Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi


Dosen Pengampu : Ns. Dilgu Meri, S.Kep, M. Kep

Oleh :

1. Aminnullah
2. Anjar Setiyaningrum
3. Heri Hari Sandi
4. Indra Susilawati
5. Miftahunnajib
6. Nikko Ambar Crismawan
7. Suhayri Sepriwandi
8. Umiatun
9. Utari Wijayanti
10. Yandi Asito

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL INSYIRAH


PROGRAM STUDI S1 KEPERWATAN
PEKANBARU
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur
organ atau sistem tubuh. Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular
seperti cacat fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan
metabolisme, dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah,
penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis,
kanker usus, depresi dan kecemasan.Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab
kematian terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan
masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin
meningkat merupakan beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus
dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang


mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan
metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya penelitian
epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan eksperimental

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Penyakit Tidak Menular?
2. Bagaimana Karakteristik Penyaki Tidak Menular?
3. Bagaimana Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular?
4. Bagaiamana Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular?
5. Apa Saja Penyakit - Penyakit Tidak Menular Yang Bersifat Kronis?
6. Apa Saja Faktor-Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular?
7. Bagaimana Riwayat alamiah penyakit tidak menular?
8. Bagaiaman Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Penyakit Tidak Menular
2. Untuk Mengetahui Karakteristik Penyaki Tidak Menular
3. Untuk Mengetahui Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
4. Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
5. Untuk Mengetahui Penyakit - Penyakit Tidak Menular Yang Bersifat Kronis
6. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
7. Untuk Mengetahui Riwayat alamiah penyakit tidak menular
8. Untuk Mengetahui Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Tidak Menular
Penyakit adalah jegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara
tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur
organ atau sistem tubuh.

Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik,
gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme, dan
kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah
tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan
kecemasan.

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.


Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam
waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda
dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang
kesehatan di Indonesia.

Dalam sambutannya Menkes menjelaskan, proporsi angka kematian akibat PTM


meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan 59,5% pada tahun
2007. Penyebab kematian tertinggi dari seluruh penyebab kematian adalah stroke (15,4%),
disusul hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronis. Kematian akibat PTM
terjadi di perkotaan dan perdesaan.

Menkes mengatakan, PTM dipicu berbagai faktor risiko antara lain merokok, diet yang
tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. Riskesdas 2007 melaporkan,
34,7% penduduk usia 15 tahun ke atas merokok setiap hari, 93,6% kurang konsumsi buah dan
sayur serta 48,2% kurang aktivitas fisik.

B. Karakteristik Penyaki Tidak Menular

Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent
(Non living agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan
lingkungan sekitar (source and vehicle of agent)

1. Agent
a. Agent dapat berupa (non living agent) :
1. Kimiawi
2. Fisik
3. Mekanik
4. Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa
mengetahui spesifikasi dari agent tersebut
d. d.Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-
beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas) Pathogenitas Agent : kemampuan /
kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Kemampuan menginvasi / memasuki jaringan
2. Kemampuan merusak jaringan : Reversible dan irreversible
3. Kemampuan menimbulkan reaksi hipersensitif
2. Reservoir
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll)
dimana agent dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak
berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan.

3. Relasi Agent – Host


a. Fase Kontak
Adanya kontak antara agent dengan host, tergantung :
1. Lamanya kontak
2. Dosis
3. Patogenitas
b. Fase Akumulasi pada jaringan
Apabila terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus
c. Fase Subklinis
Pada fase subklinis gejala/sympton dan tanda/sign belum muncul. Telah terjadi
kerusakan pada jaringan, tergantung pada :
1. Jaringan yang terkena
2. Kerusakan yang diakibatkannya (ringan, sedang dan berat)
3. Sifat kerusakan (reversiblle dan irreversible/ kronis, mati dan cacat)
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan
manifestasi (gejala dan tanda).
4. Karakteristik penyakit tidak menular :
a. Tidak ditularkan
b. Etiologi sering tidak jelas
c. Agent penyebab : non living agent
d. Durasi penyakit panjang (kronis)
e. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis.
5. Rute dari keterpaparan
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem
vaskuler.

C. Pendekatan Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang
mempengaruhi terjadinya PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan
metodologik, yaitu dengan melakukan berbagai penelitian. Sebagaimana umumnya
penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian observasional dan
eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM
merupakan penelitian observasional dengan jenis :

A. Penelitian Cross-Sectional
B. Penelitian Kasus Kontrol
C. Penelitian Kohort
D. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Prinsip upaya pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati tetap juga berlaku untuk
PTM.

4 Tingkat Pencegahan Penyakit Tidak Menular


1. Pencegahan primordial → dimaksudkan untuk memberikan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya
hidup dan faktor resiko lainnya. Upaya ini sangat komplek, tidak hanya merupakan
upaya dari kesehatan tapi multimitra.
2. Pencegahan tingkat pertama, meliputi :
a. Promosi kesmas, misal : kampanye kesadaran masyarakat, promosi kesehatan,
pendidikan kesmas.

b. Pencegahan khusus, misal : pencegahan ketrpaparan, pemberian kemoprevntif


3. Pencegahan tingkat kedua, meliputi :
a. Diagnosis dini, misal dengan melakukan screening
b. Pengobatan, kemoterapi atau tindakan bedah
4. Pencegahan tingkat ketiga, meliputi: Rehabilitasi, misal perawatan rumah jompo,
perawatan rumah sakit

Upaya pencegahan PTM ditujukan kepada faktor resiko yang telah diidentifikasi.
Screening PenyakitTidak Menular . Screening atau penyaringan adalah usaha untuk
mendeteksi/mencari penderita penyakit tertentu tanpa gejala dalam masyarakat atau kelompok
tertentu melalui suatu test/pemeriksaan, yang secara singkat dan sederhana dapat
memisahakan mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya didiagnosa dan
dilanjutkan dengan pengobatan. Screening ini sangat erat kaitannya dengan faktor resiko dari
PTM.

Sebagian besar penyakit tidak menular dapat dicegah bila kita menghindari 4 faktor
risiko (perilaku) yang utama yaitu:

1. Pemakaian tembakau (merokok).


2. Kurangnya aktivitas fisik. Konsumsi alkohol.
3. Diet yang tidak sehat.

Faktor-faktor risiko Penyakit Tidak Menular di atas merupakan faktor-faktor risiko


yang berhubungan dengan perilaku dan dapat dikontrol dari diri kita sendiri. Sebenarnya
masih ada faktor-faktor risiko lain bagi terjadinya penyakit tidak menular tetapi biasanya
faktor-faktor ini sulit dikontrol dari diri sendiri, seperti: faktor stress, kegemukan, dan
pencemaran lingkungan.

E. Penyakit - Penyakit Tidak Menular Yang Bersifat Kronis


1. Penyakit yang termasuk di dalam penyebab utama kematian, yaitu :
a. Ischaemic Heart Disease
b. Cancer
c. Cerebrovasculer Disease
d. Chronic Obstructive Pulmonary Disease
e. Cirrhosis
f. Diabetes Melitus
2. Penyakit yang termasuk dalam special – interest , banyak menyebabkan masalah
kesehatan tapi jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :
a. Osteoporosis
b. Penyakit Ginjal kronis
c. Mental retardasi
d. Epilepsi
e. Lupus Erithematosus
f. Collitis ulcerative
3. Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang akan datang, yaitu :
a. Defisiensi nutrisi
b. Alkoholisme
c. Ketagihan obat
d. Penyakit-penyakit mental
e. Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan.
F. Faktor-Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum
ditemukan secara keseluruhan,
a. Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)
b. Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya
merokok, dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
c. Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum
diketahui
d. Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak
menular yang bersifat kronis antara lain :
 Tembakau
 Alkohol
 Kolesterol

 Hipertensi
 Diet
 Obesitas
 Aktivitas
 Stress
 Pekerjaan
 Lingkungan masyarakat sekitar
 Life style
G. Riwayat alamiah penyakit tidak menular
1. Definisi Riwayat Alamiah Penyakit :
a. Perkembangan penyakit tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya
sehingga suatu penyakit berlangsung secara natural
b. Adanya respon dari host terhadap stimulus dari interaksi agent dan environment
2. Tahapan :
a. Prepathogenesis
1) Faktor-faktor : hereditas, ekonomi, sosial, lingkungan fisik, psikis
stimulus penyakit
2) Stimulus dapat terjadi sebelum terjadinya interaksi antara stimulus dan manusia
3) Interaksi awal antara faktor –faktor host, agent dan environment disebut periode
prepathogenesis
b. Pathogenesis

Mulai saat terjadinya kelainan /gangguan pada tubuh manusia akibat interaksi antara
stimulus penyakit dengan manusia sampai terjadinya : kesembuhan, kematian, kronik dan
cacat. Pada pembahasan diatas tidak dijelaskan tentang kondisi orang sebelum terinfeksi,
tetapi mempunyai resiko untuk terkena suatu penyakit. Untuk mengatasi kekurangan ini,
perjalanan penyakit dikembangkan menjadi :

a. Fase Suseptibilitas (Tahap Peka)


1) Pada fase ini penyakit belum berkembang, tapi mempunyai faktor resiko atau
predisposisi untuk terkena penyakit .\
2) Faktor resiko tersebut dapat berupa :
a) Genetika /etnik
b) Kondisi fisik, misalnya : kelelahan, kurang tidur dan kurang gizi.
c) Jenis kelamin
Wanita mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit Diabetes
mellitus dan reumatoid artritis dibandingkan dengan pria dan sebaliknya pria
mempunyai resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan hipertensi
dibandingkan wanita.
d) Umur
Bayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan lingkungan mempunyai
resiko yang tinggi terkena penyakit infeksi sedangkan pada usia lanjut
mempunyai resiko untuk terkena penyakit jantung dan kanker.
e) Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang kurang sehat seperti merokok mempunyai resiko untuk
terkena penyakit jantung dan karsinoma paru-paru.
f) Sosial ekonomi
Tingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko terkena penyakit
infeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi mempunyai resiko terkena
penyakit hipertensi, penyakit jantung koroner, gangguan kardiovaskuler dll,
karena pada dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai
kecenderungan untuk terjadinya perubahan pola konsumsi makanan dengan
kadar kolesterol tinggi.
3) Untuk menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas dapat berdiri sendiri atau
kombinasi beberapa faktor. Contoh :
Kadar kolesterol meningkat akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung
koroner. Kelelahan, alkoholik merupakan kondisi yang suseptibel untuk terjadinya
Hepatitis,
b. Fase Subklinis
1) Disebut juga fase Presimptomatik
2) Pada tahap ini penyakit belum bermanifestasi dengan nyata (sign dan symptom
masih negatif) , tapi telah terjadi perubahan-perubahan dalam jaringan tubuh
(Struktur ataupun fungsi)
3) Kondisi seperti diatas dikatakan dalam kondisi “Below The Level of clinical
horizon”
4) Fase ini mempunyai ciri-ciri :
Perubahan akibat infeksi atau pemaparan oleh agen penyebab penyakit masih
belum nampak
5) Pada penyakit infeksi terjadi perkembangbiakan mikroorganisme patogen
sedangkan pada penyakit non – infeksi merupakan periode terjadinya perubahan
anatomi dan histologi, misalnya terjadinya ateroskelotik pada pembuluh darah
koroner yang mengakibatkan penyempitan pembuluh darah.
c. Fase Klinis
1) Pada fase ini perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan tubuh telah cukup
untuk memunculkan gejala-gejala (symptom) dan tanda-tanda (signs) penyakit.
2) Fase ini dibagi menjadi fase akut dan kronis.
d. Fase Konvalescen
1) Akhir dari fase klinis dapat berupa : Fase Konvalescen (Penyembuhan)
Meninggal dunia
2) Fase konvalescen dapat berkembang menjadi : Sembuh total Sembuh dengan
cacat (Disabilitas atau sekuele) Penyakit menjadi kronis
3) Disabilitas (Kecacatan/ketidakmampuan) Terjadi penurunan fungsi sebagian
atauv keseluruhan dari struktur/organ tubuh tertentu sehingga menurunkan fungsi
aktivitas seseorang secara keseluruhan Dapat bersifat : sementara (akut), kronis
dan menetap
4) Sekuele
Lebih cenderung kepada adanya defect/cacatv pada struktur jaringan sehingga
menurunkan fungsi jaringan dan tidak sampai menggangu aktivitas seseorang.

B. Strategi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular


Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka tindakan preventif terhadap
penyakit secara garis besar dapat dikategorikan menjadi :

1. Pencegahan tingkat dasar (Primordial Preventif)


2. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
3. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
4. Pencegahan tingkat ketiga (Rehabilitasi)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat
fisik, gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolisme,
dan kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit
tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker
usus, depresi dan kecemasan.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan
dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan
beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
Riwayat alamiah penyakit
1. Pencegahan tingkat dasar (Primordial Preventif)
2. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
3. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
4. Pencegahan tingkat ketiga (Rehabilitasi)
B. SARAN
Setelah memahami tentang epidemiologi penyakit tidak menular diharapkan kita
mampu menerapkan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari – hari. Sehingga kita dapat
menyembuhkan penyakit tidak menular atau bahkan mencegahnya.

Anda mungkin juga menyukai