Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TEKNIK PELVIC ROCKING DAN BREECH TILT

Komplementer Persalinan

Dosen Pengampu :

Johara, S.Si.T., M.Tr.Keb

Kelompok 15 :

1. Alifia Alqibtia 202015201002 6. Nur Arofatul Aini 202015201026


2. Devani Oktavia P.202015201007 7. Putri Intan Pratiwi 202015201031
3. Fathimah Mouna Z.I 202015201010 8. Rahma Maulidia 202015201032
4. Febiana sholeha 202015201011 9. Sherly Nur Sabrina 202015201035
5. Mutia Febriyanti 202015201021

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO

TAHUN AJARAN 2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Karunia nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah “Teknik Pelvic Rocking dan Breech Tilt” ini dengan baik
dan tepat waktu kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bimbingan atau saran
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.

Dan tidak luput kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing. Mata Kuliah
Komplementer Persalinan yaitu Johara, S.Si.T., M.Tr.Keb. Berkaitan dengan makalah ini kami
banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang diterima oleh kami baik
secara langsung maupun tidak langsung. Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 28 Maret 2022

Penyusun Kelompok 15

2
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah......................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................................7
2.1 Definisi Persalinan.....................................................................................................................7
2.2 Pelvic Rocking............................................................................................................................8
2.3 Breech Tilt................................................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................................14
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................14
3.1 Contoh Kasus dalam Mengoptimalisasi Janin dalam Persalinan Dengan Teknik Pelvic
Pocking dan Breech Tilt......................................................................................................................14
3.1.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan Intervensi Pelvic Rocking pada
Multigravida....................................................................................................................................14
3.1.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Usia Kehamilan 30 Minggu dengan Letak Sungsang
di RS Dian Harapan Kota Jayapura..............................................................................................16
BAB IV.....................................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................................18
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................................18
4.2 Saran.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................................19

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses
patologis, tetapi kondisi normal tersebut dapat menjadi patologi/abnormal (Kemenkes, 2016). (S,
2021) Menurut Manuaba (2008), Multigravida adalah wanita yang pernah hamil dan melahirkan
bayi aterm. Sedangkan menurut Prawirohardjo (2002), Multigravida adalah seorang Wanita yang
sudah pernah hamil lebih dari satu kali. Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal
dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang tidak
sesuai yang diharapkan. Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem tubuh ibu yang
semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. (Kinanti, 2009).

Persalinan lama menjadi salah satu penyebab meningkatnya mortalitas dan morbiditas
pada ibu dan janin. Pada ibu dengan persalinan lama lebih berisiko terjadi perdarahan karena
atonia uteri, laserasi jalan lahir, infeksi, kelelahan dan syok, sedangkan pada janin dapat
meningkatkan risiko asfiksia berat, trauma cerebral, infeksi dan cedera akibat tindakan (Oxon &
Forte, 2010; Henderson, 2005).

Usia kehamilan merupakan salah satu hal yang dapat memengaruhi kelangsungan dan
kualitas hidup janin. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan cukup bulan (aterm) ialah usia kehamilan antara 38
sampai 42 minggu dan ini merupakan periode terjadinya persalinan (Kristanto, 2010).

Kepala janin yang telah memasuki pintu atas panggul merupakan tanda permulaan
persalinan. Umumnya kepala janin memasuki pintu atas panggul (PAP) terjadi pada akhir usia
kehamilan masuknya kepala janin pada rongga panggul terjadi antara 38-42 minggu atau bahkan
selama tahap pertama persalinan. (Konar, 2015). Pada multigravida hal ini terjadi pada akhir
tahap pertama persalinan. Tanda-tanda tersebut dapat dideteksi dengan melakukan pelayanan
antenatal yang adekuat dan benar sehingga ibu hamil, keluarga dan tenaga kesehatan dapat
merencanakan dan mempersiapkan persalinan dan tercapainya suatu persalinan yang aman.

4
Faktor penyebab belum masuknya bagian terendah janin ke pintu atas panggul (PAP)
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu CPD (cephalopelvic disproportion), tali pusat
pendek, lilitan tali pusat, posisi janin, plasenta letak rendah (Plasenta Previa), dan bayi besar
yang dapat menyebabkan bagian terendah janin belum masuk ke dalam PAP. Dampak yang
mungkin terjadi apabila bagian terendah janin tidak masuk ke PAP yaitu kemungkinan terjadinya
kehamilan postterm karena penurunan bagian terendah janin merupakan salah satu permulaan
persalinan (Purwanti, 2020).

Pelvic Rocking merupakan salah satu gerakan dengan menggoyangkan panggul kesisi
depan, belakang, sisi kiri dan kanan. Gerakan ini digunakan untuk mengurangi rasa kurang
nyaman pada saat kehamilan maupun saat persalinan kala I. Kelebihan dari Pelvic Rocking
antara lain gerakan yang relatif sederhana dan menggunakan alat yang sederhana tanpa
menggunakan tempat khusus dan pengawasan khusus. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan
dari senam hamil (pelvic rocking) yaitu membantu penrunan bagian terendah janin agar masuk
ke pintu atas panggul, senam hamil (pelvic rocking) ini dapat dilakukan pada trimester III atau
pada saat usia kehamilan 34 minggu. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrayani
(2016) yang mengatakan pada posisi tegak meliputi posisi duduk diatas gym ball (pelvic
rocking), berdiri, jongkok, berjalan dapat merangsang kontraksi uterus, memperlebar diameter
panggul, serta mempercepat penurunan bagian terendah janin (Wulandari, 2019).

Kehamilan, persalinan, nifas merupakan pengalaman yang sangat mendalam, yang


membawa suatu arti yang bermakna untuk perempuan, namun pada kenyataanya masih banyak
ibu hamil dengan kelainan letak janin, seperti letak lintang, dan letak sungsang. Oleh sebab itu,
proses kehamilan, persalinan dan nifas sangat membutuhkan perhatian lebih dari tenaga
kesehatan agar mendapat kesejahteraan kesehatan ibu dan bayi.

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Letak sungsang memiliki beberapa
tipe yaitu: frank breech yaitu presentasi bokong murni dimana bagian kaki dari janin mengalami
fleksi total di bagian bokong dan ekstensi total di bagian lutut, complete breech yaitu presentasi
bokong sempurna dimana kedua kaki dan tangan menyilang secara sempurna dan di samping
bokong dapat diraba kedua kaki, incomplate breech yaitu presentasi bokong tidak sempurna
dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki lain terangkat ke atas.

5
Kehamilan dengan presentasi bokong adalah kehamilan yang memiliki resiko. Hal ini
dikaitkan degan abnormalitas janin dan ibu. Banyak faktor yang dapat menyebabkan kelainan
letak sungsang, diantaranya paritas ibu dan bentuk panggul ibu. Angka kejadian presentasi
bokong jika dihubungkan dengan panggul ibu maka kejadian presentasi bokong terbanyak adalah
panggul sempit, dikarenakan fiksasi kepala janin yang tidak baik pada pintu atas panggul.

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud dengan pelvic rocking dan breech tilt?
3. Mengapa teknik pelvic rocking dan breech tilt optimal dalam persalinan?
4. Siapa yang melakukan teknik optimalisasi janin dalam persalinan?
5. Kapan teknik pelvic rocking dan breech tilt digunakan?
6. Dimana teknik tersebut dilakukan?
7. Bagaimana teknik tersebut dilaksanakan?

1.3 Tujuan Makalah


1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tekhnik pelvic rocking
terhadap lamanya persalinan kala 1 dan 2 pada multigravida dan memberikan asuhan
komprehensif yang berkesinambungan untuk mengurangi terjadi komplikasi pada
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui pengaruh intervensi pelvic rocking dengan percepatan masuknya
kepala janin serta proses persalinan kala I dan II pada multigravida.
 Untuk mengurangi terjadinya komplikasi atau risiko kehamilan dengan letak
sungsang dengan melakukan ANC yang berkualitas dengan melakukan pemantauan
secara fisik, psikologis, pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran agar ibu hamil siap menghadapi peran baru

1.4 Manfaat Makalah


1. Bagi Tenaga Kesehatan.
Dapat memberikan intervensi senam hamil pelvic rocking sebagai salah satu upaya
tenaaga kesehatan untuk membantu mempercepat penurunan bagian terendah janin
masuk ke PAP dan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam pemberian asuhan

6
kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana.
2. Bagi institusi
Memberikan manfaat akademis berupa tambahan wawasan dan referensi untuk proses
pembelajaran pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi mahasiswa
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teknik optimalisasi janin dalam
persalinan sehingga bisa memotivasi untuk menjadikan proses persalinan menjadi lebih
cepat dan meningkatkan kualitas pelayanan.
4. Bagi peneliti
Menambah wawasan akademis dan pengalaman penelitian mengenai optimalisasi posisi
janin menjadikan proses persalinan menjadi lebih cepat dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan. selanjutnya bisa melakukan penelitian yang sejenis dengan waktu
yang lebih lama dengan jumlah responden yang lebih banyak dan juga bisa dianalisis
multivariate.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Persalinan

Persalinan adalah rangkaian proses berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.
Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif
pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2007). Tahapan persalinan ada 4
kala yaitu dalam persalinan terdapat 4 kala yaitu: 1) kala I (Pembukaan); 2) kala II (Pengeluaran
Janin); 3) kala III (Pelepasan) dan kala IV (Observasi).

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih
dari 18 jam pada multi. Partus lama baik fase aktif memanjang maupun kala II memanjang
menimbulkan efek terhadap ibu maupun janin. Partus lama adalah waktu persalinan yang
memanjang karena kemajuan persalinan yang terhambat. Persalinan lama memiliki definisi
berbeda sesuai fase kehamilan.

Upaya pemerintah yang dilakukan untuk mengatasi kejadian partus lama (prolonged
active phase) terdapat pada Permenkes Nomor 369/Menkes/ SK/III/2007.

Tentang Standar Profesi Bidan yaitu sebagai profesi bidan diwajibkan memberikan pelayanan
dalam asuhan kebidanan pada kala I persalinan seperti: pengaturan posisi, hidrasi, memberikan
dukungan moril, pengurangan nyeri tanpa obat, memantau kemajuan persalinan normal dan
penggunaan partograf serta memantau proses penurunan janin melalui pelvic selama persalinan
dan kelahiran.

8
Panggul dibagi menjadi dua regio oleh bidang imajiner yang ditarik dari promontorium sakrum
ke pinggir atas simfisis pubis, yaitu:

1. Panggul palsu Terletak di atas bidang, berfungsi untuk menyokong intestinum.


2. Panggul sejati 8 Terletak di bawah bidang, memiliki dua bukaan yaitu: arpertura pelvis
superior (pintu atas panggul) dan arpetura pelvis inferior (pintu bawah panggul)

2.2 Pelvic Rocking


Pelvic Rocking merupakan salah satu gerakan dengan menggoyangkan panggul ke sisi
depan, belakang, sisi kiri dan kanan. Pelvic Rocking Exercises (PRE bertujuan untuk melatih
otot pinggang, pinggul dan membantu penurunan kepala bayi agar masuk kedalam rongga
panggul menuju jalan lahir Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pelvic rocking exercise
dapat meminimalisir bahkan menghilangkan nyeri tulang belakang bagian bawah pada akhir
masa kehamilan dan meningkatkan fungsi tubuh serta aktivitas ibu hamil trimester akhir yang
sering terbatasi aktivitas geraknya akibat nyeri punggung yang sering muncul. Serupa dengan
hasil penelitian yang dilakukan di El-Shatby Maternity University Hospital Mesir yang
menunjukkan adanya hubungan yang positif secara statistik antara Pelvic Rocking Exercise
dengan Birthing Ball dan proses persalinan dalam hal penurunan interval dan meningkatkan
durasi dan frekuensi kontraksi uterus, dilatasi serviks dan penurunan kepala janin pada kelompok
yang mendapat perlakuan.

Saat kehamilan melakukan pelvic rocking dengan birthing ball dapat menjaga otototot
yang mendukung tulang belakang. Pada saat proses persalinan memasuki kala I, jika duduk di
atas bola, dan dengan perlahan mengayunkan dan menggoyangkan pinggul (Pelvic Rocking)
kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan melingkar, akan bermanfaat untuk :

1. Goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah.


2. Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim, dan tekanan di
kandung kemih.
3. Gerakan ini akan membantu anda bersantai.
4. Meningkatkan proses pencernaan.
5. Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina dan sekitarnya.
6. Membantu kontraksi rahim lebih efektif dalam membawa bayi melalui panggul jika
posisi ibu bersalin tegak dan bisa bersandar ke depan.

9
7. Tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi
tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) serviks dapat terjadi lebih cepat.
8. Ligamentum atau otot disekitar panggul lebih relaks.
9. Bidang luas panggul lebih lebar sehingga memudahkan kepala bayi turun ke dasar
panggul

Mobilisasi persalinan dengan pelvic rocking, yaitu duduk dengan perlahan mengayunkan
dan menggoyangkan pinggul kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan melingkar, akan
bermanfaat untuk tekanan dari kepala bayi pada leher rahim tetap kostan ketika ibu bersalin
diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) servik dapat terjadi lebih cepat. Teori ini sesuai
dengan hasil penelitian, yang menerangkan pelvic rocking dapat membantu pembukaan servik
pada persalinan kala I fase aktif.

Teori Theresa Jamieson (2011) mengatakan bahwa pelvic rocking merupakan cara yang
efektif untuk bersantai bagi tubuh bagian bawah khususnya daerah panggul. Teknik ini sering
disarankan selama persalinan. Untuk meningkatkan relaksasi dan memungkinkan gaya gravitasi
untuk membantu perajalanan bayi melalui jalan lahir. Sehingga memungkinkan kemajuan proses
persalinan menjadi lebih cepat. Posisi pelvic rocking dengan duduk pada bola persalinan akan
memfasilitasi peningkatan diameter antro posterior panggul. Begitu juga posisi pelvic rocking
dengan bersandar pada bola dan bergerak ke depan dan ke belakang akan membantu untuk
memandu kepala janin ke dalam panggul. Humphrey et al menjelaskan bahwa posisi tegak
meningkatkan kondisi janin melalui pasokan oksigen yang cukup sehingga dapat meminimalisir
terjadinya gawat janin.

Suhartono (2011) menyatakan bahwa latihan olahraga akan memberikan efek yang berarti
bagi kesehatan dan kebugaran apabila dilakukan 3 kali dalam seminggu. penelitian yang
dilakukan di University of Arkansas oleh Dr. Fort menyatakan bahwa untuk membantu
menghilangkan gejala pramenstruasi, harus melakukan latihan selama 20 menit setidaknya 3
sampai 4 kali seminggu.

Tehnik pelvic rocking exercise

10
a. Pelvic rocking exercise menggunakan bola. Responden duduk di atas bola, dan dengan
perlahan menggerakan pinggul (Pelvic Rocking) kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi
kiri, dan melingkar. Pelvic Rocking Exercise gerakan ke depan dan ke belakang

b. Pelvic rocking exercise dengan posisi duduk


1) Duduklah di posisi yang nyaman dan netral, dengan telapak kaki rata di lantai
(duduk di ujung kursi)
2) Perlahan gerakkan bahu ke depan, rasakan berat badan bergerak mundur pada
tulang belakang.
3) luruskan perlahan, gerakan panggul dan dorong badan ke depan saat bahu
bergerak mundur.
4) Ulangi, perlahan gerakkan panggul ke belakang dan ke depan.

c. Pelvic rocking exercise dengan posisi terlentang


1) Terlentang dengan lutut tertekuk, dan tangan di samping tubuh. Lutut anda harus
terpisah dengan jarak yang nyaman.
2) Tekan bagian bawah tulang belakang anda dengan kuat ke lantai, dan tahan
selama beberapa detik

11
3) Tekan pinggang anda (punggung kecil anda) dengan kuat ke lantai,dan tahan
selama beberapa detik.
4) Gerakkan pelvis anda ke belakang dan ke depan dengan menekan terlebih dahulu
bagian dasar tulang belakang anda, lalu bagian belakang pinggang anda ke lantai.
Lengkapi gerakan 1 kali, lalu rileks.

2.3 Breech Tilt


Breech Tilt adalah teknik inversi yang dikenal luas untuk membantu bayi sungsang
membalikke posisi kepala di bawah. The Breech Tilt tidak invasif.Posisi Breech Tilt adalah
untuk menciptakan sudut terbaik untuk mendorong bayi sungsang keluar dari panggul dan
memungkinkan bayi untuk membalik. Menggantung dalam posisi ini juga dapat membantu bayi
menyelipkan dagu saat kepala menekan ke bagian atas rahim. Kemiringan sungsang. Pada usia
kehamilan antara 32 dan 35 minggu, ibu mungkin mulai menggunakan posisi miring sungsang
untuk mendorong bayinya berputar, sebagai berikut:

1. Dilakukan tiga kali sehari, saat perutnya tidak kenyang dan bayinya aktif, ibu
memposisikan diri berbaring di lantai terlentang dengan lutut ditekuk dan rata. Ibu
mengangkat pinggulnya 12 inci atau lebih. Ibu menggeser bantal di bawah pinggulnya
untuk menahannya dalam posisi miring. Ibu sekarang berbaring dengan kepala dan bahu
di lantai dan pinggul dan lututnya terangkat. Posisi yang sama dapat dicapai dengan
menyuruhnya berbaring di papan setrika (atau papan dengan panjang yang sama tetapi
lebih lebar) dengan satu dan disandarkan di sofa.
2. Ibu tetap dalam posisi tersebut selama 10 sampai 15 menit (dapat dikurangkan jika ibu
tidak nyaman)
3. Saat secara sadar melepaskan ketegangan di perut dan belalainya, ia memvisualisasikan
kepala bayinya menekan "bawah" ke bagian atas rahim, dan bayi mencoba mengangkat
kepalanya "ke atas" lagi.

12
Posisi tersebut tampaknya mendorong beberapa bayi untuk berbalik, tetapi mungkin tidak
berhasil. Studi penelitian belum menemukan kemiringan sungsang jelas lebih efektif daripada
melakukan apa pun. Breech Tilt adalah teknik inversi yang dikenal luas untuk membantu bayi
sungsang membalik ke posisi kepala di bawah. The Breech Tilt tidak invasif.

Posisi Breech Tilt adalah untuk menciptakan sudut terbaik untuk mendorong bayi sungsang
keluar dari panggul dan memungkinkan bayi untuk membalik. Menggantung dalam posisi ini
juga dapat membantu bayi menyelipkan dagu saat kepala menekan ke bagian atas rahim.

Waktu yang tepat untuk melakukan Breech Tilt

Jika diberi tahu bahwa bayi sungsang, Dapat langsung memulainya sedini 30-32 minggu
dan terus berlanjut sampai tahu bahwa kepala bayi tertunduk. Beberapa dokter menyarankan
untuk memulai lebih lambat karena kebanyakan bayi akhirnya bisa membalik sendiri.

Waktu yang seharusnya tidak melakukan Breech Tilt

Jika bayi sudah menunduk atau ke belakang, jangan lakukan latihan ini. Tanyakan kepada
dokter apakah ada alasan medis untuk tidak melakukan Breech Tilt untuk bayi sungsang setelah
30 minggu.

Etiologi

Prevalensi presentasi sungsang tergantung pada usia kehamilan. Scheer dan Nubar [1]
menggambarkan presentasi janin secara sonografi pada berbagai usia kehamilan. Mereka
menemukan bahwa pada usia kehamilan 21 hingga 24 minggu, 33,3% janin dalam posisi
sungsang. Sebaliknya, hanya 6,7% janin yang berada dalam posisi sungsang posisi pada usia
kehamilan 37 sampai 40 minggu. Faktor risiko lain untuk presentasi bokong termasuk
multiparitas, kelahiran sungsang sebelumnya, polihidramnion, anomali janin, dan anomali rahim.

Diagnosa

Diagnosis presentasi sungsang dapat dibuat dengan andal menggunakan kombinasi


palpasi perut dan pemeriksaan vagina. Leopold pertama Manuver mendeteksi kepala janin pada

13
aspek fundus uteri. Vagina pemeriksaan dan palpasi mengungkapkan tuberositas iskiadika dan
sakrum atau presentasi kaki sungsang—ekstremitas bawah. Saat serviks melebar dan ketuban
pecah, anus janin dapat diidentifikasi pada pemeriksaan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi presentasi, mengklasifikasikan jenis presentasi sungsang, menilai perkiraan
berat janin, dan mengidentifikasi janin kotor anomali. Presentasi sungsang lengkap memiliki
kondisi kedua pinggul tertekuk dengan satu kaki atau keduanya lutut tertekuk. Presentasi
sungsang tidak lengkap memiliki satu atau kedua pinggul diperpanjang. Presentasi sungsang
Frank memiliki kedua pinggul tertekuk dan kedua lutut diperpanjang.

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Contoh Kasus dalam Mengoptimalisasi Janin dalam Persalinan Dengan Teknik Pelvic
Pocking dan Breech Tilt

3.1.1 Asuhan Kebidanan Komprehensif dengan Intervensi Pelvic Rocking pada


Multigravida
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan
untuk data primer yaitu dengan menggunakan metode pengamatan (observation), wawancara
(anamnesa), maupun hasil pengukuran fisik dan pemeriksaan kebidanan langsung kepada klien.
Data sekunder diperoleh dengan melakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang
lainnya (USG, foto rontgen dll) data kesehatan penduduk kota dan provinsi, buku KIA sebagai
buku catatan perkembangan klien. Selain itu dapat dilakukan melalui studi kepustakaan (Library
research). Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah ibu hamil trimester III dengan keluhan
belum masuknya bagian terendah janin ke PAP di usia kehamilan 38 minggu 6 hari. Dan peneliti
berupaya untuk melakukan asuhan ibu hamil dengan belum masuknya bagian terendah janin ke
PAP dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
Responden difasilitasi untuk melakukan senam hamil pelvic rocking untuk membantu
mempercapat penurunan kepalabayi ke pintu atas panggul (PAP), senam hamil pelvic rocking ini
dilakukan selama 4 minggu sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama 15-20 menit. Senam
hamil pelvic rocking dilakukan dengan intervensi yang sesuai denggan prosedur penatalaksanaan
pelvic rocking. Penilaian kemajuan penurunan kepala janin dilakukan setelah 4 minggu
dilakukan senam hamil pelvic rocking dengan metode observasi. Pengamatan variable dilakukan
dengan melakukan observasi kemajuan penurunan bagian kepala janin dari usia kehamilan 39
minggu hingga kehamilan 40 minggu.
Bertemu dengan pasien pada tanggal 3 Mei 2021 pada pukul 10.30 WIB, hasil
pemeriksaan didapatkan bagian terendah janin belum memasuki PAP dan belum ada tanda-tanda
persalinan. Pada usia kehamilan memasuki 38 minggu 6 hari, dilakukan intervensi dengan
dilakukan senam hamil pelvic rocking selama 4 minggu, Pada tanggal 03 Juli 2021 jam 06.30

15
Ny. H dating dengan usia kehamilan 42 minggu , dengan keluhan mules yang teratur sejak
tanggal 02 Juli 2021 jam 00.00. berdasarkan hasil pemeriksaan kepala janin telah masuk PAP dan
pembukaan 5cm. Pada jam 10.20, embukaan lengkap dan bayi lahir pada jam 10.45.
Asuhan senam hamil pelvic rocking dan posisi jongkok dapat membantu penurunan
bagian terendah janin ke pintu atas panggul (PAP) hal ini dikarenakan disaat melakukan senam
hamil pelvic rocking tekanan gravitasi akan membuat bagian terendah janin memasuki pintu atas
panggul secara bertahap. Menurut Hermina dan Wirajaya (2015) Pelvic Rocking Exercises
(PRE) bertujuan untuk melatih otot pinggang, pinggul dan membantu penurunan kepala bayi
agar masuk kedalam rongga panggul menuju jalan lahir.
Posisi pelvic rocking dengan duduk pada bola persalinan akan memfasilitasi peningkatan
diameter antro posterior panggul. Begitu juga posisi pelvic rocking dengan bersandar pada bola
dan bergerak ke depan dan ke belakang akan membantu untuk memandu kepala janin ke dalam
panggul. Humphrey et al menjelaskan bahwa posisi tegak meningkatkan kondisi janin melalui
pasokan oksigen yang cukup sehingga dapat meminimalisir terjadinya gawat janin. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrayani (2016) pada posisi tegak meliputi posisi duduk
diatas gym ball (pelvic rocking), berdiri, jongkok, berjalan dapat merangsang kontraksi uterus,
memperlebar diameter panggul, serta mempercepat penurunan bagian terendah janin. (Indrayani,
2018) Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suksesty (2017) Mobilisasi
dengan pelvic rocking yaitu berdiri dengan tegak dengan perlahan mengayunkan dan
menggoyangkan pinggul kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi kiri, dan melingkar, akan
bermanfaat untuk membantu memberikan tekanan ke kepala bayi sehingga akan membantu
mempercepat penurunan kepala janin.
Setelah dilakukan penanganan dengan menggunakan senam hamil pelvic rocking selama
4 minggu, setelah dilakukan pemeriksaan bagian terendah janin sudah memasuki pintu atas
panggul karena ibu melakukan senam hamil pelvic rocking secara rutin 1 minggu 2 kali. Pada
usia 42 minggu kepala janin masuk PAP, persalinan kala 1 berjalan selama 3 jam 50 menit sejak
ibu datang ke pelayanan Kesehatan yaitu pada jam 06.30 pembukaan 5 dan pembukaan lengkap
pada 10.20. Dan kala II berjalan selama 25 menit. Berdasarkan kurva Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 2 cm/jam dan pembukaan multigravida 1 cm/jam. Dengan perhitungan
tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan (Manuaba, 2013). Pada primi

16
gravida kala II berlangsung rata – rata 1,5 - 2 jam dan pada multipara rata - rata 0,5 – 1 jam
(Asrinah, 2010).

3.1.2 Manajemen Asuhan Kebidanan Usia Kehamilan 30 Minggu dengan Letak


Sungsang di RS Dian Harapan Kota Jayapura

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
studi penelaan kasus (Case study). penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Dian
Harapansampel penelitian ini Ny. M Umur 35 Tahun G3P2A0 Usia Kehamilan 30
Minggu 5 Hari Dengan Letak Sungsang. Instrument yang digunakan yaitu pedoman
observasi, wawancara,dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanann7 langkah
Varney dan pendokumentasian SOAP.
Pada kasus letak sungsang keluhan ibu saat ini adalah terasa sesak pada abdomen
bagian atas (Manuaba, 2010). Keluhan lainnya yang ibu rasakan adalah gerakan janin
terasa lebih banyak dibagian perut bawah dan terasa penuh dibagian atas (Wiknjosastro,
2010).Setelah dilakukan pengkajian diperoleh data bahwa ibu hamil datang dengan keluhan
merasakan lebih banyak gerakan pada bagian perut bawah dan terasa penuh pada bagian
atas, ibu merasa sesak dan kurang nyaman karena terasa penuh dibagian perut atas, ibu
merasa cemas terhadap kehamilannya karena letak janinnya sungsang. Pada pemeriksaan fisik
(data objektif) didapatkan data sebagai berikut: keadaan umum baik, kesadaran Compos mentis,
leopold I TFU 25cm, fundus teraba bulat, keras, melenting (kepala janin). Leopold II
bagian kanan teraba bagian terkecil (ekstremitas janin) dan bagian kiri teraba keras,
memanjang seperti papan (punggung janin). Leopold III teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong). Lepold IV bagian terendah janin belum masuk PAP.Dengan demikian
penulis tidak menemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus pada
Ny. M umur 35 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari dengan letak sungsang di
Rumah Sakit Dian Harapan.
Menurut Mufdlillah (2013), perencanaan yang bersifat menyeluruh dan langkah-
langkah sebelumnya, yaitu: beri informasi kehamilan dan dukungan moril kepada ibu tentang
kehamilan letak sungsang, beri pendidikan kesehatan tentang pelaksanaan postural
posisi knee chest serta kolaborasi dengan dokter bila diperlukan dan kapan saja ibu segera
ke pelayanan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang posisi knee chest. Menetapkan
17
kebutuhan terhadap tindakan segera, melalui konsultasi, kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
Pada kasus rencana tindakan pada tanggal 27 April 2019 pukul 17.20 WIT yaitu
beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, beri motivasi pada ibu tentang
kehamilannya, ajarkan ibu posisi knee chest(menungging) dan mempraktekkan 3-4 kali sehari
selama 10 –15 menit, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan tidur miring kiri,
beri KIE tentang pemenuhan nutrisi selama hamil, beri terapi oral sesuai kebutuhan berupa
ferofer caplet, kalk 95 dan lapifec, anjurkan ibu untuk minum dari dokter, anjurkan ibu
untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi dan beritahu ibu 8 hari lagi akan di
lakukan kunjungan rumah.Sehingga pada kasus Ny. M umur 35 tahun G3P2A0 usia
kehamilan 30 minggu 5 hari dengan letak sungsang di Rumah Sakit Dian Harapan tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan.
Pada tinjauan kasus Ny. M umur 35 tahunG3P2A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari
dengan letak sungsang di Rumah Sakit Dian Harapan pada semua tindakan yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan karena adanya
kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien sertaadanya dukungan dari suami dan
petugas kesehatan.Dengan demikian pada kasus Ny. M umur 35 tahun G3P2A0 usia
kehamilan 30 minggu 5 hari dengan letak sungsang di Rumah Sakit Dian Harapan di
temukan tidak adanya kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
Evaluasi tanggal 27 April –26 Mei 2019 di lakukan sebanyak 3 kali kunjungan
rumah yaitu tanggal 05, 12 dan 26 Juni 2019. Hasil didapatkan keadaan umum baik,
kesadaran kompos mentis. Leopold I TFU pertengahan pusat dengan processus
xyphoideus, fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong janin). Leopold II bagian
kiri ibu teraba bagian terkecil janin (ekstremitas) dan bagian kanan teraba keras memanjang
seperti papan (punggung janin). Leopold III bagian terbawah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala janin) dan masih dapat digoyangkan .
Pada kasus ini ibu mengatakan setiap hari rutin melakukan posisi knee chest lebih dari
5 kali dalam sehari selama 4 minggu terakhir ini sehingga penulis menarik kesimpulan
bahwa posisi janin dengan letak sungsang di bawah 32 minggu dapat kembali pada posisi
normal jika ibu benar-benar rutin melakukannya. Ibu telah diberitahu bahwa kehamilannya
sudah kembali normal dimana kepala sudah berada dibagian bawah dan ibu tidak lagi

18
perlu mengerjakan posisi knee chest.Sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan pada
kasus Ny. M umur 35 tahun G3P2A0 usia kehamilan 30 minggu 5 hari dengan letak
sungsang di Rumah Sakit Dian Harapan.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pelvic rocking exercise dapat meminimalisir
bahkan menghilangkan nyeri tulang belakang bagian bawah pada akhir masa
kehamilan dan meningkatkan fungsi tubuh serta aktivitas ibu hamil trimester akhir
yang sering terbatasi aktivitas geraknya akibat nyeri punggung yang sering muncul.
Mobilisasi persalinan dengan pelvic rocking, yaitu duduk dengan perlahan
mengayunkan dan menggoyangkan pinggul kedepan dan belakang, sisi kanan, sisi
kiri, dan melingkar, akan bermanfaat untuk tekanan dari kepala bayi pada leher rahim
tetap kostan ketika ibu bersalin diposisi tegak, sehingga dilatasi (pembukaan) servik
dapat terjadi lebih cepat.
2. The Breech Tilt tidak invasif.Posisi Breech Tilt adalah untuk menciptakan sudut
terbaik untuk mendorong bayi sungsang keluar dari panggul dan memungkinkan bayi
untuk membalik. Menggantung dalam posisi ini juga dapat membantu bayi
menyelipkan dagu saat kepala menekan ke bagian atas rahim. Waktu yang tepat untuk
melakukan Breech Tilt yaitu ketika diberi tahu bahwa bayi sungsang, Dapat langsung
memulainya sedini 30-32 minggu dan terus berlanjut sampai tahu bahwa kepala bayi
tertunduk.

4.2 Saran
Bagi Tenaga Kesehatan/Bidan
A. Diupayakan bimbingan dan asuhan yang diberikan lebih sesuai dengan standar asuhan
kebidanan yang telah diberikan untuk menghasilkan asuhan kebidanan yang tepat,
bermutu dan memuaskan klien.

19
B. Bidan diupayakan mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien agar tercipta
suasana yang terbuka dan harmonis, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kebidanan
khususnya dalam memberikan pelayanan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
C. Bidan diupayakan melakukan penyuluhan tentang jarak/interval kehamilan yang terlalu
dekat karena hal tersebut merupakan resiko tinggi terhadap kehamilan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Rini Mulyasari , Widya Putriastuti. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H G2P1A0
dengan Intervensi Pelvic Rocking pada Multigravida. Posiding Kebidanan E-ISSN: 2622-
6871 . Seminar Nasional “Bidan Tangguh Bida Maju”

Surtiningsih Surtiningsih, Kun Aristiati Susiloretni, Sri Wahyuni. 2016. Efektivitas Pelvic
Rocking Exercise terhadap Lama Waktu Persalinan pada Ibu Primipara di Puskesmas
Wilayah Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman
Journal of Nursing), Volume 11, No.2, Juli 2016).

Andi Mardiyanti, Susi Lestari. 2019. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. Mumur 35 Tahun
G3P2A0 Usia Kehamilan 30 Minggu 5 Hari dengan Letak Sungsang di RS Dian Harapan
Kota Jayapura. Prodi D-III Kebidanan STIKES Jayapura. Vol. 2 No. 2, Agustus (2019):
JULKIA
Michael, Stitely, Robert, Gherma. Labor with Abnormal Presentation and Position.Obstetrics and
Gynecology Clinics of North America.Elsevier Saundres.July 2005. K
Lestari.2020.Pengetahuan Mahasiswa Penderita Dysmenorhea Tentang Pelvic Rocking Exercise
Program Studi Diploma III Keperawatan Di Universitas Bhakti.
http://eprints.umm.ac.id/43283/3/jiptummpp-gdl-marisanara-50651-3-babii.pdf.

20

Anda mungkin juga menyukai