Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post Date Di Ruang Melati 1 (VK)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
Tanggal 17 Oktober 2016
Oleh:
Ni Made Dwi Cahyaningsih, S.Kep 16089142019
LAPORAN PENDAHULUAN
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post Date Di Ruang Melati 1 (VK)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
Tanggal 17 Oktober 2016
Telah Diterima Dan Disahkan Oleh Clinical Teacher (CT) dan Clinical
Instruktur (CI) Stase Maternitas di Ruang Melati 1 (VK) Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Kabupaten Buleleng Sebagai Syarat Memperoleh Penilaian Stase
Keperawatan Maternitas
__________________________ ___________________________________
NIP. NIK.
Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post Date Di Ruang Melati 1 (VK)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng
Tanggal 17 Oktober 2016
1.1.2 Etiologi
Seperti halnya teori bagaimana terjadinya persalinan, sampai saat ini sebab
terjadinya kehamilan post term atau post date masih belum jelas. Beberapa teori
diajukan antara lain sebagai berikut:
1) Hormonal, yaitu kadar progesteron yang tidak cepat turun walaupun kehamilan
telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.
2) Herediter, karena kehamilan lewat waktu sering dijumpai pada keluarga
tertentu.
3) Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan kerentanan
akan stress merupakan faktor tidak timbulnya HIS.
4) Saraf uterus, pada kelainan letak janin, tali pusat pendek, menyebabkan tidak
adanya tekanan pada ganglion servikalis dari fleksus frankenhauser, hal ini
yang menyebabkan tidak terjadinya kontraksi.
5) Kurangnya air ketuban
6) Insufisiensi plasenta.
Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi menjadi:
1) Stadium I, kulit kehilangan vernik kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit
kering, rapuh dan mudah mengelupas.
2) Stadium II, seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di
kulit.
3) Stadium III, seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit
dan tali pusat.
1.1.4 Patofisiologi
Pada kehamilan lewat waktu terjadi penurunan oksitosin sehingga
menyebabkan tidak adanya HIS dan terjadi penundaan persalinan. Fungsi plasenta
mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan kemudian mulai menurun
terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan estriol
dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi plasenta berkaitan dengan peningkatan
kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali. Permasalahan kehamilan lewat waktu
adalah plasenta tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat
tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan O2 menurun menuju janin di
samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan janin resiko asfiksia sampai
kematian dalam rahim. Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta
dapat mengakibatkan pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat
disebut dismatur, sebagian janin bertambah besar sehingga memerlukan tindakan
operasi persalinan, terjadi perubahan metabolisme janin, jumlah air ketuban
berkurang dan makin kental menyebabkan perubahan abnormal jantung janin.
1.1.5 Web Of Caution (WOC)
Tidak Timbul
Kepekaan
HIS
Uterus
Terhadap
Oksitosin
Kontraksi
Uterus
Persalinan
Tertunda
Ansietas
Kontraksi Pelepasan Robekan
Uterus Plasenta Jalan Lahir
Risiko Perdarahan
1.1.7 Penatalaksanaan
Adapun pentalaksanaan yang dapat dilakukan pada post date, yaitu :
1) Setelah UK > 40 minggu yang penting adalah monitoring janin sebaik-
baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda-tanda insfusiensi plasenta persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau sudah
matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa amniotomi
4) Ibu dirawat di RS bila:
a. Riwayat kehamilan yang lalu ada kehamilan janin dalam rahim
b. Terdapat hipertensi, pre eklamsi dan
c. Kehamilan ini adalah anak pertama karena infertilitas, atau
d. Pada Kehamilan lebih dari 40 – 42 minggu, maka ibu dirawat di RS
5) Tindakan operasi Sectio Caesarea dapat dipertimbangkan pada
a. Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang
b. Pembukaan yang belum lengkap, persalinan lam, dan terjadi tanda gawat
janin
c. Primigravida tua, kematian janin dalam kandungan, pre eklamsia,
hipertensi menahun, infertilitas dan kesalahan letak janin.
6) Pada persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan
sangat merugikan bayi, janin Post Matur kadang-kadang besar dan
kemungkinan CPP dan distosia janin perlu dipertimbangkan selain itu janin
post date lebih peka terhadap sedatif dan norkosa, perawatan neonatus post
date perlu dibawah pengawasan dokter anak.
1.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang sering ditemui pada kehamilan post date diantaranya :
1) Bayi besar, dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik (DKP).
2) Oligohidramnion, dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin
sampai bayi meninggal.
3) Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekonium.