Anda di halaman 1dari 71

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing :

Ns.Priharyanti Wulandari,M.Kep.,Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


1. Anggi Rohmawati ( 2005005 ) 7. Nabila Intan Angellina ( 2005075 )
2. Alma Dhita Vebriana ( 2005065 )
8. Salsabila Syafa Kurnia ( 2005048 )
3. Desi Puji Astuti ( 2005012 )
9. Sefia Marta ( 2005049 )
4. Erlinda Putri Zahril ( 2005066 )
5. Luluk Ermawati ( 2005074 )
10. Tingkah Enggaring Tyas ( 2005076 )
11. Widyas Tutik ( 2005062 )
6. Mela Huliah ( 2005029 )
12. Yuanah Kumalasari ( 2005070 )

PRODI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


TAHUN 2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah “Keperawatan Maternitas ” yang
membahas tentang “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi ”.

Terima kasih kepada seluruh anggota kelompok, karena atas kerjasama yang dilakukan
sangat membantu dalam menyelesaikan tugas ini dengan baik. Makalah ini merupakan hasil
diskusi kelompok kami. Pembahasan didalamnya kami dapatkan dari , browsing internet,
diskusi anggota, dll. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan “Gangguan Kebutuha
Aktivitas Akibat Patologis Sistem Persyarafan Polio”.

Kami sadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman.

Semarang, 4 Maret 2022

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN....................................................................................5

1. KONSEP DASAR.............................................................................................................5

A. DEFINISI................................................................................................................5

B. KLASIFIKASI.......................................................................................................5

C. ETIOLOGI.............................................................................................................6

D. PATOFISIOLOGI.................................................................................................6

E. PATHWAYS..........................................................................................................7

F. MANIFESTASI KLINIS.......................................................................................8

D. KOMPLIKASI.......................................................................................................8

E. PENATALAKSANAAN MEDIS..........................................................................9

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG........................................................................10

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................11

A. PENGKAJIAN.....................................................................................................11

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN.........................................................................14

D. INTERVENSI KEPERAWATAN......................................................................15

E. IMPLEMENTASI KEPRAWATAN.................................................................19

F. EVALUASI KEPERAWATAN..........................................................................20

BAB II TINJAUAN KASUS.................................................................................................21

A. PENGKAJIAN.....................................................................................................21

B. PEMERIKSAAN FISIK......................................................................................32

C. ANALISIS DATA..............................................................................................106

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN......................................................................109
E. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................109

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.............................................................115

G. EVALUASI.........................................................................................................133

PENUTUP.............................................................................................................................140

A. KESIMPULAN..................................................................................................140

B. SARAN................................................................................................................140

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................142
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik diatas batas normal yaitu lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (WHO, 2013).

Hipertensi dalam kehamilan adalah adanya tekanan darah 140/90mmHg atau lebih setelah
kehamilan 20 minggu pada wanita yang sebelumnya normotensif, atau kenaikan tekanan sistolik 30
mmHg dan atau tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal (Indriani, 2013).

Hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi yang ditandai dengantekanan darah ≥140/90 mmHg
setelah umur kehamilan 20 minggu, disertai dengan proteinuria ≥300 mg/24jam (Nugroho, 2012).

B. KLASIFIKASI

(Alatas,Haidar.2019.) Hipertensi pada kehamilan dapat digolongkan menjadi 4:

1) Pre-eklampsia/ eklampsia,

Pre-eklampsia adalah sindrom pada kehamilan (>20 minggu), hipertensi (≥140/90 mmHg) dan
proteinuria (>0,3 g/hari). Terjadi pada 2-5% kehamilan dan angka kematian ibu 12-15% (Malha et
al., 2018).

2) Hipertensi kronis pada kehamilan,

Hipertensi kronis pada kehamilan apabila tekanan darahnya ≥140/90 mmHg, terjadi sebelum
kehamilan atau ditemukan sebelum 20 minggu kehamilan. Seringkali merupakan hipertensi
esensial / primer, dan didapatkan pada 3,6-9% kehamilan (Malha et al., 2018).

Hipertensi kronis pada kehamilan adalah hipertensi (≥ 140/90 mmHg) yang telah ada sebelum
kehamilan. Dapat juga didiagnosis sebelum minggu ke-20 kehamilan. Ataupun yang terdiagnosis
untuk pertama kalinya selama kehamilan dan berlanjut ke periode post-partum (Karthikeyan,
2015).

3) Hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan

Hipertensi yang disertai pre-eklampsia biasanya muncul antara minggu 24-26 kehamilan berakibat
kelahiran preterm dan bayi lebih kecil dari normal (IUGR) (Khosravi et al., 2014).
Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia ada 2 (Roberts et al., 2013):

1. Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia berat Peningkatan tekanan darah, adanya


proteinuria dengan adanya gangguan organ lain.
2. Hipertensi kronis disertai pre-eklampsia ringan Hanya ada peningkatan tekanan darah dan
adanya proteinuria.

4) Hipertensi gestational (Roberts et al., 2013; Malha et al., 2018).

Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa
proteinuria. Angka kejadiannya sebesar 6%. Sebagian wanita (> 25%) berkembang menjadi pre-
eklampsia diagnosis hipertensi gestasional biasanya diketahui setelah melahirkan (Leslie and
Collins, 2016; Malha et al., 2018).

Hipertensi gestasional berat adalah kondisi peningkatan tekanan darah > 160/110 mmHg. Tekanan
darah baru menjadi normal pada post partum, biasanya dalam sepuluh hari. Pasien mungkin
mengalami sakit kepala, penglihatan kabur, dan sakit perut dan tes laboratorium abnormal,
termasuk jumlah trombosit rendah dan tes fungsi hati abnormal (Karthikeyan, 2015).

Hipertensi gestasional terjadi setelah 20 minggu kehamilan tanpa adanya proteinuria. Kelahiran
dapat berjalan normal walaupun tekanan darahnya tinggi. Penyebabnya belum jelas, tetapi
merupakan indikasi terbentuknya hipertensi kronis di masa depan sehingga perlu diawasi dan
dilakukan tindakan pencegahan (Roberts et al., 2013).

C. ETIOLOGI

(Efriani,Fitra yuli.2018 dalam (Prawirohardjo (2013)), menjelaskan penyebab hipertensi dalam


kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :

a) Primigravida, primipaternitas

b) Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops


fetalis, bayi besar.

c) Umur
d) Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
e) Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f) Obesitas
D. PATOFISIOLOGI

Hipertensi pada ibu hamil terjadi pada saat ibu hamil mengalami polan hidup tidak sehat
(makanan berlemak), dan bisa dikarenakan stress atau emosi.Saat ibu hamil mengalami hal tersebut,
akan merangsang pembuluh darah dan memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Kondisi tersebut sangat membahayakan untuk janin, otak, dan pembuluh darah. Pada janin, hal
tersebut akan menyebabkan aliran darah plasenta menurun, perfusi plasenta tidak adekuat, dan dapat
terjadi resiko cedera pada janin.

Kemudian pada otak, akan menyebabkan hipoksia yang memberikan rasa pusing atau nyeri pada ibu
hamil. Pada pembuluh darah akan mengalami ketegangan atau penyumbatan sehingga akan terjadi
ketidakefektifan perfusi jaringan.

E. PATHWAYS
F. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Purwaningsih W & Fatmawati S (2010), tanda gejala dari hipertensi pada kehamilan
adalah :

a. Hipertensi gestasional

1. Peningkatan tekanan darah secara menetap hingga ≥ 140 mmHg pada trimester tiga.
2. Tidak ada tanda gejala pre-eklampsia

b. Pre-eklampsia

1. Usia kehamilan lebih dari 20 minggu


2. Proteinuria positif lebih 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam
3. Edema pada daerah wajah dan tangan
4. Kenaikan BB lebih 500 gr/minggu, 2000 gr/bulan

c. Eklampsia
1. Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg
2. Proteinuria 5 gr atau lbih dalam 24 jam
3. Oliguria (air kencing kurang dari 400 ml dalam 24 jam)
4. Edema
5. Kejang, konvulsi atau koma

D. KOMPLIKASI

Konsekuensi hipertensi pada kehamilan (Alatas,Haidar.2019 dalam (Mustafa et al., 2012;


Malha et al., 2018) ) :

a) Jangka pendek

Ibu : eklampsia, hemoragik, isemik stroke, kerusakan hati (HELL sindrom, gagal hati, disfungsi
ginjal, persalinan cesar, persalinan dini, dan abruptio plasenta.

Janin : kelahiran preterm, induksi kelahiran, gangguan pertumbuhan janin, sindrom pernapasan,
kematian janin.

b) Jangka panjang
Wanita yang mengalami hipertensi saat hamil memiliki risiko kembali mengalami hipertensi pada
kehamilan berikutnya, juga dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskular, penyakit ginjal dan
timbulnya kanker

E. PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Manuaba, dkk (2013) beberapa penatalaksanaan yangdapat dilakukan pada


pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

a. Hipertensi Ringan

Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk menurunkan gejala
klinis dengan tirah baring 2x2jam/hari dengan posisi miring. Untuk mengurangi darah ke vena
kava inferior, terjadi peningkatan darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju
jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi urin. Pasien juga
dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki bertambah berat (edema), kepala pusing,
gerakan janin terasa berkurang dan matamakin kabur.

b. Hipertensi Berat

Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam
suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang (anti kejang), anti hipertensi,
pemberian diuretik, pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.

c. Hipertensi Kronis

Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah sakit untuk evaluasi menyeluruh,
pemeriksaan laboratorium lengkap sertakultur, pemeriksaan kardiovaskuler pulmonal (foto
thorax, EKG, fungsi paru).

Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih
dan Fatmawati (2010); Prawirohardjo (2013),

Beberapa penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :

1. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup istirahat dantirah baring.


2. Hindari kafein, merokok, dan alkohol.
3. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu denganmengkonsumsi makanan yang
mengandung cukup protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan rendah lemak.
4. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu minimal 4 kali selama
masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan hipertensi dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan yang lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus
dilakukan pemeriksaan setiap 2minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga, dan
kemudianmenjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhanjanin dengan USG.
6. Pembatasan aktivitas fisik.
7. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak diharuskan, karena obat anti
hipertensi yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang
merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai tindakan
sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi
tekanan darah perifer, mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke
uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebro vaskular.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

(Hasni,Yulia.2017) dalam Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan penunjang


hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan adalah :

1. Pemeriksaan laboratorium

a) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah


1. Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal untuk wanita hamil adalah
12-14 gr%)
2. Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol%)
3. Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3
b) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan hipertensi tersebut mengalami proteinuria
atau tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak ditemukan protein dalam urin.
c) Pemeriksaan fungsi hati
1. Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
2. LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
3. Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
4. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N: 15-45 u/ml).
5. Serum glutamat oxaloacetic trasaminase (SGOT) meningkat (N: < 31 u/l).
6. Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
d) Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7 mg/ dl).
2. Radiologi
a) Ultrasonografi :
Bisa ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, pernapasan intrauterus lambat,
aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit
b) Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah
3. Data sosial ekonomi
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita dengan golongan
ekonomi rendah, karena mereka kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein
dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada dalam kondisi yang labil
dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan keadaan dirinya dan keadaan janin dalam
kandungannya, dia takut anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut
untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Menurut Suarli & Bachtiar (2012) asuhan keperawatan adalah suatuproses keperawatan yang
merupakan metode sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk memenuhi
kebutuhan klien dalam mencapai atau mempertahankan keadaan biologis, psikologis, sosial
dan spiritual yang optimal melalui tahapan pengkajian keperawatan, indentifikasi diagnosa
keperawatan, penentuan perencanaan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan serta
mengevaluasinya.

A. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional klien padawaktu saat ini dan waktu sebelumnya, serta
untuk menentukan pola respons klien saat ini dan waktu sebelumnya (Potter & Perry, 2009).

Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan dalam mengkaji harus
memperhatikan data dasar pasien. Informasi yang di dapat dari klien (sumber data primer), data yang
di dapat dari orang lain (sumber data sekuder), cacatan kesehatan klien, imformasi atau laporan
laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat, atau anggota tim kesehatan
merupakan pengkajian dasar (Hidayat, 2014).

A. Anamnesa

Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan meliputi :

1) Identitas umum ibu, seperti: nama, tempat tanggal lahir/umur, pendidikan, suku bangsa,
pekerjaan, agama, dan alamat rumah
2) Data Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang :

Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal, terasa sakit di ulu hati/ nyeri
epigastrium, bisa terjadi gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah danekstermitas, tengkuk terasa berat, dan
terjadi kenaikan berat badan 1 kg/ minggu.

b. Riwayat kesehatan Dahulu :

Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibumenderita penyakit hipertensi pada


kehamilan sebelumnya, kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan eklampsia
pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin
pernah menderitagagal ginjal kronis.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi dalam keluarga.

3) Riwayat Perkawinan

Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20tahun atau di atas 35 tahun

4) Riwayat Obstetri

Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi padaibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, danmolahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia ibu
hamil. (Prawirohardjo, 2013).

B. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akanmengalami kelemahan.
 Tekanan Darah :
Pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemukan tekanan darah darah sistol diatas 140mmHg
dan diastol diatas 90 mmHg.
 Nadi :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
 Nafas :
Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akanditemuksn nafas pendek, dan pada ibu
yangmengalami eklampsia akan terdengar bunyi nafasyang berisik dan ngorok.
 Suhu :
Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan biasanya tidak ada gangguan
padasuhunya, tetapi jika ibu hamil tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
 Berat Badan :
Biasanya akan terjadi peningkatan berat badanlebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil
yang mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu
atausebanyak 3 kg dalam 1 bulan
 Kepala :
Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang berketombe dan kurang bersih dan pada ibu
hamil dengan hipertensi akan mengalami sakit kepala.
 Wajah :
Biasanya pada ibu hamil yang mengalami preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
 Mata :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan konjungtiva sub anemis, dan bisa juga
ditemukan edema pada palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu penglihatan kabur.
 Hidung :
Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan gangguan
 Bibir :
Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
 Mulut :
Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler padagusi, menyebabkan kondisi gusi menjadi
hiperemik dan lunak, sehingga gusi bisamengalami pembengkakan dan perdarahan
 Leher :
Biasanya akan ditemukan pembesaran padakelenjer tiroid
 Thorax :

a) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan napas pendek
b) Jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada ibu yang
mengalami hipertensi dalam kehamilan,khususnyapada ibu yang mengalami preeklampsia
berat akan terjadi dekompensasi jantung.

 Payudara :
Biasanya akan ditemukan payudara membesar, lebih padat dan lebih keras, puting menonjol
dan areola menghitam dan membesar dari 3 cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan
pembuluh darah menjadi lebih terlihat.
 Abdomen :
Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus menonjol keluar, dan membentuk suatu area
berwarna gelap di dimding abdomen, serta akan ditemukan linea alba dan linea nigra. Pada
ibu hamil dengan hipertensi biasanya akan ditemukan nyeri pada daerah epigastrum, dan
akan terjadi anoreksia, mual dan muntah.
 Pemeriksaan janin :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
 Ekstermitas :
Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
 Sistem persarafan :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
 Genitourinaria :
Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada
ibu hami dengan preeklampsia (Mitayani, 2011).

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah Keperawatan atau Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis


mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan mengidentifikasi
respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan menurut teori adaptasi Roy diperoleh dari hasil
pengkajian yang sudah dilakukan mengikuti 4 mode adaptasi yaitu fisiologi, konsep diri, fungsi
peran dan interdependesi serta dihubungkan dengan stimulus yang berkaitan Hidayati (2014).
Sedangkan menurut Marliana & Hani (2018) dan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)
diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus preeklampsi sebagai berikut:
1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).
2) Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).
3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040).
4) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).
5) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).
6) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)
7) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan bayi
(D.0127).
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih
untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan langkah awal dalam menentukan apa
yang dilakukan untuk membentu klien dalam memenuhi serta mengatasi masalah keperawatan
yang telah ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan adalah menentukan prioritas diagnose
keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan merumuskan intervensi keperawatan (Purba, 2019).
Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luaran keperawatan yaitu
Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Tim
Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
1) Metode Dokumentasi Manual/tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu maka Luaran
Keperawatan Ekspetasi dengan kriteria hasil :
a. Kriteria 1 (Hasil)
b. Kriteria 2 (Hasil)
c. Dan seterusnya.
2) Metode Dokumentasi Berbasi Komputer
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran
Keperawatan Ekspetasi dengan kriteri hasil :
a) Kriteria 1 (Skor)
b) Kriteria 2 (Skor)
c) Dan seterusnya.
Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan terdiri atas
Observasi, Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018)

Pendekatan intervensi keperawatan menurut Roy direncanakan dengan tujuan merubah


stimulus fokal, kontekstual dan residual serta memperluas kemampuan koping klien pada tatanan
yang adaptif sehingga kemampuan adaptasi meningkat, Fokus aktifitas dalam intervensi
keperawatan ditujukan pada penyelesain etiologi dalam diagnosa kepeerawatn klien (Hidayati,
2014).
Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan Indonesia
(Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018).
1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan pertukaran gas meningkat
b. Kriteria hasil :
a) Pasien melaporkan keluhan sesak berkurang.
b) Tidak terdenga bunyi nafas tambahan.
c) Tanda – tanda vital dalam batas normal
c. Intervensi ( Dukungan Ventilasi ) :
a) Observasi
 Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas.
 Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan.
 Monitor status respirasi dan oksigenisasi.
d. Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan nafas.
 Berikan posisi semi fowler atau fowler.
 Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin.
 Berikan oksigenisasi sesuai kebutuhan.
e. Edukasi
 Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
 Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
2) Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan tingkat nyeri berkurang.
b. Kriteria hasil :
a) Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang
b) Keluhan nyeri meringis menurun
c) Pasien menunjukkan sikap protektif menurun.
d) Pasien tidak tampak gelisah.
c. Intervensi ( Manajemen Nyari ) :
a) Observasi
 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri.
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
b) Terapeutik
 Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
c) Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
 Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengutangi nyeri.
d) Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040).
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan eliminasi urine pasien membaik.
b. Kriteria Hasil
a) Pasien melaporkan sensasi berkemihnya meningkat.
b) Pasien melaporkan dapat berkemih dengan tuntas.
c) Tidak ada tandan – tanda distensi kadnung kemih.
c. Intervensi ( Manajemen Eliminasi Urine) :
a) Observasi
 Monitor eliminasi urine (Frekuensi, konsistensi, volume dan warna).
b) Terapeutik
 Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
 Ambil sampe urine tenga ( Midstream ).
c) Edukasi
 Identifikasi tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
 Ajarkan mengambil spesimen urine midstream.
4) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan tingkat infeksi menurun.
b. Kriteria Hasil
a) Tidak ada tandan –tanda infeksi ( Demam, Nyeri, Kemerahan dan Bengkak).
b) Kadar sel darah putih membaik.
c. Intervensi ( Pencegahan Infeksi)
a) Observasi
 Monitor tanda dan gejalan infeksi lokal dan sistemik.
c) Terapeutik
 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien.
 Pertahankan tehnik aseptik pada psien beresiko tinggi.
d) Edukasi
 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar.
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post operasi.
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi.
5) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).
a. Tujuan Umum : Setelah dilakuan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan status menyusui membaik.
b. Kriteria Hasil :
a) Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat.
b) Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat.
c) Pancaran ASI meningkat
d) Suplai ASI adekuat meningkat.
e) Pasien melaporkan payudara tidak bengkak
c. Intervensi ( Konseling Laktasi ) :
a) Observasi
 Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui.
 Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui.
 Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling menyusui.
b) Terapeutik
 Gunakan tehnik mendengar aktif.
 Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar.
c) Edukasi
 Ajarkan tehnik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu.
6) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan kemampuan untuk berperan dalm fungsi keluarga membaik.
b. Kriteria Hasil
a) Keluarga melaporkan dapat menigkatkan adaptasi terhadap situasi.
b) Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka di antara anggota keluarga
meningkat.
c. Intervensi ( Dukungan Koping Keluarga )
a) Observasi
 Identifikasi respons emosional terhadap kondisi pasien saat ini.
 Identifikasi beban prognosi secara psikologis.
 Identifikasi pemahaman tentang perawatan setelah pulang.
b) Terapeutik
 Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
 Terima nilai nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.
 Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan.
c) Edukasi
 Infomasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia.
7) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan bayi
(D.0127)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan kemampuan berinteraksi ibu dan bayi meningkat.
b. Kriteria Hasil
a) Pasien menunjukkan peningkatan verbalisasi perasaan positif terhadap bayi.
b) Pasien menunjukkan peningkatan perilaku mencium bayi, tersenyum pada bayi,
melakukan kontak mata dengan bayi, berbicara dengan bayi, berbicara kepada
bayi serta berespon dengan isyarat bayi.
c) Pasien menunjukkan peningkatan dalam menggendong bayinya untuk menyusui.
c. Intervensi ( Promosi Perlekatan ) :
a) Observasi
 Monitor kegiatan menyusui.
 Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan ASI.
 Identifikasi payudara ibu.
 Monitor perlekatan saat menyusui
b) Terapeutik
 Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.
c) Edukasi
 Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi.
 Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat menyentuh payudara
ibu.
 Ajarkan ibu agar bayi yang mendekati kearah payudara ibu dari bagian bawah.
 Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jarinya sepertu huruf “
C”.
 Anjurkan ibu untuk menyusui pada saat mulut bayi terbuka lebar sehingga
areola dapat masuk dengan sempurna.
 Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui.

E. IMPLEMENTASI KEPRAWATAN

Implementasi keperawatan menurut asmadi (2011) dibedakan berdasarkan kewenangan dan


tanggung jawab perawat secara profesional diantaranya :
1) Independen
Independen implementasi merupakan implementasi yang diprakarsai oleh perawat untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan
2) Interdependen
Interdependen implementasi adalah tindakan keperawatan atas dasar kerja sama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter
3) Dependen
Dependen implementasi adalah tindakan perawat atas dasar rujukan dari profesi lain seperti
ahli gizi, psikolog, dan sebagainya dalam hal pemberian nutrisi pada klien sesuai degan diit
yang telah dibuat oleh ahli gizi

F. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan
keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya (Nursalam 2008).
Hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan ada 3 yaitu :
1. Tujuan tercapai jika klien menunjukkan perubahn sesuai dengan standart yang telah
ditentukan
2. Tujuan tercapai sebagian jika klien menunjukkan perubahan pada sebagian kriteria yang telah
ditetapkan
3. Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan tidak ada
kemajuan sama sekali serta timbul masalah baru ( asmadi,2008)

Perumusan evaluasi formatif meliputi 4 komponen yang dikenal dengan istilah SOAP (asmadi,2008)
 S (subjectif) data berupa keluhan klien
 O (objectif) data hasil pemeriksaan
 A (assasment/analisa data) pembandingan data dengan teori
 P (planning) perencanaan
BAB II TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

Hasil Anamnesa & Pengkajian Klien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018

No Item Pengkajian Data Demografi


1 Nama Ny.E
2 Umur 22 tahun
3 Pendidikan SMP
4 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
5 Status Pernikahan Menikah
6 Pernikahan ke Data tidak tersedia
7 Lama Pernikahan Data tidak tersedia
8 Agama Islam
9 Suku Data tidak tersedia
10 Nomer Register 49xx.xx
11 Sumber Informasi Pasien
12 Tgl Pengkajian Kamis, 7 Juni 2018
Pengkajian Stimulus Umum
1 Alasan masuk RS DS : Klien mengatakan dirawat di ruang KB Rawatan
RSUD Dr. A.M Bukittinggi post operasi Sectio
Caesarian dengan indikasi PEB. Pada saat dilakukan
pengkajian klien mengatakan nyeri pada luka bekas
operasi, kakinya terasa berat dan sakit saat diangkat
sehingga semua aktifitas pasien dibantu keluarga dan
perawat. Klien mengatakan kepalanya terasa pusing,
sering merasa mual dan kakinya bengkak semenjak
klien hamil. Klien mengatakan bahwa sebelum hamil
pasien tidak pernah dirawat dengan hipertensi. Klien
mengatakan pernah memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas dengan tekanan darah mencapai 180/120
MmHg.

DO : Tanda – tanda vital TD : 150/100 MmHg, N : 96


x /mnt, S: 36,8 °C, RR : 20 x/mnt. Terdapat luka Post
SC Horizontal dengan panjang 10 cm lebar 1-2 cm
pada abdomen pasien. Klien tampak menahan sakit,
Klien tampak susah mengangkat ekstermitasnya karena
efek anastesi, kaki klien tampak edema.
2 Riwayat Penyakit DS : Klien mengatakan mengeluh nyeri pada luka
Sekarang bekas operasi, nyeri seperti disayat-sayat dan hilang
timbul serta makin bertambah nyeri saat melakukan
pergerakan atau aktifitas,

DO : Klien tampak meringis, skala nyeri 4-5.


3 Riwayat Penyakit yang DS : Klien mengatakan tidak pernah dirawat dengan
lalu penyakit paruparu, diabetes mellitus, jantung dan
hipertensi.

DO : -
4 Riwayat Penyakit DS : Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang
Keluarga menderita penyakit keturunan seperti hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit menular dan penyakit
kejiwaan.

DO : -
5 Riwayat Obstetri dan DS : Klien mengatakan menarch uisa 10 tahun dengan
Gynecology siklus haid 28 hari dan lama hari haid

selama 7 hari, klien mengganti pembalut dalam 24 jam


sebanyak 3 kali dengan keluhan nyeri pada hari
pertama haid.

DO : -
6 Riwayat ANC DS : Klien mengatakan pada saat hamil pernah
memeriksakan kehamilannya di puskesmas dan tekanan
darah mencapai 180/120 MmHg.

DO : Klien 1 kali kontrol kehamilan di Puskesmas.


7 Status Obstetric DS : Klien mengatakan memberikan ASI dengan cara
di pompa

DO : TFU 2 jari dibawah pusat , terdapat kontraksi


uterus dengan kondisi uterus baik dan keras.
Perdarahan 50 cc, lochea rubra. ASI yang dihasilkan
hanya sedikit.
8 Riwayat Persalinan yang DS : -
lalu
DO : Tidak ada data riwayat persalinan
9 Riwayat Perkawinan DS : Klien mengatakan sudah menikah

DO : Dari data hasil anamnesa, klien sudah menikah,


namun tidak ada data pernikahan klien yang keberapa
dan lamanya menikah.
10 Riwayat ginekologi DS : -

DO : Tidak ada data yang mendukung untuk riwayat


ginekologi klien
11 Riwayat KB DS : -

DO : Tidak ada data riwayat pemakaian KB.


First Level Assesment
Physiology-physical mode
a Oksigenasi DS : -

DO : Paru-paru simestris kanan-kiri, Ekspansi dinding


dada simetris, suara nafas vesikuler dan tidak ada suara
nafas tambahan, Pernafasan 20 x/mnt.
b Nutrisi DS : Klien mengatakan selama di rumah makan dalam
sehari 3 kali dengan porsi sedang, jenis makanan nasi,
sayur, lauk pauk dan buah. Klien mengatakan alergi
terhadap makanan seperti telur, ayam, udang dan ikan
laut.

DO : Klien tampak mual bising usus 12 x/menit.


mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, konjungtiva
tidak anemis. Klien hari pertama post SC, masih dalam
keadaan puasa.
c Eliminasi DS : Klien mengatakan selama dirumah BAK 5
kali/hari, warna kuning, bau pesing. Klien mengatakan
BAB 2 kali sehari, konsistensi lembek, warna kuning
tidak mengalami konstipasi (sembelit)

DO : Di Rumah Sakit BAK melalui Dower Cateter


dengan produksi 500 cc, BAB belum ada semenjak
habis melahirkan.
d Aktifits dan istirahat DS : Klien mengatakan pekerjaannya sebagai IRT,
pasien mengatakan selama di rumah sakit waktu tidur
tidak menentu dan lama tidur 5-6 jam. Klien
mengatakan kesulitan tidur saat ini, sering terbangun
karena nyeri operasi.

DO : -
e Keamanan DS : Klien mengatakan pernah kontrol kehamilan
(ANC) di Puskesmas. Klien mengatakan untuk
perawatan diri klien mandi hanya dilap, tidak ada gosok
gigi,

DO: Dari data rekam medis tidak ada riwayat ANC


pasien tertaur/tidak, tidak ada riwayat obat selama
kehamilan yang dikonsumsi. Badan pasien tampak
berkeringat, rambut tampak berminyak dan lepek.
f Sensori DS : Klien mengatakan mengeluh nyeri pada luka
bekas operasi.

DO : Klien tampak menahan sakit. Klien tampak tidak


memakai alat bantu penglihatan dan ukuran pupil 2
mm/2mm, fungsi penciuman baik, fungsi pengecapan
normal, fungsi pendengaran baik.
g Cairan dan elektrolit DS : Klien mengatakan minum air putih / hari kurang
lebih 1500 cc, pasien tidak memiliki kebiasaan minum
teh atau kopi.

DO : Klien terpasang infus RL 500 cc + drip MgSO4


40% 25 ml 20 tetes/menit pada tangan kanan dan Infus
RL 500cc + drip ketorolac 1 amp 30 mg 20 tetes/menit
di tangan kiri. Turgor kulit baik.
h Fungsi neurologis DS : -

DO : Kesadaran composmentis. Kecemasan ada, pasien


memikirkan bayinya yang lahir prematur sehingga
tidak bisa menyusui bayi secara langsung.
i Fungsi endokrin DS : -
DO : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
j Pemeriksaan penunjang DS : -

DO : Pemeriksaan Darah lengkap tanggal 07-06-2018

Hemoglobin : 14.0 g/dl

Leukosit : 26.19 103/uL

Eritrosit : 4.50 103/uL

Hematokrit : 41.5 %

Protein Urine +3
k Kolaborasi dengan dokter DS: -

DO:

Obat yang klien peroleh

Methyl Dupa 3 x 250 Mg

Adalat Oros 1 x 500 Mg

Dexamethason 1 x 1 Amp (IV)

Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV)

RL Drip MgSO4 500 cc

Dext 5% 500 cc
Self concept mode (konsep diri)
a Physical self DS : Klien mengatakan merasa sedih terpisah dengan
bayinya karea bayinya dirawat diruang perinatologi
sehingga klien tidak bisa menyusui bayi secara
langsung

DO : Berdasarkan pengkajian psikologis klien berada


pada proses adaptasi Taking In dimana klien berfokus
pada dirinya sendiri, ketidaknyaman, kurang tidur,
kelelahan, ketergantungan pada orang lain sehinggan
aktifitas dibantu oleh keluarga dan perawat.
b Personal self DS :. Pasien mengatakan beragama islam dan rajin
beribadah, pasien tidak melaksanakan sholat sepertia
biasa karena keadaanya saat sekarang ini. Pasien selalu
berdzikir dan berdoa agar bayinya selalu sehat.

DO : -
c Role percormance mode DS : Klien mengatakan pekerjaannya sebagai Ibu
(fungsi peran) rumah tangga dan suaminya bekerja sebagai pedagang
(wiraswasta dengan penghasilan kurang lebih
3.000.000/bulan, pasien merasa tercukupi dengan
penghasilan keluarganya. Pasien mengatakan keluarga
merasa senang dan bangga atas kelahrian anak
pertamanya.

DO : -
d Interdependence mode DS : Klien mengatakan Ini adalah kelahiran anak
(interdependensi) pertamanya dan klien tahu cara merawat bayi baru lahir
seperti cara memandikan. Membedong bayi,
menggendong bayi, tetapi pasien belum pernah
melakukannya sendiri. Klien mengatakan kurang
mengetahui tentang ASI Eklusif dan cara perawatan
payudara serta tehnik pemberian ASI yang benar.

DO : -
Second level assesment
1 Stimulus fokal DS : Klien mengatakan ini adalah kelahiran anak
pertamanya, klien mengatakan merasa senang dan
bangga atas kelahiran anak pertamanya.

DO : Dari data rekam medis usia pasien 22 tahun,


diagnosa medis G1P0A0.
2 Stimulus kontekstual DS : Klien mengatakan merasa sedih terpisah dengan
bayinya karena bayi dirawat diruang perinatologi.
Pasien mengatakan tidak dapat melihat dan menyusui
bayi secara langsung.

DO : Bayi prematur dengan berat badan bayi 1400


gram.
3 Stimulus residual DS : Klien mengatakan sebelum hamil tidak pernah
dirawat dengan penyakit hipertensi. Klien mengatakan
pada saat hamil pernah memeriksakan kehamilannya ke
Puskesmas dan tekanan darahnya mencapai 180/120
MmHg.

DO : Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi.


Pemeriksaan ANC selama kehamilan hanya 1 kali.

Hasil Pemeriksaan Fisik Pasien dengan Preeklampsia di Ruang

Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit

Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018

No Item Pengkajian Hasil Pengkajian


A. Kondisi Umum
1 TD 150/100 MmHg
2 Nadi 96 ×/menit
3 Suhu 36,8ºC
4 RR 20×/menit
5 GCS -
B. Pemeriksaan fisik head to toe
1 Kepala dan rambut Kepala Normochepal, rambut pasien panjang
berwarna hitam tampak sedikit berminyak dan
berbau lepek, tampak sedikit berketombe, tidak ada
terabab adanya benjolan, lesi dan luka.
2 Mata Mata tampak simetris kiri dan kanan, sklera tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, mata bersih,
pasien tampak tidak menggunakan alat bantu
penglihatan dan ukuran pupil 2mm/2mm.
3 Hidung Hidung tampak simetris, tidak tampak adanya secret,
sinus dan polip. Fungsi penciuman baik dan tidak
terpasang oksigen.
4 Telinga Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,
tidak ditemukan peradangan, fungsi pendengaran.
5 Mulut dan faring Bibir dan mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan pada mulut, pasien tidak memakai gigi
palsu, gigi utuh tidak ada yang berlubang, gigi
pasien

tampak kurang bersih dan berbau, tidak ada


stomatitis, tidak ada carries gigi, fungsi pengecapan
normal.
6 Leher Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan
kelenjar thyroid, fungsi menelan baik
7 Payudara dan ketiak Bentuk payudara simetris kiri dan kanan, belahan
payudsra tampak memerah dan mengelupas, warna
sekitar areola hitam kecoklatan (Hyperpigmentasi),
puting susu tampak meninjol, payudara terasa
lembek, produksi ASI yang Aerolla mammae
berwarna coklat, papilla mammae menonjol,
colostrum sudah keluar dan diberikan ke bayi
dihasilkan sedikit dan saat ditekan ada keluar
colostrum.
8 Abdomen Bentuk abdomen simteris, warna kulit disekitar
pusat berwarma coklat, terdapat striae gravidarum,
terdapat luka operasi Sectio Caesarian dengan jenis
memanjang horizontal tertutup perban dengan
ukuran panjang sekitar 10 cm, lebar 1-2 cm. Bising
usus 12 x/mnt. TFU 2 jari dibawah pusat
9 Genitalia dan anus Terpasang Dower Catheter dengan produksi urine
500 cc dan pasien memakai pembalut. Lochea Rubra
produksi 50 cc, warna merah kehitaman, bau amis,
konsistensi encer. Perineumn utuh tidak ada
jahitan/robekan.
10 Integument Keadaan turgor kulit baik, tidak ada lesi, kulit
tampak berkeringat, kaki tampak edema, tidak ada
nyeri tekan, warna kulit sawo matang.

Pengkajian pada Bayi

Pengkajian Bayi Bayi Pasien 1


1. Kesadaran Baik
2. Suhu 35,9° C
3. Nadi 115 x /menit
4. RR 42 x/menit
5. Jenis Kelamin Laki-laki
6. Berat Badan 1400 Gram
7. Panjang Badan 40 cm
8. Lingkar Kepala 28 cm
9. Lingkar Dada 27 cm
1 LILA 6 cm
0.
1 Apgar Score 7/8
1.

Sumber : (Putri, 2018), (Agustina, 2018

Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan hasil pemeriksaan fisik pada pasien 1 ditemukan
tekanan darah sudah mengalami penurunan yaitu 150/100 MmHg dan pada pengkajian bayi pasien 1,
jenis kelamin bayi laki-laki, berat badan bayi rendah yaitu 1400 gram, apgar score 7/8.
Tabel 3
Hasil Pemeriksaan Penunjang Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018
Pemeriksaan
Pasien 1
Penunjang
Laboratorium Pemeriksaan Darah
lengkap tanggal 07-06-
2018
1. Hemoglobin : 14.0 g/dl
2. Leukosit : 26.19
103/uL*
3. Eritrosit : 4.50
10 /uL
3

4. Hematokrit : 41.5
%
Protein Urine +3
Rontgen Tidak ada
EKG Tidak ada
USG Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Patologi Anatomi (PA)

Sumber : (Putri, 2018), (Agustina, 2018)

Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.3 setelah hasil pemeriksaan fisik selanjutnya dapat dijelaskan hasil dari
pemeriksaan penunjang pada pasien 1 pemeriksaan laboratorium pada tanggal 07 Juni 2018 dengan
hasil leukocyt 26, 19 10/uL dan Protein Urine +3

Tabel 4
Hasil Penatalaksanaan Terapi Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah
Sakit dr. Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018

Pasien 1
Obat yang pasien peroleh :
- Methyl Dupa 3 x 250 Mg.
- Adalat Oros 1 x 500.
- Dexamethason 1 x 1 Amp (IV).
- Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV).
- RL Drip MgSO4 500 cc.
- Dext 5% 500 cc

Sumber : (Putri, 2018), (Agustina, 2018)

Interprestasi Data :
Berdasarkan tabel 4.4 selanjutnya dapat dijelaskan data penatalaksanan terapi pemberian obat pada
pasien 1 yaitu obat Anti hipertensi, antibiotik serta analgetik drip dalam cairan infus
Tabel 5
Hasil Data Fokus Pasien dengan Preeklampsia di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit dr.
Achmad Mochtar Bukit Tinggi & Ruang Mawar RSUD Bangil tahun 2018

Data Fokus
Pasien 1
DS :
a) Pasien mengatakan dirawat di ruang KB Rawatan RSUD Dr.
A.M Bukittinggi post operasi Sectio Caesaria dengan indikasi
PEB.
b) Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi, kakinya
terasa berat dan sakit saat diangkat sehingga semua aktifitas
pasien dibantu keluarga dan perawat.
c) Pasien mengatakan kepalanya pusing, terasa mual mual dan
kakinya bengkak semenjak pasien hamil.
d) Pasien mengatakan sebelum hamil tidak pernah dirawat dengan
penyakit hipertensi.
e) Pasien mengatakan pernah memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas dengan Tekanan Darah mencapai 180/120 MmHg.
f) Pasien mengatakan mengeluh nyeri pada luka bekas operasi,
nyeri seperti disayat-sayat dan hilang timbul serta makin
bertambah nyeri saat melakukan pergerakan atau aktifitas.
g) Pasien mengatakan kakinya terasa berat dan sakit saat diangkat,
sehingga semua aktifitas pasien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
h) Pasien mengatakan tidak pernah dirawat dengan penyakit paru-
paru, diabetes mellitus, jantung dan hipertensi.
i) Pasien mengatakan keluarga pasien tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit menular, dan kejiwaan
j) Pasien mengatakan menarch usia 10 tahun 10 tahun dengan
siklus haid 28 hari dan lama hari haid selama 7 hari, pasien
mengganti pembalut dalam 24 jam sebanyak 3 kali. Pasien
mengatakan keluhan nyeri haid pada hari pertama haid.
k) Pasien mengatakan memberikan ASI dengan cara dipompa.
l) Pasien mengatakan sudah menikah.
m) Pasien mengatakan selama dirumah makan dalam sehari 3 kali
dengan porsi sedang, jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk dan
buah, pasien mengatakan alergi terhadap makanan seperti telur,
ayan, udang dan ikan laut.
n) Pasien mengatakan selama dirumah BAK 5 kali/hari, warna
kuning, bau pesing. Pasien mengatakan BAB 2 kali sehari,
konsistensi lembek, warna kuning, pasien tidak mengalami
konstipasi (Sembelit).
o) Pasien mengatakan pekerjaanya sebagai IRT.
p) Pasien mengatakan selama di rumah sakit waktu tidur tidak
menentu dan lama tidur 5-6 jam.
q) Pasien mengatakan kesulitan tidur saat ini, sering terbangun
karena nyeri post operasi.
r) Pasien mengatakan untuk perawatan diri pasien mandi hanya
dilap, tidak ada gosok gigi.
s) Pasien mengatakan minum air putih/hari kurang lebih 1500 cc.
t) Pasien mengatakan beagama islam dan rajin beribadah, pasien
selalu berdzikir dan berdoa agar bayinya selalu sehat.
u) Pasien mengatakan suaminya bekerja sebagai pedagang dengan
penghasilan 3.000.000/bulan, pasien merasa tercukupi dengan
penghasilan keluarganya.
v) Pasien mengatakan tahu cara merawat bayi baru lahir seperti
cara memandikan, membedong bayi, menggendong bayi, tetapi
pasien belum pernah melakukannya sendiri.
w) Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang ASI Eklusif dan
cara perawatan payudara serta tehnik pemberian ASI yang benar.
x) Pasien mengatakan ini adalah kelahiran anak pertamanya, pasien
merasa senang dan bangga atas kelahiran anak pertamanya.
y) Pasien mengatakan merasa sedih terpisah dengan bayinya karena
bayi dirawat diruang perinatologi.
z) Pasien mengatakan tidak dapat melihat dan menyusui bayi secara
langsung.

DO:

a) Tanda – tanda vital : TD : 150/100 MmHg, N; 96 x/mnt, RR :


20 x
/mnt, S: 36,7 C. Terdapat luka post SC Horizontal dengan
panjang 10 cm, lebar 1-2 cm pada abdomen pasien.
b) Pasien tampak menahan sakit.
c) Pasien tampak susah mengangkat ekstermitasnya karena efek
anastesi, kaki pasien tampak edema.
d) Pasien tampak meringis, skala nyeri 4-5.
e) Pasien 1 kali kotrol kehamilan di Puskesmas.
f) TFU 2 jari dibawah pusat, terdapat kontraksi uterus dengan
kondisi uterus baik dan keras. Perdarahan 50 cc, lochea rubra.
g) ASI yang dihasilkan hanya sedikit.
h) Pasien tampak mual, bising usus
12 x /mnt. Mukosa bibir kering tidak ada sariawan, konjungtuva
tidak anemis, pasien masih dipuasakan.
i) Pasien saat ini terpasang catheter dengan produksi urine 500 cc
j) Pasien belum BAB selama melahirkan
k) Badan pasien tampak berkeringat, rambut berminyak dan terlihat
lepek
l) Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, penciuman baik,
pengecapan baik, pendengaran normal
m) Pasien terpasang infus RL 500 cc + drip MgSO4 40% 25 ml 2o
tetes/menit pada tangan kanan dan infus RL 500cc + drip
ketorolac 30 mg 20 tetes/menit pada tangan kiri. Turgor kulit
baik.
n) Kesadaran composmentis, kecemasan ada, pasien
memikirnya bayinya yang lahir prematur sehingga tidak bisa
menyusui secara langsung.
o) Pasien tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
p) Pemeriksaan Darah tanggal 07-06- 2018 :
HB : 14,0 g/dl
Leukocyt : 26,19 10/
ul Eritrosit : 4.50 10ul
Hematokrit :41.5%
Protein Urine : +3
q) Obat yang pasien peroleh :
• Methyl Dupa 3 x 250 Mg
• Adalat Oros 1 x 500 Mg
• Dexamethason 1 x 1 Amp (IV)
• Ceftriaxone 2 x 1 Gr (IV)
• RL Drip MgSO4 500 cc
• Dext 5% 500 cc
r) Pasien berada pada proses adaptasi Taking In, pasien berfokus
pada dirinya sendiri, ketergantungan pada orang lain.
s) Usia 22 tahun, diagnosa medis G1P0A0.
t) Bayi prematur dengan berat badan bayi 1400 gram

Interprestasi Data :

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan data fokus yang diambil pada pasien 1 sesuai dari hasil
pengkajian, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang serta penatalaksanaan terapi.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Hasil pemeriksaan fisik pasien dengan preeklampsia di ruang rawat inap kebidanan rumah Sakit Dr
Achmad Mochtar Bukittinggi

Item pengkajian Pasien


A. Kondisi Umum
1. TD 150/199 MmHg
2.. Nadi 96 x/menit

3. Suhu 368° C
4. RR 20 x/menit
B. Pemeriksaan fisik head
to toe
1. kepala dan rambut Kepala normochepal, rambut pasien panjang
berwarna hitam tampak sedikit berminyak dan
berbau lepek tampak sedikit berketombe dan ada
teraba adanya benjolan lesi dan luka.
2. mata mata tampak simetris kiri dan kanan, sklera tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
pembengkakan tidak ada nyeri tekan mata bersih
pasien tanpa tidak menggunakan alat bantu
penglihatan dan ukuran pupil 2 mm/2mm.
3. Hidung dan Telinga Hidung tampak simetris tidak tampak adanya sekret
sinus dan polip, fungsi penciuman baik dan tidak
terpasang oksigen. telinga simetris kiri dan kanan
tidak ada serumen tidak ditemukan peradangan
fungsi pendengaran baik.
4. mulut dan faring bibir dan mukosa mulut tanpa kering tidak ada
peradangan pada mulut pasien tidak memakai gigi
palsu Gigi utuh tidak ada yang berlubang gigi pasien
tampak Kurang bersih dan berbau tidak ada
stomatitis tidak ada karies gigi fungsi pengecapan
normal.
5. leher dan abdomen leher tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
dan kelenjar tiroid fungsi menelan baik. bentuk
abdomen simetris warna kulit sekitar pusat berwarna
coklat terdapat striae gavidarum, terdapat luka
operasi sectio caesarian dengan jenis memanjang
horizontal tertutup perban dengan ukuran panjang 10
cm lebar 1-2 cm bising usus 12 x /menit. TFU dua
jari dibawah pusat.
6.. genetalia dan anus Terpasang dower kateter dengan produksi urine 500
cc dan pasien memakai pembalut, lochea rubra
produksi 50 cc warna merah kehitaman bau amis
konsistensi encer perineum utuh tidak ada jahitan
atau robekan.
7. Integument keadaan turgor kulit baik tidak ada lesi kulit tampak
berkeringat kaki tampak edema tidak ada nyeri tekan
warna kulit sawo matang.

pengkajian bayi bayi 1

A. kondisi umum

1. kesadaran baik
2. suhu 35,9 ° c
3. nadi dan RR 115 x/ menit dan 42 x/ menit
4. jenis kelamin laki-laki
5. berat badan 1400 gram
6. panjang badan 40 cm
7. lingkar kepala 28 cm
8. lingkar dada 27 cm
9. LILA 6 cm
10. Agar score 7/8
C. ANALISIS DATA

Masalah
No DATA Etiologi
Keperawatan

1. DS : Agen Pencedara Nyeri.


- Klien mengatkan nyeri Fisik
pada luka bekas operasi.
- Klien mengatakan nyeri
pada luka bekas operasi.
- Klien mengatakan nyeri
seperti di sayat- sayat
dan terasa hilang timbul.
- Klien mengatakan makin
terasa nyeri pada saat
melakukan pergerakan
atau aktivitas.

DO :
- Klien tampak
meringis.
- Terdapat luka post SC
horizontal dengan
panjang 10 cm, lebar 1-2
cm pada abdomen klien.
- TD : 150/100 mmHg S :
36,80C,
N : 96 kali / menit, RR :
20 kali / menit
Wbc : 26,19
(10’3/ul)
- Skala nyeri 4-5.
2 DS : Post Sectio Hambatan Mobilitas
- Klien mengatakan makin Caesarian Fisik
terasa nyeri pada saat
melakukan pergerakan
atau aktivitas.
- Klien mengatakan berat
menggangkat kakinya.
- Klien mengatakan semua
aktivitas di bantu oleh
perawat dan keluarga.

DO :
- Klien tampak lemah.
- Klien tampak susah
mengangkat
ekstermitasnya.
- Klien terpasang infus.
- Klien terpasang kateter.
- Aktivitas klien tampak di
bantu oleh perawat
dan keluarga.
3 DS: Trauma Jaringan Resiko Infeksi
- Klien mengatakan alergi
pada telur.
- Klien mengatakan takut
infeksi pada luka post SC.
- Klien mengatakan nyeri
pada luka bekas operasi.
- Klien mengatakan takut
untuk bergerak karena ada
bekas luka post SC di
bagian abdomen.

DO:
- Klien tampak
melindungi daerah jahitan.
- Klien tampak menahan
Sakit.
- Luka tampak di balut
dengan verban.
Setelah 6 jam sesudah
operasi klien tampak malas
untuk bergerak.
- Klien tampak tidak memakan
makanan yang di sediakan
oleh rumah sakit seperti
susu dan telur.
- TD: 150 /100 S :
36,8 C
N : 96 x/i RR :
20 x/i
Wbc : 26,19 (10’3/ul)
4. DS : Penurunan kardiak Gangguan perfusi
- Klien mengatakan output Sekunder jaringan serebral
sering merasa pusing. terhadap vasoplasma
- Klien mengatakan pembuluh darah.
sering merasa mual.
- Klien mengatakan
kakinya bengkak.

5. DS : Pemisahan ruangan Menyusui Tidak


- Klien mengatakan bayi dengan ruangan Efektif.
belum menyusui ibu Post Partum.
bayinya.
- Klien mengatakan Asinya
sedikit.
- Klien mengatakan Asi di
berikan dengan cara di
pompa.
- Klien mengatakan bayinya di
rawat di perinatologi.
perinatologi.
Payudara terasa
lembek.
- Asi di berikan dengan cara di
pompa.
- Asi yang di keluarkan
tampak sedikit.
- Payudara saat di tekan
colostrum (+).
6. DS : Luka Post SC Defisit Perawatan
- Klien mengatakan belum Diri
mandi sejak 2 hari yang lalu.
- Klien mengatakan bandan
nya berkeringat dan lengket.
- Klien mengatakan tidak bisa
ke kamar mandi.
- Klien belum mampu
melakukan aktivitas ringan.
- Klien mengatakan belum
bisa berhias sendiri.
- Klien mengatakan badannya
terasa berat.
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan


1 Kamis, 07/06/2018 Nyeri berhubungan dengan agent cidera fisik.
2 Kamis, 07/06/2018 Hambatan Mobilisasi fisik berhubungan dengan post sc.
3 Kamis, 07/06/2018 Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.
4 Kamis, 07/06/2018 Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
penurunan kardiak output sekunder terhadap vasoplasme
pembuluh darah.
5 Kamis, 07/06/2018 Menyusui tidak efektif berhubungan dengan
pemisahanruagan bayi dengan ruagan ibu post partum.
6 Kamis, 07/06/2018 Defisit perawatan diri berhubungan dengan luka post SC

E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari / Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Tanggal Keperawatan Hasil Keperawatan
Kamis, Nyeri b.d agen Setelah dilakukan Management 1.1 untuk
07/06/2018 cidera fisik. DS : tindakan keperawatan Nyeri: mengetahui lokasi,
selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
1. Klien diharapkan nyeri 1.1 Lakukan dan frekuensi nyeri
mengatakan nyeri berkurang dengan pengkajian nyeri
pada luka bekas kriteria hasil: secara 1.2 untuk
operasi. komprehensif mengetahui reaksi
1. Klien mengatakan termasuk lokasi, ketidak nyamanan
2. Klien nyeri berkurang. karakteristik, pasien
mengatakan nyeri durasi, frekuensi.
seperti di sayat- 2. Klien tampak 1.3 agar pasien lebih
sayat. rileks. 1.2 Observasi rilek dan nyaman
reaksi non verbal
3. Klien 3. Klien ampu dari Ketidak 1.4 untuk memantau
mengatakan nyeri melakukan nafas nyamanan. TTV agar dalam
terasa hilang dalam. batas normal
timbul. 1.3 Tingkatkan
istirahat. 1.4 1.5 untuk
4. Klien Monitor mengurangi nyeri
mengatakan nyeri tandatanda vital.
pada saat 1.6 untuk
melakukan 1.5 Anjurkan mengurangi nyeri
pergerakan atau teknik relaksasi.
aktivitas.
1.6 Kolaborasi
dalam pemberian
analgetik.
DO :

1. Klien tampak
meringis.

2. Terdapat luka
post SC horizontal
dengan panjang 10
cm pada abdomen
klien. 3. TD :
150/100 mmHg,
S : 36,80C, N: 96
x/menit, RR:20
x/menit, Wbc :
26,19 (10’3/ul)
Skala nyeri 4-5
Kamis, Hambatan Setelah dilakukan 2.1 Kaji 2.1 untuk
07/06/2018 mobilitas fisik tindakan keperawatan kemampuan mengetahui tingkat
berhubungan selama 3x24 jam dalam mobilisasi. an mobilitas pasien
dengan post sc diharapkan klien
DS : dapat meningkatkan 2.2 Latih pasien 2.2 untuk
dan melakukan dalam pemenuhan meningkatkan
1. Klien aktifitas sesuai kebutuhan ADL kekuatan ADL
mengatakan saat kemampuan tanpa secara mandiri pasien secara
bergerak luka post disertai dengan nyeri. sesuai mandiri
SC terasa sakit. dengan kriteria hasil : kemampuan.
2.3 untuk mamantau
2. Klien 1. Klien meningkat 2.3 Dampingi dan dan membantu
mengatakan berat dalam aktivitas fisik. bantu pasien saat mobilisasi pasien
menggangkat mobilisasi dan agar tidak terjadi
kakinya. 2. Mengerti tujuan bantu penuhi cidera
dari peningkatan kebutuhan ADL.
3. Klien mobilitas. 2.4 untuk melatih
mengatakan semua 2.4 Ajarkan kekuatan otot
aktivitas di bantu 3. pasien bagaimana
oleh perawat. Memverbalisasikan merubah posisi
perasaan dalam dan berikan
meningkatkan bantuan jika
kekuatan dan diperlukan.
DO : - Klien kemampuan
tampak lemah. berpindah.
Klien tampak
susah mengangkat
ekstermitasnya
karena efek bius
aktivitas klien
sepenuhnya di
bantu oleh perawat
Kamis, Resiko infeksiSetelah dilakukan3.1 Pertahankan3.1 agar tidak terjadi
07/06/2018berhubungan tindakan keperawatan teknik Aseptik. infeksi
dengan trauma selama 3x24 jam di
jaaringan DS: harapkan pasien tidak 3.2 Cuci tangan 3.2 untuk menjaga
mengalami infeksi sebelum dan kebersihan dan tidak
1. Klien dengan kriteria hasil : sesudah terjadi infeksi
mengatakan alergi melakukan
pada telur. 1. Klien bebas dari tindakan. 3.3 untuk mencegah
tanda dan gejala infeksi bakteri
2. Klien infeksi. 3.3 Berikan terapi
mengatakan takut antibiotik. 3.4 3.4 agar kebutuhan
infeksi pada luka 2. Menunjukkan Tingkatkan intake nutrisi terpenuhi
post SC. kemampuan untuk nutrisi.
mencegah timbulnya 3.5 untuk mengetahi
3. Klien infeksi. 3.5 Monitor tanda ada tidaknya gejala
mengatakan takut dan gejala infeksi infeksi yang akan
untuk bergerak 3. Jumlah leukosit sistematik dan timbul
karena ada bekas dalam batas normal. lokal.
luka post SC di 3.6 untuk
bagian abdomen. 3.6 Dorong mengembalikan
pasien istirahat stamina
yang cukup.
3.7 agar nutrisi dan
DO: 3.7 Dorong vitamin terpenuhi
masukan cairan dengan baik
1. Klien tampak oral dan diet
melindungi daerah tinggi protein, 3.8 mempercepat
jahitan. vitamin C dan zat penyembuhan dan
besi. mencegah infeksi
2. Klien tampak
menahan sakit. 3.8 Anjurkan 3.9 agar luka tetap
klien untuk bersih dan tidak
3. Luka tampak di melakukan infeksi
balut dengan perawatan luka
verban. dan ganti verban.

4. Setelah 6 jam 3.9 Anjurkan


sesudah operasi klien untuk
klien tampak malas menjaga luka
untuk bergerak.

5. Klien tampak
tidak memakan
makanan yang di
sediakan oleh
rumah sakit seperti
susu dan telur. 6.
TD: 150 /100
MmHg, S : 36,8 C,
N : 96 x/i, RR : 20
x/i, Wbc : 26,19
(10’3/ul)
Ganggaan perfusi Setelah dilakukan 4.1 Monitor TTV. 4.1 untuk memantau
jaringan serebral tindakan keperawatan TTV agar dalam
berhubungan selama 3x24 jam 4.2 Monitor batas normal
dengan penurunan diharapkan gangguan adanya diplopia
kardiak output perfusi jaringan pandangan kabur, 4.2 untuk
sekunder terhadap serebral teratasi nyeri kepala. mengetahui ada
vasoplasme dengan kriteria hasil : tidaknya diplopia
pembuluh darah 4.3 Monitor level pandangan kabur,
1. Tekanan systole kebingungan dan nyeri kepala
DS : dan dalam rentang orientasi.
yang diharapkan. 4.3 untuk
1. Klien 4.4 Catat mengetahui level
mengatakan sering 2. Tidak ada perubahan pasien kebingyngan dan
merasa pusing. ortostatik hipertensi. dalam merespon orientasi
stimulus.
2. Klien 3. Komunikasi jelas. 4.4 untuk
mengatakan sering 4.5 Monitor mendokumentasikan
merasa mual. 4. Menunjukkan status cairan. respon stimulus
konsentrasi dan pasien
3. Klien orientasi. 4.6 Tinggikan
mengatakan kepala 0-45° 4.5 untuk
kakinya bengkak. 5. Bebas dari tergantung pada mengetahui status
aktivitas kejang. kondisi pasien dan cairan pasien
order medis.
4.6 agar pasin lebih
DO : nyaman.

1. Klien tampak
lemas.

2. Kaki klien
tampak oedema.

3. Klien tampak
mual.

4. TD : 150/100
mmHg, S : 36,8°C,
N : 96 kali/ menit,
R R : 20 kali / men,
Wbc :
26,19(10’3/ul),
Protein urine (++)
Kamis, Menyusui tidak Setelah dilakukan 5.1 Tentukan 5.1 agar ibu mau
07/06/2018 efektif tindakan keperawatan keinginan dan menyusui bayinya
berhubungan selama 3x24 jam di motivasi ibu secara eksklusif
dengan pemisahan harapkan ibu untuk menyusui.
ruangan bayi menyusui bayi secara 5.2 berikan edukasi
dengan ruangan efektif dengan kriteria
ibu post partum hasil : 5.2 Berikan kepada pasien untuk
informasi tentang cara yg benar
DS : 1. Kementapan laktasi dan teknik memompa adi
pemberian ASI : memompa Asi
1. Klien Bayi : perlekatan bayi (secara manual 5.3 agar pasien tau
mengatakan belum yang sesuai pada dan atau pompa apa manfaat dan juga
menyusui bayinya. proses menghisap dari elektrik). kerugian pemberian
payudara ibu untuk asi ekskusif
2. Klien memperoleh nutrisi 5.3 Berikan
mengatakan selama 3 minggu informasi tentang 5.4 agar pasien tau
Asinya sedikit. pertama pemberian keuntungan dan warna dan bentuk
ASI. kerugian puting yang normal
3. Klien pemberian ASI. dan tidak normal
mengatakan Asi di 2. Kemantapan 5.4 Pantau
berikan dengan Pemberian ASI : integritas kulit 5.5 untuk
cara di pompa. IBU : kemantapan ibu putting ibu. memberikan edukasi
untuk membuat bayi pasien dalam
4. Klien melekat dengan tepat 5.5 Ajarkan melakukan prosedur
mengatakan dan menyusui dan pasien tentang menyusui dan
bayinya di rawat di payudara ibu untuk prosedur dan perawatan payudara
perinatologi memperoleh nutrisi teknik menyusui yang benar
selama 3 minggu yang benar, cara
pertama pemberian perawatan
ASI. payudara.
DO :
3. Pemeliharaan
1. Bayi di rawat di pemberian ASI :
rungan keberlangsungan
perinatologi. pemberian ASI untuk
menyediakan nutrisi
2. Payudara terasa bagi bayi/toddler.
lembek. 3. Asi di
berikan dengan 4. Penyapihan
cara di pompa. Pembenian ASI :
Diskontinuitas
4. Asi yang di progresif pemberian
keluarkantamp ak ASI.
sedikit.

5. Payudara saat di
tekan colostrum
(+).
Kamis, Defisit perawatan Setelah dilakukan 6.1 Monitor 6.1 untuk
07/06/2018 diri berhubungan tindakan keperawatan kemempuan klien mengetahui
dengan luka post selama 3x24 jam untuk perawatan kemampuan klien
SC ADLs klien dapat diri dalam perawatan
meningkat dengan mandiri
kriteria hasil : yang mandiri.
6.2 untuk
1. Klien terbebas dari 6.2 Monitor mengetahui
bau badan. kebutuhan klien kebutuhan alat alat
untuk alat-alat klien dalam
2. Menyatakan bantu untuk kebersihan diri,
kenyamanan terhadap kebersihan diri, berpakaian, berhias,
kemampuan untuk berpakaian, toileting, dan makan
melakukan ADLs. berhias, toileting
dan makan. 6.3 untuk membantu
3. Dapat melakukan pasien dalam
ADLS dengan 6.3 Sediakan melakukan selfcare
bantuan bantuan sampai
klien mampu 6.4 untuk
secara utuh untuk menumbuhkan
melakukan motivasi klien dalam
selfcare. melakukan aktifitas
sehari hari dengan
6.4 Dorong klien normal
untuk melakukan
aktivitas 6.5 untuk membantu
seharihari yang memenuhi personal
normal sesuai hygiene pasien
kemampuan yang
dimiliki. 6.6 untuk
mendorong pasien
6.5 Dorong untuk melakuan secara
melakukan secara mandiri tidak
mandiri, tapi beri tergantung pada
bantuan ketika orang lain. Berguna
klien tidak saat pasien sedang
mampu sendiri
melakukannya

6.6 Ajarkan
klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien tidak
mampu untuk
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Waktu pelaksanaan Tindakan keperawatan Respon


Kamis 07 Juni 2018 Management Nyeri 1.1 DS :
09.15
1.1 Melakukan pengkajian Nyeri secara - Klien mengatakan nyeri
komprehensif termasuk lokasi, pada jahitan post SC.
karakteristik, durasi,frekuensi.
DO :
1.2 Mengobservasi reaksi non verbal
dari ketidak nyamanan. - Klien tampak gelisah.

1.3 Meningkatkan istirahat. 1.2 DS :

1.4 Memonitor tanda tanda vital. - Klien mengatakan tidak


nyaman Pada luka jahitan
1.5 Menganjurkan teknik Relaksasi. post SC.

1.6 Mengkolaborasi dalam pemberian DO :


analgetik
- Klien tampak meringis
saat mengubah posisi.

1.3 DS :

- Klien mengatakan istahat


dan tidurnya terganggu
karena luka post SC.

DO :

- Klien tampak meringis


saat mengubah posisi.

1.4 DS :

- pasien bersedia di periksa


TTV nya

DO :

- Skala nyeri 5

- TD:150/100 mmHg,
S: 36,8 0C N: 96
kali/menit, R: 20 kali/menit.

1.5 DS :

- pasien mengatakan nyeri


pada jahitan post SC

DO :

- pasien tampak melakukan


teknik relaksasi dengan
menggenggam tangan

1.6 DS :

- pasien bersedia di beri


obat analgesik
DO :

- obat analgetik drip masuk


dalam cairan infus
09.15 2.1 Mengkaji kemampuan dalam 2.1 DS :
mobilisasi.
- Klien mengatakan badan
2.2 Melatih pasien dalam pemenuhan terasa berat.
kebutuhan ADL secara mandiri sesuai
kemampuan.

2.3 Mendampingi dan bantu pasien saat DO :


mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
ADL. - Klien tampak sulit
bergerak.
2.4 Mengajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan bantuan jika - Klien tampak lemah.
diperlukan.

2.2 DS :

- Klien mengatakan sulit


bergerak.

DO :

- Klien tampak lemah.

- Klien terpasang infus.

2.3 DS :

- Klien mengatakan semua


aktifitasnya di bantu oleh
perawat.

DO :
- Semua aktifitas klien
tampak di bantu oleh
perawat.

2.4 DS :

- pasien bersedia belajar


merubah posisi miring
kanan/kiri

DO :

- klien tampak miring kanan


dengan bantuan perawat
09.15 3.1 Mempertahankan tehnik aseptik 3.2 3.1 DS :
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan - Pasien mengatkan nyeri
pada luka post SC.
3.3 Memeberikan terapi antibiotik 3.4
Meningkatkan intake Nutrisi

3.5 Memonitor tanda dan gejala lokal

3.6 Mendorong pasien istirahat yang DO :


cukup.
- Pasien tampak meringis.

3.2 DS :

- Pasien mengatakan nyeri


terasa hilang timbul seperti
disayat.

DO :

- Pasien masid dalam


keadaan puasa.

3.3 DS :

- Pasien mengatkan takut


infeksi pada luka post sc.

DO :

- Luka post SC pasien


belum tampak karena masih
ditutupi verban Dengan
panjang 10 cm.

- Wbc : 26.19

- Skala Nyeri 5

3.4 DS :

- pasien bersedia makan


makanan sedikit tapi sering
sesuai diet yang dianjurkan

DO :

- pasien tampak makan


yang di berikan dari RS
3.5 DS :

DO :

3.6 DS :

DO :

Jum’at, 08/06/2018 1.1 Mengobservasi reaksi non verbal 1.1 DS :


09.15 dari ketidaknyaman.
- Pasien mengatakan nyeri
1.2 Meningkatkan istirahat. pada bekas luka SC mulai
berkurang.
1.3 Memonitor tanda tanda vital.
- Pasien mengataka nyeri
1.4 Mengevaluasi tehnik relaksasi. saat melakukan pergerakan
sudah berkurang.
DO :

- Pasien tampak sedikit


meringis sambil memegang
area nyeri saat duduk dan
berjalan.

1.2 DS :

- Pasien mengatakn sudah


bisa istirahat dan tidur
dengan cukup karena nyeri
sudah mulai berkurang.

DO :

- pasien tampak lebi rileks

1.3 DS :
- pasien bersedia di ukur
TTV nya

DO :

- Skala nyeri 4

- TD : 140/90 MmHg, S :
36,8 C, N : 84 x/mnt, RR :
20 x/mnt.

1.4 DS :
- pasien mengatakan
merasa lebih baik saat
melakukan teknik
relaksasi

DO : - pasien tampak lebih


rileks

09.15 2.1 Mengevaluasi pasien dalam 2.1 DS :


pemenuhan kebutuhan ADL secara
mandiri sesuai kemampuan. - Pasien mengatakan sudah
bisa menggerakkan
2.2 Mendampingi dan bantu pasien saat badannya sedikit demi
mobilisasi dan bantu kebutuhan ADL. sedikit.

2.3 Mengevaluasi pasien bagaiman


merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.

DO :

- Pasien sudah tidak


terpasang infus lagi.

- Pasien sudah tidak


terpasang kateter.

2.2 DS :

- Pasien mengatkan belum


bisa berjalan.

DO :

- Pasien sudah mampu


melakukan aktifitas secara
perlahan.

- Pasien dipindahkan ke
ruangan pada jam 11.30 wib

- Suami dan keluarga selalu


mendapingi pasien dalam
beraktifitas.

2.3 DS : - pasien
mengatakan sudah dapat
merubah posisi dengan
sedikit bantuan

DO :

- pasien tampak dapat


miring kanan dengan sedikit
bantuan

09.15 3.1 Mempertahankan tehnik aseptik . 3.2 3.1 DS :


Memberikan terapi antibiotik.
- Pasien mengatakan nyeri
3.3 Meningkatkan intake nutrisi. pada bekas jahitan sudah
3.4 Memonitor tanda dan gejala infeksi mulai berkurang.
sistemik dan lokal.

3.5 Mendorong pasien istirahat yang


cukup.

DO :

- Pasien tampak tidak


memakann makanan yang
disedikan rumah sakit sperti
telur dan susu.

3.2 DS :

- Pasien mengatakan kapan


balutan diganti.

DO :

- Pasien tampak
menghabiskan buburnya
saja.

- Luka pasien tampak


bersih.

3.3 DS :

- Pasien mengatkan alergi


pada telur.

DO :

- Tampak ada cairan darah


keluar dari bekas jahitan.

3.4 DS :

DO :

3.5 DS :

- pasien mengatakan dapat


tidur Daan istirahat dengan
cukup

DO :

- pasien tampak lebih rileks

Sabtu, 09/06/2018 1.1 Mengobservasi reaksi non verbal 1.1 DS :


dari ketidaknyaman.
09.15 - Klien mengatakan nyeri
1.2 Meningkatkan istirahat. sudah mulai berkurang.

- Klien mengatakan sudah


1.3 Memonitor tanda tanda vital. nyaman dengan keadaannya
sekarang ini.
1.4 Mengevaluasi tehnik relaksasi.

DO :

- Klien tampak tenang.

1.2 DS : - pasien
mengatakan bisa tidur dan
istirahat cukup

DO :

- pasien tampak lebih rileks

1.3 Ds :

- pasien bersedia diukur


TTV nya
DO :

- Skala nyeri 3. - TD:


130/80 S : 36,8 C N : 84
kali/menit RR : 20
kali/menit

1.4 DS :
- pasien mengatakan
lebih rileks setelah
relaksasi

DO :

- pasien tampak lebih rileks

09.15 2.1 Mengevaluasi pasien dalam 2.1 DS :


pemenuhan kebutuhan ADL secara
mandiri sesuai kemampuan. - Klien mengatakan sudah
bisa berjalan tanpa bantuan
2.2 Mendampingi dan bantu pasien saat dari suaminya.
mobilisasi dan bantu kebutuhan ADL.
- Klien mengatakan sudah
2.3 Mengevaluasi pasien bagaiman bisa makan sendiri.
merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan.
DO :

- Klien tampak berjalan


tanpa di bantu oleh
suaminya.

- Klien tampak sudah bisa


makan sendiri.

2.2 DS :

- Klien mengatakan mandi


sudah di kamar mandi
namun masih di bantu oleh
keluarganya.

DO :

- Klien tampak mandi ke


kamar mandi di bantu oleh
suami.

2.3 DS :

- pasien mengatakan dapat


merubah posisi secara
mandiri
DO :

- pasien tampak merubah


posisi tanpa bantuan

09.15 3.1 Mempertahankan tehnik aseptik . 3.2 3.1 DS :


Memberikan terapi antibiotik.
-Klien mengatakan nyeri
3.3 Meningkatkan intake nutrisi. pada bekas jahitan mulai
berkurang.
3.4 Memonitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.

3.5 Mendorong pasien istirahat yang


cukup.

DO :

- Disekitar luka

tidak ada

kemerahan.

- Bekas luka tampak

kering tidak ada

keluar cairan.
3.2 DS :

- pasien bersedia di berikan


obat antibiotik ceftriaxone

DO :

- obat ceftriaxone masuk di


pasien

3.3 DS : - pasien bersedia


makan sedikit tapi sering
sesuai dengan diet yang
dianjurkan
DO :

- pasien tampak makan


makanan yang di berikan
dari RS

3.4 DS :

DO :

3.5 DS :

- pasien mengatakan sudah


dapat istirahat cukup
DO : - pasien tampak lebih
rileks

G. EVALUASI

Hari Ke- Diagnosa Keperawatan Evaluasi


Sabtu I S;

09/06/2018 - Pasien mengatakan

09.30 nyeri

sudah mulai

berkurang

- Pasien mengatkan

sudah nyaman dengan

keadaaanya sekarang

ini.

O;

- Pasien tampak tenang.

- Skala Nyeri 3

- TD : 130/80 MmHg, S:
36,8, N: 84 x/mnt., RR

: 20x/mnt.

A:

Masalah mulai teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

- Evaluasi tehnik

relaksaasi (Nafas

Dalam).

- Pantau TTV

II S:

- Pasien mengatakan

sudah bisa berjalan

tanpa bantuan dari

suaminya.

- Pasien mengatakan

mandi sudah

dikamarnadi namun

masih dibantu oleh

keluarganya.

O:

- Pasien tampak berjalan

tanpa di bandtu oleh


suaminya

- Pasien tampak sudah

bisa makan sendiri.

- Pasien tampak mandi

dikamar mandi dibantu

suaminya.

A:

Masalah mulai teratasi.

P:

Intervensi dilanjutkan

Pertahankan tehnik

mobilisasi.

III S:

- Pasien mengatakan

nyeri pada bekas

jahitan mulai

berkurang.

O:

- Disekitar luka tidak

ada kemerahan.

- Bekas luka tampak

kering tidak ada keluar


cairan.

A:

Masalah mulai teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

- Anjurkan pasien untuk

menjaga luka agar

tetap kering dan bersih.

- Lakukan perawatn luka

- Ganti balutan

IV S:

- Pasien mengatakan

tidak pusing lagi.

- Pasien mengatakan

kepalanya tidak sakit

lagi.

- Pasien mengatakan

tidak mual lagi

- Pasien mengatakan

bengkak kakinya mulai

berkurang.

O:

- Pasien tampak
bersemangat

- TD : 130/80 MmHg

S : 36,8 C

N: 84 x /mnt

RR : 20 x /mnt.

Produksi urine 700cc

A:

Masalah mulai teratasi

P:

Intervensi Dilanjutkan

- Pantau TTV

- Pantau output urin

- Anjurkan pasien untuk

memakan obat herbal

untuk menurunkan

tekanan darah seperti

mentimun, seledri,

daun alpukat.

V S:

- Pasien mengatakan

belum menyusui

bayinya.
- Pasien mengatakan

ASI masih dipompa.

- Pasien mengatakan

ASInya sudah lebih

banyak dari hari

sebelumnya.

O:

- Pasien tampak

menyusui bayinya.

- Bayi masih diruang

perinatologi.

A:

Masalah mulai teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

- Breascare

- Perawatan payudara

VI S:

- Pasien mengatakan tadi

pagi sudah mandi

dibantu oleh suaminya

di kamar mandi.
- Pasien mengatakan

badannya terasa segar.

- Pasien mengatakan

sudah bisa berhias diri.

O:

- Perawatan diri pasien

tampak dibantu oleh

suaminta.

- Pasien tampak bersih

dan rapi.

A:

Masalah Teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

- Dornong keluarga

untuk memabntu

pasien melakukan

perawatn diri.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sesuai hasil literatur review kasus penerapan asuhan keperawatan pada klien dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengkajian
Melakukan pengkajian review kasus asuhan keperawatan pada klien dengan
preklampsia. Klien menunujukan gejala dengan peningkatan tekanan darah
mencapai 180/100 MmHg pada saat masuk rumah sakit. Klien merupakan
primigravida dengan jarak kehamilan yang cukup jauh, merupakan faktor
resiko terhadap preklampsi.
2. Diagnosa keperawatan
Pada klien diagnosa keperawatan belum semua menggunakan standar
diagnosa keperawatan indonesia SDKI.
3. Intervensi
Intervensi yang dilakukan pada klien tidak menggunakan SLKI dan SIKI.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang
telah disusun. Implementasi pada klien sesuai dengan kebutuhan klien dengan
preeklampsi dengan post section caesarian. Implementasi pada klien sudah
dilaksanakan semua sesuai dengan intervensi yang disusun selama 3 hari.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan pada klien sesuai dengan catatan perkembangan
dalam bentuk SOAP. Pada klien dari 3 diagnosa yang ditegakkan masalah
teratasi.

B. SARAN

1. Bagi penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman, serta wawasan peneliti sendiri dalam
melakukan penelitian ilmiah khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien preeklampsi. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan
pengkajian secara holistik terkait dengan yang dialami oleh klien agar asuhan
keperawatan dapat tercapai tepat sesuai dengan masalah yang ditemukan pada
klien preeklampsi.
2. Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian yang peneliti lakukan diharapkan dapat menjadi bahan
informasi bagi perawat dan pihak Rumah Sakit untuk dapat meningkatkan
mutu pelayanan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
Preeklampsia secara profesionl dan komperhensif.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam bidang
keperawatan khususnya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
dengan kasus preeklampsi Secara komprehensif dan mengikuti perkembangan
literature – literatur keperawatan yang terbaru serta memacu pada peneliti
selanjutnya sehingga menjadi bahan pembanding dalam melakukan penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Hasni,Yulia.2017.Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Andalas Kota Padang.dari
http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_HIPERTENSI_DALAM_KEHAMILAN_
pdf.pdf di akses pada 7 maret 2022 pukul 15:34

Efriani,Fitra yuli.2018. Asuhan Keperawatan Ny. P Dengan Hipertensi Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Baru Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2018 . Dari
http://repo.stikesperintis.ac.id/165/1/46%20FITRA%20YULI%20EFRIANI.pdf di akses pada
8 maret 2022 pukul 07:26

Kusuma,Ria Ersalina Enggar.2013.Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. R Dengan Masalah


Utama Kehamilan Dengan Hipertensi Pada Ny. J Di Desa Ngemplak Wilayah Kerja
Puskesmas Kartasura. Dari http://eprints.ums.ac.id/25822/11/Naskah_Publikasi_Ilmiah.pdf
diakses pada 8 maret 2022 pukul 09:23

Poltekekes kemenkes jogja. 2022. BAB II Tijauan Pustaka . Dari


http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/5788/4/4.chapter%202.pdf di akses pada 8 maret 2022
pukul 09:29

Alatas,Haidar.2019. Hipertensi pada kehailan. Dari http://kebidanan.poltekkes-smg.ac.id/wp-


content/uploads/2019/03/Materi-2-DR.dr_.-Haidar.pdf diakses pada 8 maret 2022 pukul
10:04

Anda mungkin juga menyukai