OLEH :
NIM. 02.18.012
MOJOKERTO
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Komprehensif ini tepat pada
waktunya. Salam serta salawat tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam
nabi besar muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman
kegelapan menuju jaman yang terang benerang yakni Addinul Islam.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada ibu dosen yang telah ikut serta
dalam pembuatan asuhan kebidanan komprehensif yaitu menjelaskan megenai
“Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. D Usia 6 Jam Postparum dengan Hipotermi
Sedang di Ruang Perintal Di Rsud Dr. Wahidin Sudirohusodo Mojokerto”. Asuhan
kebidanan komprehensif ini kami buat untuk memperdalam ilmu kita tentang
asuhan kebidanan.
Kami menyadari dalam asuhan kebidanan ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang kami miliki, namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu kami dengan menyediakan sumber informasi, memberikan masukan
pemikiran, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan makalah ini diwaktu yang akan datang, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan orang banyak supaya mengetahui apa-apa yang
ada dalam pelajaran asuhan kebidanan.
i
DAFTAR ISI
Halaman Cover...................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
2.1.1 Definisi....................................................................................................7
ii
2.1.7 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir..............................................................13
2.2.1 Definisi..................................................................................................13
3.1 Pengkajian.................................................................................................32
3.2 Data Subjektif...........................................................................................32
3.3 Data Objektif............................................................................................34
3.4 Analisa Data..............................................................................................36
3.5 Penatalaksanaan........................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................37
BAB V PENUTUP.........................................................................................40
4.1 Kesimpulan...............................................................................................40
iii
4.2 Saran.........................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................42
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan neonatus pertama di
luar rahim sampai dengan usia 28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar
dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir di semua sistem (Cunningham, 2012). Bayi baru lahir
disebut juga dengan neonatus, neonatus sendiri memiliki sebuah arti yaitu
individu yang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine kehidupan
ekstrauterin dan bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir pada usia kehamilan
37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Maryunani,2014). Bayi baru
lahir membutuhkan perawatan yang dapat meningkatkan kesempatan menjalani
masa transisi dengan berhasil. Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) merupakan
proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus (Rahardjo dan Marmi, 2015). Adapun permasalahan bayi
baru lahir normal fisiologis antara lain kejang, tidak mau menyusu atau
memuntahkan semua yang diminumnya, kondisi tubuh bayi yang lemah, deman,
sesak napas dan terus menerus merintih, pusat kemerahan hingga dinding perut
mata bayi bernanah banyak, dan diare yang disertai dengan gejala mata cekung.
(Kompas.com2020). Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Keadaan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari
laporan rutin relatif sangat kecil. Namun bila dihitung angka kematian absolut
masih tinggi yaitu sebanyak 4.016 Bayi meninggal pertahun dan sebanyak 4.338
balita meninggal pertahun. Adapun proporsi kematian neonatal dalam 3 tahun ini
mencapai hampir 4/5 dari kematian bayi. Dalam satu hari berarti sebanyak 11 bayi
meninggal dan 12 balita meninggal, sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh
Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur) diharapkan mendekati kondisi di
1
2
lapangan. Untuk mencapai target Nasional, dukungan lintas program dan lintas
sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya peningkatan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.(Dinkes Kab.Pasuruan,2018)
Faktor penyebab kematian bayi baru lahir diIndonesia seperti bayi baru
lahir rendah (BBLR), asfiksia neonatorum, sindrom gawat nafas,
hiperbilirubinemia, sepsis neonatorum, trauma lahir, dan kelainan kongenital.
Penyebab langsung kematian bayi baru lahir adalah infeksi, asfiksia ,
komplikasi prematuritas, kelainan bawaan, dan lain-lain.( Menkes,2016). Bayi
Baru Lahir memiliki resiko tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa muncul.
Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal, komplikasi seperti ini
sebenarnya dapat ditangani dengan segera namun terkendala oleh kesadaran dari
orang tua untuk mencari pertolongan. Yang pada akhirnya akan mengakibatkan
infeksi dan BBLR serta lebih parahnya akan mengakibatkan kematian.
(Deslidel,dkk,2011)
3
Meliputi tentang pengkajian data yang didapat dari data pasien dengan
metode SOAP, tentang data subyektif, data obyektif, analisa data dan
penatalaksanaan.
BAB IV : Pembahasan
Membahas tentang kesenjangan teori dan praktek dilapangan yaitu pada
tinjauan kasus Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. D Umur 0 Hari Dengan
Bayi Baru Lahir Di Ruang Ponek Di Rsud Dr. Wahidin Sudirohusodo
Mojokerto.
BAB V : Penutup
Meliputi kesimpulan dan saran yang ditulis dalam bentuk narasi untuk
mengtahui tentang asuhan kebidanan pokok yang mendasar.
DAFTAR PUSTAKA
TINJAUAN TEORI
1
2
Asuhan Bayi Baru Lahir Menurut Saifuddin (2002) Asuhan bayi baru
I.M.
diberikan imunisasi.
bayi tidak teratur, bayi berwarna kuning, bayi berwarna pucat, suhu
meningkat, dll.
sempurna.
minora, dan pada laki – laki, testis sudah turun dan skrotum sudah
ada.
normal sistem saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh beberapa
30-60 kali/menit.
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC,
(cold injury).
e. Perubahan gastrointestinal
f. Perubahan ginjal
dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka
g. Perubahan hati
5
h. Perubahan imun
c) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau
lebih)
kehamilan) :
6
panas bayi.
b. Kejang.
d. Sesak nafas.
e. Bayi merintih.
g. Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu
i. Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan
kembali lambat
1. Definisi
Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5°c. bayi baru lahir rentan
seringkali tidak cukup hangat, dengan aliran udara yang dingin di dekat
bayi (yang berasal dari AC), atau petugas tidak mengeringkan dan
2014:368).
8
Hipotermi dapat terjadi pada bayi baru lahir (neonatus), yaitu pada bayi
dengan asfiksia, bayi BBLR, bayi dengan sepsis, distress pernafasan, pada
bayi prematur atau bayi kecil yang memiliki cadangan glukosa yang
2. Etiologi
a. Konduksi
pemeriksaan BBL.
b. Konveksi
c. Radiasi
Adalah jalan utama bayi Kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi
2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain yang kering dan hangat
Faktor Resiko :
b. Kerusakan hipotalamus
c. Konsumsi alkohol
f. Malnutrisi
10
i. Terapi radiasi
k. Trauma
l. Prematuritas
3. Manifestasi Klinis
1) Mayor
b) Mengigil
2) Minor
a) Akrosianosis
b) Bradikardi ( Normal 120-160 x/menit)
c) Dasar kuku sianotik
d) Hipoglikemia
e) Hipoksia
f) Pengisian kapiler > 3 detik
g) Konsumsi oksigen meningkat
h) Ventilasi menurun
i) Piloereksi
j) Takikardi
k) Vasokontriksi perifer
l) Kutis memorata (pada neonatus)
1) Hipotermia sedang
2) Hipotermia Berat
b) Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu, beri pakaian
sering berubah.
e) Pasang jalur intra vena dan beri cairan intra vena sesuai
4. Patofisiologi
aliran darah.
tetap hangat.
terjadi pada sistem syaraf pusat antara lain depresi linier dari
Bayi hipotermi adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Suhu
kematian bayi baru lahir, terutama dengan berat badan kurang dari 2,5
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi
untuk pasien thypoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
e. Uji tourniquet
7. Penatalaksanaan Medis
pindahkan bayi menempel pada dada ibu, atau sering disebut sebagai
metode kanguru.
kain yang hangat, meletakkan bayi dekat dengan ibu, dan memastikan
S (Data Suyektif)
b. Keluhan utama
yaitu suhu antara 32- 36ºC, dan hipotermi berat yaitu suhu tubuh
c. Riwayat antenatal
al,2007)
d. Riwayat natal
16
baru lahir. Abnormalitas plasenta dan kedua pembuluh darah tali pusat
Riwayat bayi sejak lahir harus ditinjau ulang, termasuk pola menyusui,
1) Nutrisi
(Triaswulan,2015).
2) Eliminasi
dan tersusun atas mukus dan sel epidermis. Warna yang khas
2011).
17
16,5 jam sehari. Jam tidurnya bisa dibagi menjadi 8 jam tidur
siang dan 8,5 jam tidur malam. Namun, pola tidur bayi pada
4) Personal hygience
bersih dan kering dan selalu mencuci tangan dengan air bersih
daerah sekitar tali pusat agar tetap bersih dan kering untuk
O (Data Obyektif)
dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat
dimasukkan dalam kategori ini. Telah dapat diobservasi oleh bidan akan
a. Pemerisakaan Umum
lingkungannya.
menit, dihitung ketika bayi dalam posisi tenang dan tidak ada tanda-
20
beberapa hari pertama yang harus kembali normal, yaitu sama dengan
atau di atas berat badan lahir pada hari ke-10. Sebaiknya bayi
dilakukan penimbangan pada hari ke-3 atau ke-4 dan hari ke-10 untuk
gram per hari setelah ASI matur keluar (Varney, dkk, 2007).
perfusi perifer yang baik (Johnson dan Taylor, 2005). Menurut WHO
(2013), wajah, bibir dan selaput lendir harus berwarna merah muda
lahir, umumnya hilang dalam 48 jam. Ubun-ubun besar rata atau tidak
2013).
4) Mulut: Tidak ada bercak putih pada bibir dan mulut serta bayi akan
5) Dada: Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah yang dalam
(WHO, 2013).
6) Perut: Perut bayi teraba datar dan teraba lemas. Tidak ada perdarahan,
pembengkakan, nanah, bau tidak enak pada tali pusat atau kemerahan
7) Ekstermitas: Posisi tungkai dan lengan fleksi. Bayi sehat akan bergerak
8) Genetalia: Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
c. Pemeriksaan Neurologis
mulut, dan mulai mengisap bila pipi, bibir, atau sudut mulut bayi
22
Jika bayi menghadap ke sisi kiri, lengan atau “fencing” dan kaki
pada sisi itu akan lurus sedangkan lengan dan tungkainya akan berada
alam posisi fleksi (putar kepala ke arah kanan dan ekstremisitas akan
kipas dan membetuk huruf C dengan ibu jari dan jari telunjuk;
memeluk dan kembali dalam posisi fleksi dan gerakan rileks. (Buku
Tangan bayi akan tetap tertutup selama bulan pertama. Biasa juga
8) Refleks babinsky
Balita,Deslide,dkk,2011).
A (Analisa Data)
penanganan segera.
Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru
baik objektif dan subjektif, dan sering diungkap secara terpisah, maka
proses kajian ini adalah sesuatu proses yang dinamik. Sering menganalisa
agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau
P (Penatalaksanaan)
berat badan, lingkar kepala, panjang badan, lingkar dada, lingkar perut,
selam 2 hari.
25
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
ganti kain tersebut dengan selimut atau kain yang bersih, kering dan
hangat.
kehangatan bayi.
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Alasan datang
1
2
3. Keluhan Utama
dingin.
a. Prenatal
kehamilan 38 minggu
b. Natal
Berat badan bayi 2600 gr, panjang badan 48 cm, keadaan umum
segera setelah lahir, dan bayi memiliki apgar score 8-10, suhu
36,5°C, RR 44x/menit.
a. Nutrisi Cairan
oleh ibu.
b. Personal hygine
c. Eliminasi
d. Istirahat
3
e. Imunisasi
KU : Lemah
TTV :
S : 35,5°c
N : 124x/menit
RR : 44x/menit
BB : 2600 gr
TB : 48 cm
Lingkar Kepala :
SOB : 32 cm
FO : 34 cm
MO : 35 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lila : 12 cm
Pemeriksaan Fisik :
labiopalatoskisis.
trauma cervikalis
Tali Pusat : Masih basah masih dibungkus dengan kasa steril, tidak
(+)
Pemeriksaan Neurologis :
Pemeriksaan Laboratorium :
3.4 Penatalaksanaan
2. Melakukan metode kangguru bila ada ibu atau pengganti ibu, kalau
tidak gunakan inkubator dan ruangan hangat, periksa suhu dan hindari
PEMBAHASAN
Data subjektif
dkk,2012).
Data objektif
fisik.
kebiruan, pergerakan kurang aktif, kuku kebiruan, tangan dan kaki teraba
dingin.
1
2
36,5°C yang terbagi atas hipotermi ringan yaitu suhu antara 36°C-36,5°C,
hipotermi sedang yaitu suhu antara 32°C-36°C, dan hipotermi berat yaitu
menghisp lemah, dan kaki teraba dingin. Hipotermi berat yaitu pernafasan
Analisa data
kebidanan dan di tunjang oleh beberapa data subjektif dan objektif yang
aktual yang diidentifikasi pada bayi Ny.D adalah bayi cukup bulan dengan
03:00 WIB.
3
Neagle melalui HPHT, jadi dari HPHT yang didapatkan dari ibu yakni
tanggal 08 Januari 2021 maka usia kehamilan ibu adalah 38 minggu. Usia
Penatalaksanaan
yang dingin dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimut
dengan selimut hangat, melakukan metode kangguru bila ada ibu atau
pengganti ibu, kalau tidak gunakan inkubator dan ruangan hangat, periksa
suhu dan hindari paparan panas yang berlebihan, Menganjurkan ibu untuk
menyusui lebih sering, mintalah ibu mengamati tanda bahaya dan segera
lab untuk tes darah lengkap. Penyebab terjadinya hipotermi pada BBL
yaitu seringkali ruang bersalin tidak cukup hangat, dengan aliran udara
yang dingin di dekat bayi (yang berasal dari AC), atau petugas tidak
(Rohsiswatmo, 2014:368).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesiumpulan
memorata.
melakukan metode kangguru bila ada ibu atau pengganti ibu, kalau
1
2
5.2 Saran
1. Bagi Klien
pengetahuan.
3. Bagi Institusi
Lubis, E. (2018). Laporan tugas akhir asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
ny.ra di puskesmas amplas kecamatan amplas kota madya medan tahun
2018.
Ii, B. A. B., Medis, A. T., & Lahir, B. B. (2010). Materi Penurunan. 6–34.
Sudarti dan Afroh Fauziah. Asuhan Neonatus Risiko Tinggi Dan Kegawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2013.