Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PENYULUHAN DAN PENERAPAN SENAM HIPERTENSI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Penyakit masa kini mengalami perubahan yang ditandai dengan adanya

peralihan epidemiologi dimana penyebab terjadinya penyakit dan kematian yang

lebih banyak disebabkan oleh penyakit infeksi beralih ke penyakit tidak menular

(non-communicable disease). Penyakit tidak menular menjadi perhatian utama dunia

dikarenakan 2 dari 10 penyebab kematian di dunia disebabkan oleh penyakit tidak

menular termasuk penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus dan penyakit

paru-paru kronis (WHO,2014). Berdasarkan data WHO tahun 2021 menyatakan

sebanyak 41 juta angka kematian dari 62 juta angka kematian di dunia setiap

tahunnya terjadi karena penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes mellitus (WHO,

2021).

Hipertensi merupakan permasalahan kesehatan yang tercantum ke dalam

golongan penyakit tidak menular. Secara umum, hipertensi adalah suatu keadaan

tanpa gejala yang dapat meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisme, serangan

jantung dan kerusakan ginjal (Kemenkes RI, 2014).

Global status report on NCD World Health Organization (WHO) tahun 2020,

menyatakan bahwa sebanyak 80% penyebab kematian di dunia diakibatkan oleh

Penyakit Tidak Menular (PTM) diantaranya penyakit kardiovaskular (17,9 juta

orang), diikuti oleh diabetes mellitus (1,5 juta orang). Seluruh kematian akibat

penyakit tidak menular terjadi pada orang- orang yang berusia 30-69 tahun. Angka

kejadian penyakit hipertensi di dunia mencapai 1,3 milyar orang dan digambarkan

sebesar 31% penduduk usia dewasa dengan riwayat hipertensi mengalami kenaikan

sebesar 5,1% dibandingkan dengan angka kejadian pada tahun 2000 – 2010, angka

1
kejadian hipertensi paling banyak terjadi di negara berkembang dengan prevalensi

sebesar 8,1%, sedangkan angka kejadian diabetes mellitus di dunia mencapai 98 juta

orang dengan rentang usia 65-79 tahun (WHO, 2021).

Di Indonesia angka kejadian hipertensi pada kelompok usia lanjut sebesar 31,6%

pada kelompok 31-44 tahun, selanjutnya sebesar 45,3% terjadi pada kelompok usia

45-54 tahun dan pada kelompok usia 55-64 tahun kejadian hipertensi mencapai

angka 55,2%, selain itu angka kejadian penyakit diabetes mellitus di Indonesia

mencapai 6,3% pada kelompok usia 55-64 tahun, sedangkan pada kelompok usia 65-

75 sebesar 6,0% dan untuk kelompok usia diatas 75 tahun sebesar 33% (Riskesdas,

2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Tengah (Dinkes Jateng) tahun 2019

menunjukan bahwa penyakit hipertensi masih mendominasi dari seluruh PTM yang

dilaporkan, yaitu sebesar 68,6% dan berdasarkan hasil pemeriksaan tekanan darah di

fasilitas kesehatan bahwa penyakit hipertensi mulai diderita oleh masyarakat yang

berusia >15 th tahun 2019 sebanyak 8.070.378 orang atau sebesar 30,4 persen dari

seluruh penduduk berusia >15 tahun. Dari jumlah perkiraan tadi sebanyak 2.999.412

orang atau 37,2% telah mendapatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan urutan kedua

terbanyak yaitu DM sebesar 13,4%. Dua penyakit tersebut masih menjadi priotitas

utama pengendalian PTM di Jawa Tengah (Dinkes Jateng, 2019).

Dalam meningkatkan upaya preventif kesehatan lansia di komunitas, neuman

mengemukakan konsep model yang berjudul ―Health care system‖, dimana konsep

model ini menggambarkan aktifitas perawatan yang berfokus untuk memperkuat

garis pertahanan diri. Upaya preventif hendaknya dapat berjalan secara efektif serta

efisien sehingga dapat menaikkan pelayanan kesehatan, maka dari itu tim tenaga

kesehatan khususnya perawat memiliki peran dan fungsi dalam melaksanakan

pelayanan kesehatan terhadap lansia, perawat berperan sebagai pendidik yang

hendaknya memberikan pelayanan langsung kepada lansia serta mampu memahami


2
proses penyakit yang terjadi pada lansia, mulai dari pengetahuan, faktor resiko, tanda

dan gejala serta pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan status kesehatan

lansia.

Berdasarkan Buku Pedoman Posbindu PTM, posbindu memiliki beberapa

program yang dilaksanakan oleh posbindu ialah mengukur tinggi badan dan lingkar

perut, pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, serta menimbang berat badan.

Program- program tersebut dilakukan sebagai bentuk pelayanan kesehatan

masyarakat guna mendeteksi dini adanya faktor resiko penyakit tidak menular

(Kemenkes, 2019).

Berdasarkan survey yang telah dilakukan kepada 150 KK di Desa Tambaksogra

didapatkan hasil bahwa 15 lansia menderita hipertensi, maka dari itu kami akan

melakukan salah satu upaya pengendalian hipertensi sehingga dapat menurunkan

angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi pada lansia di Desa Tambaksogra.

2. Data yang akan digali lebih lanjut

Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil MMD 1, data yang perlu dikaji lebih

lanjut adalah:

1) Bagaimana pengetahuan lansia mengenai hipertensi ?

2) Bagaimana peningkatan pengetahuan lansia mengenai pengendalian hipertensi ?

B. Rencana Keperawatan

1. Diagnosa keperawatan komunitas

Kesiapan peningkatan pengetahuan b.d menjelaskan pengetahuan tentang

suatu topik.

2. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan lansia mampu

memahami tentang Hipertensi

3
3. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit tentang hipertensi, diharapkan

lansia mampu :

a) Menjelaskan pengertian hipertensi

b) Menyebutkan penyebab hipertensi

c) Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

d) Menyebutkan pengendalian hipertensi


C. Rencana Kegiatan

1. Topik: Pengendalian Hipertensi

2. Metode: ceramah dan tanya jawab

3. Media: leaflet

4. Waktu dan tempat: Posyandu Lansia RT 02 RW 04 Desa Tambaksogra

5. Hari/tanggal: Senin, 22Mei 2023

6. Tempat: Desa Tambaksogra

7. Waktu: 09.00 WIB

8. Pengorganisasian

a) Pengorganisasian waktu:

- Fase orientasi: pembukaan dan perkenalan (5 menit)

- Fase kerja: penyampaian materi (15 menit)

- Fase terminasi: evaluasi dan tanya jawab, penutup (10 menit)

b) Pengorganisasian Anggota:

Nama Anggota Tugas

Alfinia Wina A Ketua dan Pemateri

Desy Eka P Sekertaris dan Seksi

Dokumentasi

Guruh Asmara K Seksi Pelaksana


4
D. Kriteria Hasil

1. Evaluasi Formatif

Pada evaluasi formatif terlebih dahulu membuat perencanaan baik alat dan

tempat, perencanan tersebut meliputi persiapan penyusunan SAP, leaflet, alat, tempat

dan peserta dapat berjalan sesuai rencana. Kegiatan ini berjalan dengan baik dari

awal hingga akhir sesuai dengan perencanaan, Lansia yang berada di Posyandu

Lansia RT 02/04 memiliki respon yang baik serta semangat untuk menghadiri acara

penyuluhan mengenai hipertensi dan penerapan senam hipertensi sebagai salah satu

contoh bentuk pengendalian hipertensi.

Kegiatan ini terbagi menjadi beberapa sesi yaitu, sebagai berikut:

a) Sesi Absensi, dilakukan oleh lansia yang didampingi oleh para kader yang

membantu.

b) Sesi Pembuka Acara serta Penyambutan, sesi ini dilakukan oleh Bidan dan Desa

dan Salah satu Perawat Puskesmas Sumbang 1

c) Sesi Inti, pada sesi ini dilakukan oleh pelaksana yang memberikan contoh serta

mengajarkan senam hipertensi, selanjutnya pemberian penyuluhan mengenai

hipertensi yang dilakukan oleh pemateri

d) Sesi Pemeriksan Tekanan Darah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelompok

Setelah semua sesi telah dilaksanakan, maka ketua kelompok akan menutup

acara serta membuat evaluasi hasil.

2. Evaluasi Somatif

5
Evaluasi somatif pada kegiatan ini, yaitu meliputi:

a. Lansia yang menghadiri kegiatan ini memiliki respon yang positif serta

antusiasme yang baik, hal ini dapat dilihat dari hasil dokumentasi bahwa lansia

mau dan mampu mengikuti seluruh rangkaian sesi pada kegiatan ini dari awal

sampai akhir

b. Setelah diberikannya penyuluhan mengenai hipertensi, lansia mampu memahami

serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri, selain itu lansia

mampu menjelaskan kembali terkait penyakit hipertensi, maka dari itu tujuan

kegiatan ini telah berhasil dlaksanakan.

c. Berdasarkan hasil evaluasi, didapatkan data bahwa sebanyak 54 lansia yang

menghadiri kegiatan ini dengan mayoritas klien yaitu lansia wanita berjumlah 46

orang dan lansia pria sebanyak 8 orang dengan rentang usia 45 – 90 tahun.

d. Berdasarkan hasil pemeriksaan, didapatkan data bahwa sejumlah 25 lansia

memiliki tekanan darah tinggi, setelah dilakukan wawancara didapatkan hasil

bahwa lansia yang memiliki tekanan darah tinggi yaitu lansia yang memiliki

Riwayat penyakiat hipertensi serta mayoritas mengonsumsi obat penurun

tekanan darah dan melakukan pemeriksaan rutin di fasilitas kesehatan terdekat

6
7

Anda mungkin juga menyukai