Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU INTRANATAL NORMAL

DISUSUN OLEH

ERITA ADRIANTI 191111003

JESY 191111008

YORAM VALENTINO 191111016

DOSEN PENGAMPU:

Ernawati, S.ST

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG

PRODI D-IV KEPERAWATAN

2020/2021
1. KONSEP DASAR
a. Pengertian
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan normal,
proses persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir bercampur
darah dari vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara teratur,
semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil dilahirkan.
Proses kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan lahir
mengalami robekan(ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk
memperbaikinya (Sarwono, P. 2013)
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melaui jalan lahir
(Moore, 2001).
Persalinan adalah suatu proses dimana seorang wanita melahirkan bayi yang
diawali dengan kontraksi uterus yang teratur dan memuncak pada saat
pengeluaran bayi sampai dengan pengeluaran plasenta dan selaputnya dimana
proses persalinan ini akan berlangsung selama 12 sampai 14 jam (Mayles, 1996).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002). 4. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2002).
Kala Empat Persalinan adalah tahapan persalinan yang dimulai setelah
lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Kala Empat Persalinan dimulai
dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.Kala Empat
Persalinanberlangsung sampai satu jam setelah plasenta keluar. Kala ini penting
untuk menilai perdarahan (maks. 500 cc) dan baik tidaknya kontraksi uterus.
Observasidilakukanmulailahirnyaplasentaselama 1 jam, halini di
lakukanuntukmenghindariterjadinyapendarahanpostpartum. Observasi yang
dilakukanmelihattingkatkesadaranpenderita, pemeriksaantandatanda vital
( tekanandarah, nadi, dan pernapasan ), kontraksi uterus dan
terjadinyapendarahan.
Kala IV dimulaidarisaatlahirnyaplasentasampai 2 jam pertamapost partum.
(Setyorini. 2013), menyatakanbahwa kala IV merupakan masa 1-2 jam
setelahmelahirkan. Ibu harus tetap ada di dalam kamar bersalin dan tidak boleh
dipindahkan keruang nifas agar dapat diawasi dengan baik. (Lombigia, Moudy.
Keperawatan Maternitas. 2017).

b. Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan.
a. Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaannol sampai
pembukaan lengkap.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat denganinterval 2
sampai 3 menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik.Menjelang akhir kala I
ketuban pecah yang ditandai denganpengeluaran cairan secara mendadak.
Ketuban pecah padapembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan
lahirnya bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta.
4. Kala IV, dimaksudkan untuk melakukan observasi
b. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin,
dan faktor persalinan pervaginam.
c. Faktor Ibu
1. Paritas : Jumlah kehamilan yang mampu menghasilkan janin hidup di luar
rahim (lebih dari 28 minggu).
2. Meneran : Proses persalinan normal berlangsung, ibu akan mengejan dan
mendorong bayi keluar dari rahim, vagina dan perineumnya akan
mengalami tekanan yang sangat kuat. Hal ini berisiko tinggi menyebabkan
luka robekan pada vagina dan perineum yang dapat menyebabkan
perdarahan pascapersalinan. Oleh karena itu, untuk memperbaiki bagian
yang robek tersebut, dengan melakukan penjahitan. Selain robekan alami
akibat proses mengejan, jahitan pasca melahirkan normal (Kevin Andrian,
2020).
d. Faktor janin
1. Berat Badan Bayi Baru lahir : Berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000
gram. Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko trauma persalinan
melalui vagina seperti distosia bahu, kerusakan fleksus brakialis, patah
tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak pada ibu seperti laserasi
jalan lahir dan robekan pada perineum.
2. Presentasi : Letak hubungan sumbu memanjang janin dengan sumbu
memanjang panggul ibu.
a) Presentasi Muka : Letak janin memanjang, sikap extensi sempurna
dengan diameter pada waktu masuk panggul atau diameter
submentobregmatika sebesar 9,5 cm
b) Presentasi Dahi : Sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini
berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna.
e. Faktor Persalinan Pervagina
1. Vakum ekstrasi : Tindakan bantuan persalinan, janin dilahirkan dengan
ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat vacum yang dipasang di
kepalanya.
2. Ekstrasi Cunam/Forsep : Suatu persalinan buatan, janin dilahirkan dengan
cunam yang dipasang di kepala janin.
3. Embriotomi : Prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan melakukan
pengurangan volume dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih
besar untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifuddin, 2009).
4. Persalinan Presipitatus : Persalinan yang berlangsung sangat cepat,
berlangsung kurang dari 3 jam, dapatdisebabkan oleh abnormalitas
kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat. (Cunningham, 2009).

c. Patofisiologi
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam uterus
masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum
spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya plasenta
terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot uterus,
akan menghambat penutupan pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan yang
banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska
persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan
servix, vagina dan perinium.
d. PATHWAY

Persalinan

pe↙ hormone progesteron Placenta menjadi tua Distensi rahim Iritasi mekanik

Adanya tekanan pada


Kadar estrogen dan Iskemia otot rahim
ganglion servikal
progesteron↙ dibelakang servix

Sirkulasi utero plasenta terganggu

Kekejangan PD Otot rahim semakin rentan

HIs

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Ruptur jalan lahir

Gangguan rasa nyaman


Laserasi perineum

Ketidaktahuan prognosis persalinan Intoleransi aktivitas

perdarahan Resti infeksi


cemas Gangguan personal hygine
e. Gejala Klinik Perdarahan Postpartum
Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum
hamil, derajat hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia
saat persalinan. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda-
tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi
cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain.
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa
pembekuan.
2. USG : bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine
g. Komplikasi

Komplikasi yang bisa timbul pada masa kala IV ialah :


1. Atonia Uteri
Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinya Perdarahan
pascapersalinan. Pada atonia uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik
setelah persalinan.
Gejala dan tanda yang selaluada:
1) Uterustidakberkontraksi dan lembek
2) Perdarahansegerasetelahanaklahir (perdarahanpascapersalinan primer)
Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada:
1) Syok (tekanan darah rendah,denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas
dingin, gelisah, mual,dan lain-lain).
2. Infeksi
Infeksi pasca partum (sepsis puerperal/ demam setelah melahirkan)
ialahinfeksiklinis pada saluran genital yang terjadidalam 28 harisetelah
abortus ataupersalinan. Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering
ditemukan dalam vagina (endogenus) atau akibat pemaparan pada agen
pathogen dari luar vagina atau eksogenus. Episiotomy atau laserasi pada
vagina atau serviks bisa membuka jalan timbulnya sepsis.
Organisme yang paling sering menginfeksi ialah organism
streptokokus dan bakteri anairob. Infeksi staphylococcus aureus,
gonococcus, koliformis dan klostri dia lebih jarang terjadi namun
merupakan organism pathogen serius yang menyebabkan infeksi
pascapartum.
Biasanya infeksi disertai penyakit medis lain seperti anemia,
malnutrisi dan diabetes mellitus. Penyakit obstetric, termasuk PROM
(premature, rupture of membrane).
3. Perdarahan
Perdarahan pascapersalin anadalah kehilangan darah lebih dari 500
ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III.
Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya. Darah tersebut
tercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar
pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah
yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu.
Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan
diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.
Perdarahan pasca persalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼
kematianibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahanpascapersalinan,
placenta previa, solutioplasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura
uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada
keadaan dimana perdarahan pasca persalinan tidak mengakibatkan
kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena
anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh. Perdarahan pascapersalinan
lebihseringterjadi pada ibu-ibu di Indonesia dibandingkandenganibu-ibu di
luar negeri.

h. Penatalaksanaan
Dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam pertama post partum.
Dalam kala IV ini penderita masih membutuhkan pengawasan yang intensif
karena perdarahan karena atonia uteri masih mengancam. Maka dalam kala IV
penderita belum boleh dipindahkan keruang perawatan dantidak boleh
ditinggalkan oleh bidan. Observasi yang dilakukan 2 jam postpartum.
a. Mengawasi perdarahan postpartum
 Darah yang keluar dari jalan lahir
 Kontraksi Rahim
 Keadaan umum ibu
 Pengobatan perdarahan postpartum
 Menjahit robekan perineum
 Memeriksa bayi
b. Asuhan persalinan kala IV
 Memeriksa perdarahan da nada tidaknya laserasi, jika ada laserasi maka
dilakukan heacting
 Mengobservasi TTV, kontraksi uterus, perdarahan dan kandung kemih
tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua.
 Mengjanjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
 Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini
 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan
2. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan denganmengumpulkan


data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahuiberbagai permasalahan yang ada.

1. Data subjektif

Biodata yang mencakup identitas pasien menurut Anggraini (2010),meliputi :

a. Nama : Untuk mengetahui nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan
sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b. Umur : Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam
post partum. Untuk respon nyeri, umur juga mempengaruhi karena pada umur
anak-anak belum bisa mengungkapkan nyeri, pada umur orang dewasa kadang
melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalamikerusakan fungsi. Pada
lansia cenderung memendam nyeri yangdialami, karena mereka menganggap
nyeri adalah hal alamiahyangharus di jalani dan mereka takut kalau mengalami
penyakit berat ataumeninggal jika nyeri di periksakan.

c. Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau


mengarahkan pasien dalam berdoa.

d. Suku Bangsa : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan seharihari.

e. Pendidikan :Berpengaruh dalam tindakan keperawatan untukmengetahui sejauh


mana tingkat intelektualnya, sehingga perawatdapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.

f. Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosialekonominya, karena


ini juga mempengaruhi dalam gizi pasientersebut.
g. Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah biladiperlukan.

h. Keluhan utama untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masanifas, misalnya pasien merasa kontraksi, nyeri pada jalan lahir karenaadanya
jahitan pada perineum (Ambarwati, 2010). Keluhan utama padaibu post partum
dengan involusi uterus (Bobak, 2009).

Riwayat Kesehatan menurut Ambarwati (2010), riwayat kesehatan meliputi :

i. Riwayat kesehatan yang lalu data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayatatau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, diabetes mellitus
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa post partum.

j. Riwayat kesehatan sekarang data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya penyakityang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa
postpartum dan bayinya.

k. Riwayat kesehatan keluarga data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan


adanya pengaruhpenyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan
bayinya,yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya,
mengetahuiapakah ada riwayat penyakit menurun seperti asma, jantung, DM
danhipertensi danpenyakit menular seperti asma / TBC (Prawirohardjo,2005).

l. Riwayat menstruasi untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus mentruasi,


lamanyamenstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratur / tidak
menstruasinya,sifat darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu
menstruasidisebut disminorea (Estiwidani, 2008).

m. Riwayat Perkawinan pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah,
berapa kali,usia menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama
perkawinan,dan sudah mempunyai anak belum (Estiwidani, 2008).

n. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu untuk mengetahui jumlah
kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinanyaitu jarak antara dua kelahiran,
tempat kelahiran, lamanya melahirkan,dan cara melahirkan. Masalah / gangguan
kesehatan yang timbul sewaktuhamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak,
mencangkup berat badanbayi sewaktu lahir,adakah kelainan bawaan bayi, jenis
kelamin bayi,keadaan bayi hidup / mati saat dilahirkan (Estiwidani, 2008).

o. Penggunaan obat-obatan / rokok untuk mengetahui apakah ibu mengkonsumsi


obat terlarang atauibu merokok (Manuaba, 2007).

2. Data objektif

Data objektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dandilihat oleh
tenaga kesehatan (Nursalam, 2008).

a. Status generalis

a) Keadaan umum untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik, cukup
ataukurang (Prihardjo, 2007). Pada kasus keadaan umum ibu baik(Varney, 2007).

b) Kesadaran untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmentis(sadar


sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentangkeadaan sekelilingnya),
apatis (tidak menanggapi rangsangan /acuh tak acuh, tidak peduli) somnolen
(kesadaran yang segan untukberhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh), spoor(keadaan yang menyerupai tidur), koma (tidak bisa
dibangunkan,tidak ada respon terhadap rangsangan apapun, tidak ada
responkornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil
terhadap cahaya) (Novi, 2009). Pada kasus kesadarancomposmentis (Varney,
2007).

c) Tanda- tanda Vital

d) Tekanan darah untuk mengetahui tekanan darah ibu. Pada beberapa


kasusditemukan keadaan dimana jika ibu post partum merasakan nyeri maka
tekanan darah akan meningkat, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan
sendirinya apabila tidak ada penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan
pengobatan (Anggraini, 2010). Batas normalnya 110/60– 140/90 mmHg (Monica,
2005).

e) Nadi untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam menit (Saifuddin, 2008).
Batas normal nadi berkisar antara 60 – 80 x/menit. Denyut nadi di atas 100
x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini
salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena
kehilangandarah yang berlebihan (Anggraini, 2010).

f) Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2°C. Sesudahpartus dapat naik
0,5°C dari keadaan normal tetapi tidakmelebihi 38°C (Wiknjosastro, 2006). Suhu
normal manusia adalah 36,6°C-37,6°C (Potter dan Perry, 2005). Suhu ibu
postpartum dengan episiotomi dapat meningkat bila terjadi infeksi,atau tanda
REEDA (+).

g) Respirasi untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien yang dihitung dalam 1


menit (Saifuddin, 2006). Batas normalnya 12 – 20x/menit (Potter dan Perry,
2005).

h) Tinggi badan untuk mengetahui, Fundus uteri Fundus harus berada dalam
midline, keras dan 2 cm dibawah umbilicus. Bila uterus lembek , lakukan masase
sampai keras. Bila fundus bergeser kearah kanan midline , periksa adanya distensi
kandung kemih.)Kandung kemih Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung
kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena.
(Wiknjosastro, 2006).

i) LILA untuk mengetahui status gizi pasien (Wiknjosastro, 2006).

j) Pemeriksaan Sistematis

- Inspeksi

a) Rambut untuk mengetahui warna, kebersihan, mudah rontok atau tidak(Nursalam,


2008).
b) Muka untuk mengetahui keadaan muka pucat atau tidak adakahkelainan, adakah
oedema (Nursalam, 2008)
c) Mata untuk mengetahui oedema atau tidak conjungtiva, anemia / tidak, sklera
ikterik / tidak (Nursalam, 2008)d) Mulut / gigi / gusi untuk mengetahui ada
stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusiberdarah atau tidak (Nursalam, 2008)
d) Abdomen untuk mengetahui ada luka bekas operasi/tidak, adastrie atau tidak,ada
tidaknya linea alba nigra (Saifuddin, 2006).
e) Vulva untuk mengetahui keadaan vulva adakah tanda-tanda infeksi, varices,
pembesaran kelenjar bartolini dan perdarahan (Prihardjo, 2007). Pada kasus
episiotomy vulva kadang bisamenjadi edema, perineum ruptur jika terjadi infeksi,
maka akanterlihat kemerahan, jahitan basah dan mengeluarkan nanah sertabau
busuk.
- Palpasi
a) Leher untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar thyroid,adabenjolan atau
tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe(Nursalam, 2008).
b) Dadauntuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, adabenjolan atau
tidak, ada nyeri atau tidak (Nursalam, 2004).
c) Abdomenuntuk mengetahui Kontraksi uterus : keras / lemah, tinggi fundus uteri
(Saifuddin, 2006).
d) Ekstremitasuntuk mengetahui ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat
varices atau tidak (Prihardjo, 2007).
B. Diagnosa
1. Ketidaknyamanan pasca partum berhubungan dengan involusi uterus, proses
pengembalian ukuran rahim keukuran semula.
2. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin.
3. Resiko hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan.
C. Intervensi keperawatan

NO D L I RASIONAL

1. K Se O - Observasi
Dilakukan untuk
D - mengetahui
ttv dan keadaan
1. - umum pasien.
- Terapeutik di
2. - lakukan untuk
mengurangi rasa
3. - nyeri yang di
rasakan pasien
4. - - Edukasi dilakukan
untuk agar pasien
- mengerti apa yang
menjadi penyebab
- nyeri dan cara
menanganinya.
- -Kolaborasi
Dilakukanuntukmemb
antu
meredakan nyeri
pada pasien
jika diperlukan.
T

-
2 N Se O -Observasi
Dilakukanuntukmenge
D - tahuikeadaanumum
pasienmelaluiidenti
- - fikasifaktor yang
menyebabkannyeri
- - .
- Terapeutik
- - Dilakukanumtukmeng
urangiataumemban
- tupasienuntukmere
dakannyerinyang
- di rasakan
- Edukasi
- Dilakukanuntuktujuan
pasiensecaramandi
- ridapatmengetahuif
aktorpenyebabnyer
T i dan
penanganannyanya
- .
- Kolaborasi
- Dilakukanjika rasa
nyeri tidakdapat di
- tangani, jikaperlu

-
A
n
j
u
r
k
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
a
n
a
l
g
e
ti
k
s
e
c
a
r
a
t
e
p
a
t
-

3 Res Set Observ - Observasi


asi Dilakukanuntukmeng
De : etahuitanda dan
- gejala
Per hypovolemia dan
- iks memonitorintake
a output cairan.
- tan - Terapeutik
da Dilakukan agar
- dan mengetahuikebutu
gej hancairan yang di
- ala butuhkanpasien.
hip -Edukasi
- ovo Dilakukan agar
lem pasiendapatmena
ia mbahasupancairan
(mi nyamelalui oral
s: -Kolaborasi
fre D
kue
nsi
nad
i
me
nin
gka
t,
nad
i
tera
ba
lem
ah,
tek
ana
n
dar
ah
me
nur
un,
tek
ana
n
nad
i
me
nye
mp
it,
tur
gor
kul
it
me
nur
un,
me
mb
ran
mu
kos
a
ker
ing,
vol
um
e
uri
n
me
nur
un,
he
mat
okr
it
me
nin
gka
t,
hau
s,
lem
ah)
-
Mo
nit
or
inta
ke
dan
out
put
cair
an
Terape
uti
k:
-
Hit
ung
kub
utu
han
cair
an -
Ber
ika
n
pos
isi
mo
difl
ed
tre
nde
len
bur
g
-
Ber
ika
n
asu
pan
cair
an
ora
l
Edukas
i:
-
Anj
urk
an
me
mp
erb
any
ak
asu
pan
cair
an
ora
l
-
Anj
urk
an
me
ngh
ind
ari
per
uba
han
pos
isi
me
nda
dak
Kolabo
rasi
-
pe
mb
eria
n
cair
an
IV
isot
oni
s
(mi
s:
Na
Cl,
RL
)-
Kol
abo
rasi
pe
mb
eria
n
cair
an
IV
hip
oto
nis
(mi
s:
glu
kos
a
2,5
%,
Na
Cl
0,4
%)
-
Kol
abo
rasi
pe
mb
eria
n
cair
an
kol
oid
(mi
s:
alb
um
in,
pla
sm
ana
te)
-
Kol
abo
rasi
pe
mb
eria
n
pro
duk
dar
ah

- Bobak, Lowdermik, Jansen. (2009). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
- Prawirohardjo. 2005. Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Edisi 1. Jakarta : Bina Pustaka.
- Ambarwati, E,R,Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
- Departemen Kesehatan RI. (2007). Asuhan Persalinan Normal.
-  PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan
Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan
Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.
- PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai