PENDAHULUAN
1
2. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa / masalah apda saat
kak IV dengan HPP.
3. Mahasiswa dapat menentukan diagnosa potensial pada ibu
bersalin kala IV dengan HPP.
4. Mahasiswa dapat menentukan dengan segera pada ibu
bersalin kala IV dengan HPP.
5. Mahasiswa dapat merumuskan perencanaan yang tepat
pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
6. Mahasiswa dapat melaksakan rencana yang telah
diumuskan pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi Asuhan Kebidanan yang
telah diberikan pada ibu bersalin kala IV dengan HPP.
I.1.3 Metode Penulisan
Metode Diskripsi : Merupakan suatu metode penyusunan
laporan berdasarkan pada realita yang ada
dan teori yang didapatkan oleh penulis.
Studi Kepustakaan : Mempelajari buku – buku yang berkaitan
dengan Perdarahan Post Partum Skunder.
Studi Khusus : Melakukan pengkajian langsung apda px
dengan HPP.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR HPP
2.1.1 PENGERTIAN
Post Partum / Puerpureum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik
fisik maupun psikosial terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah
bersalin sampai tubuh menyesuaikan secara sempurna dan kembali mendekati
keadaan sebelum hamil ( Enam Minggu ). Masa Post Partum di bagi dalam tiga
tahap, yaitu :
1. Imtermediate Post Partum dalam 24 jam pertama.
2. Early Post Partum periode minggu pertama.
3. Late Post Partum periode minggu kedua sampai minggu keenam.
Potensial bahaya yang sering terjadi adalah pada Immediate dan early Post Partum
periode. Sedangkan perubahan secara bertahap kebanyakan terjadi pada Late Post
Partum Periode. Bahaya yang paling sering terjadi adalah Perdarahan Pasca
Persalinan atau HPP.
Perdarahan Pasca Persalinan / Haemorrhage Post Partum ( HPP ) adalah
kehilangan darah melebihi 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir,pendarahan
primer ( pendarahan pasca salin dini ) terjadi dalam 24 jam pertama,sedangkan
pendarahan sekunder ( pendarahan yang setelah 24 jam) adalah pendarahan masa
nifas yang terjadi setelah itu. ( mansjoer, Arif. 2001.Kapita selekta Kedokteran
Jilid 1 hal: 313 )
Pendarahan pasca salin (HPP) adalah pendarahan yang lebih dari normal
dimana telah menyebabkan perubahan tanda vital sepeti mengeluh lemas,
limbung, berkeringat dingin, dalam pemeriksaan fisik Hipernia, Sistolik < 90
mmHg, Nadi > 100 kali / menit, kadar Hb < 8 gr % yang terjadi 24 jam pertama
pasca persalinan atau setelah 24 jam persalinan ( prawirohardjo, sarwono 2006.
Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal hal: 137 )
Perdarahan Pasca Persalinan adalah Perdarahan yang terjadi pada masa
Post partum yang lebih dari 500 cc segera setelah bayi lahir. Tetapi menentukan
jumlah perdarahan pada saat persalinan sulit karena bercampurnya darah dengan
air ketuban serta rembesan di kain pada alas tidur.
3
2.1.2. ETIOLOGI
Penyebab Perdarahan dibagi menjadi dua sesuai dengan jenis Pendarahan,
yaitu :
1. Penyebab Perdarahan paska persalinan dini :
a. Perlukaan jalan lahir : Ruptur Uteri, robekan Serviks,
Vagina dan Perineum, luka Epsiotomi.
b. Perdarahan pada tempat menempelnya placenta karena :
Atonia, Uteri, Retensio Placenta, Inversio Uteri.
c. Gangguan mekanisme pembekuan darah.
2. Penyebab Perdarahan paska persalinan terlambat biasanya
disebabkan oleh sisa Placenta atau bekuan darah, Infeksi akibat
retensio produksi pembuangan dalam uterus sehingga terjadi sub
involusi Uterus.
4
3. Jumlah darah sedikit.
Keadaan ini perlu dipertimbangkan pada kasus hipertensi saat
hamil, Pre eklamasi dan Eklamasi.
4. Kelainan Pembekuan Darah
Meskipun jarang tetapi bila terjadi sering berakibat fatal sehinga
perlu diantisipasi dengan hati – hati dan seksama.
2.1.4. DIAGNOSIS
Uterus tidak berkontraksi dan lembek dan terjadi pendarahan
setelah bayi lahir ( pendarahan pasca persalinan primer ) dengan
penyulit / gejala klinik syok, ada bekuan darah pada servik atau
posisi terlentang akan menghambat aliran darah keluar
kemungkinan HPP karena atonia uteri.
Bisa pendarahan segera dan darah segar mengalir segera setelah
bayi lahir, uterus berkontraksi baik dan plasenta lengkap maka
kemungkinan HPP disebabkan oleh robekan jalan lahir.
Bila plasenta belum lahir setelah 30 menit, kontraksi uterus dan
pendarahan segera setelah bayi lahir maka kemungkinan HPP
akibat retensio nplasenta.
Uterus tidak teraba, lumen vagina terisi massa, tampak tali pusat
( jika plasenta belum lahir ) pe ndarahan segera setelah bayi lahir
nyeri sedikit atau berat. Kemungkinan HPP karena inversio uteri.
2.1.5. PATOFISOLOGI
Pada dasarnya Perdarahan terjadi karena pembuluh darah di dalam Uterus
masih terbuka. Pelepasan Plasenta memutuskan Pembuluh darah dalam Stratum
Spongiatum sehingga sinus – sinus maternalis ditempat insersinya plasenta
terbuka.
Pada waktu Uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut
akan menutup. Kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga
Perdarahan akan berhenti. Adanya gangguan retraksi dan kontraksi otot Uterus
akan menghambat pembuluh darah dan menyebabkan Perdarahan Paska
5
Persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah Perdarahan seperti robekan
Servix, Vagina dan Perinium.
2.1.9 KOMPLIKASI
Syok
6
Sindrom sheechum ( nekrosis pars anterior)
3. Penatalaksanaan Khusus
a. Atonia Uteri
1.Kenali dan egakkan kerja atonia Uteri
2.Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian Uterotonika,
lakukan pengurtan Uterus
3.Pastikan plasnta lahir lengkap dan tidak ada laserosi jalan lahir
7
4.Lakukan tindakan spesifikasi yang diperlukan :
Kompresi bimanval eksternal yaitu menekan Uterus melalui
diiding abdomen dengan jalan saling mendekatkan kedua belah
telapak tangan yang melingkupi Uterus. Bila Perdarahan
berkurang kopresi diteruskan. Pertahankan hingga Uterus dapat
kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas Kesehatan
rujukan.
Kompresi bimanual internal yaitu Uterus ditekan diantara
telapak tangan pada dinding abdomen dan tinju tangan dalam
vagina untuk menjepit pembuluh darah di dalam miometrium
Kompresi Aorta Abdominalis yaitu raba arteri femoralis
degan ujung jari tangan kiri, pertahankan posisi tersebut
gnggam tangan kanan kemudian tekankan pada daerah
umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hngga mencapai
Kolumma Vertabelis. Penekanan yang tepat akan
menghentikan ata mengurangi denyut arteri femorilis.
8
c. Plasenta Inkarserata
Tentukan diagnosa kerja
Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan
kontriksi serviks yang kuat, tetapi sapkan infus fluothane / eter
untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat, tetapi
siapkan infus oksitosin 20 untuk 500 NS / RL untuk
mengantisipasi gangguan kontraksi tidak tersedia. Lakukan
manuver sekrup untuk melahirkan plasenta
Pasang spekulum Sims sehingga Ostium sebagai plasenta
tampak jelas
Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan
lepaskan spekulum
Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta
tampak jelas
Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan placenta
disisi berlawanan agar dapat terjepit sebanyak mngkin, minta
asisten utnuk memegang klem tersebut
Satukan kedua klain tersebut, kemudian sambil diputar
searah jarum jam, terik plasenta keluar perlahan – lahan
d. Ruptur Uteri
Berikan segera cairan isotonik ( RL / NS ) 500 cc dalam 15
– 20 menit dan siapkan laporatomi
Lakukan laporatomi untuk melahirkan anak dan plasenta.
Fasilitas pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke
rumah sakit rujukan
Bila konservasi Uterus masih diperlukan dan kondisi
jaringan memungkinkan, lakukan opersi Uterus
Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien
mengkhawatirkan, lakukan histerektomi
Lakukan bilasan Peritonial dan pasang drain dari cairan
abdomen
9
Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda – tanda
infeksi.
e. Sisa Plasenta
Penemuan secara dini dengan memeriksa kelengkapan
plasenta setelah dilahikan
Berkan antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
Lakkan eksplorasi digital bila serviks terbuka dan
mengeluarkan bkuan darah / jaringan. Bila serviks hanya
dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan
dilatasi dan kuret
Hb 8 gr % berikan tranfusi / berikan sulfat ferosus 600 mg /
hari selama 10 hari
10
Lanjutkan pnjahitan ke lapisan otot Perineum dan sub
makusa dengan benang yang sama ( atau Kromik 2/0 )
Secara jelujur.
Mukosa Vagina dan kulit Perineum dijahit secara sub
Mukosa dan sub Kutikuler
Berikan antiiotik Profilaksis jika luka kotor, berikan
antibiotika untuk terapi.
g. Robekan Serviks
Sering terjadi pada sisi laeral karena serviks yang terlujur
akan mengalami robekan pada sisi spina ishiadika tertekan oleh
kepala bayi
Bla kontraksi Uterus baik, plasenta lahirlengkap, tetapi
terjadi Perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral
bawah kiri dan kanan Porsio
Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek
sehingga pendarahan dapat segera dihentikan. Jika setelah
eksploitasi lanjutan tidak dijumpai robekan lain, lakukan
penjahitan. Jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian
kearah luas sehingga semua robekan dapat dijahit
Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi
fondus uteri dan perdarahan pska tindakan
Berikan antibiotik profilaksis, kecuali bila jelas ditemui
tanda tanda infeksi
Bial terjadi defistit cairan lakukan restorasi dan bila kadar
Hb ell dibawah 8 gr %, maka berikan tranusi darah.
11
2.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
Pengertian :
Asuhan kebidanan adalah intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada
klienya, baik yang merupakan kebutuhan klien sendiri maupun atas dasar
masalah.
I. PENGKAJIAN
1. DATA SUBJEKTIF :
a. Biodata
1.Nama: Untuk dapat mengenali dan memanggil ibu sesuai
dengan namanya semdiri, dapat mendekatkan hubungan bidan
dengan klien.
2.Umur : Untuk dapat mengetahui kebutuhan nutrisi yang
diberikan , dan untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko
tinggi atau tidak.
3.Suku / bangsa : Untuk dapat mengetahui dari mana asal ibu dan
secara tidak langsung dapat mengetahui adat istiadatnya.
4.Agama : Untuk dapat mengetahui keadaaan spiritual dan
larangan-larangan yang dipercaya oleh ibu.
5.Pendidikan : Untuk dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana
bidan melakukan pendekatan dan memberikan penjelasan
kepada ibu.
6.Pekerjaan : Untuk dijadikan sebagai tolak ukur taraf ekonomi
dan kegiatan yang dilakukan oleh ibu sehari-hari.
7.Alamat : Untuk mengetahui dimana ibu tinggal, diman bidan
harus mencari keluarganya, dan dijadikan petunjuk saat
kunjungan rumah.
8.No Telepon : Untuk mempercepat komunikasi dengan keluarga
ibu.
9.No Register : Untuk dijadikan sebagai rekam medis.
12
b. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh Ibu, dan dapat digunakan
sebagai dasar dalam menentukan diagnose yang diderita oleh ibu,
sehingga dapat memfokuskan implementasi yang dilakukan.
c. Riwayat keluhan sekarang
Merupakan alasan-alasan / dasar-dasar yang mendasari dari
keluhan utama yang dirasakan oleh pasien (P,Q,R,S,T)
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan meneteki yang lalu
Merupakan suatu acuan untuk menentukan keadaan ibu saat ini,
yang meliputi jumlah / urutan anak, umur kehamilan, tipe
persalinan, lama persalinan, BB / PB anak waktu lahir , jenis
kelamin, keadaan sekarang, lama meneteki, dan jenis KB yang
digunakan.
e. Riwayat persalinan sekarang
Merupakan suatu penjelasan / penjabaran tentang berbagai
kondisi antara lain tipe dan penolong persalinan. Lamanya kala
I,II,III, keadaan plasenta, dan keadaan bayi.
f. Riwayat nifas sekarang
Menjelaskan tentang kondisi ibu saat ini , kontraksi uterus,
pengeluaran lochea, payudara, tinggi fundus uteri, kandung
kemih dll.
g. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebutuhan nutrisi ( makan dan minum ) :
Meliputi pengkajian tentang frekuensi makan, porsi, jenis,
jumlah, jenis makanan, pantangan, kebiasaan, makan sebelum
dan sesudah nifas.
2. Kebutuhan eliminasi ( alvi, urine, dan keringat )
Meliputi pengkajian frekuensi BAB / BAK, warna, jumlah,
konsistensi, gangguan dan penangananya.
3. Kebutuhan tidur dan istirahat
Meliputi pengkajian tentang pola tidur, berapa lama, dan lama
/ durasi tidur pasien sebelum menjalani masa nifasnya.
13
4. Aktifitas
Menerangkan aktifitas pasien sebelum dan sesudah menjalani
masa nifasnya mengganggu atau tidak dalam proses
pemulihanya.
5. Personal hygiene
Meliputi pengkajian tentang pola mandi, sikat gigi, ganti baju,
ganti pembalut, keramas, dan kebiasaan-kebiasaan yang lainya
sebelum dan sesudah masa nifas.
6. Ambulasi / mobilisasi dini
Meliputi pengkajian tentang kemampuan pasien dalam proses
pemulihanya yang terfokus pada pemenuhan mobilisasi yang
mampu dilakukan oleh pasien.
7. Data psikososial
Merupakan pengkajian tentang kemampuan ibu antara lain
kemampuan verbal dan non verbal.
8. Pengetahuan dan kemampuan ibu
Menjelaskan tentang pengetahuan dan kemampuan ibu dalam
hal:
1. Perawatan tali pusat.
2. Memandikan bayi.
3. Perawatan buah dada.
4. Cara meneteki yang benar.
5. Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan.
6. Kapan melakukan pemeriksaan ulang.
7. Kapan boleh hamil lagi.
8. Tanda bahaya nifas.
9. Kapan menghubungi bidan bila ada tanda bahaya nifas.
10. Nutrisi.
11. Senam nifas.
12. Sibling.
13. Personal hygiene.
14. Mobilisasi.
14
15. Obat-obatan dan vitamin.
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan umum
15
a. GIT : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : ada tidaknya pembesaran hepar, ada
tidaknya gangguan pada lambung, ada tidaknya gangguan pada
appendius, ada tidaknya gangguan pada usus besarnya, dll ).
b. Obstetri : Menjelaskan tentang keluhan pasien dan hasil
pemeriksaan ( meliputi ; luka post op, TFU, UC, dll ).
5. Genetika eksterna : Menjelaskan tentang keluhan dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : tanda infeksi nifas, warna dan bau
lochea, keadaan vulva, dll ).
6. Ekstrimitas atas dan bawah :
a.Ekstrimitas atas : Menjelaskan tentang keluhan dan hasil
pemeriksaan ( meliputi : oedema, gangguan pergerakan, dll ).
II. DIAGNOSA
16
V. INTERVENSI PLANNING
Menjelaskan tentang tujuan dan criteria hasil jangka pendek, tujuan dan
criteria hasil jangka panjang, dan rencana tindakan beserta rasional
yang akan dilakukan.
VI. IMPLEMENTASI
VII.EVALUASI
Menjelaskan tentang evaluasi dan implementasi yang dilakukan , baik
jangka pendek maupun jangka panjang ( SOAP )
17
BAB IV
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 11-01-2013 Jam : 09.00 WIB
Oleh :
1. Biodata
Istri Suami
Nama : Ny. “L” Nama : Tn
“F”
Umur : 36 tahun Umur : 28
tahun
Suku/ bamgsa : Jawa/ Indonesia Suku/ bangsa : Jawa/
Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan :
swasta
Status pernikahan : Menikah Alamat :
Manyar
No. Register : 409935
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan badanya terasa lemas dan mengeluarkan darah banyak dari
kemaluannya.
18
3. Riwayat Keluhan Sekarang :
Ibu mengatakan badanya lemes, kepala pusing dan mengeluarkan keringat
dingin dan mengeluarkan darah banyak setelah plasenta lahir setelah itu
bidan langsung melakukan penanganan pendarahan.
3350/ Sntk 3
1 1 2x - 9 bln Bidan SptB - - ♂ 8 th - 1,5 th ± 4th
50 bln
HPP (
3200/
2 1 1x - 9 Bln Dokter Spt B - kontraks ♀ 1 hr - - - -
45
i lemah)
Keadaan plasenta :
Lahir jam/tanggal : 06.30 WIB / 11-01-2013
Sisi maternal :
- Tebal : 2 cm
- Diameter : 18 cm
- Robekan : tidak ada
- Infark : tidak ada infark
- Kelengkapan kotiledon/ selaput mmebran : Lengkap
Sisi fetal :
19
- Insersi : sentralis
- Panjang : 50 cm
- Simpul : tdk ada simpul tali pusat
- Jumlah arteri dan vena : 2 arteri dan 1 vena.
Berat : ± 600 gr
Robekan : ada robekan perineum derajat 11
Kelainan-kelainan : Tidak ada
Jumlah Perdarahan : ± 600 cc
Pengobatan yang diberikan : Oksitosin dan metergin
Penyulit Persalinan : Tidak ada penyulit persalinan
Keadaan Bayi :
Jenis Kelamin : Perempuan
BB/PB : 3200gr/ 45 cm
Hidup/Mati : Hidup
Apgar Score : 7-8
Kelainan : Tidak ada
20
air putih/ hari dan kadang minum air putih 7- 8 glas/ hr,
minum susu 2 x/hr. dan minum teh manis 1 gelas
2. Eliminasi BAK 7-8x / hari, warna BAK 6-7x / hari, warna kuning
kuning jernih, dan tidak ada jernih, dan tidak ada rasa nyeri
rasa nyeri pada saat BAK. pada saat BAK. BAB belum
BAB 1x , lancar, konsistensi sejak setelah melahirkan
lunak, bau khas, dan tidak
ada nyeri saat BAB
3. Kebutuhan Ibu mengatakan jarang tidur Ibu mengatakan belum tidur
tidur dan siang, tidur malam ±7-8 sejak melahirkan bayinya.
istirahat jam, tapi kadang terbangun
karena sering kencing
4. Aktivitas mengerjakan tugas rumah Ibu hanya istirahat berbaring
seperti biasa : menyapu, ditempat tidurnya.
megepel, mencuci, dan
memasak dan kadang
membantu suami menjaga
dagangannya.
5. Personal mandi 3 x/hari, sikat gigi 2x Ibu mengatakan hanya diseka
Higiene /hari, mencuci rambut 3 sama petugas kesehatan 2x
x/minggu, mengganti baju sehari pagi dan sore,
2-3x/hari d
8. Ambulansi dini :
Ibu mengatakan haya bisa gerak miring kanan dan miring kiri .
9. Data Psikososial : masa taking in ( masa penyesuain terhadap dirinya
sendiri )
a. Komunikasi Non Verbal
Ibu terlihat cemas dan gelisa dengan keadaanya saat ini dan
menganggukkan kepala apabila diajak bicara.
b. Komunikasi Verbal
a. Ibu mengatakan anak yang dilahirkan sekarang direncanakan
21
b. Ibu mengatakan suami dan keluarga menerima kelahiran anak
yang sekarang
c. Ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suami dan
ibunya.
d. Ibu mengatakan tinggal bersama suami
e. Ibu mengatakan akan berencana memberikan ASI eksklusif
karena ibu tidak begitu repot dirumah dan akan selalu bersama
bayinya.
Kapan mulai : Segera setelah ASI keluar dan keadaan
pulih
Berapa Lama : 6 bulan ASI ekslusif dan 2 tahun PASI
22
Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan boleh hamil lagi.
10.8 Tanda bahaya nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tanda bahaya nifas.
10.9 Kapan menghubungi bidan bila ada tanda bahaya nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan menghubungi
bidan bila ada tanda bahaya nifas.
10.10 Nutrisi :
Ibu mengatakan tidak mengetahui kebutuhan nutrisi pada
masa nifas.
10.11 Senam nifas :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas.
10.12 Sibling :
Ibu mengatakan tidak mengetahui peran sibling.
10.13 Personal Hygiene :
Ibu mengatakan tidak mengetahui personal hygiene
10.14 Mobilisasi :
Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang mobilisasi.
10.15 Obat-obatan & vitamin :
Ibu mengatakan tidak mengetahui obat obatan dan vitamin
yang harus dikonsumsi pada masa nifas.
23
a. Mata
Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran, palpebra tidak oedema,
tidak ada luka, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ada
bintik bitot, tidak ada ganggan penglihatan.
b. Rambut
Bersih, lebat, rambut hitam panjang, tidak ada ketombe, tidak
rontok.
c. Kepala
Bersih, tidak ada lesi.
d. Hidung
Bentuk simetris, bersih, tidak ada PCH, tidak ada polip, tidak
ada sekret.
e. Mulut
Bersih, mukosa bibir lembab, tidak bau mulut, tidak ada
stomatitis, tidak ada gigi pasangan, tidak ada epulis, gigi
lengkap, lidah bersih, tidak ada pembesaran dan peradangan
tonsil.
f. Telinga
Bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada
serumen yang berlebih.
g. Dada
Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
pernafasan cepat, tidak ada luka bekas operasi.
h. Payudara
Bentuk simetris, puting susu menonjol, ada pembesaran kelenjar
mongomery, terdapat hiperpigmentasi areola mamae, kolostrum
belum keluar.
i. Abdomen
TFU : teraba pertengahan pusat dan sympisis.
Keadaan : Baik
j. Genetalia eksterna
24
Keadaan vulva : Bersih, tidak ada oedema, luka jahitan
sudah kering.
Lokea
- Warna : Berwarna merah kehitaman( lokea rubra)
- Bau : Anyir
- Jumlah : ± 600 cc
- Konsistensi : encer dan ada gumpalan-gumpalan
bercampur stol sel.
Tidak ada tanda-tanda infeksi,
- Perineum : Ada bekas luka jahitan perineum
- Episiotomi : Ada
- Hemoroid : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, tidak oedema, tidak ada varises, pergerakan aktif.
Palpasi
a. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan
vena jugularis maupun pembesaran kelenjar limfe.
b. Payudara
Ada penegangan pada payudara, belum ada pengeluran ASI,
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
c. Abdomen
Kontraksi : lemah
TFU : 2 jari bawah pusat
Auskultasi
Tidak ada whezzing, denyut jantung teratur.
Perkusi
Refleks patella ka/ki : +/+
25
II. DIAGNOSA
- Diagnosa : P20002 Post partum hari ke 1 ( 4 jam ) dengan HPP.
- Ds : Ibu mengatakan badannya lemas, kepalanya pusing, dan
mengeluarkan keringat dingin dan mengeluarkan darah banyak
dari alat kemaluannya.
- Do :
- K/U : lemah TD : 100/60 mmHg
- S/N : 36,6º C/ 98 x/mnt
- Rr : 22 x/mnt
- TFU : tidak teraba, konsistensi uterus lembek, kontraksi
lemah
- Genetalia: terdapat pengeluaran darah bercampur stol sel ±
600 cc terdapat ruptur di perinium derajat 11, tidak ada
odem, dan varises
- Muka: pucat
Masalah : HPP
Kebutuhan:
- penghentian pendarahan
- perbaikan keadaan umum
- pemenuhan kebutuhan elektrolit atau infus gerojok
26
V. PERENCANAAN/INTERVENSI
Tujuan :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit diharapkan ibu
mau bersikap kooperatif dan mengerti tentang penjelasan dari Bidan.
kriteria Hasil :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit ibu tidak
merasa cemas,
k/u ibu: baik, TTV dalam batas normal, dan pendarahan berhenti dan
uterus berkontraksi dengan normal.
Rencana Tindakan :
Tanggal : 11-01-2010 jam : 09.00
wib
- Mencuci tangan dengan tekhnik 7 langkah dan membilas
dengan air mengalir dan membersihkannya dengan handuk
bersih.
- Melakukan observasi TTV, TFU dan observasi luka
jahitan.
K/U : Cukup
TD : 130/80 mmHg
S/N : 37̊C/ 80 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
Kandung kemih kosong, TFU pertengahan pusat dan
sympisis, tidak ada perdarahan pada luka jahitan,
pengeluaran lokea sanguilenta, luka jahitan sudah mulai
kering, tidak ada tanda-tanda infeksi nifas.
1. Lakukan pendekataan dengan pasien
R/ menjalin hubungan terapeutik
2. Lakukan pemeriksaan TTV, TFU, UC dan Observasi
pendarahan.
R/ diteksi dini adanya kegawatan
3. Lakukan masase fundus .
27
R/ merangsang kontraksi uterus
4. Lakukan explorasi sisa jaringan plasenta dan selaput
ketuban
R/ deteksi dini penyebab pendarahan
5. Kosongkan kandung kemih
R/ mencegah gangguan kontraksi
6. Pasang infus RL drip oksi 10 IU 60 tetes/mnt ( gerojok
)
R/ mengganti cairan dan perbaikan keadaan umum
pasien.
28
16. HE tentang kebutuhan ASI pada bayi
R/ menambah pengetahuan atau wawasan ibu
VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Tanggal : 11-01-2013 Jam : 09.05 WIB
Tgl/ Pelaksanaan
jam
09.05 1.Melakukan pendekatan dengan pasien dan menyapa dan menanyakan keluhan
dan menjelaskan tujuan tindakan.
09.10 2.Melakukan pemeriksaan TTV, TFU, UC dan observasi pendarahan, hasil : TD:
100/ 60 mmHg, N : 98x/mnt, S: 36,6 ºC, TFU : 1 jari diatas pusat, UC: lemah,
konsistensi rahim lembek, Pendarahan: 600 cc.
09.40 6.Memasang infus ditangan kanan dengan abocat ukuran 18 dengan larutan RL
500 cc, drip oksitosin 10 IU, 60 tetes/ menit ( grojok )
10.00 8.Membersikan pasien dari sisa- sisa darah persalinan dengan menyeka ibu
dengan air DTT , kemudian merapikan ibu dengan memakai pakaian dan
pembalut dan merapikan alat dengan cara mendekontaminasikan peralatan dalam
larutan klorin 0, 5 % selama ± 10 menit.
29
kemih
1 10.50 100/70 88x/ 36,8 2 jari Baik Kosong 100 cc
mmHg mnt ºC bawah
pusat
11.05 110/70 88x/ 2 jari Baik Kosong 1500 cc
mmHg mnt bawah
pusat
11.20 110/70 86x/ 2 jari Baik kosong 500cc
mmHg mnt bawah
pusat
11.35 110/ 86x/ 2 jari Baik kosong ±50 cc
70 mnt bawah
mmHg pusat
11 12.05 110/70 88x/ 36,9 2 jari Baik Kosong ± 25 cc
mmHg mnt ºC bawah
pusat
12.35 110/ 82x/ 2 jari Baik Kosong ± 25 cc
70 mnt bawah
mmHg pusat
12.45 10.Memberikan makanan dan minuman dan menganjurkan pasien untuk makan
dan minum.
12.50 11.Memberikan terapi dan menganjurkan ibu untuk minum obat, amoxilin ( 3x 1
), asam mefenamat ( 3x 1 ), herpaviton ( 3x 1 ).
13.00 12.HE tentang mobilisasi dini yaitu dengan menganjurkan ibu untuk miring kiri/
miring kanan dan menggerakkan kaki dan tangan
13.10 13.HE tentang kebutuhan nutrisi pada ibu nifas yaitu menambah 1 porsi makan,
karena ibu akan menyusui bayinya selain itu ibu tidak boleh tarak makanan dan
harus banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan protein dan sayur-
sayuran serta banyak minum air putih ± 3 liter/ hari.
30
13.20 15.Menyusukan bayi pada ibunya
Bayi menyusu, reflek hisap baik, ASI sudah keluar
13.45 16. HE tentang kebutuhan ASI untuk bayi yaitu diberikan setiap 2 jam sekali
atau sesuai keinginan bayi.
VII. EVALUASI
Tanggal : 11-01-2013 Jam: 13.50WIB
S : ibu mengatakan masih nyeri luka jahitan dan perut masih agak
mules.
O : - K/U: baik
- TTV
- TD : 110/ 70
- N : 84x/ mnt
- S : 36,7 ºC
- RR : 20x/ mnt
- ASI sudah keluar, konsistensi payudara lunak.
- TFU 2 jari bawah pusat
- lochea rubra ± 50 cc
- keadaan luka jahitan masih basah
- kandung kemih kosong.
31
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perdarahan post partum adalah hilangnya darah 500ml atau lebih dari
organ reproduksi setelah selesainya kala III persalinan. Dalam kasus ini HPP di
sebabkan retensio plasenta dan robekan jalan lahir. NY “L” mendapat
penanganan yang tidak jauh beda dengan buku panduan yang penulis baca.
Dalam hal ini antara kasus dan teori memang sama
4.2 Saran
a. Bagi petugas kesehatan
Bidan meningkatkan peranan Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana
pelayanan kebidanan serta lebih meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan yang dimiliki. Bidan bisa mempertahankan dan berusaha
meningkatkan pelayanan yang terbaik bagi klien.
b. Bagi klien atau pasien
Untuk keberhasilan dalam Asuhan Kebidanan diperlukan kerjasama yang
baik dari klien dalam usaha memecahkan masalah.
c. Bagi pendidikan
Sebaiknya para dosen dapat memberikan persiapan yang baik sebelum
pelaksanaan praktek klinik , yaitu berupa materi dan pemantapan
khususnya dalam praktek laboratorium. Serta melakukan pemantauan
mahasiswa di lapangan.
32
DAFTAR PUSTAKA
33