Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PERMASALAHAN RUMAH SEHAT

DI RW1 DAN RW II DUSUN KARANGWUNGU, KARANGDOWO,


KLATEN

Disusun untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Ners

stase Keperawatan Komunitas

PROGRAM STUDI PROVESI NERS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

2022
Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan salah satu hak manusia dan investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa, maka dari itu perlu diselenggarakan pembangunan
kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Tujuan dari pembangunan
kesehatan menuju Indonesia Sehat (2015-2025) adalah meningkatkan kemauan,
kesadaran dan kemampuan hidup bagi setiap manusia agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.

Salah satu indicator untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal adalah
dengan terwujudnya rumah sehat pada setiap masyarakat. Rumah merupakan
salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan
sarana pembinaan keluarga. Rumah harus sehat dan nyaman agar penghuninya
dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman tanpa resiko atau gangguan.
Rumah sehat adalah salah satu impian bagi semua orang. Rumah tidak hanya
sekedar sebagai tempat berlindung dari hujan dan terik matahari, tetapi juga
menjadi symbol status social dan teriknya matahri tetapi juga menjadi symbol
status social dan sumber inspirasi bagi pemilik.

Melihat dari pembahasan tersebut, kami selaku mahasiswa yang sedang


melaksanakan tugas Keperawatan Komunitas, Keluarga, Gerontik dan Bencana di
Desa Karangwungu RW 1 Dan RW 2 mendapatkan hasil, bahwasannya sebagian
rumah di Desa Karangwungu, terutama RT1 belum memenuhi syarat Rumah
sehat. Dilihat dari kriteria : sirkulasi udara yang baik, penerangan yang cukup, air
bersih terpenuhi, pembuangan air limbah dengan baik agar tidak menimbulkan
pencemaran, bagian-bagian seperti lantai dan dinding tidak lembab. Pengkajian
tentang rumah sehat pada keluarga di Desa Karangwungu dilakukan melalui
metode sampel sebanyak 78 Kepala Keluarga yang tersebar secara acak di 4 RT
yang ada didesa Karang Wungu (RT 1-4).

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwasannya yang membutuhkan perhatian


mengenai rumah sehat adalah sebagai berikut :
a. Data Obyektif :

Yang membutuhkan perhatian terbanyak ada di RT 1 dusun Karangwungu,


yaitu : RT 1 sebanyak 5 Kepala Keluarga, RT 2 sebanyak 2 Kepala
keluarga, RT 3 sebanyak 2 Kepala Keluarga. Dengan kriteria pencahayaan
kurang, kelembapan, kebersihan rumah masih kurang. Dengan kondisi
tersebut disepakati untuk lebih berfokus untuk mengupayakan program
Rumah Sehat di RT 1 desa Karangwungu.

b. Data Subyektif :

Data Pendukung Kegiatan

Naungan atau rumah adalah kebutuhan primer bagi manusia. Nauangan ini
berfungsi untuk melindungi manusia untuk beraktifitas agar terlindungi
dari pengaruh dari pengaruh negative lingkungan. Seiring dengan
berkembangnya peradaban. Kebutuhan akan naungan juga berkembang
bersamaan dengan kebutuhan akan ruang ideal untuk bertinggal. Ruang
itulah yang ideal disebut sebagai rumah.

Pengertian rumah menurut Badan Litbang Kesehatan adalah bangunan


yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan
keluarga. Terdefinisikan dengan jelas bahwa rumah tidak hanya sebagai
nauangan perlindungan dari cuaca, tetapi lebih dari itu. Didalam rumah
terjadi kegiatan pemenuhan kebutuhan hidup mendasar manusia dan
pertumbuhan anggota keluarga (Badan Litbang Kesehatan, 2001).

Dimasa krisis ekonomi yang terus berlanjut bagi keluarga bagi keluarga
pas-pasan tidak ada pilihan lain kecuali berhemat disegala hal. Namun
kebutuhan pokok akan pangan (rumah) yang layak huni terus bertambah.
Sementara anggaran dana untuk memiliki rumah ideal dengan harga tanah
terjangkau juga terbatas. Maka memilih rumahpun harus pandai.
Ada 2 faktor utama yang perlu diperhatikan dalam memilih rumah
tinggal , yakni lingkungan perumahan yang sehat dan desain rumah sehat
(Kompas, 2003).

Rumah sederhana adalah tempat tempat kediaman yang layak dihuni dan
harganya terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang.
Hal yang penting harus dipenuhiyaitu memiliki luas kavling ideal dalam
arti memenuhi kebutuhan minimum luas lahan untuk bangunan sehat baik
sebelum maupun setelah dikembangkan (Dinas perumahan DKI Jakarta,
2007).

Rencana Keperawatan

a. Diagnosis Keperawatan Keluarga Ketidakefektifan koping komunitas


dalam mengatasi permasalahan PHBS (Rumah Sehat) berhubungan
dengan ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketersediaan sumber di
komunitas desa Karangwungu khususnya di RT1 untuk meningkatkan
kesehatan.

b. Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka masyarakat


desa mampu menunjukkan koping yang efektif.

c. Tujuan Khusus Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas berupa


peningkatan rumah sehat pada RT1 desa Karangwungu khususnya melalui
program upaya Rumah sehat, diharapkan masyarakat mampu
menunjukkan perilaku yang efektif ditandai dengan:

1) Masyarakat mampu mengetahui tentang rumah sehat dan ciri-ciri


rumah sehat

2) Masyarakat mampu mengetahui tentang syarat rumah sehat

3) Masyarakat mampu mengetahui tentang aspek rumah sehat

4) Masyarakat mampu mengetahui tentang fungsi rumah


5) Masyarakat mampu dan mau melakukan perubahan lingkungan pada
rumah masing-masing

Rencana Kegiatan

a. Topik Peningkatan pengetahuan tentang rumah sehat

b. Metode Ceramah, diskusi

c. Media

1) Leaflet

d. Waktu dan Tempat Waktu :

Waktu : 09:30 WIB - selesai

Tempat : RT 1 Karangwungu, Karangdowo

e. Setting Tempat

f. Pengorganisasian

Pengorganisasian kegiatan ini dilakukan oleh penyuluh yaitu Heni


Cahyani, S. Kep. yang didampingi oleh fasilitator dan dokumenter.
Pengorganisasian yang dilakukan meliputi:

1) Persiapan mahasiswa, pemateri hendaknya menyiapkan referensi


materi dan alat yang dibutuhkan dalam terapi;

2) Persiapan klien, sebelum memulai proses pemateri hendaknya sudah


mencapai trust relationship; peserta telah menyatakan bersedia
mengikuti proses jalanya penyuluhan dan teridentifikasi bahwa
masyarakat memang membutuhkan informasi tentang rumah sehat

3) Persiapan lingkungan, diharapkan proses penyuluhan dapat dilakukan


di ruangan yang kondusif dan tenang
KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

1) mahasiswa melaksanakan pengkajian yang akurat dari berbagai sumber


sebagai data dasar sebelum memulai proses penyuluhan rumah sehat;

2) mahasiswa menganalisa masalah kesehatan yang dialami oleh


komunitas dengan mengumpulkan dan menyusun pengkajian berdasar
lembar angket;

3) mahasiswa menyiapkan bahan referensi dan materi untuk rumah sehat

4) mahasiswa mengkonsultasikan rencana tindakan terkait permasalahan


kesehatan maksimal dua hari sebelumnya kepada dosen pembimbing;

5) Masyarakat menyatakan bersedia mengikuti penyuluhan dan telah


melakukan kontrak waktu sebelum dilakukan pendidikan kesehatan;

6) mahasiswa mampu menyiapkan diri dalam bersikap empati, netral,


menghargai, caring, menjaga kerahasiaan peserta sebelum memulai
terapi. mahasiswa dan peserta telah terjalin mutual relationship dan
trust relationship;

7) tersedia ruangan yang tenang dan privacy keluarga terjaga.

b. Evaluasi Proses

1) Mahasiswa mampu menunjukkan sikap sebagai pemberi pendidikan


kesehatan, memberi kesempatan bertanya, reinforcement positif atas
kemampuan masyarakat serta caring saat proses berlansung.

2) Mahasiswa mampu melaksanakan penyuluhan sesuai rencana meliputi


beberapa sesi.

3) Audiens mengikuti penyuluhan sejak awal hingga selesai dalam


ruangan yang tenang dan kondusif.
4) Audiens memberikan respon terhadap penyuluhan yang telah
diberikan.

c. Evaluasi Hasil

1) Masyarakat mampu melakukan 80% dari keseluruhan tugasnya dengan


baik dan benar.

2) Penyuluhan tentang rumah sehat berjalan lancar, 90% dari tujuan


penyuluhan yaitu masyarakat mampu mengetahui tentang rumah sehat
dan ciri-ciri rumah sehat, masyarakat mampu mengetahui tentang
syarat rumah sehat, masyarakat mampu dan mau melakukan perubahan
lingkungan pada rumah masing-masing.

3) Audiens mampu menunjukkan sikap terbuka, mengidentifikasi diri,


dan membuat alternatif tindakan yang mendukung tercapainya perilaku
yang efektif.

4) Penyuluhan dilaksanakan dalam ruangan yang kondusif.


Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik/ Materi : Rumah Sehat

Sasaran : RT 1 Karangwungu

Hari/Tgl : 4, Agustus 2022

Waktu : 09:30 WIB - selesai

Tempat : RT 1 Karangwungu, Karangdowo

A. TUJUAN:

1. Tujuan Instruksional Umum :

Audiens dapat memahami Rumah Sehat.

2. Tujuan Instruksional Khusus :

Setelah proses penyuluhan, masyarakat dapat menjelaskan;

Pengertian Pengertian Rumah Sehat minimal 85 % dengan benar,

a. Aspek-aspek dalam rumah sehat minimal 85% dengan benar;

b. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat 85% dengan benar;

c. Fungsi Rumah 85% dengan benar;

B. Pokok Bahasan : Rumah Sehat.

C. Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Pengertian Rumah Sehat;

2. Aspek-aspek dalam rumah sehat;


3. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat;

4. Fungsi Rumah;

D. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Media dan


kegiatan Peserta alat
Penyuluhan

Pendahuluan 1. Memberi salam, Memperhatika Leaflet


(5 menit) memperkenalkan diri, n
dan membukan
penyuluhan.

2. Menjelaskan tentang
Memperhatika
TIU dan TIK.
n

Penyajian 3. Diskusi dengan Menjawab Leaflet


(20 menit) keluarga dan pertanyaan
penyampaian materi :

a. Kaji kemampuan Memperhatika


pengetahuan rumah n
sehat.

b. Jelaskan Pengertian
Rumah Sehat;
Memperhatika
c. Jelaskan Aspek-aspek
n
dalam rumah sehat;

d. Jelaskan Persyaratan
Memperhatika
Kesehatan Rumah
n
sehat
Memperhatika
e. Jelaskan Fungsi n
Rumah bagi keluarga;

Memperhatika
n

Penutup (5 4. Menutup pertemuan: Leaflet


menit) a. Kaji ulang Menjawab
kemampuan keluarga pertanyaan
tentang pengertian
rumah sehat, aspek-
aspek dalam rumah
sehat, persyaratan
rumah sehat, dan
fungsi rumah;

b. Memberikan komentar Memperhatika


terhadap jawaban n
keluarga;

c. Memberikan
kesempatan keluarga
Memberi
untuk bertanya;
sumbang saran
d. Menyimpulkan materi
keseluruhan bersama
keluarga; Memperhatika
n
e. Membagikan leaflet

Menerima
f. Menutup pertemuan dengan baik
dan memberi salam. Memperhatika
n dan
menjawab
salam

E. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi

F. Evaluasi :

1. Apa yang dimaksud dengan rumah sehat?

2. Apa saja cirri-ciri rumah sehat?

G. Lampiran :

1. Materi (terlampir)

2. Media yang digunakan (Leaflet)

F. Referensi : Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes


SK/VII/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan Lingkungan Serta


Penggunaan Kartu Rumah, 1995.
MATERI

Materi Penyuluhan Rumah Sehat

A. Pengertian Rumah Sehat

Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi
kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas
lelah setelah bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang
penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan keluarga sehat dan
sejahtera. Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud Rumah
mewah dan besar namun Rumah yang sederhana dapat juga menjadi Rumah
yang sehat dan layak dihuni. Rumah sehat adalah kondisi fisik, kimia, biologi
didalam Rumah dan perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau
masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani
serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang
dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut
melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan
berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,
penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan sekitarnya.

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat


kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat
ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah
adalah usaha Kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada
pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya
untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat Kesehatan
manusia. Rumah juga merupakan salah satu bangunan tempat tinggal
yang harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat bekerja dengan produktif.

B. Aspek-aspek dalam rumah sehat

1) Untuk menciptakan Rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap


beberapa aspek yang sangat berpengaruh, antara lain:

a. Sirkulasi udara yang baik.

b. Penerangan yang cukup.

c. Air bersih terpenuhi.


2) Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak
menimbulkan pencemaran.
3) Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta
tidak terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor
maupun udara kotor.

C. Persyaratan Kesehatan Rumah sehat


Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1)Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat
yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain sebagai
berikut :
 Debu Total tidak lebih dari 150 µg m3
 Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m3/4jam
 Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme patogen.
2)Komponen dan penataan ruang Rumah
Komponen Rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis
sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
 Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan
sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi udara
 Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air
dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan
d. Bumbung Rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih
harus dilengkapi dengan penangkal petir
e. Ruang di dalam Rumah harus ditata agar berfungsi sebagai
ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, ruang tidur,
ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan
asap.
3)Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat
menerangi seluruh bagian ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan
tidak menyilaukan.
4)Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam Rumah tidak melebihi ketentuan sebagai
berikut :
a. Suhu udara nyaman berkisar antara l8°C sampai 30°C
b. Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c. Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d. Pertukaran udara
e. Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
f. Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3
5) Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal
10% dari luas lantai.

6) Binatang penular penyakit


Tidak ada tikus bersarang di Rumah.
7) Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air
bersih dan air minum sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8) Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan
hygiene.
9) Limbah
a. Limbah cair berasal dari Rumah, tidak mencemari sumber
air, tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan
tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau,
tidak menyebabkan pencemaran terhadap permukaan tanah
dan air tanah.
10) Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari
dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5
tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang
pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/l992 bab
III pasal 5 ayat l yang berbunyi “Setiap warga negara mempunyai
hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki
Rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi, dan
teratur.Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh
lapisan masyarakat menempati Rumah yang sehat dan layak huni.

D. Fungsi Rumah
Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung
dari panas cuaca dan hujan, Rumah harus mempunyai fungsi sebagai
:
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial

E. Faktor-Faktor Rumah Sehat


Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun rumah
adalahsebagai berikut :
1. Faktor Lingkungan (Alam)
Lingkungan yang dimaksud termasuk lingkungan fisik, biologis, 
maupun sosial. Hal ini menyangkut kondisi lingkungan alam dan
sosial di sekitar rumah yang akan didirikan (Mubarak dan
Chayatin, 2009).
2. Tingkat Kemampuan Ekonomi Individu yang ingin membangun
suatu rumah tentunya akan mengukur tingkat kemampuan
ekonominya, terutama menyangkut kesiapan finansial. Hal-hal
yang perlu menjadi perhatian tiap-tiap individu
dalam masyarakat yang akan membangun rumah adalah
diperlukan pemeliharaan rumah tersebut sehingga dapat
dipergunakan dalam waktu yang cukup lama bahkan dapat
dinikmati oleh anak cucunya (Mubarak danChayatin, 2009).
3. Kemajuan Teknologi
Saat ini teknologi perumahan sudah begitu modern, namun
rumah yang modern belum tentu sesuai dengan selera individu di
masyarakat. Teknologi modern selain membutuhkan biaya dan
perawatan yang juga mahal juga diperlukan pengetahuan yang
cukup agar mengerti tentang teknologi tersebut. Teknologi yang
tinggi jika diterapkan di daerah tertentu belum tentu sesuai
(Mubarak dan Chayatin, 2009).
4. Kebijaksanaan (Peraturan) Pemerintah Menyangkut Tata Guna
Tanah.
Peraturan pemerintah terkait tata guna bangunan jika tidak dibuat
secara tegas dan jelas dapat menyebabkan gangguan ekosistem
seperti banjir, pemukiman kumuh, dan lain-lain (Mubarak dan
Chayatin, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, W., Kartikasari, D.A., Ratri, L.P. Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Sanitasi Rumah Di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta. Jurnal Kesehatan. Vol.
12. No. 1.Juni 2019.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 50 tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang
Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829 Menkes SK/VII/1999 Tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan
Ditjen P2MPLM, Petunjuk Tentang Perumahan dan
Lingkungan Serta Penggunaan Kartu Ramah, 1995.
Kompas. 2003. Memilih Rumah Sehat Lingkungan. Http//www.Kompas.com
Badan Litbang Kesehatan. 2001

Anda mungkin juga menyukai