DISUSUN OLEH
JESY 191111008
DOSEN PENGAMPU:
Ernawati, S.ST
2020/2021
1. KONSEP DASAR
a. Pengertian
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal,
proses persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur
darah dari vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara teratur,
semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil dilahirkan.
Proses kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan lahir
mengalami robekan(ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk
memperbaikinya (Sarwono, P. 2013)
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir
(Moore, 2001).
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). 4. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
Kala Empat Persalinan adalah tahapan persalinan yang dimulai setelah
lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Kala Empat Persalinan dimulai
dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.Kala Empat
Persalinanberlangsung sampai satu jam setelah plasenta keluar. Kala ini penting
untuk menilai perdarahan (maks. 500 cc) dan baik tidaknya kontraksi uterus.
Observasidilakukanmulailahirnyaplasentaselama 1 jam, halini di
lakukanuntukmenghindariterjadinyapendarahanpostpartum. Observasi yang
dilakukanmelihattingkatkesadaranpenderita, pemeriksaantandatanda vital
( tekanandarah, nadi, dan pernapasan ), kontraksi uterus dan
terjadinyapendarahan.
Kala IV dimulaidarisaatlahirnyaplasentasampai 2 jam pertamapost partum.
(Setyorini. 2013), menyatakanbahwa kala IV merupakan masa 1-2 jam
setelahmelahirkan. Ibu harus tetap ada di dalam kamar bersalin dan tidak boleh
dipindahkan keruang nifas agar dapat diawasi dengan baik. (Lombigia, Moudy.
Keperawatan Maternitas. 2017).
b. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan.
a. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaannol sampai
pembukaan lengkap.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat denganinterval 2
sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.Menjelang akhir kala I
ketuban pecah yang ditandai denganpengeluaran cairan secara mendadak.
Ketuban pecah padapembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
4. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi
b. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin,
dan faktor persalinan pervaginam.
c. Faktor Ibu
1. Paritas : Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar
rahim (lebih dari 28 minggu).
2. Meneran : Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan dan
mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan
mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan
luka robekan pada vagina dan perineum yang dapat menyebabkan
perdarahan pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki bagian
yang robek tersebut, dengan melakukan penjahitan. Selain robekan alami
akibat proses mengejan, jahitan pasca melahirkan normal (Kevin Andrian,
2020).
d. Faktor janin
1. Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000
gram. Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma persalinan
melalui vagina seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah
tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi
jalan lahir dan robekan pada perineum.
2. Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu
memanjang panggul ibu.
a) Presentasi Muka : Letak janin memanjang, sikap extensi sempurna
dengan diameter pada waktu masuk panggul atau diameter
submentobregmatika sebesar 9,5 cm
b) Presentasi Dahi : Sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini
berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna.
e. Faktor Persalinan Pervagina
1. Vakum ekstrasi : Tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan
ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat vacum yang dipasang di
kepalanya.
2. Ekstrasi Cunam/Forsep : Suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan
cunam yang dipasang di kepala janin.
3. Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan
pengurangan volume dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih
besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifuddin, 2009).
4. Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat cepat,
berlangsung kurang dari 3 jam, dapatdisebabkan oleh abnormalitas
kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat. (Cunningham, 2009).
c. Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya plasenta
terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus,
akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska
persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan
servix, vagina dan perinium.
d. PATHWAY
Persalinan
pe↙ hormone progesteron Placenta menjadi tua Distensi rahim Iritasi mekanik
HIs
h. Penatalaksanaan
Dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama post partum.
Dalam kala IV ini penderita masih membutuhkan pengawasan yang intensif
karena perdarahan karena atonia uteri masih mengancam. Maka dalam kala IV
penderita belum boleh dipindahkan keruang perawatan dantidak boleh
ditinggalkan oleh bidan. Observasi yang dilakukan 2 jam postpartum.
a. Mengawasi perdarahan postpartum
Darah yang keluar dari jalan lahir
Kontraksi Rahim
Keadaan umum ibu
Pengobatan perdarahan postpartum
Menjahit robekan perineum
Memeriksa bayi
b. Asuhan persalinan kala IV
Memeriksa perdarahan da nada tidaknya laserasi, jika ada laserasi maka
dilakukan heacting
Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, perdarahan dan kandung kemih
tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
Mengjanjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
2. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Data subjektif
a. Nama : Untuk mengetahui nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b. Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
post partum. Untuk respon nyeri, umur juga mempengaruhi karena pada umur
anak-anak belum bisa mengungkapkan nyeri, pada umur orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalamikerusakan fungsi. Pada
lansia cenderung memendam nyeri yangdialami, karena mereka menganggap
nyeri adalah hal alamiahyangharus di jalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat ataumeninggal jika nyeri di periksakan.
h. Keluhan utama untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masanifas, misalnya pasien merasa kontraksi, nyeri pada jalan lahir karenaadanya
jahitan pada perineum (Ambarwati, 2010). Keluhan utama padaibu post partum
dengan involusi uterus (Bobak, 2009).
i. Riwayat kesehatan yang lalu data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayatatau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, diabetes mellitus
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa post partum.
m. Riwayat Perkawinan pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah,
berapa kali,usia menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama
perkawinan,dan sudah mempunyai anak belum (Estiwidani, 2008).
n. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu untuk mengetahui jumlah
kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinanyaitu jarak antara dua kelahiran,
tempat kelahiran, lamanya melahirkan,dan cara melahirkan. Masalah / gangguan
kesehatan yang timbul sewaktuhamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak,
mencangkup berat badanbayi sewaktu lahir,adakah kelainan bawaan bayi, jenis
kelamin bayi,keadaan bayi hidup / mati saat dilahirkan (Estiwidani, 2008).
2. Data objektif
Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dandilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).
a. Status generalis
a) Keadaan umum untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup
ataukurang (Prihardjo, 2007). Pada kasus keadaan umum ibu baik(Varney, 2007).
e) Nadi untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2008).
Batas normal nadi berkisar antara 60 – 80 x/menit. Denyut nadi di atas 100
x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini
salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangandarah yang berlebihan (Anggraini, 2010).
f) Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Sesudahpartus dapat naik
0,5°C dari keadaan normal tetapi tidakmelebihi 38°C (Wiknjosastro, 2006). Suhu
normal manusia adalah 36,6°C-37,6°C (Potter dan Perry, 2005). Suhu ibu
postpartum dengan episiotomi dapat meningkat bila terjadi infeksi,atau tanda
REEDA (+).
h) Tinggi badan untuk mengetahui, Fundus uteri Fundus harus berada dalam
midline, keras dan 2 cm dibawah umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase
sampai keras. Bila fundus bergeser kearah kanan midline , periksa adanya distensi
kandung kemih.)Kandung kemih Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung
kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
(Wiknjosastro, 2006).
j) Pemeriksaan Sistematis
- Inspeksi
NO D L I RASIONAL
1. K Se O - Observasi
Dilakukan untuk
D - mengetahui
ttv dan keadaan
1. - umum pasien.
- Terapeutik di
2. - lakukan untuk
mengurangi rasa
3. - nyeri yang di
rasakan pasien
4. - - Edukasi dilakukan
untuk agar pasien
- mengerti apa yang
menjadi penyebab
- nyeri dan cara
menanganinya.
- -Kolaborasi
Dilakukanuntukmemb
antu
meredakan nyeri
pada pasien
jika diperlukan.
T
-
2 N Se O -Observasi
Dilakukanuntukmenge
D - tahuikeadaanumum
pasienmelaluiidenti
- - fikasifaktor yang
menyebabkannyeri
- - .
- Terapeutik
- - Dilakukanumtukmeng
urangiataumemban
- tupasienuntukmere
dakannyerinyang
- di rasakan
- Edukasi
- Dilakukanuntuktujuan
pasiensecaramandi
- ridapatmengetahuif
aktorpenyebabnyer
T i dan
penanganannyanya
- .
- Kolaborasi
- Dilakukanjika rasa
nyeri tidakdapat di
- tangani, jikaperlu
-
A
n
j
u
r
k
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
a
n
a
l
g
e
ti
k
s
e
c
a
r
a
t
e
p
a
t
-
- Bobak, Lowdermik, Jansen. (2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
- Prawirohardjo. 2005. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Edisi 1. Jakarta : Bina Pustaka.
- Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
- Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.
- PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.