Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kala empat persalinan, merupakan periode pemulihan yang kritis untuk ibu
dan bayi yang baru lahir meeka bukan saja pulih dari proses fisik prsalinan, tetapi
juga memulai suatu hubungan baru.
Selama 2 jam pertama setelah melahirkan, organ-organ ibu mengalami
penyesuaian awal terhadap keadaan tidak hamil dan sistem tubuh mulai menjadi
stabil. Selama beberapa jam bayi yang baru lahir terus menjalani transisi dari
keadaan intra uterin keekstra uterin. Banyak orang tua memilih pulang dini dari
rumah sakit; sedangkan yang lain harus segera pulang karena diagnosis related
group dan persyaratan asuransi. Tim pemberi jasa kesehatan harus yakin bahwa
tidak ada bahaya yang terjadi pada ibu dan bayi yang baru lahir dalam proses
normal ini. Keterampilan perawat dapat memberi makna yang besar selama tahap
keempat.
Perhatian utama perawatan pada tahap keempat persalinan adalah mencegah
terjadinya perdarahan, perhatian lain diberikan pada distensi kandung kemih,
keamanan, kenyamanan, dan nutrisi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian persalinan ?
2. Apa pengertian dari kala IV ?
3. Bagaimana manifestasi klinis dari kala IV ?
4. Bagaimana komplikasi dari kala IV ?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari kala IV ?
6. Bagaimana patofisiologi dari kala IV ?
7. Bagaimana askep kala IV ?

1
1.3 Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa mampu mengetahui dan melaksanakan konsep serta askep
persalinan kala IV.
Tujuan khusus :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari persalinan
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian dari kala IV
3. Mahasiswa mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari kala IV
4. Mahasiswa mengetahui dan memahami komplikasi dari kala IV
5. Mahasiswa mengetahui dan memahami penatalaksanaan dari kala IV
6. Mahasiswa mengetahui dan memahami patofisiologi dari kala IV
7. Mahasiswa mengetahui dan memahami asuhan keperawatan persalinan
kala IV

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Persalinan
Persalinan normal adalah persalinan lewat vagina. Pada persalinan
normal, proses persalinan diawali dengan rasa mulas dan keluarnya lendir
bercampur darah dari vagina. Rasa mulas dan nyeri (his) biasanya datang secara
teratur, semakin lama semakin kuat dan semakin nyeri, sampai anak berhasil
dilahirkan. Proses kelahiran anak diikuti oleh kelahiran ari-ari. Seringkali jalan
lahir mengalami robekan(ruptur perineum) dan butuh beberapa jahitan untuk
memperbaikinya. (Paisal, 2007).

Persalinan adalah persalinan pada presentasi belakang kepala dengan


lama kala I antara 8 – 14 jam dan berakhir dengan kelahiran bayi tanpa
memerlukan bantuan alat (vakum atau cunam). (Faris Afansa M, 2003)

2.1.1 Sebab-sebab Persalinan


1. Teori Penurunan Hormon
1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan kadar hormone estrogen
dan progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila kadar progesterone turun.

2. Teori Oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior. Penurunan
hormone progesterone akibat tuanya kehamilan akan meningkatkan
oksitosin, sehingga persalinan dapat dimulai.

3. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.

3
4. Teori Plasenta Menjadi Tua

Plasenta menjadi tua dengan tuanya kehamilan, villi koriales mengalami


perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesterone
menurun dan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim

5. Teori Distensi Rahim


Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter. Rahim akan
berkontraksi untuk mengeluarkan isi rahim

6. Teori Iritasi Mekanik


Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frakenhauser).
Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan
timbul kontraksi uterus.

2.2 Kala Empat Persalinan

Kala Empat Persalinan adalah tahapan persalinan yang dimulai setelah


lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.

Kala Empat Persalinan adalah dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2
jam pertama post partum. (Hanifa Wiknjosastro, dkk. 2002).

Kala Empat Persalinan adalah berlangsung sampai satu jam setelah


plasenta keluar. Kala ini penting untuk menilai perdarahan (maks. 500 cc) dan
baik tidaknya kontraksi uterus. (Arif Mansjoer, dkk. 1999)

Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangun Kusumo masih mengenal Kala Empat
Persalinan yaitu satu jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan
agar dokter, bidan, perawat masi mendampingi wanita selesai persalinan
sekurang-kurangnya satu jam post partum. Dengan cara ini diharapkan
kecelakaan-kecelakaan karena perdarahan post partum dapat dikurangi atau
dihindarkan.

4
Sebelum meninggalkan wanita post partum, harus diperhatikan 7 pokok
penting :

1. Kontraksi utrus harus baik

2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan dalam alat genetalia
lainnya

3. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap

4. Kandung kencing harus kosong

5. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik tanpa ada hematoma

6. Bayi dalam keadaan baik

7. Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah normal tidak ada
pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi yang
menurut dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.

2.3 Manifestasi Klinik Kala Empat

1. Janin telah lahir,

2. Placenta telah lahir,

3. Perut terlihat Kempis.

2.4 Komplikasi

Komplikasi yang bisa timbul pada masa kala IV ialah :

1. Atonia Uteri

Atonia uteri merupakan penyebab utama terjadinya Perdarahan


pascapersalinan. Pada atonia uteri, uterus gagal berkontraksi dengan baik
setelah persalinan.

Gejala dan tanda yang selalu ada:

1) Uterus tidak berkontraksi dan lembek

5
2) Perdarahan segera setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan
primer)

Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada:

1) Syok (tekanan darah rendah,denyut nadi cepat dan kecil, ekstremitas


dingin, gelisah, mual,dan lain-lain).

2. Infeksi

Infeksi pascapartum (sepsis puerperal/ demam setelah melahirkan) ialah


infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam 28 hari setelah abortus
atau persalinan. Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering ditemukan
dalam vagina (endogenus) atau akibat pemaparan pada agen pathogen dari
luar vagina atau eksogenus. Episiotomy atau laserasi pada vagina atau
serviks bisa membuka jalan timbulnya sepsis.

Organisme yang paling sering menginfeksi ialah organism streptokokus


dan bakteri anairob. Infeksi staphylococcus aureus, gonococcus, koliformis
dan klostridia lebih jarang terjadi namun merupakan organism pathogen
serius yang menyebabkan infeksi pascapartum.

Biasanya infeksi disertai penyakit medis lain seperti anemia, malnutrisi


dan diabetes mellitus. Penyakit obstetric, termasuk PROM (premature,
rupture of membrane).

3. Perdarahan

Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml


melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III.
Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari yang sebenarnya. Darah tersebut
tercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga tersebar pada
spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah yang
hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu.

6
Seseorang ibu dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan
diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada yang anemia.

Perdarahan pascapersalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼


kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan,
placenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura
uteri) disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan
dimana perdarahan pascapersalinan tidak mengakibatkan kematian, kejadian
ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena anemia dapat menurunkan
daya tahan tubuh. Perdarahan pascapersalinan lebih sering terjadi pada ibu-
ibu di Indonesia dibandingkan dengan ibu-ibu di luar negeri.

2.5 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang diberikan ialah dalam memimpin persalinan haruslah


baik dan cermat, terutama dalam proses melahirkan janin dan melahirkan
plasenta. Pada masa kala IV dimana ibu dan bayi baru saja mengalami perubahan
fisik yang luar biasa, si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang
menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas harus tinggal
bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang
stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.

7
2.6 Patofisiologi
Persalinan

pe↙ hormone progesteron Placenta menjadi tua Distensi rahim Iritasi mekanik

Adanya tekanan pada


Kadar estrogen dan Iskemia otot rahim ganglion servikal
progesteron↙ dibelakang servix

Sirkulasi utero plasenta terganggu

Kekejangan PD
Otot rahim semakin rentan

HIs

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Ruptur jalan lahir

Gangguan rasa nyaman


Laserasi perineum

Ketidaktahuan prognosis persalinan Intoleransi aktivitas

perdarahan Resti infeksi


cemas Gangguan personal hygine

8
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN KALA IV

3.1 Pengkajian

I. Data Subjektif

Pasien masuk pada tanggal 26 Mei 2009 Pukul 10.15 WIB

1. Identitas Pasien

Nama ibu : Ny. Rahmadiyanti

Umur : 37 th

Agama : Islam

Suku : Lampung

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. Pala IV No.13 Metro Timur

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri di bagian jalan lahir sehingga merasa tidak nyaman
saat melakukan aktifitas dikarenakan proses persalinan.

3. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan persalinan dan nifas yang lalu, ibu sudah 2 x melahirkan

BB/TB
No Umur Jk Persalinan Penolong Penyakit Keadaan
Gram/cm

1 13 th L Normal 3000/48 Bidan Tidak ada Baik

2 5 th P Normal 3300/50 Bidan Tidak ada Baik

9
4. Riwayat Persalinan
Kala I : berlangsung 10 jam, ketuban pecah spontan saat pembukaan
servik 10 cm, warna ketuban jernih, perdarahan 50 cc

Kala II : berlangsung 45 menit, ibu mengejan kuat, bayi lahir spontan


pervaginam, bayi lahir pukul 23.00 WIB tidak ada lilitan tali
pusat dan tidak terdapat cephal hematoma, perdarahan 100 cc

Kala III : berlangsung 15 menit, plasenta lahir lengkap dengan selaputnya,


perdarahan 25 cc

a. Jenis persalinan : lahir spontan pervaginam


b. persalinan ditolong oleh bidan
Kala IV : berlangsung 2 jam, kontrkasi uterus baik, perdarahan 30 cc

5. Pola Kebutuhan Dasar


1. Aktifitas atau istirahat
Gejala : otot lemah, mudah lelah
Tanda : penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : hipertensi, hiperpigmentasi membrane mukosa
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih ( poliuria, nocturia),, kesulitan
berkemih (infeksi), nyeri tekan abdomen, urine encer, pucat, kuning,
poliuria ( dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi
hipovolemia berat),urine berkabut, bau busuk (infeksi), Bising usus
lemah dan menurun
4. Integritas / Ego
Gejala : stress, tergantung pada orang lain,
Tanda : ansietas peka rangsang, emosi tidak stabil
5. Makanan / Cairan
Gejala : hilang nafsu makan/ anoreksia, hipokalemia, retensi natrium,
Tanda : kulit kering dan kelihatan tipis, membrane mukosa pucat
6. Neurosensori

10
Gejala : pusing atau pening, sakit kepala, kelemahan pada otot,
Tanda : disorientasi, megantuk, cemas, kacau mental.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), kelemahan
otot
Tanda : wajah meringis kesakitan.
8. Pernapasan
Gejala : kekurangan oksigen/ dispnea
Tanda : sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan
9. Keamanan
Gejala: kulit kering dan tipis
Tanda : kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak
10. Seksualitas
Gejala : amenore, masalah impotent pada pria, pembesaran klitoris pada
wanita, hilangnya tanda-tanda seks sekunder (maskulinasi pada wanita)
Tanda : glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih.
II. Data Objektif
 Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : compos mentis

 Tanda-tanda
Vital
TD : 110/70 mmHg

RR : 20 x / mnt

Nadi : 90 x / mnt

Suhu : 38 c

Kepala : warna rambut hitam lurus, distribusi merata, kulit


kepala bersih, tidak ada ketombe

Muka : tidak ada odem, pucat

Mata : mata simetris, sclera berwarna putih terdapat


gambaran tipis pembuluh darah, conjungtiva

11
pucat

Hidung : terdapat bulu halus, mukosa lembab, tidak


terdapat pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip

Telinga : terdapat bulu halus, tidak ada serumen,


membrane timpani masih utuh, daun telinga
simetris

Mulutdan : Mulut dan bibir lembab, gigi tidak bercaries,


tenggorokan tidak ada pembesaran tonsil

Leher : tidak ada pembesaran tyroid dan kelenjar limfe,


tidak ada pembendungan vena jugularis

Cardiorespirator : tidak ada suara tambahan, gerakan dada simetris,


y tidak ada ronchi dan wheezing

Buah dada : buah dada simetris, puting susu menonjol,


hyperpigmentasi pada areola mamae, kolostrom
sudah keluar

Abdomen : TFU dua jari diatas simpisis, terdapat striae livide,


tidak ada pembesaran limfa dan hati, tidak ada
luka bekas operasi, hyperpigmentasi linea
alba,adannya kontraksi uterus

Genitourinaria : tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, adanya


lesi pada jalan lahir,adanya perdarahan sekitar
200 cc

Ekstremitas : Tidak terdapat varises pada tungkai, tidak ada


odema pada tangan dan kaki

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi aktifitas b/d gangguan rasa nyaman

2. Perdarahan b/d laserasi perineum.

3. Gangguan Personal Hygiene b/d Intoleransi aktifitas.

4. Resiko infeksi b/d laserasi perineum.

12
5. Kecemasan anggota keluarga b/d ketidaktahuan mengenai prognosis
persalinan.

3.3 Intervensi

1. Dx Kep : Intoleransi aktifitas b/d proses persalinan

Tujuan : Ibu mampu kembali melakukan aktifitas

Intervensi :

1) Kaji keadaan umum ibu (tingkat intoleransi aktifitas).

R/ : Mengetahui kondisi keseluruhan ibu guna menentukan


intervensi selanjutnya.

2) Berikan minum dan makan kepada ibu.

R/ : Mencegah dehidrasi sekaligus mengganti energi yang hilang


saat proses persalinan.

3) Bantu Ibu dalam melakukan aktifitas yang belum bisa dilakukan


ibu.
R/ : Meminimalkan pengunaan energy yang berlebihan oleh ibu.

4) Istirahatkan ibu dan beri posisi yang nyaman, tapi tetap dalam
pengawasan.
R/ : Istirahat dapat memulihkan kembali tenaga yang hilang
setelah bekerja keras melahirkan bayi.

2. Dx Kep : Perdarahan b/d laserasi perineum

Tujuan : Perdarahan berlebihan tidak terjadi.

Intervensi :

1) Pantau TTV ibu secara berkala

R/ : TTV menjadi acuan banyaknya darah yang hilang

13
2) Menilai tonus uterus

R/ : Tonus uterus merupakan indikasi perdarahan

3) Periksa kandung kemih

R/ : Bila kandung kemih penuh akan mendorong uterus keatas


dan menghalangi kontraksi.

4) Anjurkan Ibu untuk menyusui bayinya.

R/ : Menyusui membantu untuk kontraksi uterus

3. Dx Kep : Gangguan Personal Hygiene b/d Intoleransi aktifitas

Tujuan : Kebersihan personal hygiene terpenuhi.

Intervensi :

1) Kaji efek yang ditimbulkan intoleransi aktifitas berhubungan


dengan personal hygiene.

R/ : Mengetahui efek yang ditimbulkan intoleransi aktifitas


terhadap personal hygiene guna menentukan intervensi
selanjutnya.

2) Bantu ibu dalam memenuhi kebutuhan personal hygienenya.

R/ : Kelelahan membuat ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan


personal hygienenya sendiri sehingga memerlukan bantuan.

3) Kolaborasi dengan keluarga mengenai pemenuhan kebutuhan


personal hygiene ibu.

R/ : Keluarga biasanya lebih mengerti dan tahu mengenai


kebutuhan klien.

4. Dx Kep : Resiko infeksi b/d laserasi perineum

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

14
Intervensi:

1) Perhatikan robekan pada perineum.

R/ : Luka laserasi beisa menjadi mediator masuknya kuman.

2) Lakukan penanganan segera bila terdapat laserasi perineum.

R/ : Penanganan dengan segera bisa mencegah terjadinya infeksi.

3) Pertahankan pemberian tindakan dengan teknik septic dan aseptic.


R/ : Mencegah masuknya mikroorganisme dan terjadinya infeksi.

4) Pantau TTV ibu.

R/ : TTV bisa menjadi acuan tejadinya infeksi.

5. Dx Kep : Kecemasan anggota keluarga b/d ketidaktahuan mengenai


prognosis persalinan.

Tujuan : Keluarga tidak menunjukkan status cemas.

Intervensi :

1) Kaji tingkat kecemasan anggota keluarga

R/ : Memberikan informasi mengenai kecemasan keluarga guna


menentukan intervensi selanjutnya.

2) Berikan penjelasan mengenai prognosis dari persalinan itu sendiri.


R/ : Agar anggota keluarga paham tentang bagaimana proses
persalinan itu.

3) Beritahu kepada keluarga mengenai tanda-tanda bahaya pasca


persalinan.
R/ : Mencegah terjadinya rasa cemas yang berlebihan

4) Ajarkan kepada keluarga cara memeriksa FU dan menimbulkan


kontraksi.

15
R/ : Membantu dalam penanganan segera serta mengurangi
kecemasan keluarga.

3.4 Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervansi yang telah dibuat dengan menyesuaikan
kondisi dan reaksi yang diberikan klien (si ibu).

3.5 Evaluasi

1. Ibu mampu beraktifitas.

2. Perdarahan berlebihan tidak terjadi.

3. Kebutuhan personal hygiene terpenuhi

4. Infeksi tidak terjadi.

5. Keluarga tidak menunjukkan tanda-tanda cemas.

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kala Empat Persalinan adalah berlangsung sampai satu jam setelah plasenta
keluar. Kala ini penting untuk menilai perdarahan (maks. 500 cc) dan baik
tidaknya kontraksi uterus. Sebelum meninggalkan wanita post partum, harus
diperhatikan 7 pokok penting : 1. Kontraksi utrus harus baik 2. Tidak ada
perdarahan dari vagina atau perdarahan dalam alat genetalia lainnya 3. Plasenta
dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap 4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik tanpa ada hematoma 6. Bayi
dalam keadaan baik 7. Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekanan darah normal
tidak ada pengaduan sakit kepala atau enek. Adanya frekuensi nadi yang menurut
dengan volume yang baik adalah suatu gejala baik.

Manifestasi Kliniknya adalah Janin telah lahir, Placenta telah lahir, Perut
terlihat Kempis. Komplikasi yang bisa timbul pada masa kala IV ialah : Atonia
Uteri, infeksi, perdarahan. Penatalaksanaan yang diberikan ialah dalam
memimpin persalinan haruslah baik dan cermat, terutama dalam proses
melahirkan janin dan melahirkan plasenta.

Asuhan keperawatan pada persalinan kala IV adalah pengkajian, diagnosa


keperawatan : Intoleransi aktifitas b/d gangguan rasa nyaman, perdarahan b/d
laserasi perineum, gangguan personal hygiene b/d intoleransi aktifitas, resiko
infeksi b/d laserasi perineum, dan kecemasan anggota keluarga b/d ketidaktahuan
mengenai prognosis persalinan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

4.2 Saran

17
Diharapkan pada mahasiswa agar dapat melakukan asuhan keperawatan
secara tepat dan sesuai dengan konsep yang telah didapatkan sehingga resiko
yang terjadi pada ibu pasca partum dapat diminimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Wiknjosastro, Hanifa, dkk. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.

18
19

Anda mungkin juga menyukai