Dosen Pembimbing :
Ns.Priharyanti Wulandari,M.Kep.,Sp.Kep.Mat
PRODI D3 KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah “Keperawatan Maternitas ” yang
membahas tentang “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ”.
Terima kasih kepada seluruh anggota kelompok, karena atas kerjasama yang dilakukan
sangat membantu dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil
diskusi kelompok kami. Pembahasan didalamnya kami dapatkan dari , browsing internet,
diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan “Gangguan Kebutuha
Aktivitas Akibat Patologis Sistem Persyarafan Polio”.
Kami sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman.
Penyusun
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
1. KONSEP DASAR.............................................................................................................5
A. DEFINISI................................................................................................................5
B. KLASIFIKASI.......................................................................................................5
C. ETIOLOGI.............................................................................................................6
D. PATOFISIOLOGI.................................................................................................6
E. PATHWAYS..........................................................................................................7
F. MANIFESTASI KLINIS.......................................................................................8
D. KOMPLIKASI.......................................................................................................8
E. PENATALAKSANAAN MEDIS..........................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................10
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................11
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................14
D. INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................15
E. IMPLEMENTASI KEPRAWATAN.................................................................19
F. EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................20
A. PENGKAJIAN.....................................................................................................21
B. PEMERIKSAAN FISIK......................................................................................32
C. ANALISIS DATA..............................................................................................106
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN......................................................................109
E. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................109
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................................115
G. EVALUASI.........................................................................................................133
PENUTUP.............................................................................................................................140
A. KESIMPULAN..................................................................................................140
B. SARAN................................................................................................................140
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................142
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN
1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013).
Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90mmHg atau lebih setelah
kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30
mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013).
Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang ditandai dengantekanan darah ≥140/90 mmHg
setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥300 mg/24jam (Nugroho, 2012).
B. KLASIFIKASI
1) Pre-eklampsia/ eklampsia,
Pre-eklampsia adalah sindrom pada kehamilan (>20 minggu), hipertensi (≥140/90 mmHg) dan
proteinuria (>0,3 g/hari). Terjadi pada 2-5% kehamilan dan angka kematian ibu 12-15% (Malha et
al., 2018).
Hipertensi kronis pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, terjadi sebelum
kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu kehamilan. Seringkali merupakan hipertensi
esensial / primer, dan didapatkan pada 3,6-9% kehamilan (Malha et al., 2018).
Hipertensi kronis pada kehamilan adalah hipertensi (≥ 140/90 mmHg) yang telah ada sebelum
kehamilan. Dapat juga didiagnosis sebelum minggu ke-20 kehamilan. Ataupun yang terdiagnosis
untuk pertama kalinya selama kehamilan dan berlanjut ke periode post-partum (Karthikeyan,
2015).
Hipertensi yang disertai pre-eklampsia biasanya muncul antara minggu 24-26 kehamilan berakibat
kelahiran preterm dan bayi lebih kecil dari normal (IUGR) (Khosravi et al., 2014).
Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia ada 2 (Roberts et al., 2013):
Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa
proteinuria. Angka kejadiannya sebesar 6%. Sebagian wanita (> 25%) berkembang menjadi pre-
eklampsia diagnosis hipertensi gestasional biasanya diketahui setelah melahirkan (Leslie and
Collins, 2016; Malha et al., 2018).
Hipertensi gestasional berat adalah kondisi peningkatan tekanan darah > 160/110 mmHg. Tekanan
darah baru menjadi normal pada post partum, biasanya dalam sepuluh hari. Pasien mungkin
mengalami sakit kepala, penglihatan kabur, dan sakit perut dan tes laboratorium abnormal,
termasuk jumlah trombosit rendah dan tes fungsi hati abnormal (Karthikeyan, 2015).
Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya proteinuria. Kelahiran
dapat berjalan normal walaupun tekanan darahnya tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi
merupakan indikasi terbentuknya hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan
dilakukan tindakan pencegahan (Roberts et al., 2013).
C. ETIOLOGI
a) Primigravida, primipaternitas
c) Umur
d) Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e) Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f) Obesitas
D. PATOFISIOLOGI
Hipertensi pada ibu hamil terjadi pada saat ibu hamil mengalami polan hidup tidak sehat
(makanan berlemak), dan bisa dikarenakan stress atau emosi.Saat ibu hamil mengalami hal tersebut,
akan merangsang pembuluh darah dan memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Kondisi tersebut sangat membahayakan untuk janin, otak, dan pembuluh darah. Pada janin, hal
tersebut akan menyebabkan aliran darah plasenta menurun, perfusi plasenta tidak adekuat, dan dapat
terjadi resiko cedera pada janin.
Kemudian pada otak, akan menyebabkan hipoksia yang memberikan rasa pusing atau nyeri pada ibu
hamil. Pada pembuluh darah akan mengalami ketegangan atau penyumbatan sehingga akan terjadi
ketidakefektifan perfusi jaringan.
E. PATHWAYS
F. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Purwaningsih W & Fatmawati S (2010), tanda gejala dari hipertensi pada kehamilan
adalah :
a. Hipertensi gestasional
1. Peningkatan tekanan darah secara menetap hingga ≥ 140 mmHg pada trimester tiga.
2. Tidak ada tanda gejala pre-eklampsia
b. Pre-eklampsia
c. Eklampsia
1. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg
2. Proteinuria 5 gr atau lbih dalam 24 jam
3. Oliguria (air kencing kurang dari 400 ml dalam 24 jam)
4. Edema
5. Kejang, konvulsi atau koma
D. KOMPLIKASI
a) Jangka pendek
Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke, kerusakan hati (HELL sindrom, gagal hati, disfungsi
ginjal, persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta.
Janin : kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, sindrom pernapasan,
kematian janin.
b) Jangka panjang
Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko kembali mengalami hipertensi pada
kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskular, penyakit ginjal dan
timbulnya kanker
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Hipertensi Ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala
klinis dengan tirah baring 2x2jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju
jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin. Pasien juga
dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan matamakin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam
suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), anti hipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi Kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap sertakultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto
thorax, EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih
dan Fatmawati (2010); Prawirohardjo (2013),
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Menurut Suarli & Bachtiar (2012) asuhan keperawatan adalah suatuproses keperawatan yang
merupakan metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial
dan spiritual yang optimal melalui tahapan pengkajian keperawatan, indentifikasi diagnosa
keperawatan, penentuan perencanaan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan serta
mengevaluasinya.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien padawaktu saat ini dan waktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respons klien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter & Perry, 2009).
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan dalam mengkaji harus
memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang di dapat dari klien (sumber data primer), data yang
di dapat dari orang lain (sumber data sekuder), cacatan kesehatan klien, imformasi atau laporan
laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat, atau anggota tim kesehatan
merupakan pengkajian dasar (Hidayat, 2014).
A. Anamnesa
1) Identitas umum ibu, seperti: nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri
epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah danekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.
3) Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20tahun atau di atas 35 tahun
4) Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi padaibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia ibu
hamil. (Prawirohardjo, 2013).
B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akanmengalami kelemahan.
Tekanan Darah :
Pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140mmHg
dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemuksn nafas pendek, dan pada ibu
yangmengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafasyang berisik dan ngorok.
Suhu :
Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak ada gangguan
padasuhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
Berat Badan :
Biasanya akan terjadi peningkatan berat badanlebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu
atausebanyak 3 kg dalam 1 bulan
Kepala :
Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu
hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
Wajah :
Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
Mata :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva sub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
Hidung :
Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
Bibir :
Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
Mulut :
Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler padagusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisamengalami pembengkakan dan perdarahan
Leher :
Biasanya akan ditemukan pembesaran padakelenjer tiroid
Thorax :
a) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas pendek
b) Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada ibu yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan,khususnyapada ibu yang mengalami preeklampsia
berat akan terjadi dekompensasi jantung.
Payudara :
Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih keras, puting menonjol
dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
Abdomen :
Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan membentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada
ibu hamil dengan hipertensi biasanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan
akan terjadi anoreksia, mual dan muntah.
Pemeriksaan janin :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas :
Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada
ibu hami dengan preeklampsia (Mitayani, 2011).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih
untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan apa
yang dilakukan untuk membentu klien dalam memenuhi serta mengatasi masalah keperawatan
yang telah ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan adalah menentukan prioritas diagnose
keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan (Purba, 2019).
Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luaran keperawatan yaitu
Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
1) Metode Dokumentasi Manual/tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu maka Luaran
Keperawatan Ekspetasi dengan kriteria hasil :
a. Kriteria 1 (Hasil)
b. Kriteria 2 (Hasil)
c. Dan seterusnya.
2) Metode Dokumentasi Berbasi Komputer
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran
Keperawatan Ekspetasi dengan kriteri hasil :
a) Kriteria 1 (Skor)
b) Kriteria 2 (Skor)
c) Dan seterusnya.
Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan terdiri atas
Observasi, Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018)
E. IMPLEMENTASI KEPRAWATAN
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya (Nursalam 2008).
Hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan ada 3 yaitu :
1. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahn sesuai dengan standart yang telah
ditentukan
2. Tujuan tercapai sebagian jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah
ditetapkan
3. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada
kemajuan sama sekali serta timbul masalah baru ( asmadi,2008)
Perumusan evaluasi formatif meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah SOAP (asmadi,2008)
S (subjectif) data berupa keluhan klien
O (objectif) data hasil pemeriksaan
A (assasment/analisa data) pembandingan data dengan teori
P (planning) perencanaan
BAB II TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Hasil Anamnesa & Pengkajian Klien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018
DO : -
4 Riwayat Penyakit DS : Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang
Keluarga menderita penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit menular dan penyakit
kejiwaan.
DO : -
5 Riwayat Obstetri dan DS : Klien mengatakan menarch uisa 10 tahun dengan
Gynecology siklus haid 28 hari dan lama hari haid
DO : -
6 Riwayat ANC DS : Klien mengatakan pada saat hamil pernah
memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan tekanan
darah mencapai 180/120 MmHg.
DO : -
e Keamanan DS : Klien mengatakan pernah kontrol kehamilan
(ANC) di Puskesmas. Klien mengatakan untuk
perawatan diri klien mandi hanya dilap, tidak ada gosok
gigi,
Hematokrit : 41.5 %
Protein Urine +3
k Kolaborasi dengan dokter DS: -
DO:
Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV)
Dext 5% 500 cc
Self concept mode (konsep diri)
a Physical self DS : Klien mengatakan merasa sedih terpisah dengan
bayinya karea bayinya dirawat diruang perinatologi
sehingga klien tidak bisa menyusui bayi secara
langsung
DO : -
c Role percormance mode DS : Klien mengatakan pekerjaannya sebagai Ibu
(fungsi peran) rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pedagang
(wiraswasta dengan penghasilan kurang lebih
3.000.000/bulan, pasien merasa tercukupi dengan
penghasilan keluarganya. Pasien mengatakan keluarga
merasa senang dan bangga atas kelahrian anak
pertamanya.
DO : -
d Interdependence mode DS : Klien mengatakan Ini adalah kelahiran anak
(interdependensi) pertamanya dan klien tahu cara merawat bayi baru lahir
seperti cara memandikan. Membedong bayi,
menggendong bayi, tetapi pasien belum pernah
melakukannya sendiri. Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang ASI Eklusif dan cara perawatan
payudara serta tehnik pemberian ASI yang benar.
DO : -
Second level assesment
1 Stimulus fokal DS : Klien mengatakan ini adalah kelahiran anak
pertamanya, klien mengatakan merasa senang dan
bangga atas kelahiran anak pertamanya.
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan hasil pemeriksaan fisik pada pasien 1 ditemukan
tekanan darah sudah mengalami penurunan yaitu 150/100 MmHg dan pada pengkajian bayi pasien 1,
jenis kelamin bayi laki-laki, berat badan bayi rendah yaitu 1400 gram, apgar score 7/8.
Tabel 3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018
Pemeriksaan
Pasien 1
Penunjang
Laboratorium Pemeriksaan Darah
lengkap tanggal 07-06-
2018
1. Hemoglobin : 14.0 g/dl
2. Leukosit : 26.19
103/uL*
3. Eritrosit : 4.50
10 /uL
3
4. Hematokrit : 41.5
%
Protein Urine +3
Rontgen Tidak ada
EKG Tidak ada
USG Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Patologi Anatomi (PA)
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.3 setelah hasil pemeriksaan fisik selanjutnya dapat dijelaskan hasil dari
pemeriksaan penunjang pada pasien 1 pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07 Juni 2018 dengan
hasil leukocyt 26, 19 10/uL dan Protein Urine +3
Tabel 4
Hasil Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018
Pasien 1
Obat yang pasien peroleh :
- Methyl Dupa 3 x 250 Mg.
- Adalat Oros 1 x 500.
- Dexamethason 1 x 1 Amp (IV).
- Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV).
- RL Drip MgSO4 500 cc.
- Dext 5% 500 cc
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.4 selanjutnya dapat dijelaskan data penatalaksanan terapi pemberian obat pada
pasien 1 yaitu obat Anti hipertensi, antibiotik serta analgetik drip dalam cairan infus
Tabel 5
Hasil Data Fokus Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit dr.
Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018
Data Fokus
Pasien 1
DS :
a) Pasien mengatakan dirawat di ruang KB Rawatan RSUD Dr.
A.M Bukittinggi post operasi Sectio Caesaria dengan indikasi
PEB.
b) Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, kakinya
terasa berat dan sakit saat diangkat sehingga semua aktifitas
pasien dibantu keluarga dan perawat.
c) Pasien mengatakan kepalanya pusing, terasa mual mual dan
kakinya bengkak semenjak pasien hamil.
d) Pasien mengatakan sebelum hamil tidak pernah dirawat dengan
penyakit hipertensi.
e) Pasien mengatakan pernah memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas dengan Tekanan Darah mencapai 180/120 MmHg.
f) Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada luka bekas operasi,
nyeri seperti disayat-sayat dan hilang timbul serta makin
bertambah nyeri saat melakukan pergerakan atau aktifitas.
g) Pasien mengatakan kakinya terasa berat dan sakit saat diangkat,
sehingga semua aktifitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
h) Pasien mengatakan tidak pernah dirawat dengan penyakit paru-
paru, diabetes mellitus, jantung dan hipertensi.
i) Pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit menular, dan kejiwaan
j) Pasien mengatakan menarch usia 10 tahun 10 tahun dengan
siklus haid 28 hari dan lama hari haid selama 7 hari, pasien
mengganti pembalut dalam 24 jam sebanyak 3 kali. Pasien
mengatakan keluhan nyeri haid pada hari pertama haid.
k) Pasien mengatakan memberikan ASI dengan cara dipompa.
l) Pasien mengatakan sudah menikah.
m) Pasien mengatakan selama dirumah makan dalam sehari 3 kali
dengan porsi sedang, jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk dan
buah, pasien mengatakan alergi terhadap makanan seperti telur,
ayan, udang dan ikan laut.
n) Pasien mengatakan selama dirumah BAK 5 kali/hari, warna
kuning, bau pesing. Pasien mengatakan BAB 2 kali sehari,
konsistensi lembek, warna kuning, pasien tidak mengalami
konstipasi (Sembelit).
o) Pasien mengatakan pekerjaanya sebagai IRT.
p) Pasien mengatakan selama di rumah sakit waktu tidur tidak
menentu dan lama tidur 5-6 jam.
q) Pasien mengatakan kesulitan tidur saat ini, sering terbangun
karena nyeri post operasi.
r) Pasien mengatakan untuk perawatan diri pasien mandi hanya
dilap, tidak ada gosok gigi.
s) Pasien mengatakan minum air putih/hari kurang lebih 1500 cc.
t) Pasien mengatakan beagama islam dan rajin beribadah, pasien
selalu berdzikir dan berdoa agar bayinya selalu sehat.
u) Pasien mengatakan suaminya bekerja sebagai pedagang dengan
penghasilan 3.000.000/bulan, pasien merasa tercukupi dengan
penghasilan keluarganya.
v) Pasien mengatakan tahu cara merawat bayi baru lahir seperti
cara memandikan, membedong bayi, menggendong bayi, tetapi
pasien belum pernah melakukannya sendiri.
w) Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang ASI Eklusif dan
cara perawatan payudara serta tehnik pemberian ASI yang benar.
x) Pasien mengatakan ini adalah kelahiran anak pertamanya, pasien
merasa senang dan bangga atas kelahiran anak pertamanya.
y) Pasien mengatakan merasa sedih terpisah dengan bayinya karena
bayi dirawat diruang perinatologi.
z) Pasien mengatakan tidak dapat melihat dan menyusui bayi secara
langsung.
DO:
Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan data fokus yang diambil pada pasien 1 sesuai dari hasil
pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan terapi.
B. PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pemeriksaan fisik pasien dengan preeklampsia di ruang rawat inap kebidanan rumah Sakit Dr
Achmad Mochtar Bukittinggi
3. Suhu 368° C
4. RR 20 x/menit
B. Pemeriksaan fisik head
to toe
1. kepala dan rambut Kepala normochepal, rambut pasien panjang
berwarna hitam tampak sedikit berminyak dan
berbau lepek tampak sedikit berketombe dan ada
teraba adanya benjolan lesi dan luka.
2. mata mata tampak simetris kiri dan kanan, sklera tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
pembengkakan tidak ada nyeri tekan mata bersih
pasien tanpa tidak menggunakan alat bantu
penglihatan dan ukuran pupil 2 mm/2mm.
3. Hidung dan Telinga Hidung tampak simetris tidak tampak adanya sekret
sinus dan polip, fungsi penciuman baik dan tidak
terpasang oksigen. telinga simetris kiri dan kanan
tidak ada serumen tidak ditemukan peradangan
fungsi pendengaran baik.
4. mulut dan faring bibir dan mukosa mulut tanpa kering tidak ada
peradangan pada mulut pasien tidak memakai gigi
palsu Gigi utuh tidak ada yang berlubang gigi pasien
tampak Kurang bersih dan berbau tidak ada
stomatitis tidak ada karies gigi fungsi pengecapan
normal.
5. leher dan abdomen leher tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
dan kelenjar tiroid fungsi menelan baik. bentuk
abdomen simetris warna kulit sekitar pusat berwarna
coklat terdapat striae gavidarum, terdapat luka
operasi sectio caesarian dengan jenis memanjang
horizontal tertutup perban dengan ukuran panjang 10
cm lebar 1-2 cm bising usus 12 x /menit. TFU dua
jari dibawah pusat.
6.. genetalia dan anus Terpasang dower kateter dengan produksi urine 500
cc dan pasien memakai pembalut, lochea rubra
produksi 50 cc warna merah kehitaman bau amis
konsistensi encer perineum utuh tidak ada jahitan
atau robekan.
7. Integument keadaan turgor kulit baik tidak ada lesi kulit tampak
berkeringat kaki tampak edema tidak ada nyeri tekan
warna kulit sawo matang.
A. kondisi umum
1. kesadaran baik
2. suhu 35,9 ° c
3. nadi dan RR 115 x/ menit dan 42 x/ menit
4. jenis kelamin laki-laki
5. berat badan 1400 gram
6. panjang badan 40 cm
7. lingkar kepala 28 cm
8. lingkar dada 27 cm
9. LILA 6 cm
10. Agar score 7/8
C. ANALISIS DATA
Masalah
No DATA Etiologi
Keperawatan
DO :
- Klien tampak
meringis.
- Terdapat luka post SC
horizontal dengan
panjang 10 cm, lebar 1-2
cm pada abdomen klien.
- TD : 150/100 mmHg S :
36,80C,
N : 96 kali / menit, RR :
20 kali / menit
Wbc : 26,19
(10’3/ul)
- Skala nyeri 4-5.
2 DS : Post Sectio Hambatan Mobilitas
- Klien mengatakan makin Caesarian Fisik
terasa nyeri pada saat
melakukan pergerakan
atau aktivitas.
- Klien mengatakan berat
menggangkat kakinya.
- Klien mengatakan semua
aktivitas di bantu oleh
perawat dan keluarga.
DO :
- Klien tampak lemah.
- Klien tampak susah
mengangkat
ekstermitasnya.
- Klien terpasang infus.
- Klien terpasang kateter.
- Aktivitas klien tampak di
bantu oleh perawat
dan keluarga.
3 DS: Trauma Jaringan Resiko Infeksi
- Klien mengatakan alergi
pada telur.
- Klien mengatakan takut
infeksi pada luka post SC.
- Klien mengatakan nyeri
pada luka bekas operasi.
- Klien mengatakan takut
untuk bergerak karena ada
bekas luka post SC di
bagian abdomen.
DO:
- Klien tampak
melindungi daerah jahitan.
- Klien tampak menahan
Sakit.
- Luka tampak di balut
dengan verban.
Setelah 6 jam sesudah
operasi klien tampak malas
untuk bergerak.
- Klien tampak tidak memakan
makanan yang di sediakan
oleh rumah sakit seperti
susu dan telur.
- TD: 150 /100 S :
36,8 C
N : 96 x/i RR :
20 x/i
Wbc : 26,19 (10’3/ul)
4. DS : Penurunan kardiak Gangguan perfusi
- Klien mengatakan output Sekunder jaringan serebral
sering merasa pusing. terhadap vasoplasma
- Klien mengatakan pembuluh darah.
sering merasa mual.
- Klien mengatakan
kakinya bengkak.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Klien tampak
meringis.
2. Terdapat luka
post SC horizontal
dengan panjang 10
cm pada abdomen
klien. 3. TD :
150/100 mmHg,
S : 36,80C, N: 96
x/menit, RR:20
x/menit, Wbc :
26,19 (10’3/ul)
Skala nyeri 4-5
Kamis, Hambatan Setelah dilakukan 2.1 Kaji 2.1 untuk
07/06/2018 mobilitas fisik tindakan keperawatan kemampuan mengetahui tingkat
berhubungan selama 3x24 jam dalam mobilisasi. an mobilitas pasien
dengan post sc diharapkan klien
DS : dapat meningkatkan 2.2 Latih pasien 2.2 untuk
dan melakukan dalam pemenuhan meningkatkan
1. Klien aktifitas sesuai kebutuhan ADL kekuatan ADL
mengatakan saat kemampuan tanpa secara mandiri pasien secara
bergerak luka post disertai dengan nyeri. sesuai mandiri
SC terasa sakit. dengan kriteria hasil : kemampuan.
2.3 untuk mamantau
2. Klien 1. Klien meningkat 2.3 Dampingi dan dan membantu
mengatakan berat dalam aktivitas fisik. bantu pasien saat mobilisasi pasien
menggangkat mobilisasi dan agar tidak terjadi
kakinya. 2. Mengerti tujuan bantu penuhi cidera
dari peningkatan kebutuhan ADL.
3. Klien mobilitas. 2.4 untuk melatih
mengatakan semua 2.4 Ajarkan kekuatan otot
aktivitas di bantu 3. pasien bagaimana
oleh perawat. Memverbalisasikan merubah posisi
perasaan dalam dan berikan
meningkatkan bantuan jika
kekuatan dan diperlukan.
DO : - Klien kemampuan
tampak lemah. berpindah.
Klien tampak
susah mengangkat
ekstermitasnya
karena efek bius
aktivitas klien
sepenuhnya di
bantu oleh perawat
Kamis, Resiko infeksiSetelah dilakukan3.1 Pertahankan3.1 agar tidak terjadi
07/06/2018berhubungan tindakan keperawatan teknik Aseptik. infeksi
dengan trauma selama 3x24 jam di
jaaringan DS: harapkan pasien tidak 3.2 Cuci tangan 3.2 untuk menjaga
mengalami infeksi sebelum dan kebersihan dan tidak
1. Klien dengan kriteria hasil : sesudah terjadi infeksi
mengatakan alergi melakukan
pada telur. 1. Klien bebas dari tindakan. 3.3 untuk mencegah
tanda dan gejala infeksi bakteri
2. Klien infeksi. 3.3 Berikan terapi
mengatakan takut antibiotik. 3.4 3.4 agar kebutuhan
infeksi pada luka 2. Menunjukkan Tingkatkan intake nutrisi terpenuhi
post SC. kemampuan untuk nutrisi.
mencegah timbulnya 3.5 untuk mengetahi
3. Klien infeksi. 3.5 Monitor tanda ada tidaknya gejala
mengatakan takut dan gejala infeksi infeksi yang akan
untuk bergerak 3. Jumlah leukosit sistematik dan timbul
karena ada bekas dalam batas normal. lokal.
luka post SC di 3.6 untuk
bagian abdomen. 3.6 Dorong mengembalikan
pasien istirahat stamina
yang cukup.
3.7 agar nutrisi dan
DO: 3.7 Dorong vitamin terpenuhi
masukan cairan dengan baik
1. Klien tampak oral dan diet
melindungi daerah tinggi protein, 3.8 mempercepat
jahitan. vitamin C dan zat penyembuhan dan
besi. mencegah infeksi
2. Klien tampak
menahan sakit. 3.8 Anjurkan 3.9 agar luka tetap
klien untuk bersih dan tidak
3. Luka tampak di melakukan infeksi
balut dengan perawatan luka
verban. dan ganti verban.
5. Klien tampak
tidak memakan
makanan yang di
sediakan oleh
rumah sakit seperti
susu dan telur. 6.
TD: 150 /100
MmHg, S : 36,8 C,
N : 96 x/i, RR : 20
x/i, Wbc : 26,19
(10’3/ul)
Ganggaan perfusi Setelah dilakukan 4.1 Monitor TTV. 4.1 untuk memantau
jaringan serebral tindakan keperawatan TTV agar dalam
berhubungan selama 3x24 jam 4.2 Monitor batas normal
dengan penurunan diharapkan gangguan adanya diplopia
kardiak output perfusi jaringan pandangan kabur, 4.2 untuk
sekunder terhadap serebral teratasi nyeri kepala. mengetahui ada
vasoplasme dengan kriteria hasil : tidaknya diplopia
pembuluh darah 4.3 Monitor level pandangan kabur,
1. Tekanan systole kebingungan dan nyeri kepala
DS : dan dalam rentang orientasi.
yang diharapkan. 4.3 untuk
1. Klien 4.4 Catat mengetahui level
mengatakan sering 2. Tidak ada perubahan pasien kebingyngan dan
merasa pusing. ortostatik hipertensi. dalam merespon orientasi
stimulus.
2. Klien 3. Komunikasi jelas. 4.4 untuk
mengatakan sering 4.5 Monitor mendokumentasikan
merasa mual. 4. Menunjukkan status cairan. respon stimulus
konsentrasi dan pasien
3. Klien orientasi. 4.6 Tinggikan
mengatakan kepala 0-45° 4.5 untuk
kakinya bengkak. 5. Bebas dari tergantung pada mengetahui status
aktivitas kejang. kondisi pasien dan cairan pasien
order medis.
4.6 agar pasin lebih
DO : nyaman.
1. Klien tampak
lemas.
2. Kaki klien
tampak oedema.
3. Klien tampak
mual.
4. TD : 150/100
mmHg, S : 36,8°C,
N : 96 kali/ menit,
R R : 20 kali / men,
Wbc :
26,19(10’3/ul),
Protein urine (++)
Kamis, Menyusui tidak Setelah dilakukan 5.1 Tentukan 5.1 agar ibu mau
07/06/2018 efektif tindakan keperawatan keinginan dan menyusui bayinya
berhubungan selama 3x24 jam di motivasi ibu secara eksklusif
dengan pemisahan harapkan ibu untuk menyusui.
ruangan bayi menyusui bayi secara 5.2 berikan edukasi
dengan ruangan efektif dengan kriteria
ibu post partum hasil : 5.2 Berikan kepada pasien untuk
informasi tentang cara yg benar
DS : 1. Kementapan laktasi dan teknik memompa adi
pemberian ASI : memompa Asi
1. Klien Bayi : perlekatan bayi (secara manual 5.3 agar pasien tau
mengatakan belum yang sesuai pada dan atau pompa apa manfaat dan juga
menyusui bayinya. proses menghisap dari elektrik). kerugian pemberian
payudara ibu untuk asi ekskusif
2. Klien memperoleh nutrisi 5.3 Berikan
mengatakan selama 3 minggu informasi tentang 5.4 agar pasien tau
Asinya sedikit. pertama pemberian keuntungan dan warna dan bentuk
ASI. kerugian puting yang normal
3. Klien pemberian ASI. dan tidak normal
mengatakan Asi di 2. Kemantapan 5.4 Pantau
berikan dengan Pemberian ASI : integritas kulit 5.5 untuk
cara di pompa. IBU : kemantapan ibu putting ibu. memberikan edukasi
untuk membuat bayi pasien dalam
4. Klien melekat dengan tepat 5.5 Ajarkan melakukan prosedur
mengatakan dan menyusui dan pasien tentang menyusui dan
bayinya di rawat di payudara ibu untuk prosedur dan perawatan payudara
perinatologi memperoleh nutrisi teknik menyusui yang benar
selama 3 minggu yang benar, cara
pertama pemberian perawatan
ASI. payudara.
DO :
3. Pemeliharaan
1. Bayi di rawat di pemberian ASI :
rungan keberlangsungan
perinatologi. pemberian ASI untuk
menyediakan nutrisi
2. Payudara terasa bagi bayi/toddler.
lembek. 3. Asi di
berikan dengan 4. Penyapihan
cara di pompa. Pembenian ASI :
Diskontinuitas
4. Asi yang di progresif pemberian
keluarkantamp ak ASI.
sedikit.
5. Payudara saat di
tekan colostrum
(+).
Kamis, Defisit perawatan Setelah dilakukan 6.1 Monitor 6.1 untuk
07/06/2018 diri berhubungan tindakan keperawatan kemempuan klien mengetahui
dengan luka post selama 3x24 jam untuk perawatan kemampuan klien
SC ADLs klien dapat diri dalam perawatan
meningkat dengan mandiri
kriteria hasil : yang mandiri.
6.2 untuk
1. Klien terbebas dari 6.2 Monitor mengetahui
bau badan. kebutuhan klien kebutuhan alat alat
untuk alat-alat klien dalam
2. Menyatakan bantu untuk kebersihan diri,
kenyamanan terhadap kebersihan diri, berpakaian, berhias,
kemampuan untuk berpakaian, toileting, dan makan
melakukan ADLs. berhias, toileting
dan makan. 6.3 untuk membantu
3. Dapat melakukan pasien dalam
ADLS dengan 6.3 Sediakan melakukan selfcare
bantuan bantuan sampai
klien mampu 6.4 untuk
secara utuh untuk menumbuhkan
melakukan motivasi klien dalam
selfcare. melakukan aktifitas
sehari hari dengan
6.4 Dorong klien normal
untuk melakukan
aktivitas 6.5 untuk membantu
seharihari yang memenuhi personal
normal sesuai hygiene pasien
kemampuan yang
dimiliki. 6.6 untuk
mendorong pasien
6.5 Dorong untuk melakuan secara
melakukan secara mandiri tidak
mandiri, tapi beri tergantung pada
bantuan ketika orang lain. Berguna
klien tidak saat pasien sedang
mampu sendiri
melakukannya
6.6 Ajarkan
klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien tidak
mampu untuk
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.3 DS :
DO :
1.4 DS :
DO :
- Skala nyeri 5
- TD:150/100 mmHg,
S: 36,8 0C N: 96
kali/menit, R: 20 kali/menit.
1.5 DS :
DO :
1.6 DS :
2.2 DS :
DO :
2.3 DS :
DO :
- Semua aktifitas klien
tampak di bantu oleh
perawat.
2.4 DS :
DO :
3.2 DS :
DO :
3.3 DS :
DO :
- Wbc : 26.19
- Skala Nyeri 5
3.4 DS :
DO :
DO :
3.6 DS :
DO :
1.2 DS :
DO :
1.3 DS :
- pasien bersedia di ukur
TTV nya
DO :
- Skala nyeri 4
- TD : 140/90 MmHg, S :
36,8 C, N : 84 x/mnt, RR :
20 x/mnt.
1.4 DS :
- pasien mengatakan
merasa lebih baik saat
melakukan teknik
relaksasi
DO :
2.2 DS :
DO :
- Pasien dipindahkan ke
ruangan pada jam 11.30 wib
2.3 DS : - pasien
mengatakan sudah dapat
merubah posisi dengan
sedikit bantuan
DO :
DO :
3.2 DS :
DO :
- Pasien tampak
menghabiskan buburnya
saja.
3.3 DS :
DO :
3.4 DS :
DO :
3.5 DS :
DO :
DO :
1.2 DS : - pasien
mengatakan bisa tidur dan
istirahat cukup
DO :
1.3 Ds :
1.4 DS :
- pasien mengatakan
lebih rileks setelah
relaksasi
DO :
2.2 DS :
DO :
2.3 DS :
DO :
- Disekitar luka
tidak ada
kemerahan.
keluar cairan.
3.2 DS :
DO :
3.4 DS :
DO :
3.5 DS :
G. EVALUASI
09.30 nyeri
sudah mulai
berkurang
- Pasien mengatkan
keadaaanya sekarang
ini.
O;
- Skala Nyeri 3
- TD : 130/80 MmHg, S:
36,8, N: 84 x/mnt., RR
: 20x/mnt.
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi tehnik
relaksaasi (Nafas
Dalam).
- Pantau TTV
II S:
- Pasien mengatakan
suaminya.
- Pasien mengatakan
mandi sudah
dikamarnadi namun
keluarganya.
O:
suaminya.
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
Pertahankan tehnik
mobilisasi.
III S:
- Pasien mengatakan
jahitan mulai
berkurang.
O:
ada kemerahan.
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
- Ganti balutan
IV S:
- Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan
lagi.
- Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan
berkurang.
O:
- Pasien tampak
bersemangat
- TD : 130/80 MmHg
S : 36,8 C
N: 84 x /mnt
RR : 20 x /mnt.
A:
P:
Intervensi Dilanjutkan
- Pantau TTV
untuk menurunkan
mentimun, seledri,
daun alpukat.
V S:
- Pasien mengatakan
belum menyusui
bayinya.
- Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan
sebelumnya.
O:
- Pasien tampak
menyusui bayinya.
perinatologi.
A:
P:
Intervensi dilanjutkan
- Breascare
- Perawatan payudara
VI S:
di kamar mandi.
- Pasien mengatakan
- Pasien mengatakan
O:
suaminta.
dan rapi.
A:
Masalah Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
- Dornong keluarga
untuk memabntu
pasien melakukan
perawatn diri.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sesuai hasil literatur review kasus penerapan asuhan keperawatan pada klien dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Melakukan pengkajian review kasus asuhan keperawatan pada klien dengan
preklampsia. Klien menunujukan gejala dengan peningkatan tekanan darah
mencapai 180/100 MmHg pada saat masuk rumah sakit. Klien merupakan
primigravida dengan jarak kehamilan yang cukup jauh, merupakan faktor
resiko terhadap preklampsi.
2. Diagnosa keperawatan
Pada klien diagnosa keperawatan belum semua menggunakan standar
diagnosa keperawatan indonesia SDKI.
3. Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada klien tidak menggunakan SLKI dan SIKI.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi pada klien sesuai dengan kebutuhan klien dengan
preeklampsi dengan post section caesarian. Implementasi pada klien sudah
dilaksanakan semua sesuai dengan intervensi yang disusun selama 3 hari.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada klien sesuai dengan catatan perkembangan
dalam bentuk SOAP. Pada klien dari 3 diagnosa yang ditegakkan masalah
teratasi.
B. SARAN
1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman, serta wawasan peneliti sendiri dalam
melakukan penelitian ilmiah khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien preeklampsi. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan
pengkajian secara holistik terkait dengan yang dialami oleh klien agar asuhan
keperawatan dapat tercapai tepat sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
klien preeklampsi.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi bahan
informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Preeklampsia secara profesionl dan komperhensif.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang
keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus preeklampsi Secara komprehensif dan mengikuti perkembangan
literature – literatur keperawatan yang terbaru serta memacu pada peneliti
selanjutnya sehingga menjadi bahan pembanding dalam melakukan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Hasni,Yulia.2017.Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang.dari
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILAN_
pdf.pdf di akses pada 7 maret 2022 pukul 15:34
Efriani,Fitra yuli.2018. Asuhan Keperawatan Ny. P Dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2018 . Dari
http://repo.stikesperintis.ac.id/165/1/46%20FITRA%20YULI%20EFRIANI.pdf di akses pada
8 maret 2022 pukul 07:26