Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS


KASUS INTRANATAL

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktik klinik keperawatan

Dosen Pengampu Heny Prasetyorini,M.Kep,Ns

Disusun Oleh :

Tingkah Enggaring Tyas (2005076)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG

2022
A. KONSEP TEORI
1. Definisi
Intra natal / proses persalinan yaitu apabila ada penipisan dan pembukaan pada
serviks dengan kumpulan kasus yang berakhir dengan pengeluaran janin yang
cukup bulan kurang bulan. Lalu diikuti dengan pengeluaran uri dan selaput janin
dari jalan lahir (vagina) atau jalan lain seperti caesar, bisa dibantu atau tanpa
bantuan (Kurniarum, 2018). Pengeluaran hasil kehamilan yang hidup dari dalam
uterus melalui serviks yang akan dilahirkan kedunia dengan kondisi kehamilan
yang berumur tiga puluh tujuh sampai empat puluh dua minggu. Yang diikuti oleh
adanya penipisan jalan lahir, dilatasi serviks, dan pengeluarkan janin melaluai
jalan lahir dan presentase belakang kepala tanpa menggunakan alat bantu atau
menggunakan bantuan seperti lahir spontan tanpa adanya masalah pada bayi dan
ibu (Indah et al., 2019).
Persalinan juga bisa dikatakan sebagai suatu tahap tahap dikeluarkannya hasil
kehamilan yaitu bayi dan plasenta yang hidup atau meninggal dari dalam rahim
yang dikeluarkan dari jalan lain atau jalan lahir (Diana et al., 2019a). Proses
persalinan dibedakan menjadi tiga yaitu persalinan spontan (kekuatan ibu),
persalinan buatan (dibantu dengan ahli medis seperti sectio caesar), persalinan
anjuran (persalinan yang terjadi setelah pemecahan ketuban) (Diana et al., 2019a).
Normalnya proses terjadinya persalinan adalah tiga puluh tujuh sampai empat
puluh minggu masa kehamilan. Dengan ditandai pengeluaran janin dan plasenta
yang berlangsung selama delapan belas jam tanpa adanya komplikasi yang terjadi
pada ibu dan janin dengan presentasi belakang kepala (Legawati, 2018)
2. Etiologi
1. Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan rangsangan Istilah yang berkaitan dengan umur
kehamilan dan berat janin yang dilahirkan:
a. Abortus
1) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
2) Hidup diluar kandungan
3) Umur hamil sebelum 28 minggu
4) Berat janin kurang dari 1000 gram
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang
dari 2.449 gram.
c. Persalinan Aterm
1) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
2) Berat janin diatas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
1) Persalinan melampaui umur 42 minggu
2) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
3. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin,
rotasi eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan
sehingga terjadi ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan
lahir akibatnya akan terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti
5-10 menit, kemudian akan berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area
plasenta, rahim bertambah kecil, dinding menebal yang menyebabkan plasenta
terlepas secara bertahap. Dari berbagai implantasi plasenta antara lain
mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir sebagai tempat invasi bakteri
secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko tinggi infeksi. Dengan
pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan mengalami
penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai. Proses
persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
a. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
b. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
d. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum
4. Pathways
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b) Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c) Pemeriksaan urin gula
d) Pemeriksaan darah
b. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
c. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling
jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
d. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama
6. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang wanita
mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau
bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang ada dibawah:
a. Lightening: Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor.
Pada presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat
itu, sesak nafas yang dirasakan oleh ibu opada trimester 3 berkurang, karena
kondisi ini akan menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru.
Sebaliknya ibu akan merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman
akibat tekanan panggul yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan
statis pada vena.
b. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi
servik menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
c. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan
spontan dalam 24 jam.
d. Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat
nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinan palsu sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak
nyeri, yang telah terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
e. Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar
lendir serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan
penutup jalan lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan
blody show.
f. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa
minggu dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.
g. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini
7. Penatalaksanaan
Menurut Ramadanty (2019), penatalaksanan Sectio Caesarea adalah sebagai
berikut :
a. Kala I
a) Mengukur TTV
b) Auskultasi DJJ
c) Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
terendah dan kemajuan persalinan serta perineum
b. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
c. Kala III
a) Pengawasan terhadap perdarahan
b) Memperhatikan tanda plasenta lepas
d. Kala IV
a) Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b) Kontraksi rahim
c) Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
1) Identitas
Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi,
dan diagnosa medis.
2) Kala 1
a. Keluhan utama
Kaji alasan pasien mendatangi rumah sakit. adakah keluhan tentang
adanya tanda tanda gejala memasuki persalinan.
b. Pengkajian riwayat obsetrik
Kaji kembali hari perkiraan haid terakhir (HPHT), usia kehamilan,
taksir persalinan, penolong persalinan yang dulu, riwayat nifas yang
lalu, kondisi bayi saat lajir, pemberian asi dan kontrasepsi, masalah
setelah melahirkan.
c. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan umum pasien
b) Kaji tanda tanda inpartum misal adanya keluaran darah
bercampur lendir, kontraksi dengan intensitas dan frekuensi
meningkat yang dirasa sejak kapan, kapan keluar cairan dari
kemaluan dan bagaimana warnanya, berapakah jumlahnya,
jernih ataukah keruh
c) Kaji TFU meliputi leopold 1,2,3 dan 4.
d) Kaji kontraksi uterus dengan melakukan pemeriksaan dalam.
e) Auskultasi DJJ (detak jantung janin).
3) Kala 2
a. Periksa TTV dengan melihat jam berapa kala 2 lalu lakukan evaluasi
(dorongan meneran, vulva membuka, tekanan keanus, dan perinium
keluar)
b. Periksa kemajuan persalinan yang meliputi status selaput amnion,
warna air ketuban, penurunan presentasi kerongga panggul, kontraksi,
status portio dan pembukaan serviks.
c. Periksa detak janntung janin, gimana kondisi vesika urinaria penuh
atau kosong.
d. Respon sikap apakah ada cemas, kelelahan, nyeri, keinginan
mengedan.
e. Nilai APGAR bayi pada menit pertama saat bayi lahir.
4) Kala 3

a. Kaji kontraksi.
b. Kaji perilaku nyeri.
c. Kaji tanda tanda vital.
d. Tingkat kelelahan.
e. Keinginan untuk bonding attachment.
f. Inisiasi menyusu dini (IMD).
g. Kaji waktu pengeluaran plasenta.
h. Kondisi selaput amnion.
i. Kotiledon sudah lengkap atau belum.
5) Kala 4
Dikaji selama dua jam sekali setelah keluarnya plasenta, monitoring ibu setiap
15 menit sekali di jam pertama, 30 menit dijam kedua dengan indikasi tekanan
darah, kontraksi, nadi, jumlah pendarahan pervagina, intake cairan dan kondisi
vesika urinaria
2. Diagnosa Keperawatan yang munkin muncul

a. Nyeri b.d agen cedera fisik (D.0077)


b. Ansietas b.d krisis situasional ( D. 0080)
c. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (D.0142)

3. Intervensi

No Tujuan dan Kriteria


Diagnosa Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1 Nyeri akut Setelah dikakukan tindakan Observasi:
a. Identifikasi lokasi,
berhubungan keperawatan 3 x 24 jam karakteristik,
frekuensi, intensitas
dengan agen diharapkan masalah nyeri
nyeri
pencedera akut menurun dengan kriteria b. Identifikasi skala
nyeri
fisiologis hasil: c. Identifikasi factor
penyebab nyeri
(D.0077). a. Keluhan nyeri menurun d. Monitor efek
(5) samping
b. Tampak meringis penggunaan
analgetik
menurun (5)
Terapeutik:
c. Sikap protektif menurun
(5) a. Berikan teknik
nonfarmakologis
(tarik nafas dalam,
kompre hangat atau
dingin)
b. Kontrak
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (suhu,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitas istirahat
dan tidur
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
pereda nyeri
c. Anjurkan monitor
nyeri secara
mandiri
d. Anjurkan teknik
nonfarkamkologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi:
a. Kolaborasi
pemberian analgetik
(jika perlu)
2. Ansietas Setelah melakukan tindakan Observasi :
berhungan keperawatan 3x24 jam a. Identifikasi saat ansietas
dengan krisis diharapkan kecemasan berubah
situasional berkurang dengan kriteria hasil : b. Identifikasi kemampuan
(D.0080) a. Verbalisasi kebingungan untuk mengambil
menurun. keputusan
b. Perilaku gelisah menurun. c. Monitor tanda tanda
c. Perilaku tegang menurun. ansietas
Teraupetik
a. Ciptakan suasana
teraupetik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
b. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan
c. Pahami situasi yang
membuat ansietas
dengarkan dengan penuh
perhatian
d. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
e. Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
f. Motivasu mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
g. Diskusi perencanaan
realitas tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi :
a. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
c. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama
d. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif
e. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
f. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
g. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
h. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat antlasietas, jika perlu
3. Resiko infeksi Setelah melakukan tindakan Observasi:
a. Monitor tanda dan
b.d keperawaran 3x24 jam gejala infeksi local
diharapkan resiko infeksi dan sistemik
ketidakadekuatan
Terapeutik:
pertahanan tubuh menurun dengan kriteria hasil : a. Batasi jumlah
pengunjung
primer ( D.0142) a. Demam menurun.
b. Cuci tangan sebelum
b. Kemerahan menurun. dan sesudah kontak
dengan pasien
c. Nyeri menurun. Edukasi:
a. Jelaskan tanda dan
d. Bengkak menurun.
gejala infeksi
b. Anjurkan mencuci
tangan secara benar
c. Ajarkan etika batuk
d. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi
e. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
f. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi
a. Kokaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Kurniarum, A. (2018). Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL


komprehensif (A. Sutisna (ed.); Suryana, A). Pusdik SDM Kesehatan.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Asuhan-Kebidanan-Persalinan-dan-BBL-
Komprehensif.pdf

Indah, Firdayanti, & Nadyah. (2019). Manajemen Asuhan kebidanan Intranatal pada
Ny N dengan Usia Kehamilan Preterm di RSUD Syekh Yusuf Gowa tanggal 01
Juli 2018. Jurnal Midwifery, 1(2), 68–78.
Diana, S., Mail, E., & Rufaida, Z. (2019a). Buku Ajar Asuhan Kebidanan
Persalinan Dan Bayi Baru Lahir (S. Dewi (ed.); F. D. Abdi). Cv Oase Group.
https://books.google.co.id/books?id=pQC5DwAAQBAJ&printsec=fro
ntcover&dq=asuhan+kebidanan+persalinan+dan+bayi+baru+lahir&hl=
jv&sa=X&ved=2ahUKEwiZ7efM34HvAhWTUn0KHdHKALgQ6AE
wAHoECAEQAg
Legawati. (2018). Asuhan Persalinan & bayi baru Lahir. wineka Media.
https://books.google.co.id/books?id=BTGIDwAAQBAJ&printsec=fro
ntcover&dq=asuhan+kebidanan+persalinan+dan+bayi+baru+lahir&hl=
jv&sa=X&ved=2ahUKEwiZ7efM34HvAhWTUn0KHdHKALgQ6AE
wAnoECAMQAg

Nugroho, Taufan. 2018. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika

Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai