Anda di halaman 1dari 8

Lampiran 1

LAPORAN PENDAHULUAN

PROGRAM PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI DAN

PENCEGAHAN HIPERTENSI MELALUI CERDIK

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang besar di seluruh dunia, sebab
tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan resiko penyakit
kardiovaskuler (world health organization, 2010). Menurut AHA ( Amerikan Heart
asssosiation) diamerika, tekanan darah tinggi ditemukan 1 dari setiap 3 orang atau 65 juta
orang dan 28% atau 59 juta orang mengidap pre hipertensi. Semua orang yang mengidap
hipertensi hanya satu dari pertganya yang mengetahui keadaan dean hanya 61% medikasi
(Muhammadun, 2010).
Di Indonesia hipertensi merupakan penyebab kematian nomr 3 setelah stroke dan
tuberkolosis, yakti 6,7% dari populasi kematian pada prevelensi diperkotaan 39,9%
( 37,0%-45,8%) dan di pedesaan 44,1% ( 36,2%-51,7%) (Setiawan, 2012). Hasil
penelitian sporadic di 15 kebupaten atai kota di Indonesia dari badab Litbangkes Kemkes
memberi fenomena 17,7% kematian di sebabkan oleh stroke dan 10,0% kematian
disebabkan oleh Iskemic Hearth disease. Dua penyakit penyebab kematian teratas ini
adalah hipertensi ( PRISKESDAS, 2015).
Ada banyak factor yang menyebab kan hipertensi, factor resiko tersebut antara
lain yaitu, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, obesitas, kadar garam tinggi, kebiasaan
merokok dan minum alcohol ( Baradero, 2018). Sudoyo et al (2009) factor-faktor resiko
yang mendorong peningkatan tekanan darah adalah factor-faktor seperti : diet dan asupan
garam, stress, ras, obesitas, merokok dan genetic. Lansia merupakan orang yang
mempunyai factor resiko umur dan juga mungkin disertai factor- factor resio lain, yang
harus di waspadai dan benar-benar supaya memperhatikan pola hidup yang sehat supaya
tidak menimbulkan hipertensi yang mungkin disertai dengan komplikasi yang berbahaya.
Hal ini sejalan dengan Arista (2013) yang mengemukakan bahwa bagi induvidu yang
mempunyai factor resiko hipertensi tersebut harus waspada serta melakukan upaya
pencegahan sedini mungkin contoh yang sederhana yaitu dengan rutin control tekanan
darah lebih dari satu kali, dan juga berusaha untuk menghindari factor pencetus seperti
pola makan dan gaya hidup (life style) yang baik. Penderita hipertensi yang tidak
menjaga pola makan dan gaya hidup yang sehat mempunyai resiko mengalami hipertensi
berulang atau kekambuhan hipertensi. Kekambuhan hipertensi pada lansia dipengaruhi
oleh berbagai factor baik dari dalam maupu dari luar lansia. Penelitian Manolis et.al
(2012) mengungkapkan beberapa factor yang mempengaruhi kekambuhan hipertensi
antara lain factor gaya hidup meliputi pola makan atau diet rendah garam, pengobatan,
olahraga, control yang teratur dan manajemen stress.
Data rekapitulasi kunjungan PIS-PK di Kadus I RW 01/02 di Desa Karangwungu
Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten, hasil survey di RW 01 dan 02 masyarakat
yang menderita hipertensi sebanyak 45 orang. Hasil wawancara dari kader posyandu dan
keluarga yang mengalami hipertensi diketahui bahwa pelaksanaan posyandu PTM telah
ada namun cakupan dari kegiatan tersebut baru sampai pada tatanan kelurahan, upaya
peningkatan kesehatan untuk PTM telah dilakukan namun belum dapat merata
menyentuh kesetiap warga terutama dengan kasus hipertensi, persepsi yang berkembang
di warga masyarakat kegiatan posyandu adalah kegiatan pengobatan dan bukan
pencegahan, tingkat kepedulian anggota keluarga terhadap tingkat kesehatan keluarga
masih rendah, penderita hipertensi masih enggan untuk berobat secara teratur karena
merasa tidak ada keluhan atas penyakitnya tersebut dan tidak adanya dukungan dari
keluarga seperti tidak ada keluarga yang mengantar penderita ke pelayanan kesehatan,
dan beberapa warga penderita hipertensu berhenti berobat dengan alasan (umur,/
ketidakmampuan untuk pergi ke pusat pelayanan kesehatan).
Berdasarkan uraian di atas maka kami tertarik untuk melakukan pencegahan bagi
warga yang belum menderita hipertensi dengan program CERDIK (Cek kesehatan
berkala, Enyahlah asap rokok, Rajin Olahraga, Diit Seimbang, Istirahat yang cukup,
Kelola Stress).
B. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
D.0110 Defisit Kesehatan Komunitas pada warga RW 01 dan 02 di Desa
Karangwungu, karangdowo, Klaten.
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 minggu masalah deficit kesehatan
komunitas teratasi.
3. Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Setelah dilakukan tindakan selama 1x 60 menit support group dalam satu kali
pertemuan (Pendidikan Kesehatan) selama 4 minggu di RW 01 dan RW 02 desa
Karangwungu pengetahuan perilaku sehat meningkat :
1. Status Keshatan Komunitas (L. 12109)
- Ketersediaan program promosi Kesehatan meningkat (5)
- Ketersediaan program proteksi Kesehatan meningkat (5)
- Partisipasi dalam program Kesehatan komunitas meningkat (5)
- Kepatuhan terhadap standar Kesehatan lingkungan meningkat (5)
- Kebiasaan merokok menurun (5)
4. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I. 12472)
1) Observasi
- Identifikasi perilaku upaya Kesehatan yang dapat ditingkatkan
2) Terapeutik
- Berikan lingkungan yang mendukung Kesehatan
- Orientasi pelayanan Kesehatan yang dapat dimanfaatkan
3) Edukasi
- Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
- Anjurkan memberi bayi ASI Eksklusif
- Anjurkan menimbang balita setiap bulan
- Anjurkan menggunakan air bersih
- Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
- Anjurkan menggunakan jamban sehat
- Anjurkan memberantas jentik di rumah seminggu sekali
- Anjurkan melakukan aktivitasa fisik setiap hari
- Anjurkan tidak merokok di dalam rumah

C. IMPLEMENTASI
1. Metode
Ceramah, diskusi, dan sharing.
2. Media dan alat bantu
- Leaflet pencegahan hipertensi
3. Setting tempat

Keterangan :
: Peserta

: Mahasiswa

4. Waktu dan tempat


Kegiatan penyuluhan kegiatan hipertensi melalui cerdik pada tanggal 21 dan 24 juli
2022, yang bertempat di rumah warga RT 02/01 Desa Karangwungu.
5. Bentuk kegiatan

Aktivitas kegiatan Indicator kegiatan


Penyuluhan tentang : Pencegahan hipertensi Pengetahuan masyarakat tentang pencegahan
melalui CERDIK. hipertensi meningkat menjadi 80%.
6. Pelaksanaan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pencegahan hipertensi melalui CERDIK, yaitu :

Tahap Kegiatan
Pembukaan 1. Mengucapkan salam
(5 Menit) 2. Memperkenalkan mahasiswa
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan kontrak waktu.

Penyajian 1. Menjelaskan Leaflet


(40 Menit) Pengertian hipertensi, program CERDIK ( Cek kesehatan berkala,
Enyapkan asap rokok, Rajin olahraga, Duet seimbang, Istirahat yang
cukup, Kelola stress).
2. Diskusi
Memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal0hal yang
kurang jelas dan di pahami, serta menjawab pertanyaan.
Penutup 1. Melakukan Evaluasi
(1 Menit) a. Menanyakan sejauhmana peserta memahami tentang materi
yang telah diberikan.
b. Menyimpulkan inti dari penyuluhan.
2. Memberikan reinforcemen positif
3. Salam Penutup

RW Hari/ tanggal Jam Tempat Peserta


RW 01 dan 02 Kamis, 21 Juli 2022 20.00 WIB Rumah Warga 25 Peserta
RT/RW 02/01
RW 01 dan 02 Sabtu, 23 Juli 2022 20.00 WIB Basecamp Profesi 50 Peserta
Ners XVIII
RW 01 dan 02 Minggu, 24 Juli 13.30 WIB Rumah Warga 30 eserta
2022

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
b. Persiapan Metode, Alat/ Media
1) Metode Penyuluhan
Ceramah, Diskusi, Dan Sharing.
2) Media/ Alat yang diginakan dalam penyuluhan
Leaflet pencegahan hipertensi melalui CERDIK.
c. Persiapan Materi
1) Laporan telah dikoordinasikan sesuai rencana (POA)
2) Materi disiapkan dalam bentuk leaflet untuk mempermudah proses
penyampaian kepada sasaran.
d. Undangan/ Sasaran/ Peserta
1) Adanya kesepakatan dan koordinasi dengan warga tentang tempat dan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pencegahan hipertensi.
2) Tersampaikannya informasi pelaksanaan kegiatan penyuluhan pencegahan
hipertensi pada masyarakat.
3) Undangan penyuluhan tersampaikan pada warga pada tanggal 19 Juli 2022
4) Mahasiswa menyiapkan leaflet pada tanggal 18 juli 2022
5) Sasaran penyuluhan adalah kelompok usia 36-45 Tahun (Kelompok beresiko
mengalami hipertensi)
6) Peserta penyuluhan dapat menyetujui kontrak waktu dan tempat yang telah
disepakati dan bersedia mengikuti kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh
penyaji yaitu mahasiswa.
2. Evaluasi Proses
a. Proses
1) Mahasiswa menyapaikan undangan pada masyarakat di RW 01 dan RW 02
didesa karangwungu
2) Mahasiswa menyiapkan tempat pelaksanaan kegiatan di Basecamp Profesi
Ners di RT 04/ RW 02 Kanggan, Karangwungu.
3) Kegiatan sosialisasi mengikuti proses kegiatan kelompok dengan
berpartisipasi aktif
4) Kegiatan penyuluhan pencegahan hipertensi ini, mereka mempelajari apa
yang akan mereka ubah setelah mengikuti kegiatan.
5) Kegiatan penyuluhan pencegahan hipertensi ini, mereka mempelajari apa
yang akan mereka ubah setelah mengikuti kegiatan.
6) Mahasiswa memfasilitasi jalannya proses kelompok dari pembukaan sampai
kesimpulan kegiatan.
7) Mahasiswa memfasilitasi terbangunnya keakraban diantara peserta.
8) Acara berlangsung sesuai dengan waktu yang direncanakan yaitu selama 1 x
40 menit.
9) Terdapat gangguan teknis pada media penyuluhan yaitu jumlah leaflet yang
kurang sehingga tidak semua peserta mendapatkan leaflet.
10) Mahasiswa mampu memandu jalannya diskusi
11) Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil diskusi dan menutup kegiatan.
b. Kehadiran
1) Peserta yang datang dalam kegiatan penyuluhan 50 peserta.
2) Mahasiswa hadir tepat pada waktunya dan berperan sesuai dengan tugasnya.
3) Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan hingga selesasi.
3. Evaluasi Hasil
a. Kognitif
1) Beberapa peserta mampu menyebutkan kegiatan pencegahan hipertensi dan
manfaat mengikuti penyuluhan hipertensi.
2) Peserta mengerti akan tujuan dan manfaat dari penyuluhan
3) Peserta memahami anjuran jangka waktu pemantauan pemeriksaan, dan
mengetahui beberapa penyakit tidak menular.
4) Mahaiswa mampu memfasilitasi terlaksananya seluruh kegiatan penyuluhan
kesehatan di RW 01 dan 02.
b. Afektif
1) Warga bersedia untuk mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan,
aktivitas, dan mengurangi rokok.
2) Peserta kagiatan sosialisasi bersedia untuk membantu, mendukung, dan
berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
3) Ketua RW dan RT beserta kader desa akan selalu dan membina warga untuk
mengikuti setiap kegiatan penyuluhan kesehatan.
c. Psikomotor
1) Hasil kegiatan penyuluhan kesehatan menunjukan terjadinya peningkatan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenal kegiatan pencegahan
hipertensi.
2) Warga menunjukkan dukungaunnya pada pelaksanaan penyuluhan di Kadus I
RW 01 dan 02 Desa Karangwungu.
3) Ketua RW dan RT beserta Kader menjadi role model dalam setiapkegiatan
yang berhubungan dengan kesehatan.
4) Setiap warga yang telah diberikan penyuluhan kesehatan dapat menerapkan
pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai