Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Akhir – akhir ini kasus Perdarahan Post Parum memang sudah berkurang
karena pemerintah telah mengutamakan penanganan MAK III, sehingga frekuensi
terjadinya HPP berkurang di negara – negara yang berkembang. Hanya saja pada
penduduk desa masih saja ada yang mengalami perdarahan pada masa Post
Partum baik disebabkan secara spontan maupun dari tindakan penolong saat
persalinan.
Seperti dikatakan oleh Tadjuddin ( 1965 ) ” Perdarahan Post Partum masih
merupakan ancaman yang tidak terduga, walaupun dengan pengawasan yang
sebaik – baiknya. Perdarahan Post Partum masih merupakan salah satu sebab
kematian Ibu yang penting ”.
Sebaliknya menurut pendapat para ahli ”Perdarahan Post Partum tidak
perlu membawa kematian pada ibu bersalin”. Pada Perdarahan Post Partum,
Mochtar R, dkk (1969) melaporkan angka kematian ibu sebesar 7,9 % dan
Winkjosastro H (1960) 1,8 – 4,5 %. Tingginya angka kematian Ibu karena banyak
penderita yang dikirim dan luas dengan keadaan umum yang sangat jelek dan
anemis dimana tindakan apapun kadang – kadang tidak menolong.
Melihat kasus – kasus yang seperti tersebut, Penulis mencoba memaparkan
tentang Perdarahan Post Partum dalam studi kasus.

I.2 Tujuan Penulisan


I.2.1 Tujuan Umum
Mahassiwa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan apda Ibu
dengan HPP pada kala IV Peralina dengan pendekatan Manajemen
Kebidanan.
I.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada Ibu Bersalin
kala IV dengan HPP.

1
2. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa / masalah apda saat
kak IV dengan HPP.
3. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa potensial pada ibu
bersalin kala IV dengan HPP.
4. Mahasiswa dapat menentukan dengan segera pada ibu
bersalin kala IV dengan HPP.
5. Mahasiswa dapat merumuskan perencanaan yang tepat
pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
6. Mahasiswa dapat melaksakan rencana yang telah
diumuskan pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan yang
telah diberikan pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
I.1.3 Metode Penulisan
Metode Diskripsi : Merupakan suatu metode penyusunan
laporan berdasarkan pada realita yang ada
dan teori yang didapatkan oleh penulis.
Studi Kepustakaan : Mempelajari buku – buku yang berkaitan
dengan Perdarahan Post Partum Skunder.
Studi Khusus : Melakukan pengkajian langsung apda px
dengan HPP.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR HPP
2.1.1 PENGERTIAN
Post Partum / Puerpureum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik
fisik maupun psikosial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah
bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati
keadaan sebelum hamil ( Enam Minggu ). Masa Post Partum di bagi dalam tiga
tahap, yaitu :
1. Imtermediate Post Partum dalam 24 jam pertama.
2. Early Post Partum periode minggu pertama.
3. Late Post Partum periode minggu kedua sampai minggu keenam.
Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada Immediate dan early Post Partum
periode. Sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada Late Post
Partum Periode. Bahaya yang paling sering terjadi adalah Perdarahan Pasca
Persalinan atau HPP.
Perdarahan Pasca Persalinan / Haemorrhage Post Partum ( HPP ) adalah
kehilangan darah melebihi 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir,pendarahan
primer ( pendarahan pasca salin dini ) terjadi dalam 24 jam pertama,sedangkan
pendarahan sekunder ( pendarahan yang setelah 24 jam) adalah pendarahan masa
nifas yang terjadi setelah itu. ( mansjoer, Arif. 2001.Kapita selekta Kedokteran
Jilid 1 hal: 313 )
Pendarahan pasca salin (HPP) adalah pendarahan yang lebih dari normal
dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital sepeti mengeluh lemas,
limbung, berkeringat dingin, dalam pemeriksaan fisik Hipernia, Sistolik < 90
mmHg, Nadi > 100 kali / menit, kadar Hb < 8 gr % yang terjadi 24 jam pertama
pasca persalinan atau setelah 24 jam persalinan ( prawirohardjo, sarwono 2006.
Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal hal: 137 )
Perdarahan Pasca Persalinan adalah Perdarahan yang terjadi pada masa
Post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir. Tetapi menentukan
jumlah perdarahan pada saat persalinan sulit karena bercampurnya darah dengan
air ketuban serta rembesan di kain pada alas tidur.

3
2.1.2. ETIOLOGI
Penyebab Perdarahan dibagi menjadi dua sesuai dengan jenis Pendarahan,
yaitu :
1. Penyebab Perdarahan paska persalinan dini :
a. Perlukaan jalan lahir : Ruptur Uteri, robekan Serviks,
Vagina dan Perineum, luka Epsiotomi.
b. Perdarahan pada tempat menempelnya placenta karena :
Atonia, Uteri, Retensio Placenta, Inversio Uteri.
c. Gangguan mekanisme pembekuan darah.
2. Penyebab Perdarahan paska persalinan terlambat biasanya
disebabkan oleh sisa Placenta atau bekuan darah, Infeksi akibat
retensio produksi pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub
involusi Uterus.

2.1.3. FAKTOR PREDISPOSISI


Beberapa kondisi selama hamil dan bersalin dapat merupakan factor
Predisposisi terjadinya perdarahan paska persalinan. Keadaan tersebut ditambah
lagi dengan tidak maksimalnya kondisi kesehatannya dan nutrisi ibu selama
hamil. Oleh karena itu faktor – faktornya harus diketahui Sejak awal dan
diantisipasi pada waktu persalinan.
1. Trauma Persalinan.
Setiap tindakan yang akan dilakukan slama proses persalinan
diikuti dengan pemeriksaan jalan lahir agar diketahui adanya
robekan pada jalan lahir dan segera dilakukan penjahitan dengan
benar.
2. Antonia Uterus
Pada kasus yang diduga beresiko tinggi terjadinya Atonia Uterus
diantisipasi dengan pemasangan lupus. Demikian juga harus
disiapkan obat Uterotonika serta pertolongan persalinan kala III
dengan baik dan benar.

4
3. Jumlah darah sedikit.
Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus hipertensi saat
hamil, Pre eklamasi dan Eklamasi.
4. Kelainan Pembekuan Darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal sehinga
perlu diantisipasi dengan hati – hati dan seksama.

2.1.4. DIAGNOSIS
 Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan terjadi pendarahan
setelah bayi lahir ( pendarahan pasca persalinan primer ) dengan
penyulit / gejala klinik syok, ada bekuan darah pada servik atau
posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar
kemungkinan HPP karena atonia uteri.
 Bisa pendarahan segera dan darah segar mengalir segera setelah
bayi lahir, uterus berkontraksi baik dan plasenta lengkap maka
kemungkinan HPP disebabkan oleh robekan jalan lahir.
 Bila plasenta belum lahir setelah 30 menit, kontraksi uterus dan
pendarahan segera setelah bayi lahir maka kemungkinan HPP
akibat retensio nplasenta.
 Uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat
( jika plasenta belum lahir ) pe ndarahan segera setelah bayi lahir
nyeri sedikit atau berat. Kemungkinan HPP karena inversio uteri.

2.1.5. PATOFISOLOGI
Pada dasarnya Perdarahan terjadi karena pembuluh darah di dalam Uterus
masih terbuka. Pelepasan Plasenta memutuskan Pembuluh darah dalam Stratum
Spongiatum sehingga sinus – sinus maternalis ditempat insersinya plasenta
terbuka.
Pada waktu Uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup. Kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
Perdarahan akan berhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot Uterus
akan menghambat pembuluh darah dan menyebabkan Perdarahan Paska

5
Persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah Perdarahan seperti robekan
Servix, Vagina dan Perinium.

2.1.6 GEJALA KLINIK


 Pendarahan tiba- tiba setelah bayi lahir atau 24 jam setelah
persalinan
 Pucat, lemah,menggigil serta limbung
 Uterus lambek ( kontraksi lemah )
 TFU tidak berkurang
 Nyeri perut
 Tekanan darah sistol < 90 mmHg, nadi cepat > 100x/ menit
 Anemis
 Ekstermitas dingin.

2.1.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Drah: kadar Hb, Hematokrit, masa pendarahan
 USG: bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intra uteri.

2.1.8 PEMERIKSAAN OBSESTRI DAN GYNEKOLOGI


 Pada pemeriksaan palpasi: bagaimana kontraksi dan tinggi fundus
uteri.
 Pada pemeriksaan plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak.
 Ekspolarasi kavum uteri untuk mencari:
- Sisa plasenta dan ketuban
- Robekan rahim
- Plasenta suksentariata
 Pemeriksaan untuk melihat ada atua tidaknya robekan servik
vagina dan varices yang pecah.

2.1.9 KOMPLIKASI
 Syok

6
 Sindrom sheechum ( nekrosis pars anterior)

2.1.10 PENATA LAKSANAAN


1. Pencegahan
- manajemen aktif kala 111
2. Penatalaksanaan Umum
 Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal.
 Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih
dan aman.
 Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat.
 Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan
apabila diharapkan dengan masalah dan komplikasi.
 Atasi shock bila terjadi shock.
 Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan
darah, lakukan pijatan Uterus, beri Uterotonika 10 io IV
dilanjutkan infus 20 ini dalam 500 cc Ns / RL dengan
tetesan 40 tetes / menit )
 Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplosasi
kemungkinan robekan jalan lahir.
 Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan
darah.
 Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk.
 Lakukan obs. Tetap pada dua jam pertama paska persalinan
dan lanjutkan pemantauan terjadwal hingga 4 jam
berikutnya.

3. Penatalaksanaan Khusus
a. Atonia Uteri
1.Kenali dan egakkan kerja atonia Uteri
2.Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian Uterotonika,
lakukan pengurtan Uterus
3.Pastikan plasnta lahir lengkap dan tidak ada laserosi jalan lahir

7
4.Lakukan tindakan spesifikasi yang diperlukan :
 Kompresi bimanval eksternal yaitu menekan Uterus melalui
diiding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah
telapak tangan yang melingkupi Uterus. Bila Perdarahan
berkurang kopresi diteruskan. Pertahankan hingga Uterus dapat
kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas Kesehatan
rujukan.
 Kompresi bimanual internal yaitu Uterus ditekan diantara
telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam
vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam miometrium
 Kompresi Aorta Abdominalis yaitu raba arteri femoralis
degan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut
gnggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah
umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hngga mencapai
Kolumma Vertabelis. Penekanan yang tepat akan
menghentikan ata mengurangi denyut arteri femorilis.

b. Retensio Plasenta dengan Separasi Parsial


 Tentukan jenis Retensio yang terjadi karena berkaitan
dengan tindakan yang akan diambil
 Reganggan tali pusat dan minta pasienuntuk mengejan, bila
ekspulsi tidak terjadi cobakan traksi terkotrol tali pusat
 Pasang infus Oksitosin 20 Unit / 500 cc NS atau RL dengan
tetesan 40 / menit, bla perlu kombinasi dengn mesoprostol 400
mg per-rektal
 Bila traksi gagal melahirkan Plasenta, lakukan manual
Placenta secara hati – hati dan halus
 Restorasi cairan untuk mengatasi hipovelemia
 Lakukan tranfusi darah bila diperlukan
 Berikan antibiotik Profilaksis ( ampicilin 2 dr IV / oral +
metronidazole 1 gr supp / oral )

8
c. Plasenta Inkarserata
 Tentukan diagnosa kerja
 Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan
kontriksi serviks yang kuat, tetapi sapkan infus fluothane / eter
untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi
siapkan infus oksitosin 20 untuk 500 NS / RL untuk
mengantisipasi gangguan kontraksi tidak tersedia. Lakukan
manuver sekrup untuk melahirkan plasenta
 Pasang spekulum Sims sehingga Ostium sebagai plasenta
tampak jelas
 Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan
lepaskan spekulum
 Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta
tampak jelas
 Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan placenta
disisi berlawanan agar dapat terjepit sebanyak mngkin, minta
asisten utnuk memegang klem tersebut
 Satukan kedua klain tersebut, kemudian sambil diputar
searah jarum jam, terik plasenta keluar perlahan – lahan

d. Ruptur Uteri
 Berikan segera cairan isotonik ( RL / NS ) 500 cc dalam 15
– 20 menit dan siapkan laporatomi
 Lakukan laporatomi untuk melahirkan anak dan plasenta.
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke
rumah sakit rujukan
 Bila konservasi Uterus masih diperlukan dan kondisi
jaringan memungkinkan, lakukan opersi Uterus
 Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkhawatirkan, lakukan histerektomi
 Lakukan bilasan Peritonial dan pasang drain dari cairan
abdomen

9
 Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda – tanda
infeksi.

e. Sisa Plasenta
 Penemuan secara dini dengan memeriksa kelengkapan
plasenta setelah dilahikan
 Berkan antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
 Lakkan eksplorasi digital bila serviks terbuka dan
mengeluarkan bkuan darah / jaringan. Bila serviks hanya
dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan
dilatasi dan kuret
 Hb 8 gr % berikan tranfusi / berikan sulfat ferosus 600 mg /
hari selama 10 hari

f. Ruptur Peritonium dan Robekan dinding Vagina


 Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi
dan sumber Perdarahan
 Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan
antiseptik
 Jepit dengan ujung klrm sumber Perdarhan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
 Lakukan penjahitan pada bagian paling distal
 Khusus pada Ruptor Perinium Komplit dilakukan
penjahitan lapis demi lapis dengan bantuan busi pada rektum,
sebagai berikut :
 Setelah prosedur asptik – ntiseptik, pasang busi
rektum hingga ujung robekan
 Mulai penjahitan dari uung robekan dengan jahitan
dan simpul submokusa, menggunakan benang
Polyolikolik no. 2/0 ( Deton / Vierge ) hingga ke
sfinter ani, jepit kedua sfinter ani dengan klem dan
jahitdengan benag no 2/0.

10
 Lanjutkan pnjahitan ke lapisan otot Perineum dan sub
makusa dengan benang yang sama ( atau Kromik 2/0 )
Secara jelujur.
 Mukosa Vagina dan kulit Perineum dijahit secara sub
Mukosa dan sub Kutikuler
 Berikan antiiotik Profilaksis jika luka kotor, berikan
antibiotika untuk terapi.

g. Robekan Serviks
 Sering terjadi pada sisi laeral karena serviks yang terlujur
akan mengalami robekan pada sisi spina ishiadika tertekan oleh
kepala bayi
 Bla kontraksi Uterus baik, plasenta lahirlengkap, tetapi
terjadi Perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral
bawah kiri dan kanan Porsio
 Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek
sehingga pendarahan dapat segera dihentikan. Jika setelah
eksploitasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan
penjahitan. Jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian
kearah luas sehingga semua robekan dapat dijahit
 Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi
fondus uteri dan perdarahan pska tindakan
 Berikan antibiotik profilaksis, kecuali bila jelas ditemui
tanda tanda infeksi
 Bial terjadi defistit cairan lakukan restorasi dan bila kadar
Hb ell dibawah 8 gr %, maka berikan tranusi darah.

11
2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
Pengertian :
Asuhan kebidanan adalah intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada
klienya, baik yang merupakan kebutuhan klien sendiri maupun atas dasar
masalah.

Langkah-langkah dalam pelaksanaan asuhan kebidanan :

I. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF :
a. Biodata
1.Nama: Untuk dapat mengenali dan memanggil ibu sesuai
dengan namanya semdiri, dapat mendekatkan hubungan bidan
dengan klien.
2.Umur : Untuk dapat mengetahui kebutuhan nutrisi yang
diberikan , dan untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko
tinggi atau tidak.
3.Suku / bangsa : Untuk dapat mengetahui dari mana asal ibu dan
secara tidak langsung dapat mengetahui adat istiadatnya.
4.Agama : Untuk dapat mengetahui keadaaan spiritual dan
larangan-larangan yang dipercaya oleh ibu.
5.Pendidikan : Untuk dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana
bidan melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan
kepada ibu.
6.Pekerjaan : Untuk dijadikan sebagai tolak ukur taraf ekonomi
dan kegiatan yang dilakukan oleh ibu sehari-hari.
7.Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu tinggal, diman bidan
harus mencari keluarganya, dan dijadikan petunjuk saat
kunjungan rumah.
8.No Telepon : Untuk mempercepat komunikasi dengan keluarga
ibu.
9.No Register : Untuk dijadikan sebagai rekam medis.

12
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh Ibu, dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan diagnose yang diderita oleh ibu,
sehingga dapat memfokuskan implementasi yang dilakukan.
c. Riwayat keluhan sekarang
Merupakan alasan-alasan / dasar-dasar yang mendasari dari
keluhan utama yang dirasakan oleh pasien (P,Q,R,S,T)
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan meneteki yang lalu
Merupakan suatu acuan untuk menentukan keadaan ibu saat ini,
yang meliputi jumlah / urutan anak, umur kehamilan, tipe
persalinan, lama persalinan, BB / PB anak waktu lahir , jenis
kelamin, keadaan sekarang, lama meneteki, dan jenis KB yang
digunakan.
e. Riwayat persalinan sekarang
Merupakan suatu penjelasan / penjabaran tentang berbagai
kondisi antara lain tipe dan penolong persalinan. Lamanya kala
I,II,III, keadaan plasenta, dan keadaan bayi.
f. Riwayat nifas sekarang
Menjelaskan tentang kondisi ibu saat ini , kontraksi uterus,
pengeluaran lochea, payudara, tinggi fundus uteri, kandung
kemih dll.
g. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebutuhan nutrisi ( makan dan minum ) :
Meliputi pengkajian tentang frekuensi makan, porsi, jenis,
jumlah, jenis makanan, pantangan, kebiasaan, makan sebelum
dan sesudah nifas.
2. Kebutuhan eliminasi ( alvi, urine, dan keringat )
Meliputi pengkajian frekuensi BAB / BAK, warna, jumlah,
konsistensi, gangguan dan penangananya.
3. Kebutuhan tidur dan istirahat
Meliputi pengkajian tentang pola tidur, berapa lama, dan lama
/ durasi tidur pasien sebelum menjalani masa nifasnya.

13
4. Aktifitas
Menerangkan aktifitas pasien sebelum dan sesudah menjalani
masa nifasnya mengganggu atau tidak dalam proses
pemulihanya.
5. Personal hygiene
Meliputi pengkajian tentang pola mandi, sikat gigi, ganti baju,
ganti pembalut, keramas, dan kebiasaan-kebiasaan yang lainya
sebelum dan sesudah masa nifas.
6. Ambulasi / mobilisasi dini
Meliputi pengkajian tentang kemampuan pasien dalam proses
pemulihanya yang terfokus pada pemenuhan mobilisasi yang
mampu dilakukan oleh pasien.
7. Data psikososial
Merupakan pengkajian tentang kemampuan ibu antara lain
kemampuan verbal dan non verbal.
8. Pengetahuan dan kemampuan ibu
Menjelaskan tentang pengetahuan dan kemampuan ibu dalam
hal:
1. Perawatan tali pusat.
2. Memandikan bayi.
3. Perawatan buah dada.
4. Cara meneteki yang benar.
5. Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan.
6. Kapan melakukan pemeriksaan ulang.
7. Kapan boleh hamil lagi.
8. Tanda bahaya nifas.
9. Kapan menghubungi bidan bila ada tanda bahaya nifas.
10. Nutrisi.
11. Senam nifas.
12. Sibling.
13. Personal hygiene.
14. Mobilisasi.

14
15. Obat-obatan dan vitamin.
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan umum

Menjelaskan tentang kondisi pasien secara umum, yaitu :


1. Keadaan umum :
2. Kesadaran :
3. TTU : - Tensi : 120 / 80 mm Hg
-Suhu : 36,5 – 37,5®c
-Nadi :60 – 100x / menit
-RR :16 -20x / menit

b. Keadaan khusus, meliputi :


1. Mata : Menerangkan tentang kondisi pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : kesimetrisan, keadaan konjungtiva dan
selera, ada tidaknya secret, dll ).
2. Leher : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : kesimetrisan, ada tidak bendungan
vena jugularis, pembesaran kelenjar thyroid, tidak adanya
gangguan pergerakan, dll ).
3. Dada, meliputi :
a. Dada : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : kesimetrisan, ada tidaknya bunyi nafas
abnormal, dll ).
b. Payudara : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : kesimetrisan, benjolan / massa
abnormal, konsistensi dll ).
c. Cardiovaskuler : Menjelaskan tentang keluhan pasien dall ).
d. Cardiovaskuler : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : ada / tidaknya pembesaran jantung,
bunyi tambahan jantung dll ).
4. Abdomen , meliputi :

15
a. GIT : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : ada tidaknya pembesaran hepar, ada
tidaknya gangguan pada lambung, ada tidaknya gangguan pada
appendius, ada tidaknya gangguan pada usus besarnya, dll ).
b. Obstetri : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi ; luka post op, TFU, UC, dll ).
5. Genetika eksterna : Menjelaskan tentang keluhan dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : tanda infeksi nifas, warna dan bau
lochea, keadaan vulva, dll ).
6. Ekstrimitas atas dan bawah :
a.Ekstrimitas atas : Menjelaskan tentang keluhan dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : oedema, gangguan pergerakan, dll ).

b.Ekstrimitas bawah :Menjelaskan tentang keluhan dan hasil


pemeriksaan ( meliputi : oedema, Varices, gangguan pergerakan
dll).

7. Anus : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil


pemeriksaan ( meliputi : ada / tidaknya gangguan nyeri,
haemoroid, dll ).

II. DIAGNOSA

Menjelaskan tentang hasil diagnose yang ditegakan , dan masalah yang


ada.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Menjelaskan tentang hasil diagnose yang akan timbul sebagai akibat


dari diagnose yang ada ( patologis ).

IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

Menjelaskan tentang kebutuhan yang paling di butuhkan oleh pasien ,


terlebih saat kondisi yang gawat.

16
V. INTERVENSI PLANNING

Menjelaskan tentang tujuan dan criteria hasil jangka pendek, tujuan dan
criteria hasil jangka panjang, dan rencana tindakan beserta rasional
yang akan dilakukan.

VI. IMPLEMENTASI

Menjelaskan tentang tindakan yang dilakukan , bersumber pada


intervensi yang telah direncanakan , beserta hasil yang dicapai.

VII.EVALUASI
Menjelaskan tentang evaluasi dan implementasi yang dilakukan , baik
jangka pendek maupun jangka panjang ( SOAP )

17
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ” V” P20002 POST PARTUM


HARI KE 1 ( 4 JAM ) DENGAN HPPC DI KLINIK
MABARROT HASYIMIYAH MWC NU
MANYAR GRESIK

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11-01-2013 Jam : 09.00 WIB
Oleh :

1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “L” Nama : Tn
“F”
Umur : 36 tahun Umur : 28
tahun
Suku/ bamgsa : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/
Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan :
swasta
Status pernikahan : Menikah Alamat :
Manyar
No. Register : 409935

2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan badanya terasa lemas dan mengeluarkan darah banyak dari
kemaluannya.

18
3. Riwayat Keluhan Sekarang :
Ibu mengatakan badanya lemes, kepala pusing dan mengeluarkan keringat
dingin dan mengeluarkan darah banyak setelah plasenta lahir setelah itu
bidan langsung melakukan penanganan pendarahan.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas & Meneteki yang lalu :

Kehamilan Persalinan Anak


Hamil Perkawin Nifas
KB Ket
No an No penyulit
Penyul Hidup Mati Lama
TT UK Penolong Jenis Penyulit BBL L/P
it umur umur netek

3350/ Sntk 3
1 1 2x - 9 bln Bidan SptB - - ♂ 8 th - 1,5 th ± 4th
50 bln

HPP (
3200/
2 1 1x - 9 Bln Dokter Spt B - kontraks ♀ 1 hr - - - -
45
i lemah)

5. Riwayat Persalinan Sekarang


- Tanggal/ jam persalinan : 11-01-2013/ 06.00 WIB
- Tempat dan penolong persalinan : Klinik hasyimiyah,Bidan
- Type persalinan : Spt. B
- Lama Persalinan :
Kala I : ± 6 jam
Kala II : ± 10 mnt
Kala III : ± 15 mnt +
Jumlah : ± 6 jam 25 mnt

Keadaan plasenta :
 Lahir jam/tanggal : 06.30 WIB / 11-01-2013
 Sisi maternal :
- Tebal : 2 cm
- Diameter : 18 cm
- Robekan : tidak ada
- Infark : tidak ada infark
- Kelengkapan kotiledon/ selaput mmebran : Lengkap
 Sisi fetal :

19
- Insersi : sentralis
- Panjang : 50 cm
- Simpul : tdk ada simpul tali pusat
- Jumlah arteri dan vena : 2 arteri dan 1 vena.
 Berat : ± 600 gr
 Robekan : ada robekan perineum derajat 11
 Kelainan-kelainan : Tidak ada
 Jumlah Perdarahan : ± 600 cc
 Pengobatan yang diberikan : Oksitosin dan metergin
 Penyulit Persalinan : Tidak ada penyulit persalinan

Keadaan Bayi :
 Jenis Kelamin : Perempuan
 BB/PB : 3200gr/ 45 cm
 Hidup/Mati : Hidup
 Apgar Score : 7-8
 Kelainan : Tidak ada

6. Riwayat nifas sekarang : Ibu mengatakan telah melahirkan seorang


bayi perempuan pada tanggal 11-01-2013 jam 06.00 WIB dengan proses
persalinan normal oleh dokter dengan berat bayi 3200 gram dan panjang
45 cm, Dengan keluhan mengeluarkan darah melalui alat kelaminnya.

7. Kebutuhan sehari- hari :

No. Pola Selama Hamil Selama Nifas

1. Nutrisi makan 3x / hari, dengan Ibu mengatakan makan 1x


porsi sedang menu nasi, sebelum melahirkan, dengan
ikan, dan sedikit sayur, serta menu yang diberikan di RS
minum air putih 6-7 gelas yaitu nasi, lauk dan sayur. Dan

20
air putih/ hari dan kadang minum air putih 7- 8 glas/ hr,
minum susu 2 x/hr. dan minum teh manis 1 gelas

2. Eliminasi BAK 7-8x / hari, warna BAK 6-7x / hari, warna kuning
kuning jernih, dan tidak ada jernih, dan tidak ada rasa nyeri
rasa nyeri pada saat BAK. pada saat BAK. BAB belum
BAB 1x , lancar, konsistensi sejak setelah melahirkan
lunak, bau khas, dan tidak
ada nyeri saat BAB
3. Kebutuhan Ibu mengatakan jarang tidur Ibu mengatakan belum tidur
tidur dan siang, tidur malam ±7-8 sejak melahirkan bayinya.
istirahat jam, tapi kadang terbangun
karena sering kencing
4. Aktivitas mengerjakan tugas rumah Ibu hanya istirahat berbaring
seperti biasa : menyapu, ditempat tidurnya.
megepel, mencuci, dan
memasak dan kadang
membantu suami menjaga
dagangannya.
5. Personal mandi 3 x/hari, sikat gigi 2x Ibu mengatakan hanya diseka
Higiene /hari, mencuci rambut 3 sama petugas kesehatan 2x
x/minggu, mengganti baju sehari pagi dan sore,
2-3x/hari d
8. Ambulansi dini :
Ibu mengatakan haya bisa gerak miring kanan dan miring kiri .
9. Data Psikososial : masa taking in ( masa penyesuain terhadap dirinya
sendiri )
a. Komunikasi Non Verbal
Ibu terlihat cemas dan gelisa dengan keadaanya saat ini dan
menganggukkan kepala apabila diajak bicara.
b. Komunikasi Verbal
a. Ibu mengatakan anak yang dilahirkan sekarang direncanakan

21
b. Ibu mengatakan suami dan keluarga menerima kelahiran anak
yang sekarang
c. Ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suami dan
ibunya.
d. Ibu mengatakan tinggal bersama suami
e. Ibu mengatakan akan berencana memberikan ASI eksklusif
karena ibu tidak begitu repot dirumah dan akan selalu bersama
bayinya.
Kapan mulai : Segera setelah ASI keluar dan keadaan
pulih
Berapa Lama : 6 bulan ASI ekslusif dan 2 tahun PASI

10. Pengetahuan dan Kemampuan Ibu tentang :


10.1 Perawatan tali pusat :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang cara perawatan
tali pusat.

10.2 Memandikan bayi :


Ibu mengatakan tidak mengetahui cara memandikan bayi
10.3 Perawatan buah dada :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang perawatan buah
dada.
10.4 Cara meneteki bayi yang benar :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang cara meneteki
bayi yang benar.
10.5 Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang kapan hubungan
suami istri boleh dilakukan.
10.6 Kapan melaksanakan pemeriksaan ulang :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang kapan
melaksanakan pemeriksaan ulang.
10.7 Kapan boleh hamil lagi :

22
Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan boleh hamil lagi.
10.8 Tanda bahaya nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tanda bahaya nifas.
10.9 Kapan menghubungi bidan bila ada tanda bahaya nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan menghubungi
bidan bila ada tanda bahaya nifas.
10.10 Nutrisi :
Ibu mengatakan tidak mengetahui kebutuhan nutrisi pada
masa nifas.
10.11 Senam nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas.
10.12 Sibling :
Ibu mengatakan tidak mengetahui peran sibling.
10.13 Personal Hygiene :
Ibu mengatakan tidak mengetahui personal hygiene
10.14 Mobilisasi :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang mobilisasi.
10.15 Obat-obatan & vitamin :
Ibu mengatakan tidak mengetahui obat obatan dan vitamin
yang harus dikonsumsi pada masa nifas.

11. Pemeriksaan Fisik :


a. Umum
Keadaan umum : lemah
 Kesadaran : Compos mentis
 Tensi : 100/60 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 36,6°C
 Pernapasan : 22 x/mnt
b. Khusus
Inspeksi

23
a. Mata
Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran, palpebra tidak oedema,
tidak ada luka, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ada
bintik bitot, tidak ada ganggan penglihatan.
b. Rambut
Bersih, lebat, rambut hitam panjang, tidak ada ketombe, tidak
rontok.
c. Kepala
Bersih, tidak ada lesi.
d. Hidung
Bentuk simetris, bersih, tidak ada PCH, tidak ada polip, tidak
ada sekret.
e. Mulut
Bersih, mukosa bibir lembab, tidak bau mulut, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi pasangan, tidak ada epulis, gigi
lengkap, lidah bersih, tidak ada pembesaran dan peradangan
tonsil.
f. Telinga
Bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada
serumen yang berlebih.
g. Dada
Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
pernafasan cepat, tidak ada luka bekas operasi.
h. Payudara
Bentuk simetris, puting susu menonjol, ada pembesaran kelenjar
mongomery, terdapat hiperpigmentasi areola mamae, kolostrum
belum keluar.

i. Abdomen
TFU : teraba pertengahan pusat dan sympisis.
Keadaan : Baik
j. Genetalia eksterna

24
Keadaan vulva : Bersih, tidak ada oedema, luka jahitan
sudah kering.
Lokea
- Warna : Berwarna merah kehitaman( lokea rubra)
- Bau : Anyir
- Jumlah : ± 600 cc
- Konsistensi : encer dan ada gumpalan-gumpalan
bercampur stol sel.
Tidak ada tanda-tanda infeksi,
- Perineum : Ada bekas luka jahitan perineum
- Episiotomi : Ada
- Hemoroid : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, tidak oedema, tidak ada varises, pergerakan aktif.

Palpasi
a. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
vena jugularis maupun pembesaran kelenjar limfe.
b. Payudara
Ada penegangan pada payudara, belum ada pengeluran ASI,
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
c. Abdomen
Kontraksi : lemah
TFU : 2 jari bawah pusat

Auskultasi
Tidak ada whezzing, denyut jantung teratur.

Perkusi
Refleks patella ka/ki : +/+

25
II. DIAGNOSA
- Diagnosa : P20002 Post partum hari ke 1 ( 4 jam ) dengan HPP.
- Ds : Ibu mengatakan badannya lemas, kepalanya pusing, dan
mengeluarkan keringat dingin dan mengeluarkan darah banyak
dari alat kemaluannya.
- Do :
- K/U : lemah TD : 100/60 mmHg
- S/N : 36,6º C/ 98 x/mnt
- Rr : 22 x/mnt
- TFU : tidak teraba, konsistensi uterus lembek, kontraksi
lemah
- Genetalia: terdapat pengeluaran darah bercampur stol sel ±
600 cc terdapat ruptur di perinium derajat 11, tidak ada
odem, dan varises
- Muka: pucat

Masalah : HPP
Kebutuhan:
- penghentian pendarahan
- perbaikan keadaan umum
- pemenuhan kebutuhan elektrolit atau infus gerojok

III. DIAGNOSA POTENSIAL


Terjadinya syok

IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


- Infus RL grojok dan drip pittun 2 ampul
- Uterotonika
- Injek metergin 1 ampul IM
- Penghentian pendarahan

26
V. PERENCANAAN/INTERVENSI
Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit diharapkan ibu
mau bersikap kooperatif dan mengerti tentang penjelasan dari Bidan.
kriteria Hasil :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit ibu tidak
merasa cemas,
k/u ibu: baik, TTV dalam batas normal, dan pendarahan berhenti dan
uterus berkontraksi dengan normal.

Rencana Tindakan :
Tanggal : 11-01-2010 jam : 09.00
wib
- Mencuci tangan dengan tekhnik 7 langkah dan membilas
dengan air mengalir dan membersihkannya dengan handuk
bersih.
- Melakukan observasi TTV, TFU dan observasi luka
jahitan.
K/U : Cukup
TD : 130/80 mmHg
S/N : 37̊C/ 80 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
Kandung kemih kosong, TFU pertengahan pusat dan
sympisis, tidak ada perdarahan pada luka jahitan,
pengeluaran lokea sanguilenta, luka jahitan sudah mulai
kering, tidak ada tanda-tanda infeksi nifas.
1. Lakukan pendekataan dengan pasien
R/ menjalin hubungan terapeutik
2. Lakukan pemeriksaan TTV, TFU, UC dan Observasi
pendarahan.
R/ diteksi dini adanya kegawatan
3. Lakukan masase fundus .

27
R/ merangsang kontraksi uterus
4. Lakukan explorasi sisa jaringan plasenta dan selaput
ketuban
R/ deteksi dini penyebab pendarahan
5. Kosongkan kandung kemih
R/ mencegah gangguan kontraksi
6. Pasang infus RL drip oksi 10 IU 60 tetes/mnt ( gerojok
)
R/ mengganti cairan dan perbaikan keadaan umum
pasien.

7. Pasang tampon dan lakukan penjahitan pada robekan


perineum
R/ menghentikan pendarahan dan menutup luka
laserasi
8. Bersihkan tempat tidur pasien dan rapikan pasien
R/ menjaga personal hygiene pasien dan memberikan
rasa aman.
9. Lakukan observasi 2 jam PP
R/ memantau dan mendeteksi dini adanya kegawatan
10. Penuhi kebutuhan nutrisi
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
11. Berikan terapi
R/ melakukan tugas independent
12. HE tentang mobilisasi dini
R/ menambah wawasan ibu
13. HE tentang kebutuhan nutrisi untuk ibu nifas
R/ menambah wawasan ibu
14. Lakukan perawatan payudara
R/ merangsang pengeluaran kolustrum/ ASI
15. Berika ASI untuk Bayi
R/ memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

28
16. HE tentang kebutuhan ASI pada bayi
R/ menambah pengetahuan atau wawasan ibu

VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Tanggal : 11-01-2013 Jam : 09.05 WIB
Tgl/ Pelaksanaan
jam
09.05 1.Melakukan pendekatan dengan pasien dan menyapa dan menanyakan keluhan
dan menjelaskan tujuan tindakan.

09.10 2.Melakukan pemeriksaan TTV, TFU, UC dan observasi pendarahan, hasil : TD:
100/ 60 mmHg, N : 98x/mnt, S: 36,6 ºC, TFU : 1 jari diatas pusat, UC: lemah,
konsistensi rahim lembek, Pendarahan: 600 cc.

09.20 3.Melakukan masase fundus uterus selama ± 5 menit

09.25 4.Melakukan eksplorasi sisa – sisa plasenta dan selaput ketuban,


Hasil : tidak ada sisa jaringan plasenta dan selaput ketuban

09.30 5.Memeriksa kandung kemih.


Hasil : kandung kemih kosong

09.40 6.Memasang infus ditangan kanan dengan abocat ukuran 18 dengan larutan RL
500 cc, drip oksitosin 10 IU, 60 tetes/ menit ( grojok )

09.50 7.Memasang roll tampon untuk menghentikan pendarahan dan melakukan


penjahitan laserasi perineum dengan heating dengan lidocain 1 ampul.

10.00 8.Membersikan pasien dari sisa- sisa darah persalinan dengan menyeka ibu
dengan air DTT , kemudian merapikan ibu dengan memakai pakaian dan
pembalut dan merapikan alat dengan cara mendekontaminasikan peralatan dalam
larutan klorin 0, 5 % selama ± 10 menit.

10.30 9.Melakukan observasi 2 jam PP


Jam waktu TD Nadi Suhu TFU UC Kandung Pendarahan

29
kemih
1 10.50 100/70 88x/ 36,8 2 jari Baik Kosong 100 cc
mmHg mnt ºC bawah
pusat
11.05 110/70 88x/ 2 jari Baik Kosong 1500 cc
mmHg mnt bawah
pusat
11.20 110/70 86x/ 2 jari Baik kosong 500cc
mmHg mnt bawah
pusat
11.35 110/ 86x/ 2 jari Baik kosong ±50 cc
70 mnt bawah
mmHg pusat
11 12.05 110/70 88x/ 36,9 2 jari Baik Kosong ± 25 cc
mmHg mnt ºC bawah
pusat
12.35 110/ 82x/ 2 jari Baik Kosong ± 25 cc
70 mnt bawah
mmHg pusat
12.45 10.Memberikan makanan dan minuman dan menganjurkan pasien untuk makan
dan minum.

12.50 11.Memberikan terapi dan menganjurkan ibu untuk minum obat, amoxilin ( 3x 1
), asam mefenamat ( 3x 1 ), herpaviton ( 3x 1 ).

13.00 12.HE tentang mobilisasi dini yaitu dengan menganjurkan ibu untuk miring kiri/
miring kanan dan menggerakkan kaki dan tangan

13.10 13.HE tentang kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu menambah 1 porsi makan,
karena ibu akan menyusui bayinya selain itu ibu tidak boleh tarak makanan dan
harus banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein dan sayur-
sayuran serta banyak minum air putih ± 3 liter/ hari.

13.15 14.Melakukan perawatan payudara dengan membersihkan puting susu dengan


kapas dan baby oil atau persiapan menyusui.

30
13.20 15.Menyusukan bayi pada ibunya
Bayi menyusu, reflek hisap baik, ASI sudah keluar
13.45 16. HE tentang kebutuhan ASI untuk bayi yaitu diberikan setiap 2 jam sekali
atau sesuai keinginan bayi.

VII. EVALUASI
Tanggal : 11-01-2013 Jam: 13.50WIB

S : ibu mengatakan masih nyeri luka jahitan dan perut masih agak
mules.

O : - K/U: baik
- TTV
- TD : 110/ 70
- N : 84x/ mnt
- S : 36,7 ºC
- RR : 20x/ mnt
- ASI sudah keluar, konsistensi payudara lunak.
- TFU 2 jari bawah pusat
- lochea rubra ± 50 cc
- keadaan luka jahitan masih basah
- kandung kemih kosong.

A : P20002 nifas post partum 4 jam pasca HPP.

P : - lanjutkan observasi TTV, TFU, UC, luka jahitan.


- HE tentang perawatan luka jahitan perineum
- HE tentang tanda bahaya Nifas.
- HE tentang personal hygiene.

31
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perdarahan post partum adalah hilangnya darah 500ml atau lebih dari
organ reproduksi setelah selesainya kala III persalinan. Dalam kasus ini HPP di
sebabkan retensio plasenta dan robekan jalan lahir. NY “L” mendapat
penanganan yang tidak jauh beda dengan buku panduan yang penulis baca.
Dalam hal ini antara kasus dan teori memang sama

4.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Bidan meningkatkan peranan Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan serta lebih meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki. Bidan bisa mempertahankan dan berusaha
meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi klien.
b. Bagi klien atau pasien
Untuk keberhasilan dalam Asuhan Kebidanan diperlukan kerjasama yang
baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah.
c. Bagi pendidikan
Sebaiknya para dosen dapat memberikan persiapan yang baik sebelum
pelaksanaan praktek klinik , yaitu berupa materi dan pemantapan
khususnya dalam praktek laboratorium. Serta melakukan pemantauan
mahasiswa di lapangan.

32
DAFTAR PUSTAKA

- Prawirohardjo, Sarwono, 2006. Pelayana KesehatanMaternal


dan
- Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro
hardjo
- Bari, Abdul saifuddin, 2002. Buku panduan Praktis Playanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
- Mansjoer, Arif, 2001. Kapiata Selekta Kedokteran Jilid 1.
Jakarta: Media Aucukripius
- Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsi Obsestri. Jakarta: EGC
- Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan Penyakit
Kandungan 8 Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC

33

Anda mungkin juga menyukai