OLEH:
LUH SRI BUDIARTINI
20089142114
G. Pathway
H. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik
Prinsip tatalaksana diare adalah dengan lintas diare atau lima langkah
menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga
menjadi cara untuk mengobati diare. Program lima langkah tuntaskan diare
yaitu:
rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak
tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air
matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru
dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan
muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk
mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak minum harus segera di
tanpa dehidrasi.
segera saat anak mengalami diare. Dosis pemberian Zinc pada balita:
Umur <6 bulan : ½ tablet (10 mg) per hari selama 10 hari
Umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.
sendok makan air matang atau air susu ibu, sesudah larut berikan
pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta
mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum air susu
ibu harus lebih sering di beri air susu ibu. Anak yang minum susu formula
juga diberikan lebih sering dari biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih
makanan yang mudah dicerna dan diberikan sedikit lebih sedikit dan lebih
3) Antibiotik Selektif
Ibu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi
nasehat tentang:
Cara memberikan cairan dan obat di rumah
Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :
Diare lebih sering
Muntah berulang
Sangat haus
Makan/minum sedikit
Timbul demam
Tinja berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.
J. Komplikasi
1) Dehidrasi (ringan sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
Ringan sedang, pada umumnya anak-anak dengan dehidrasi
sedang/ringan harus diberi larutan oralit, dalam waktu 3 jam pertama di
klinik saat anak berada dalam pemantauan dan ibunya diajari cara
menyiapkan dan member larutan oralit.
Berat , anak yang menderita dehidrasi berat memerlukan rehidrasi
intravena secara cepat dengan rehidrasi oral segera setelah anak
membaik. Pada daerah yang sedang mengalami KLB kolera, berikan
pengobatan antibiotic yang efektif terhadap kolera
Hipotonik , kehilangan pelarut dari ECF melebihi kehilangan cairan,
sehingga dipembuluh darah menjadi lebih pekat. Tekanan osmotic ECF
menurun mengakibatkan cairan bergerak dari ECF ke ICF. Volume
vaskuler juga menurun serta terjadi pembengkakan
Hipertonik , kehilangan cairan ECF melebihi pelarut pada dehidrasi ini
non osmotic ECF menurun, mengakibatkan cairan bergerak dari ICF ke
ECF
2) Renjatan hipovolemik
3) Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi,
perubahan elektrokardiogram)
4) Hipoglikemia
5) Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
lactase
6) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
7) Malnutrisi energy protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik),
(Paramita, 2017).
Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan
mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2
hitungan (GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4. Melepasa pakaian sendiri (BM)
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan tanda- tanda vital
Keadaan : berupa composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma
- Jantung
Inspeksi dan palpasi : batas jantung dan ada tidaknya
ketidakseimbangan denyut jantung
Perkusi : ukuran dan bentuk jantung
Auskultasi : suara jantung
8. Abdomen
Inspeksi : bentuk dan gerakan abdomen
Auskultasi : bising usus
Palpasi : bentuk, ukuran, dan konsistensi organ
Perkusi : ada tidaknya cairan dan massa nyeri tekan pada abdomen
9. Genetalia
Inspeksi : distribusi rambut pubis, kulit, dan ukuran
Palpasi : ada tidaknya nyeri tekan, benjolan, serta cairan
10. Ekstrimitas
- Ekstrimitas atas
Inspeksi : warna kulit, ada tidaknya pembengkakan, ada atau
tidaknya fraktur tertutup atau terbuka, serta ada
tidaknya luka
Palpasi : temperature, sendi- sendi, otot erta adanya nyeri
tekan atau benjolan
- Ekstrimitas bawah
Inspeksi : perhatikan adanya dislokasi atau pembengkakan
Palpasi : struktur, konsistensi dan ukuran tulang
7) Pengkajian Fungsional Gordon
a) Pemeliharaan dan presepsi terhadap kesehatan
Jelaskan: keluarga pasien selalu mengikuti instruksi dari perawat dan
dokter serta tetap memberikan obat kepada pasien
b) Pola nutrisi/metabolic
Jelaskan: sebelum sakit, keluarga px mengatakan makan 3x sehari dengan
porsi sedang. Saat sakit, keluarga px mengatakan px tidak ingin makan,
nafsu makannya menurun, mual dan muntah.
c) Pola eliminasi
Jelaskan: sebelum sakit, keluarga px mengatakan pola eliminasinya
normal.
Saat sakit keluarga px mengatakan px sering kencing lebih dari 3x, dan
buang air besar lebih dari 4x warna kuning, cair , dan berlendir.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan dan
elektrolit pada tubuh
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
3) Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
4) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sering defekasi
C. Intervensi Keperawatan
Paramita, L. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Diare Di Ruang 2 Ibu
Dan Anak Rs Reksodiwiryo Padang. Jurnal Keperawatan.