadap
stress yang dapatt meningkatkan tekanan darah.
d. Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACE-Inhibitor)
Mekanisme kerja obat ini yaitu dengan melebarkan pembuluh arteri
sehingga darah kembali mengalir dengan lancar. Obatnya antara lain
Kaptopril, Imidapril,Silazapril, Anatropilmeleat dan Benazapril.
1) Angiotensin-II
Obat ini memliki mekanisme kerja obat yang hampir sama dengan
ACE-Inhibitor sehingga dapat menurunkann tekanan darah. obat-
obatan dari angiotensin-II yaitu Losartan, Irbesartan, Valsartan, dan
Kandesartan.
2) Antagonis kalsium
Obat ini bekerja dengan melebarkan pembuluh darah. Obat golongan
ini sangat efektif bagi orang dengan kulit hitam, lansia, denyut
jantung yang cepat, anginapectoris, dan migrain, contoh obat yaitu,
Amlodipin, Felodipin, dan Nimodipin.
3) Vasodilasator
Mekanisme kerja obat vasodilasator ini dengan melebarkan
pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah atau
darah kembali dalam batas normal. Contoh obat vasodilasator antara
lain, Minosidil, Hidralazin, dan Dihidralazin.
4) Non-Farmakologi
Upaya penanganan Hipertensi juga dapat menggunakan terapi non-
farmakologi. Terapi ini dapat diakukan dengan menerapkan gaya
hidup yang sehat yang dapat menurukan tekanan darah. terapi yang
dapat diakukan antra lain :
a) Melakukan olahraga secara rutin
Olah raga ringan ini dapat membantu tubuh dalam melebarkan
pembuluh darah dan merelaksasi otot dalam proses metabolisme
tubuh.
b) Diet rendah garam
Konsumsi garam yang banyak sangat beresiko terjadinya stroke
karena hipertensi yang sangat tinggi. Konsumsi garam normal
pada manusia dianjurkan tidak lebih dari 2/3 gram/hari.
c) Mengurangi berat badan
Berat badan yang terus bertambah akan beresiko terhadap
hipertensi dan bahkan akan menimbulkan stroke.
d) Autotherapi Hipertensi
Terapi ini dilakukan dengan meditasi yang harus dilakukan
secara rutin. Hal ini akan memberian efek relaksasi terhadap
tubuh dan membantu melancarkan darah kembali.
e) Mengurangi konsumsi rokok
Awal terjadinya Hipertensi karena adanya pengerasan pada
dinding pembuluh darah. Rokok juga daat menyebabkan
tekanan darah tingi.
f) Menghindari Stress
Stress terjadi akan berdampak pada hiperensi. Karena ssaraf
simpatis akan dengan cepat merespon stress tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari diagram diatas didapati hasil presentase tingkat pendidikan warga japun 1
yaitu SD sebanyak 27,42%, SMP 18,55%, SMA 30,65%, perguruan tinggi
9,68% dan yang tidak sekolah sebanyak 0,81%. Dapat ditarik ksimpulan
mayoritas pendidikan warga japun 1 adalam SMA.
2. Karakteristik Bedasarkan Jenis Kelamin
Berdasakan diagram karakteristik jenis kelamin diatas didapati hasil jenis
kelamin perempuan sebanyak 44,35% dan laki-laki sebanyak 55,65%
sehingga dapat ditarik kesimpulan jumlah jenis kelamin terbanyak di Dusun
Japun 1 adalah laki-laki sebanyak 55,65%.