( PATOLOGI )
IBU HAMIL DENGAN APB
Dosen Pembimbing :
ARTIAH,SST.MMkes
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat AIIAH SWT yang telah melimpakan
rahmat dan hidayahnya kepada kami.sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Asuhan kebidanan IV ( patologi) “ Ibu hamil dengan APB “
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam
penyusunsn makalah berikutnya.semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi mahasiswa program studi kebidanan Delima Persada Gresik pada
khususnya.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang perdarahan antepartum
Mahasiswa mampu melakukan tindakan baik pencegahan maupun penanganan
terhadap perdarahan antepartum
Mahasiswa mampu membuat asuhan pada ibu hamil dengan APB.
BAB II
ISI
PERDARAHAN ANTEPARTUM
1. Plasenta previa
2. Solusio plasenta
3. Gangguan pembekuan darah
4. Ruptur uteri
( Lily Yulaikhah, 2009, hal : 108 )
2.5 Gambaran klinik
Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri merupakan tanda khas plasenta
previa, apalagi kalu disertai tanda- tanda lainnya, seperti bagian terendah janin belum
masuk ke dalam pintu atas panggul, atau kelainan letak janin. Karena tanda pertamanya
adalah perdarahan, pada umumnya penderita akan segera datang untuk mendapatkan
pertolongan. Beberapa penderita yang mengalami perdarahan sedikit- sedikit, mungkin
tidak akan tergesa- gesa datang untuk mendapatkan pertolongan karena disangkanya
sebagai tanda permulaan persalinan biasa. Baru setelah perdarahannya bsnyak, mereka
datang untuk mendapatkan pertolongan.
( Sarwono,2005, hal : 363 )
Lain halnya dengan solusio plasenta. Kejadiannya tidak segera ditandai oleh
perdarahan pervaginam, sehingga mereka tidak segera datang untuk mendapatkan
pertolongan. Gejala pertamnya adalah rasa nyeri pada kandungan yang makin lama
makin hebat, dan berlangsung terus – menerus. Rasa nyeri yang terus menerus ini
seringkali diabaikan, atau disangka sebagia tanda permulaan persalinan biasa. Baru
setelah penderita pingsan karena perdarahan retroplasenter yang banyak atau setelah
tampak perdarahan pervaginam, mereka datang untuk mendapatkan pertolongan. Pada
keadaan demikian biasanya janin telah meninggal dalam kandungan.
( Sarwono,2005, hal : 362 )
2.6 Diagnosis / Kemungkinan Bahaya Pada Kehamilan Lanjut
Gejala dan tanda utama Kemungkinan diagnosis
Perdarahan tanpa nyeri , usia Plasenta previa
kehamilan lebih dari 22 minggu
Darah segar atau kehitaman
dengan bekuan
Perdarahan dapat terjadi setelah
miksi atau defekasi , aktifitas fisik ,
kontraksi braxton hicks atau coitus
Perdarahan dengan nyeri Solusio plasenta
intermiten atau menetap
Warna darah kehitaman dan cair ,
tetapi mungkin ada bekuan darah jika
solusio relatif baru
Jika ostium terbuka, terjadi
perdarahan berwarna merah segar
Perdarahan intra abdominal dan atau Ruptur uteri
vagina
Nyeri hebat sebelum perdarahan
dan syok yang kemudian hilang
setelah terjadi regangan hebat pada
perut bawah
Perdarahan berwarna merah segar Gangguan pembekuan darah
Uji pembekuan darah , adanya
bekuan darah setelah 7 menit
Rendahnya faktor pembekuan
darah , fibrinogen trombosit ,
fragmentasi sel darah merah
2.7 Intervensi
Penanganan umum pada perdarahan antepartum adalah :
1. Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
2. Lakukan pemeriksaan secara cepat pada keadaan umum ibu , termasuk tanda vital
3. Jika dicurigai adanya syok , segera lakukan penanganan syok
4. Pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan dan darah
sesuai dengan kebutuhan
5. Jangan lakukan pemeriksaan dalam pada setiap perdarahan antepartum kecuali di
meja operasi
( Lily Yulaikhah, 2009, hal : 108 )
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ditentukan oleh jumlah perdarahan, apakah perdarahan berlanjut
keadaan ibu dan janin, usia gestasi kehamilan serta riwayat obstetri sebelumnya
Perdarahan ringan
Masukkan ke ruang perawatan dan lakukan observasi setelah melakukan prosedur
umum
Jika ibu dalam persalinan dan jumlah janin telah matur pecahkan selaput ketuban
untuk memeriksa keadaan cairan dan memberikan kemudahan bagi janin untuk di
lakukan pemantauan denyut jantung janin secara langsung
Lakukan observasi ketat. Mencakup juga kardiotografi tambahan jika di lakukan
penatalaksanaan konservatif. Pemisahan plasenta kemudian dapat terjadi
Perdarahan sedang
Ganti kehilangan darah
Lakukan penapisan koagulasi dan koreksi defek
Pecahkan ketuban,berikan oksitosik jika persalinan terlambat
Lakukan secsio sesaria untuk distres janin, Defek koagulasi harus disingkirkan
pertama kali
Drain menetap untuk abdomen dan luka setelah secsio sesaria disarankan
Diperlukan dokter obstetri dan dokter anastesi yang berpengalaman
Pastikan keseimbangan cairan yang ketat dan pantau haluaran renal (>20ml/jam)
Anastesi epidural dikontra indikasikan jika ibu hipotensi atau ada bukti
koagulopati
Adanya pre-eklamsia memrlukan pemantauan fluktuasi tekanan darah yang ketat,
henti renal dan gangguan elektrolit.Ibu sebaiknya di observasi di bangsal
persalinan sampai stabil secara klinis
Pertahankan kontraksi uterus dengan infus sintosinon intravena setelah pelahiran
Seorang dokter neonatologi harus mendampingi pelahiran.Kehilangan darah janin
(asfiksia pallida) akan memerlukan resusitasi segera.
Perdarahan Berat
1. Sering terjadi kematian janin.Tujuannya adalah untuk meresusitasi dan
mengevaluasi uterus
2. Koreksi defek koagulasi
3. Diperlukan trsnfusi darah
4. Kendalikan penggantian cairan dengan menggunakan jalur sentral
5. Pecahkan selaput ketuban dan dorongpersalinan
6. Lihat perubahan tekanan darah secara ketat dan awitan koagulopati
7. Persalinan biasanya terjadi tiba-tiba ataui setelah pemberian infus sintosinon.Jika
tidak terjadi, secsio sesaria dibenarkan bila kondisi stabil serviks tidak diharapkan
dan tidak ada defek koagulasi.Keterlambatan memungkinkan dekonpensasi
persalinan lebih lanjut dan awitan koagulopati
8. Pertahankan kontraksi uterus setelah pelahiran unttuk mencegah resiko perdaran
pasca melahirkan. Uterus Couvelaire tidak dapat berkontaksi dengan baik.
2.9.4 Patofisiologi
Implantasi plasenta di segmen bawah rahim disebabkan :
1. Endometrium di fundus belum siap menerima implantasi
2. Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan plasenta untuk menyuplai
nutrisi janin
3. Vili korialis pada korion leave yang persisten
Faktor predisposisi plasenta previa meliputi umur, paritas, dan endometrium yang cacat
( Lily Yulaikhah, 2009, hal : 109 )
2.9.5 Gambaran klinis
1. Perdarahan pada plasenta previa terjadi tanpa rasa sakit pada saat tidur maupun
sedang melakukan aktivitas
2. Mekanisme pardarahan karena pembentukan segmen bawah rahim menjelang
kehamilan aterm sehingga plasenta lepas dari implantasi dan menimbulkan
perdarahan
3. Bentuk perdarahan dapat sedikit atau banyak dan menimbulkan penyulit pada
janin maupun ibu
( Lily Yulaikhah, 2009, hal : 109 )
4. Pada perdarahan ini, darahnya berwarna merah segar
5. Sumber dari perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus atau kearena robekan sinus marginalis dari plasenta.
( Sarwono, 2005, hal : 363 )
6. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutup bawah
rahim sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati pintu atas panggu,
7. Pada plasenta previa ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa
lebih sering di sertai kelainan letak.
Juga harus di kemukakan bahwa pada plasenta previa mungkin sekali terjadi
perdarahan pasca persalinan karena:
Kadang – kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim.
Daerah perlekatan luas
Kontraksi segmen bahwah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan
pembuluh darah pada inserse plasenta tidak baik.
2.9.6 Komplikasi
Bahaya untuk ibu pada plasenta previa,yaitu
1. Syok hipovolemik
2. Infeksi – sepsis
3. Emboli udarah (jarang )
4. Kelainan koagulopati
5. Kematian
2.9.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Terjadi perdarahan pada kehamilan sekitar 28 minggu
Sifat perdarahan , meliputi :
Tanpa rasa sakit terjadi secara tiba-tiba
Tanpa sebab yang jelas
Dapat berulang
Perdarahan menimbulkan penyulit pada ibu maupun janin dalam rahim
2. Pada inspeksi dijumpai :
Perdarahan pervaginam encer sampai bergumpal
Pada perdarahan yang banyak , ibu tampak anemis
2.9.8 Intervensi
1. Segera lakukan operasi persalinan untuk dapat menyelamatkan ibu dan anak atau
mengurangi kesakitan dan kematian
2. Pecahkan ketuban di atas meja operasi dilanjutkan dengan pengawasan untuk
dapat melakukan pertolongan lebih lanjut
3. Jika terjadi perdarahan pada plasenta previa , rujuk ke tempat pertolongan
persalinan yang mempunyai fasilitas yang cukup . Rujukan penderita plasenta
previa sebaiknya dilengkapi dengan :
Pemasangan infus untuk mengimbangi perdarahan
Sedapat mungkin diantar oleh petugas
Dilengkapi dengan keterangan secukupnya
Dipersiapkan donor darah untuk transfusi
2.10.2 Etiologi
1. Trauma langsung terhadap uterus
Terjatuh , terutama tertelungkup
Tendangan anak yang sedang digendong
Atau trauma langsung lainnya
2. Trauma kebidanan yaitu solusio plasenta terjadi karena tindakan kebidanan yang
dilakukan
Setelah versi luar
Setelah memecahkan ketuban
Persalinan anak kedua hamil kembar
3. Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat pendek
( Lily Yulaikhah, 2009, hal 112 )
Faktor predisposisi terjadinya solusio plasenta antara lain :
1. Hamil pada usia tua
2. Mempunyai tekanan darah tinggi
3. Bersamaan dengan preeklamsia atau eklamsia
4. tekanan vena kava inferior yang tinggi
5. kekurangan asam folat
2.10.4 Diagnosis
1. Anamnesis
Terdapat perdarahan disertai rasa nyeri
Terjadi spontan atau karena trauma
Perut terasa nyeri
Diikuti penurunan sampai terhentinya gerakan janin dalam rahim
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum penderita tidak sesuai dengan jumlah perdarahan
Tekanan darah menurun , nadi , dan pernapasan meningkat
Penderita tampak anemis
Pemeriksaan khusus
Palpasi abdomen
Perut tegang terus – menerus
Terasa nyeri saat dipalpasi
Bagian janin sukar ditentukan
Auskultasi
Denyut jantung janin bervariasi dari asfiksia ringan sampai berat
Pemeriksaan dalam
Terdapat pembukaan
Ketuban tegang dan menonjol
3. Pemeriksaan penunjang dengan USG dijumpai perdarahan antara plasenta dan dinding
abdomen
( Lily Yulaikhah, 2009, hal 114 )
2.10.5 Intervensi
Solusio plasenta ringan
1. Lakukan penanganan secara konservatif , jika perut tegang sedikit , perdarahan
tidak terlalu banyak dan keadaan janin masih baik
2. Lakukan sesar jika perdarahan terus berlangsung , ketegangan makin meningkat ,
namun kondisi janin masih baik
3. Lakukan rawat inap jika perdarahan berhenti dan keadaan baik pada kehamilan
prematur
Komplikasi pada janin ditandai dengan adanya perdarahan yang tertimbun di belakang
plasenta yang mengganggu sirkulasi dan nutrisi ke arah janin sehingga dapat
menimbulkan asfiksia ringan sampai berat dan kematian janin dalam rahim. Rintangan
kejadian asfiksia sampai kematian janin dalam rahim bergantung pada seberapa besar
bagian plasenta telah lepas dari implantasinya di fundus uteri
( Lily Yulaikhah, 2009, hal 112 – 116 )
11 PERDARAHAN PADA PLASENTA LETAK RENDAH
2.11.1 Diagnosis
1. Pada pemeriksaan dalam, jari tangan yang dimasukkan dapat mencapai tepi
bawah plasenta
2. Perdarahan akan terjadi bila pembukaan hampir lengkap , sehingga memberi
petunjuk untuk melakukan pemeriksaan dalam dan selanjutnya dapat mengambil
tindakan definitif
2.11.2 Intervensi
1. Pecahkan ketuban yang diikuti dengan induksi persalinan untuk mempercepat
proses persalinan
2. Lakukan tindakan mengakhiri persalinan dengan indikasi
3. Konsul atau rujuk ibu
BAB III
KONSEP
ASUHAN KEBIDANAN pada IBU HAMIL
Dengan ANTEPARTUM BLEEDING (APB)
A. DATA SUBJEKTIF
I. BIODATA
Identitas
- Nama Ibu - Nama Suami
Nama klien dan suaminya ditanyakan untuk mengenal dan memanggil pasien supaya
menjalin keakraban.
- umur Ibu - umur Suami
Kehamilan yang pertama kali dengan baik antara usia 19-35 tahun, dimana otot masih
bersifat sangat elastis dan mudah dipegang tetapi menurut pengalaman pasien umur 25-
35 tahun masih mudah untuk melahirkan. Jadi melahirkan tidak saja umur 19-25 tahun,
primi tua dikatakan mulai 35 tahun.
- Agama - Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan
klien, dengan diketahui agama pasien akan memudahkan pasien melakukan pendekatan
tindakan melaksanakan asuhan kebidanan.
- Suku/Bangsa - Suku/Bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan klien.
- Pendidikan - Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu atau taraf kemampuan berfikir ibu sehingga
bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE pada pasien dengan lebih mudah.
- Pekerjaan - Pekerjaan
Untuk mengetahui keadaan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan klien.
- Alamat - Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal disana dan diperlukan bila melakukan kunjungan ke rumah
ibu.
- Telepon
Untuk memudahkan ndalam berkomunikasi
- Keluhan Utama
a. Ketuban pecah spontan
b. Tekanan rektum. Sensasi ingin defekasi kontraksi
c. Ibu merasakan kontraksi yang semakin lama semakin sering
d. Ibu merasakan nyeri yang melingkar dan punggung memancar ke perut depan
e. Keluar lendir bercampur darah dan jalan lahir
f. Keluar cairan banyak dari jalan lahir jira ketuban sudah pecah
- Riwayat menstruasi
Menarche
Terjadi pada usia pubertas yaitu 12-16 tahun
Siklus haid
Panjawanita adalah 25-32 haring siklus haid yang biasa pada
Lama haid
Berlangsung 3-5 hari, teratur/tidak
Sifat darah
Darah haid berwarna merah, encer, tidak mambeku/terkadang membeku jika banyak
Disminorhoe
Disertai nyeri/tidak
Flour albus
Sedikit/sedang/banyak/tidak gatal/tidak bau, warna putih/bening, kekentalan
(kental/tidak)
HPHT/mens terakhir
Ditanyakan untuk mengetahui umur kehamilan dan menentukan HPL dengan rumus
perhitungan (hari +7, bulan -3, tahun +7)
TP(Taksiran Persalinan)
Riwayat obstetri yang lalu :
komplik
Ha Perka Usia Jenis Tempat Bayi NIfas
asi Penol
mil winan Keha Persalin Persali
Ib Ba ong PB/ Keada
Ke Ke milan an nan Keadaan Laktasi
u yi BB an
DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 90 / 70 mmhg - ≤ 140 / 90 mmhg
N : 80 – 88 x / menit
RR : 16 -24 x / menit
Suhu : 36,5 - 37,5 º C
LILA : > 23,5 cm
TB : > 145 cm
BB : Tambahan berat badan yang normal sekitar 9 – 13,5 kg
Pada trimester I : kenaikan BB ± 1 -2 kg
Pada trimester II : 0,4 – 0,5 kg setiap minggu
Pada trimester III : penambahan 5,5 kg
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut, bersih, hitam tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada
benjolan
Muka : tidak ada oedem, tidak pucat, tidak ikterus
Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera mata tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada keluaran
Mulut : bersih, tidak pucat, tidak biru, tidak ikterus, tidak kering, tidak
caries, tidak ada sariawan.
Leher : bersih, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada massa
Ketiak : tidak pe,besaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada ronkhi, dan whezing
Mammae :tidak ada benjolan, strie albicans, bersih, hiperpigmentasi
areola, puting susu menonjol
Punggung : tidak ada nyeri, tidak skeliosis ( miring ke kiri / kanan), tidak
lordosis ( ke depan), tidak kifosis ( ke belakang)
Ekstrimitas : tidak ada oedema, ( jari, kaki, tangan, tibia) betis tidak merah /
keras / lembek, tidak varices, reflek patella + / +
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi. Terjadi pembesaran perut sesuai
dengan UK, tidak oedema, tidak acites
Genetalia : bersih, tidak ada massa, tidak varices, tidak ada pengeluran,
tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak nyeri, tidak ada
kondiloma
Auskultasi
DJJ : normalnya 120 – 160 x / menit
Mulai terdengar pada usia kehamilan 16- 20 minggu
INTREPRETASI DATA
Identifiksai diagnosa
Diagnosa : G…..P…./ UK 25 – 40 minggu / tunggal / hidup / IU/ let kep u /
kesan panggul normal / keadaan umumm ib u dan janin baik
DS : ibu mengatakn ini hamil ke…. Dengan usia kehamilan 7 – 9
bulan
DO : TD : 90 / 70 mmhg - ≤ 140 / 90 mmhg
N : 80 – 88 x / menit
RR : 16 -24 x / menit
Suhu : 36,5 - 37,5 º C
LILA : > 23,5 cm
TB : > 145 cm
BB saat hamil ; tambahan 9 – 13,5 kg
Masalah - Sesak nafas
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Keputihan
- Keringat bertambah
- Sering berkemih
- Rasa tidak nyaman
- Tekana perinium
- Kram tungkai
Kebutuhan - istirahat cukup
- pemenuhan nutrisi makanan
- pemenuhan cairan tubuh
- pola istirahat dan tidur hubungan seksual antisipasi terhadap
tanda bahaya
- perawatan buah dada
- persiapan pemberian ASI
- antisipasi rujukan
- donor darah
- transportasi
- imunisasi TT
Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan dari
rencana yang telah disusun pada tahap – tahap perencanaan.
Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria hasil. Dalam evaluasi
menggunalan format SOAP yaitu :
S : Data subyektif
Data dari klien yang di dapat setelah implementasi
O : Data obyektif
Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnosik dan penunjang
atau pendukung lain juga catatan medik lain.
A : Assesment
Analisa dan intrepetasi data terkumpul dan di buat kesimpulan yang
mencakup diagnosa, antisipasi diagnosa dan masalah potencial, perlunya
tindakan segera
P : planning / perencanaan
Gambaran pendokumentasian dari tindakan implementasi evaluasi rencana
di dalamnya termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, konseling
1. Alasan kunjungan :
2. Keluhan utama : ibu mengatakan mengeluarkan darah segar dari vagina
3. Riwayat keluhan utama : ibu mengatakan keluar darah segar dari vagina tadi
malam 1 kotex penuh (jam 23.30) dan 2 kotex penuh lagi (jam 01.00).
4. Riwayat menstruasi
Yang dikaji
a. Haid
Menarche : 11 th Teratur / tidak teratur : Teratur
Siklus : 30 hari Sifat darah : Encer
Lamanya : 7 hari Disminorhoe :-
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
b. Status Perkawinan
Kawin : Ya
Usia Kawin Pertama : 21 th
Lamanya perkawinan : 2 th
c. Pengetahuan
- Antisipasi terhadap bahaya
Ibu sudah tahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu: perdarahan,
sering pusing, muntah-muntah, mata berkunang-kunang, kaki tangan
bengkak.
- Perawatan buah dada
Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan buah dada mulai kehamilan
6 bulan.
- Persiapan pemberian ASI
Ibu mengatakan akan memberikan ASI s/d 2 th
- Antisipasi rujukan
Ibu mengatakan sudah tahu tentang antisipasi rujukan baik (bila ada
komplikasi pada kehamilannya)
- Transportasi
Ibu mengatakan sudah menyiapkan kendaraan apabila sewaktu-waktu dia
akan melahirkan
- TT: sudah 2x
- Pakaian dan alas kaki
Ibu mengatakan sudah mengetahui kalau tidak boleh pakaian yang ketat
dan alas kaki tidak boleh tinggi haknya
- Persiapan jadi orang tua dan sibling
Ibu dan suaminya sudah siap jadi orang tua
- Penanganan keluhan
Ibu mengatakan begitu ada keluhan langsung control ke RS
- Obat – obatan / vitamin dll:
Calvit 1 x 1 tab
Prebion 1 x 1 tab
Premaston 1 – 2 x 1 tab
- Persiapan kelahiran :
Ibu mengatakan sudah menyiapkan untuk kelahiran bayinya (uang,
transportasi, donor darah, pakaian bayi)
8. Riwayat kontrasepsi :
Ibu mengatakan tidak pernah memakai alat kontrasepsi
9. Riwayat social :
Ibu mengatakan kehamilan ini diharapkan olehnya, suami dan keluarganya di dalam
keluarganya tidak ada tradisi atau adat tertentu
11. Perut
a. Inspeksi
Pembesaran : Sesuai umur kehamilan
Linea : Nigra
Striae : Livida
Kelainan : Tidak ada
b. Palpasi
- Leopold I : teraba bag. Bundar, lunak tidak melenting TFU ½ pst-px (28 cm)
- Leopold II : teraba bag. Tahanan yang keras, memanjang datar pada perut ibu
sebelah (PUKI)
Teraba bagian kecil pada perut ibu sebelah kanan
- Leopold III : teraba bag. Bundar, keras, melenting dan masih dapat digoyangkan,
teraba bag. Lunak di bag terbawah janin (plasenta)
- Leopold IV : konvergen
TBBj : (28 cm – 12) x 155 = 2480 gr
d. Auskultasi
DJJ : (+) teratur
Frekuensi 12 – 12 – 11
Perkusi
Patella ka/ki :+/+
e. Pemeriksaan panggul luar :
UPL : Tidak di lakukan
UPD: Tidak di lakukan
13. Punggung : tidak ada khyposis,lordosis.
14. Genetalia : vulva dan vagina bersih
15. Ektremitas : tidak ada oedem,tidak ada varices.
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
HB : 11 gr
Golongan darah : B
2. Urine
Protein : Negatif ( - )
Glukosa : Negatif ( - )
Intervensi
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 – 10 – 2010 jam 01.30 WIB
S : ibu mengatakan senang dan lega karena tidak mengeluarkan darah lagi dari
kemaluannya
Ibu merasa baik – baik saja dan tidak ada keluhan pergerakan anak aktif
O : K/U ibu baik.
TD : 120/80 mmhg
N : 92 x/menit
S : 36°C
RR : 24 x/menit
p/Vag : fluxus aktif (-) his (-) djj(+) teratur. Gerak anak (+) masih terpasang
infuse D5% drip brincasma zamp / 20 ms/mt terapie injeksi dan oral sudah
dijadwal
A : GI P0-0 UK 35 – 36 /T/H dengan plasenta previa/observasi APB
P:
- lanjutkan perawatan dan terapi
- rencana : evalusi perkembangan 24 jam lagi
- Observasi cort, his, fluxus, keluhan
CACATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :22 – 10 – 2010 jam : 01.30 WIB
S : ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan perdarahan (-) pergerakan anak masih aktif
O : K/U ibu baik
TTV :
TD : 120/80 mmhg
N : 92 x/menit
S : 36°C
RR : 24 x/menit
His (-) DJJ(+) teratur fluxus (-)
Masih terpasang RL dnp Brinzasma Zamp untuk 20 HS/mnt
A : GI P0-0 UK 35 – 36 /T/H dengan plasenta previa/observasi APB
P:
- Observasi cort, his, fluxus, keluhan
- Rencana : - infuse dan terapi injeksi habis → aft
- Kalau taa besok BPL / KRS
- KIE : - control 1 minggu lagi (29/10/2010) atau sewaktu-waktu bila ada keluhan
-Istirahat total di rumah
-Tunda melakukan hubungan sex dulu
-Obat – obatan dilakukan di lakukan di rumah, diminum sesuai anjuran.nia.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahaya pada kehamilan lanjut, meliputi perdarahan pervaginam, sakit kepala
hebat, penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, pengeluaran cairan
pervaginam, gerakan janin tidak terasa, dan sakit perut hebat.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya perdarahan antepartum sehingga dapat
mengurangi angka kematian ibu karena perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA