Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas tentang ”'ASVHAN

KFPFRAWATAN DFNGAN KASVS HIPFRFMFSIS GRAVIDARUM” dapat selesai tepat pada

waktunya sebagai salah satu pelengkap tugas profesi ners yaitu seminar kasus.

Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di

dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh

karena itu kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam

makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.

Kelompok menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Solok, Januari 2020

Kelompok,

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 3

A. Latar Belakang............................................................................................................ 3

B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 4

C. Tujuan......................................................................................................................... 5

D. Manfaat...................................................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................... 6

A. Definisi....................................................................................................................... 6

B. Klasifikasi................................................................................................................... 6

C. Etiologi..................................................................................................................... 7

D. Menifestasi Klinis..................................................................................................... 8

E. Patofisiologi............................................................................................................. 8

F. Pemeriksaan penunjang............................................................................................ 9

G. Penatalaksaan........................................................................................................... 9

H. Pathway/woc............................................................................................................. 11

BAB III ASKEP TEORITIS............................................................................................... 12

BAB IV ASKEP KASUS...................................................................................................... 15

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHVLVAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan


khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman
dan melahirkan bayi yang sehat. Dalam menjalani masa kehamilan seorang ibu
akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik perubahan fisiologis
maupun psikologis. Perubahan akibat kehamilan yang dialami oleh seluruh tubuh
wanita mulai dari sistem pencernaan, pernafasan, kardiovaskuler, integumen,
endokrin, metabolisme, muskuloskeletal, payudara, kekebalan dan sistem
reproduksi khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna (Prawirohardjo,
2010). Dalam hal ini hormon estrogen dan progesteron mempunyai peranan
penting (Ai Yeyeh, 2009).
Perubahan yang terjadi akibat adanya ketidakseimbangan hormon
progesteron dan esterogen yakni hormon kewanitaan yang ada didalam tubuh ibu
sejak terjadinya proses kehamilan (Bobak, 2004). Menurut Madjunkova et al
(2013) Wanita hamil (50-90%) mengalami mual dan muntah selama trimester
pertama, 28% mengalami mual saja, sedangkan 52% mual dan muntah. Gejala itu
muncul biasanya pada minggu ke-4 dan menghilang pada minggu ke-16 serta juga
mencapai puncak antara minggu ke-8 dan minggu ke-12. Sekitar 53% dari
terjadinya muntah itu antara pukul 06.00 dan 12.00. Diantaranya 20-30% dari
wanita hamil juga dapat mengalami gejala mual dan muntah pada usia kehamilan
di atas 20 minggu sampai dengan waktu akan melahirkan.
Hiperemesis gravidarum merupakan keluhan mual dan muntah yang hebat
lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan, dehidrasi, atau gangguan elektrolit, penurunan berat badan
(lebih dari 5% berat badan awal), dan kekurangan nutrisi, sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Dampak tersering
yang merugikan janin akibat muntah yang parah adalah kelahiran prematur dan
berat badan lahir rendah (BBLR).
Hal tersebut mulai terjadi pada minggu keempat sampai kesepuluh
kehamilan dan selanjutnya akan membaik pada usia kehamilan 20 minggu, namun
pada beberapa kasus dapat terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya

3
(Runiari, 2010). Pada umumnya mual dan muntah merupakan gejala yang wajar
ditemukan pada kehamilan trimester pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi
pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara
setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, antara 1,2 -

2% mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius (Huliana,


2010).
Menurut WHO (World Health Organization) jumlah kejadian mual dan
muntah mencapai 12,5% dari jumlah kehamilan di dunia (WHO, 2013). Di
Indonesia terdapat 50-90% kasus mual dan muntah yang dialami oleh ibu hamil.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan.
Keadaan inilah yang disebut emesis gravidarum (Prawirahardjo, 2010).
Berdasarkan data rekam medis yang didapat pada 3 bulan terakhir di ruang

Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK terdapat kunjungan ibu hamil


dengan hiperemesis gravidarum ditahun 2020 sebanyak.......di tahun .... dari total
kunjungan ibu hamil yang rata-rata berjumlah ... kunjungan pertahun. Melihat
banyaknya kasus hiperemesis gravidarum yang terjadi pada kunjungan ibu hamil di
ruang poli kesehatan ibu dan anak dimana proporsi terjadinya hiperemesis
gravidarum juga semakin meningkat.
Adapun salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum sehingga dapat mengurangi gejala dan mencegah morbiditas pada ibu
dan janin. Hal ini sejalan dengan uraian latar belakang dan fenomena yang
ditemukan, maka kelompok tertarik melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan
Keperawatan Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Usia Kehamilan 9-10 Minggu
dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA
SOLOK”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kelompok tertarik untuk merumuskan masalah

terkait asuhan keperawatan pada klien dengan Heperemesis Gravidarum diruang

Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK.

C. Tujuan Penelitian

4
Tujuan Umum
Untuk Memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada ibu hamil

dengan Hiperemesis Gravidarum di Ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA

SOLOK.

Tujuan Khusus
1. Menyusun konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan HEG di ruang
Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK.
2. Melaksanakan pengkajian dan mengidentifikasi data dalam menunjang asuhan
HEG di ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK .
3. Menentukan diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan klien dengan HEG di
ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK
4. Menentukan perencanaan asuhan keperawatan pada klien dengan HEG di ruang

Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK

5. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada asuhan keperawatan klien


dengan HEG di ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK
6. Mampu melaksanakan evaluasi pada asuhan keperawatan klien dengan HEG di
ruang Kebidanan RSUD M.NATSIR KOTA SOLOK

D. Manfaat Penulis
1) Bagi Penulis
Memberikan pengetahuan dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam

memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan HEG.

2) Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan referensi institusi dalam memahami asuhan keperawatan klien
dengan HEG, sehingga dapat menambah pengetahuan dan acuan dalam memahami
asuhan keperawatan klien dengan HEG.
3) Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan laporan dalam bentuk dokumentasi asuhan keperawatan kepada tim
kesehatan Rumah Sakit dalam memberikan asuhan keperawatan dengan klien
HEG.
BAB II
TINJAVAN TEORITIS

5
A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah


berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga menggganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari - hari (Arief. B., 2009). Wanita hamil memuntahkan
segala apa yang dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat turun, turgor
kulit berkurang , dieresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini di sebut
hiperemesis gravidarum (Sastrowinata, 2004).
Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak terkendali
selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau
defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan (Lowdermilk, 2004).
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil, hiperemesis gravidarum adalah
mual dan muntah yang berlebihan yang dapat mengganggu aktivitas sehari - hari yang
tidak terkendali selama masa hamil yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit atau defisiensi nutrisi dan kehilangan berat badan.

B. Klasifikas
Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
a. Tingkat I
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada
4) Berat badan menurun, temperatur tubuh meningkat
5) Nadi meningkat sekitar 100 per menit dan tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit mengurang
7) Lidah mengering mata cekung
8) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) Berat badan turun
3) Tensi turun, nadi kecil dan cepat
4) Suhu kadang-kadang naik
5) Mata sedikit ikterik dan cekung
6) Turgor kulit lebih mengurang
7) Lidah mengering dan tampak kotor

6
8) Hemokonsentrasi, oliguria, konstipasi

9) Aseton tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang


khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu meningkat
6) Tensi menurun

7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton


8) Mata cekung dan timbulnya ikterus

C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain, yaitu:

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan


ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa)
b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik akibat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut
terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan
kehilangan pekerjaan.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi

penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar

60-80% pada (primigravida), 40-60% pada (multigravida).

D. Manifestasi Klinis
Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :
Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa
terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan
hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat

7
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi. Selain mual
dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat
mengalami gejala tambahan berupa :
a. Sakit kepala
b. Konstipasi
c. Sangat sensitif terhadap bau
d. Produksi air liur berlebihan
e. Inkontinensia urine

f. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu. Mual dan muntah
yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih lemah dan
akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah
psikologis juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta perkembangan
hiperemesis gravidarum.
Masalah psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami
mual dan muntah dalam kehamilan. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu
hamil seperti cemas, rasa bersalah, mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik
secara serius, ketergantungan atau hilang kendali akan memperberat keadaan mual
dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan keadaan mual muntah
tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum
(Tiran, 2008)

E. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada
hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat

8
dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih
banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain
dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput
lender esophagus dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).

F. Pemeriksaan Penunj ang


Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis

gravidarum menurut (Nurarif & Kusuma, 2016) :

a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
c. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

G. Penatalakasanaan
Hiperemesis Gravidarum Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus
hiperemesis gravidarum menurut (Khayati, 2013) yaitu dengan cara :

a. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses


yang fisiologik.
b. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejal yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
c. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi sering.
d. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
e. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari.

f. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.


g. Menghindari kekurangan karbodidrat merupakan faktor penting.
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang, maka diperlukan
seperti :
a. Obat-obatan
1. Sedativa : Phenobarbital
2. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B kompleks

3. Anti histamine : dramamin, avomin.

9
H. PATHWAYS

1
0
BAB III
ASVHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Pengkajian
a. Identitas Kien
Meliputi identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status, suku, agama, alamat,
pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan tanggal pengkajian diambil) dan identitas
penanggung jawab (nama, umur, pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien,
pekerjaan, alamat).
b. Keluhan Vtama
Biasanya pasien dengan HEG merasakan keluhan Mual muntah terus-menerus yang
mempengaruhi keadaan umum penderita, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun,
merasa nyeri pada epigastrium, suhu badan dan tekanan darah menurun.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan yang tengah dirasakan pasien seperti rasa mual muntah yang
berlebihan dan mengganggu aktivitas klien sehari-hari yang terjadi selama masa kehamilan
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adannya riwayat Hiperemesis Geaviadrum yang pernah diderita sebelumnya dan
pernah mengalami penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan yang
menyebabkan mual muntah.
f. Riwayat kehamilan
Mengetahui berapa umur kehamilan ibu saat ini, dan hal-hal yang berhubungan
dengan kehamilan
g. Riwayat Kesehatan Keluarga
Vntuk mengetahui riwayat penyakit keluarga, tanyakan apakah sebelumnya anggota
dari keluarganya ada yang memiliki riwayat Hipermesis Grapidarum seperti yang dialami
klien saat ini, dan juga riwayat giekologi dalam keluarga seperti kista, tumor dan masalah
reproduksi lainnya.
h. Pola Aktivitas Sehari-hari
Kaji aktivitas klien sehari-hari. Apakah ada gangguan atau tidak. Kaji bagaimana
klien menjalankan aktivitas sehari-hari. Apakah klien memerlukan bantuan atau tidak
dalam beraktivitas. Klien mengalami Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningdat
(> 100 kali per menit). Frekuensi pemapasan meningkat. Suhu kadang naik, badan lemah.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik pada pemeriksaan umum pasien memiliki kesadaran yang baik (compos
1
1
mentis).

1. Kepala
Inspeksi : Bersih atau tidak. Ada lesi atau tidak.
Palpasi : Ada atau tidaknya nyeri tekan, Krepitasi, Massa
2. Mata
Inspeksi : Konjungtiva anemis karena mual dan muntah, sclera ikterus.
3. Mulut
Inspeksi : Apakah bibir pucat atau kering, kelengkapan gigi, ada atau tidaknya caries
gigi.
4. Sistem reproduksi

pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui TFU, keadaan vagina (kebersihan) dan
payudara (keadaan bentuk dan warna aerola)
5. Sistem kardiovaskuler, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui tekanan darah,
nadi dan suhu tubuh pasien
6. Sistem perkemihan, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui frekuensi BAK dan
BAB pasien dalam satu hari, warna dan bau
7. Sistem gastrointestinal, pemeriksan ini dilakukan untuk mengetahui pola makan pasien
dan masalah pencernaan yang muncul pada pasien seperti porsi makan pasien, mual dan
muntah

8. Sistem neurologis, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui sistem nurologis


pasien
9. Sistem integumen, pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan integument
pasien seperti akral, elastisitas, warna dan turgor kulit
10. Sistem muskuloskeletal, pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot,
kelemahan dan kekakuan otot pasien

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b.d muntah yang berelebihan, peningkatan asam lambung

b. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual dan
muntah berlebihan

1
2
c. Kekurangan volume mairan b.d kehilangan mairan yang berlebihan
d. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan (SDKI, 2016).

4. Intervens i Kep erawatan

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1 Nyeri berhubungan Tujuan : a. Identifikasi lokasi,
dengan muntah yang Setelah dilakukan intervensi karakteristik, durasi,
berelebihan 3 x 24 jam maka nyeri frekuensi, kualitas,
menurun Dengan kriteria intensitas nyeri
hasil: b. Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun m. Identifikasi respons
- Meringis menurun nyeri non verbal
- Gelisah menurun d. Berikan teknik
- Tekanan darah membaik nonfarmakologi untuk
- Nafsu makan membaik mengurangi rasa nyeri (mis,
TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedbamk,
terapi pijat, aromaterapi,
kopres hangat/dingin ,
terapi bermain).
e. . Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis, suhu ruangan,
penmahayaan, kebisingan)
f. Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
g. Kolaborasi pemberian
analgetik
2. Ketidaks eimbangan Kriteria hasil: Nutritiont management:
nutrisi kurang dari - Adanya peningkatan a.kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh b.d berta badan makanan

mual muntah_________ ____-___Berat badan ideal_____ b Kolaborasi dengan ahli____

1
3
sesuia dengan tinggi gizi untuk menentukan
badan jumlah kalori dan nutrisi
- Mampu yang dibituhkan pasien
mengidentifikasikan Nutrition monitoring:
kebutuhan nutrisi c. BB pasien dalam batas

normal
d. Monitor adanya
penuruna berat badan
e. monitor jumlah tipe
aktifitas yang biasa
dilakukan

Kekurangan volume Tujuan


cairan b.d kehilangan Ekulilibrium antara volume a. Monitor status hidrasi

cairan yang berlebihan cairan membaik. (misal frekuensi nadi,

Kriteria hasil : kekuatan nadi, akral,

- Asupan cairan meningkat - kelembaban mukosa, turgor

Asupan makanan meningkat kulit, tekanan darah)

- Dehidrasi menurun b. Monitor berat badan

- Tekanan darah membaik c. Monitor hasil

- Membran mukosa membaik pemeriksaan laboratorium


- Berat badan membaik (misal hematokrit, berat jenis
urine, BUN, Na, K, CI)
d. Catat intake-output
BAB IV
ASKEP KASUS DENGAN HEG

1
4
3.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

1
5
1. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dalam penerapan proses asuhan
keperawatan pada ibu hamil dengan Hiperemis Gravidarum. Hasil studi kasus ini dapat
digunakan sebagai masukan dalam pengembangan studi kasus berikutnya, dan dapat
menambah keterampilan dan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada ibu hamil dengan Hipermesis Gravidarum.
2. Bagi rumah sakit
Untuk menambah pengetahuan tentang Hiperemis Gravidarum dan sebagai bahan
masukan dalam memberikan asuhan keperawatan terutama ruangan KB Rawatan
RSUD M.NATSIR Kota Solok.
3. Bagi pasien
Untuk mengetahui cara yang bisa dilakukan untuk tidak terjadi komplikasi dari
Hiperemis Gravidarum dan bisa menjaga kehamilan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, I. (2009). Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta: EGC.


Alvenia, L. (2016). Upaya Peningkatan Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Hiperemesis
Gravidarum Di Rsu Assalam.

Kusmiyati, Y. (2009). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Platinum.


Lombogia, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Indomedia Pustaka.

1
6
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Runiari, N. (2010). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum.
Jakarta: Selemba Medika.
SDKI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: PPNI

SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, (Edisi 1), Jakarta. PPNI.

1
7

Anda mungkin juga menyukai