Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

OLEH :

Andi Tenri Angka

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

PRODI DIII KEBIDANAN SAMARINDA

TAHUN AJARAN 2022 / 2023


LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan

PHBS

Satuan Acara Penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat telah diperiksa, dievaluasi dan
disetujui oleh pembimbing ruangan dan pembimbing institusi

Samarinda , 15 Juli 2022

Mahasiswa,

Andi Tenri Angka

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Ruangan,

NIP. NIP.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

1. Pokok Bahasan : Asuhan Kebidanan


2. Sub Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
a. Sasaran : Warga RT 12
b. Hari/ tanggal : kami, 14 Juli 2022
c. Tempat : Rumah warga Rt 12
d. Pelaksana : Andi Tenri Angka

3. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah diberikan Penkes diharapkan Klien dan keluarga dapat memahami tentang
PHBS

4. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. Menjelaskan pengertian PHBS.
b. Menyebutkan tatanan PHBS.
c. Menjelaskan tentang sasaran dan manfaat PHBS di tatanan Rumah Tangga dan
Rumah Sakit.
d. Menjelaskan indikator PHBS di tatanan Rumah Tangga dan Rumah Sakit.
e. Mempraktikkan cara mencuci tangan yang benar.

5. Materi
 Pengertian PHBS.
 Tatanan PHBS
 Sasaran dan manfaat PHBS di tatanan rumah tangga dan RS
 Indikator PHBS di rumah tangga dan RS
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan yang benar.

6. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab
7. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik

8. Kegiatan Belajar

No Mahasiswi Bidan Klien dan Keluarga Waktu


Klien
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan Menjawab salam 5 menit
diri
2 Menjelaskan tujuan pengajaran dan Mendengarkan
tema pengajaran

3 Isi Mendengarkan 10 menit


Menjelaskan pengertian PHBS ,
Menyebutkan tatanan PHBS.
Menjelaskan tentang sasaran dan
manfaat PHBS di tatanan Rumah
Tangga dan Rumah Sakit. Menjelaskan
indikator PHBS di tatanan Rumah
Tangga dan Rumah Sakit.
Mempraktikkan cara mencuci tangan
yang benar
4 Memberikan kesempatan kepada klien Mengajukan 10 menit
dan keluarga klien untuk bertanya pertanyaan
tentang materi yang disampaikan
5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai Menjawab
evaluasi
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil Mendengarkan 10 menit
kegiatan pengajaran
7 Menutup pengajaran dan mengucapkan Menjawab salam
salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/ pendidikan kesehatan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
c. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali pengertian PHBS
2) Sebutkan beberapa tatanan PHBS
3) Sebutkan cara mencuci tangan yang benar
Lampiran Materi Penyuluhan

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. PENGERTIAN PHBS

Program Perilaku hidup Bersih dan Sehat (PHBS) telah diluncurkan sejak
tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, yang sekarang bernama
Pusat Promosi Kesehatan. Program ini dijalankan dengan kesadaran bahwa dampak
dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar, dengan demikian diperlukan
berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. (Dinas
Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2019)

Menurut UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera


dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus
merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar
untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk


memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat. (Dinas
Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan, 2016)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan
melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga
masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS melalui pendekatan
pimpinan (Advocacy), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat
(Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. (Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2019)

PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua yang ada di dalamnya
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah wujud keberdayaan


masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5
program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat /
Asuransi Kesehatan / JPKM. (Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan, 2016)

B. TATANAN PHBS

1. PHBS di Rumah Tangga

Perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga merupakan
upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah
risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

Sasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu :

 Pasangan Usia Subur


 Ibu Hamil dan Menyusui
 Anak dan Remaja

 Usia lanjut
 Pengasuh Anak

Manfaat PHBS di Rumah Tangga, yaitu :

 Anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit


 Anak tumbuh sehat dan cerdas

 Produktivitas anggota keluarga meningkat

 Pengeluaran biaya dapat dialokasikan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan
modal usaha untuk peningkatan pendapatan

 Mampu mengupayakan lingkungan sehat

 Mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan

 Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

 Mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat seperti Posyandu,


JPKM, tabungan bersalin, arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulan desa.

 Peningkatan kinerja dan citra alokasi biaya penanganan masalah kesehatan dapat di
alihkan untuk pengembangan lingkungan sehat dan penyedian sarana kesehatan merat
bermutu dan dan terjangkau

 Menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pengembangan PHBS di rumah
tangga

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2016)

2. PHBS di Tempat Umum

Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh


pemerintah atau swasta, atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan
masyarakat, seperti sarana pariwisata, transportasi umum, sarana ibadah, sarana
olahraga, sarana perdagangan, dan sebagainya. Kondisi lingkungan yang buruk
dan perilaku yang tidak sehat di tempat-tempat umum dapat menimbulkan
berbagai penyakit. Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakitdan
melindungi diri dari ancaman penyakit setiap individu, kelompok dan masyarakat
tempat-tempat umum, diharapkan dapat melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).

PHBS di tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan


masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan
mampu untuk mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan
tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui penerapan PHBS di tempat umum
ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum akan terjaga
kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.

Tujuan PHBS di tempat-tempat umum :

 Meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di tempat-tempat umum.


 Meningkatnya tempat-tempat umum sehat, khususnya tempat perbelanjaan/pasar,
rumah makan, tempat ibadah dan angkutan-angkutan.

Manfaat PHBS di Tempat-tempat Umum :

Bagi Masyarakat:

 Masyarakat menjadi lebih sehat dan tidak mudah sakit.


 Masyarakat mampu mengupayakan lingungan sehat, serta mampu mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi

Bagi Tempat Umum:

 Lingkungan di sekitar tempat-tempat umum menjadi lebih bersih, indah dan sehat,
sehingga meningkatkan citra tempat umum.
 Meningkatkan pendapatkan bagi tempat-tempat umum sebagai akibat dari
meningkatnya kunjungan pengguna tempat-tempat umum.

Bagi Pemerintah Kabupaten/Kota :

 Peningkatan persentase tempat umum sehat menunjukkan kinerja dan citra


pemerintah kabupaten / kota yang baik.
 Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam
pembinaan PHBS di tempat-tempat umum.

Sasaran PHBS di Tempat-tempat Umum :

 Masyarakat pengunjung
 Pedagang dan Pembeli/konsumen
 Petugas kebersihan, keamanan pasar

 Pengelola (pramusaji)

 Jamaah

 Pemelihara/pengelola tempat ibadah

 Penumpang dan Awak angkutan umum

 Pengelola angkutan umum

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2016)

3. PHBS di Sekolah

PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta


didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat. PHBS di lingkungan sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring
munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah
Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan
Sekolah. (Edi Danureja, 2008)

Sasaran PHBS di sekolah adalah :

1. Sasaran primer : sasaran utama yang akan diubah perilakunya yaitu murid dan guru
yang bermasalah.

2. Sasaran sekunder: sasaran yang dapat mempengaruhi individu yang bermasalah


(Kepala sekolah, guru, orang tua, murid).
3. Sasaran tersier: sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dlm
menunjang pendanaan, kebijakan dan kegiatan untuk tercapainya PHBS.

Manfaat PHBS di sekolah adalah :

1. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman
penyakit

2. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi


belajar peserta didik.

3. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu


menarik minat orang tua (masyarakat).

4. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

5. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain. (Eva Yanti, 2010)

4. PHBS di Tempat Kerja

Perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja merupakan upaya


memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS serta
berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat. Penerapan PHBS di tempat
kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan mempertahankan kesehatan pekerja
agar tetap sehat dan produktif.

Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tempat Kerja :

 Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.


 Meningkatkan produktivitas kerja.
 Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
 Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
 Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
 Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masyarakat.

Manfaat PHBS di Tempat Kerja

Bagi Pekerja :

 Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.

 Produktivitas pekerja meningkat yang berdampak pada peningkatan penghasilan


pekerja dan ekonomi keluarga.

 Pengeluaran biaya rumah tangga hanya ditujukan untuk peningkatan taraf hidup
bukan untuk biaya pengobatan.

Bagi Masyarakat :

 Tetap mempunyai lingkungan yang sehat walaupun berada di sekitar tempat kerja.
 Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang diterapkan oleh tempat kerja
setempat.

Bagi Tempat Kerja :

 Meningkatnya produktivitas kerja pekerja yang berdampak positif terhadap


pencapaian target dan tujuan.

 Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan.

 Meningkatnya citra tempat kerja yang positif.

 Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota :

 Peningkatan Tempat Kerja Sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota yang baik.

 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dapat dialihkan untuk peningkatan


kesehatan bukan untuk menanggulangi masalah kesehatan.

 Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di
Rumah Tangga.

 Instansi Terkait :

 Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di Tempat Kerja.

 Dukungan buku panduan dan media promosi.


(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2016).

5. PHBS di Institusi Kesehatan

Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh


pemerintah/swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta.

Lalu lalang berkumpulnya orang sakit dan sehat di institusi kesehatan dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun
pengunjung. Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di institusi kesehatan,
penularan penyakit dari penderita yang dirawat di institusi kesehatan kepada penderita
lain atau petugas di institusi kesehatan ini disebut dengan Infeksi Nosokomial. Infeksi
Nosokomial dapat terjadi karena kurangnya kebersihan institusi kesehatan atau
kurang higienis, tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang
terampil. Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas
institusi kesehatan seperti ketersediaan air bersih, jamban, pengelolaan sampah dan
limbah, juga perilaku dari pasien, petugas kesehatan dan pengunjung seperti
membuang sampah dan meludah sembarangan.

PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,


masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan mampu mempraktikkan
hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi
kesehatan ber-PHBS.

Tujuan PHBS di Institusi Kesehatan :

 Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di institusi kesehatan.

 Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

 Menciptakan Institusi kesehatan yang sehat.


Sasaran PHBS di Institusi Kesehatan :

 Pasien.
 Keluarga Pasien.
 Pengunjung.

 Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.

 Karyawan di institusi kesehatan.

Manfaat PHBS di Institusi Kesehatan :

 Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :

 Memperoleh pelayanan kesehatan di institusi

 Kesehatan yang sehat

 Terhindar dari penularan penyakit

 Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan kesehatan pasien.

 Bagi Institusi Kesehatan :

 Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.

 Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat untuk memberikan
pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

 Bagi Pemerintah Daerah :

 Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra


Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik

 Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam


pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2016)


C. Indikator PHBS

1. Indikator PHBS di Rumah Tangga

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.


2. Memberi ASI ekslusif.
3. Menimbang bayi dan balita yang dilakukan mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
posyandu.
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah


8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

(Sudayasa, 2019).

2. Indikator PHBS di Tempat Umum

1. Menggunakan air bersih

2. Menggunakan jamban

3. Membuang sampah pada tempatnya

4. Tidak merokok

5. Tidak meludah sembarangan

6. Memberantas jentik nyamuk

7. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih

8. Menutup makanan dan minuman

(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2019).


3. Indikator PHBS di Tempat Kerja

1. Tidak merokok di tempat kerja

2. Membeli dan mengonsumsi makanan dari tempat kerja.

3. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar dan buang air kecil

5. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6. Menggunakan air bersih.

7. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8. Membuang sampah pada tempatnya.

9. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

(Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat, 2016).

4. Indikator PHBS di Institusi Kesehatan

 Menggunakan air bersih


 Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
 Menggunakan jamban
 Membuang sampah pada tempatnya
 Tidak merokok di Institusi Kesehatan
 Tidak meludah sembarangan
 Memberantas jentik nyamuk

(Dinas Kesehatan Prov. Lampung, 2019).

D. Cara Mencuci Tangan yang Benar

 Cuci Tangan
Adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting. Cuci tangan harus selalu
dilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, walaupun memakai sarung
tangan atau alat pelindung lainnya.

 Tujuan Cuci Tangan

1. Menekan pertumbuhan bakteri pada tangan


2. Menurunkan jumlah kuman yang tumbuh didalam sarung tangan

 Langkah-langkah mencuci tangan yang benar

Waktu yang tepat untuk mencuci tangan

1. sebelum makan
2. sebelum menyiapkan makanan
3. setelah memegang daging mentah
4. sebelum dan setelah menyentuh orang sakit
5. sesudah menggunakan kamar mandi
6. setelah batuk atau bersin atau membuang ingus
7. setelah mengganti popok atau pembalut
8. sebelum dan setelah mengobati luka
9. setelah membersihkan atau membuang sampah
10. setelah menyentuh hewan atau kotoran hewan

Daftar Pustaka

Dinas Kesehatan Prov. Jawa Tengah, 2019


Dinas Kesehatan Prov. Sulawesi Selatan 2016

Dinas Kesehatan Prov. Jawa Barat 2016

Dinas Kesehatan Prov. Lampung 2019

Sudayasa.,dan T. Nurtamin. (2016). Hubungan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Infeksi


Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Anda mungkin juga menyukai