Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat badan tosik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan
terhadap pusat pengetahuan terhadap pusat pengaturan suhu, sehingga menyebabkan
demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein, dan zat lain, terutama
toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau pirogen yang dihasilkan dari
degerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada
fase demam, meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence). Tanda-
tanda ini muncul sebagai hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme pengaturan
suhu tubuh.
Kebiasaanya, demam berlaku apabila suhu badan melebihi 38 ºC yang diukur
menggunakan thermometer. Demam dimanifestasikan sekiranya :
1. Suhu anus melebihi 38 ºC
2. Suhu mulut melebihi 37.5 ºC
3. Suhu dibawah ketiak melebihi 37.2 ºC

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah selesai mempelajari bahasan ini mahasiswa diharapkan mampu
merawat dan memberikan asuhan pada anak yang febris.

1.2.2 Tujuan Khusus


Agar mahasiswa dapat melakukan
 Pengkajian
 Identifikasi diagnosa dan masalah
 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
 Kebutuhan tindakan segera
 Rencana/Intervensi

1
 Pelaksanaan/implementasi dari perencanaan tindakan
 Evaluasi dari hasil pelaksanaan

2
3
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 TEORI DASAR DEMAM ATAU FEBRIS


2.1.1 Pengertian
 Demam atau febris adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi
suhu tubuh normal. Demam adalah istilah umum, ada beberapa istilah lain
yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat
tinggi (mencapai sekitar 40 ºC) demam disebut hipotermi.
(http:id.wikipwdia.org/wiki/demam)
 Demam atau febris adalah suatu keadaan saat suhu badan tubuh melebihi 37
ºC yang disebabkan oleh penyakit atau peradangan. Anak yang memiliki suhu
tinggi berkepanjangan dapat menyebabkan sawan. Demam yang melebihi 3
hari mungkin merupakan malaria atau penyakit yang disebabkan oleh
nyamuk .
(www.jevoska.com / searah/ pengertian+penyakit+febris)
 Demam atau febris adalah suatu keadaaan dimana terjadinya peningkatan suhu
tubuh. Dimana suhu tersebut melebihi suhu normal (36.5 – 37.5 ºc)
(http://duedues-blogspot.com/2008/05/mekanisme.demam.htm)

2.1.2 Fase-Fase Terjadinya Demam


a. Fase 1 : awal (menggigil)
1) Peningkatan denyut jantung
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan
3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot
4) Kulit pucat dan dingin karena fase kontraksi
5) Merasa sensasi dingin
6) Dasar kaku mengalami sianosis karena vasokontraksi
7) Rambut kulit berdiri
8) Pengeluaran keringat berlebihan
9) Peningkatan suhu tubuh
b. Fase 2 : Proses demam

4
1) Proses menggigil lenyap
2) Kulit terasa hangat/panas
3) Merasa tidak panas atau dingin
4) Peningkatan nadi dan laju pernafasan
5) Peningkatan rasa haus
6) Dehidrasi ringan hingga berat
7) Mengantuk, atau kejang akibat iritasi sel saraf
8) Lesi mulut herpatik
9) Kelulangan nafsu makan (jika demam memanjang)
10) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme
protein
c. Fase 3 : Pemulihan
1) Kulit tampak merah dan hangat
2) Berkeringat
3) Menggigil ringan
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi

2.1.3 Jenis-Jenis Demam


Salah satu keadaan yang sering digunakan untuk membagikan jenis-jenis
demam adalah mengikuti suhu anus
Klasifikasi Demam
Grade ºC 38-39
Low grade 39-40 102.2-104.0
High-grade 40-41.1 104.0-106.0
Hyperpirexia >41.1 > 106.0
Hiperpyrexia merupakan kesehatan kecemasan karena suhunya
menghampiri suhu akhir yang berpautan dengan suhu badan manusia. Jika suhu
diambil menggunakan kendali lain seperti di mulut, dalam telinga atau dibawah
ketiak. Biasanya jenis demam yang dikenal pasti tidak dapat menentukan sebab-
sebab berlakunya demam tersebut
a. Demam Rel-Ebstein
Merupakan jenis demam khas yang dikaitkan dengan Hodgkin’s
Lymphoma yang telah diperkenalkan oleh Thomas Hondgkin’s. Suhu badan

5
yang sakit akan tinggi untuk satu minggu dan turun pada minggu berikutnya
dan seterusnya
b. Demam berkepanjangan
Peningkatan suhu melebihi aras normal yang berlaku sepanjang hari
tetapi peningkatanya tidak melebihi 1 ºC dalam masa 24 jam
c. Demam bersela
Peningkatan suhu hanya berlaku untuk beberapa jam, misalnya malaria
yang diperkenalkan oleh Ronald Ross. Malaria mempunyai berbagai bentuk
demam berkala seperti demam berkala 24 jam (quatdran) 48 jam (fertiana)
atau 72 jam (quartan)
d. Demam berbalik-balik
Peningkatan suhu melebihi aras normal bakal sepanjang dan
peningkatanya melebihi 1 ºC dalam masa 24 jam. Contohnya : Infektif
endokarditus.
e. Demam Neutropenik
Merupakan demam disebabkan abnormal fungsi system pertahanan
badan seseorang. Ini adalah karena kekurangan neutrofil akan menyebabkan
jangkitan bakteri mudah merebak, oleh karena itu demam ini kebiasaannya
dianggap salah satu kecemasan kesehatan. Demam ini sering dionifestasikan
oleh orang sakit yang sang menerima rawatan kemotrapi dari pada individu
normal
f. Febrikula
Merupakan demam ringan pada masa yang singkat dan tidak diketahui
puncak sebenarnya.

2.1.4 Penyebab Demam atau Febris


Demam merupakan salah satu dari pada gejala yang sering dimanifestasikan
:
a. Ketika jangkitan, seperti influenza, HIV yang menyebabkan penyakit AIDS,
malaria dan sebagainya
b. Untuk berbagai jenis radang kulit seperti bisul dan jerawat
c. Untuk penyakit imunologi seperti systemic ulpus erythematoss dan
jarcoldoss

6
d. Akibat dari pada pembinasaan itu juga berlaku selepas hemolisis surgen dan
sebagainya
e. Akibat dari pada penggunaan obat seperti progesterone
f. Sebagai kesan tindak obat antibiotic
g. Akibat dari pada gangguan metabolic seperti gaut
h. Kesan dari pada proses thrombo embolik seperti paru-paru embolisme
i. Sebagai demam yang berkepanjangan, itu demam yang tidak dapat
diterangkan puncak berlakunya demam tersebut ketika pemeriksaan rutin
Tanda dan gejala :
a. Badan panas ketika disentuh
b. Pernafasan meningkat
c. Muka menjadi merah
d. Tidak aktif dan lemah, ingin tidur
e. Resah, gelisah
f. Tidak selera makan
g. Menggigil

7
2.1.5 Mekanisme
Suhu badan diawal dan hipofalamus. Pyrogenin merupakan factor yang
menyebabkan demam terjadi apabila ia menyebabkan penghasilan prostaglandin
E2 (PGE2) kemudian PGE2 akan bertindak keatas hypothalamus dan
menyebabkan penghasilan tindak balas sistemik badan. Kesannya penghasilan
hanya untuk menyeimbangkan suhu badan baru apabila terdapat peningkatan
keatas titik termoregulasi badan.
a. Pyrogen
Pyrogen merupakan jenis bahan yang akan menyebabkan demam sama
ada dari pada sumber dalam ataupun luar badan. Lipopolisa karida yang
terdapat pada dinding sel bagi sesetengah bacteria merupakan salah satu
contoh pyrogen dari pada luar badan. Terdapat pengaruh pyrogen keatas badan
manusia.

b. Eudogen
Cytokine terutama interlukin 1 (1L-1) yang dihasilkan dari pada sel
fagositik akan menyebabkan peningkatan titik termoregulasi dilupotalamus.
Contoh selain interlukin 1 (1L-1) ialah interlukin 6 (1L-6) cytokine yang telah
dihasilkan akan dibebaskan kedalam system peredaran darah, cytokine akan
diserap masuk keotak karena rintangan yang rendah diotak, kemudian
cytokine tersebut akan bergabung dengan reseptor yang terdapat pada dinding
salur daran atau berinteraksi dengan sel mukroglia setempat. Ini akan
menyebabkan pengaktifan tidak balas asid ara kodonik.
c. Eksogen
Salah satu contoh eksogen pyrogen yang akan menyebabkan demam
adalah hypolibakarida (IPS) yaitu komponen dinding sel bacteria.
Lipoposakendy akan bergabung dengan pengikat protein hipopolisakarida
(lipopolysachrida-dinding protein-LBP) membentuk kompleks LBP-LPS,
kompleks ini kemudian akan bergabung dengan reseptor CD14 pada makrofag
dan menyebabkan penghasilan berbagai factor cytokine endogen seperti 1L-1
dan 1L-6 justru factor eksogen akan menyebabkan penghasilan berbagai factor
endogen dan mengaktifkan tindak balas asid arakidonik
d. Pengasilan PGE2

8
PGE2 yang dihasilkan merupakan hasil dari pada tindak balas asid
arokidonik. Tindak balas ini memungkinkan oleh enzim fostolipasan Az
(phopahpaze – PLA2). Si blook sigenase – 2 (cyclooxgenase – 2, Cox, 2) dan
prostaglandin E2 sintase (prostaglandin E2 synthase).
Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia
bermanfaat sebagai proses imun. Pada proses ini terjadi pelepasan interleukin-1
yang akan mengaktifkan sel T, suhu tinggi (demam) juga berfungsi meningkatkan
keaktifan (kerja) sel T dan B terhadap organisme pologen. Nama konsekuensi
dengan secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam (peningkatan
suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi
berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh. Peningkatan metabolisme juga
peningkatan kadar sisa metabolisme, selain itu pada keadaan tertentu demam
dapat mengaktifkan kejang.

2.1.6 Penatalaksaan
Bila anak mengalami demam yang dapat dilaksanakan adalah :
1) Kenakan pakaian yang tipis pada anak, dan ganya digunakan seprai
atau selimut tipis pada tempat tidur. Pakaian dan selimut yang berlapis-lapis
hanya akan menyebabkan panas akan terperangkap serta dapat menyebabkan
suhu badan naik
2) Beri anak banyak minum. Anak-anak menjadi lebih muda dehidrasi
pada waktu menderita panas. Minum air membantu mereka merasa lebih baik
dan mencegah dehidrasi
3) Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diperoleh tubuh
seminimalis mungkin
4) Beri obat penurun panas seperti paracetamol

9
2.1 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1) Biodata
Nama anak : Nama Ibu :
Umur : Pekerjaan :
Jenis kelamin : Agama :
Agama : Pendidikan :
Pendidikan : Suku/Bangsa :
No. Reg. : Alamat :
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan anak sehingga menyebabkan gangguan pada anak
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui penyakit yang diderita dan yang menyertai keluhan
utama
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah dirawat di RS dan juga
penyakit kronis
c. Riwayat kesehatan keluarga
 Penyakit menurun dan menular
 Penyakit menular dan menahun
d. Riwayat social
Untuk mengetahui hubungan anak dengan ibu
4) Pola kebiasaan
a. Pola nutrisi (makan, minum, perubahan nutrisi selama sakit)
b. Pola eliminasi (BAB, BAK, gangguan BAK/BAB)
c. Pola aktivitas (aktivitas rutin sehari-hari, olah raga, perubahan aktivitas
selama sakit)
d. Pola istirahat/tidur (lama tidur, kesulitan tidur, perubahan istirahat dan
tidur selama sakit)
e. Pola kebersihan dari (mandi, gosok gigi, keramas, cuci tangan, ganti
pakaian, ganti pakaian dalam)

10
B. Data Objektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
(kesadaran, BB, TD, S.N.Rr)
2) Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Warna rambut, jenis rambut rontok/tidak berketombe/tidak
b. Kepala
Simetris atau tidak, ada benjolan abnormal atau tidak, ada bekas luka
atau tidak
c. Mata
Simetris atau tidak, warna konjungtiva, sclera, penglihatan normal atau
tidak
d. Hidung
Simetris atau tidak, bersih atau tidak, ada polip atau tidak, secret
e. Gigi atau mulut
Bersih atau tidak, tembam atau tidak, stomatitis atau tidak, ada karies
atau tidak
f. Telinga
Simetris atau tidak, serumen, pendengaran, dolip atau tidak

11
g. Leher
Simetris atau tidak, pembesaran kelenjar limie dan thyroid, pembesaran
vena jugularis ada atau tidak
h. Dada
Simetris, pernafasan, wheezing dan rookhi ada atau tidak
i. Abdomen
Simetris, kembung atau tidak, nyeri tekan
j. Genetalia
Normal atau tidak, ada kelainan atau tidak
k. Ekstermitas atas
Odem atau tidak, dan keterbatasan gerak
l. Ekstemitas bawah
Oedema atau tidak, akral, keterbatasan gerak

3) Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui keadaan penyakit klien atau tidak klien yang mencakup
pemeriksaan DL, UL, sediment, foto thorax, dll

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


DX : An …….. “usia” …….. “tahun dengan ……………….
(sesuai dengan diagnosa yang sudah didefinisikasi)
DS : Klien atau orang tua mengatakan …………….
(diperoleh dari kelien atau orang tua klien atau keluarga klien tentang
penyakit yang diderita saat ini)
DO : Diperoleh berdasarkan identifikasi untuk menentukan diagnosa
Masalah : Timbul dari penyakit yang diderita klien
DS : Keluhan klien tentang masalah yang timbul
DO : Diperoleh berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah dimotivasi

III. Identifikasi Masalah Potensial


Mengidentifikasi masalah potensial dan penangannya, antisipasi masalah potensial
dari diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi.

12
IV. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, baik tindakan, interversi,
konsultasi, kolaborasi dengan dokter aatau rujukan berdasarkan kondisi klien,
langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses pelaksanaan kebidanan
dalam kondisi emergency jika mungkin ditemukan data baru yang lebih spesifik,
sehingga dapat diketahui penyebab atau masalah yang ada.

V. Intervensi
Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat, rasional, benar-benar
nyata, berdasarkan pengetahuan dan teori up to date, serta dapat dibuktikan bahwa
tindakan tersebut bermanfaat berdasarkan penelitian. Langkah ini merupakan
lanjutan penata laksanaan terdapat masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
yang sifatnya segera atau rumit. Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya
penangannya, masalah yang berkaitan tetapi juga tindakan yang bentuknya
antisipasi (konseling) tindakan rujukan atau kolaborasi mungkin dibutuhkan bila
ada malasah yang berkaitan dengan gizi, psikologi, dll

VI. Implementasi
Merupakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
kelima, yang dilaksanakan secara efisiensi, efektif, dan umum. Pelaksanaan
diuraikan oleh bidan, perawat atau tenaga kesehatan yang lain.

VII. Evaluasi
Dilakukan keefektifan dari asuhan yang telah berkesinambungan, maka perlu
mengulang kembali dari awal. Setiap asuhan yang tidak efektif melalui pengkajian
ulang

13
BAB 3
TINJAUAN KASUA
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT
An ”A” USIA 14 BULAN DENGAN FEBRIS (PANAS)
DI KLINIK MABARROT HASYIMIYAH MWC NU MANYAR
GRESIK

1. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif (Tanggal : 06-02-2013Jam : 15:35)
1) Biodata
Nama anak : An”A” Nama Ibu : Ny”L”
Umur : 14 bulan Pekerjaan : IRT
Jenis kelamin : perempuan umur : 22
Anak ke :1 Pendidikan : SMA
Tanggal lahir : 06-12-2011 Suku/Bangsa :
jawa/indonesia
No. Reg. :- Alamat :Manyarejo
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan babwa anaknya panas sejak kemarin siang
3) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa pertolongan pertama dilakukan dengan mengompres
anaknya dengan air dingin
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit dan juga
tidak pernah memepunyai penyakit kronis
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa tidak mempunyai penyakit menular dan menahum
seperti : HIV, Hepatitis, Paru-paru, Asma, DM, dan Hipertensi
d. Riwayat social
Hubungan anak dan ibu adalah anak kandung sangat baik
4) Pola kebiasaan

14
a. Pola makan
 Sebelum sakit : ibu mengatakan makan 3x/hari, dan minum setelah
makan 1 gelas air putih, dan susu banyak
 Selama sakit : ibu mengatakan makan 2x/hari dan minum air putih,
dan susu sedikit

15
b. Pola eliminasi
 Sebelum sakit : ibu mengatakan BAB 1x/hari, BAK 5-6 x/hari
 Selama sakit : ibu mengatakan BAK 4-5 x/hari dan BAB belum
c. Pola aktivitas
 Sebelum sakit : ibu mengatakan bahwa anaknya aktifitas dalam
bermain, tertawa, dan lain-lain
 Selama sakit : ibu menagatakan bahwa anaknya merengek,
mintak gendong, dan rewel Pola istirahat/tidur
d. Pola istirahat
 Sebama sakit : ibu mengatakan bahwa anaknya tidur malam ±8-9
jam dan tidur siang ± 1-2 jam
 Selama sakit : ibu mengatakan anaknya sering rewel jadi sulit
tidur, tidur malan ± 5-6 jam dan tidur siang ± 1 jam
e. Pola kebersihan dari
 Sebelum sakit : ibu mengatakan bahwa anaknya ganti baju 3x/hari,
ganti pakaian, mandi 3x/hari, dan ganti pakaian
dalam 3x/hari, ganti pakaian sudah terlihat kotor.
 Selama sakit : ibu mengatakan bahwa ganti baju 3 x/hari, hanya di
kompres dan diseka

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : lamah
b. Kesadaran : compos mentis
c. BB : 10,4 kg
d. TTV : S : 39,5 oc
2. Pemeriksaan fisik
a. Rambut : Hitam, lurus, tidak rontok, tidak berketombe, bersih
b. Kepala : simetris, tidak ada benjolan
c. Mata : simetris, tidak ada stomatitis, conjungtiva
merah muda, sklera putih
d. Hidung :simetris, bersih, penciuman baik, tidak ada polip, tidak ada
secret

16
e. Gigi atau mulut : simetris, bersih, tidak ada stomatitis. Mukosa bibir lembab
f. Telinga: simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik, bersih
g. Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar limie dan thyroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis
h. Dada : simetris, pernafasan nolmal, tidak ada wheezing dan roochi
i. Abdomen : simetris, kembung, tidak ada nyeri tekan
j. Genetalia : tidak dilakukan
k. Ekstermitas atas dan bawah : tidak oedema, akral hangat, tidak oedem
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


DX : Anak sakit An” A” usia 14 bulan dengan peningkatan suhu tubuh
DS : Ibu mengatakan bahwa anaknya panas sejak kemarin siang
DO : K/U : Cukup
Kesadaran : compos mentis
BB : 10,4 kg
TTV : S : 39,5oC
Mencret 5x/hari konsisitensi cair ± 30 cc
Lemes (+)
Masalah : ibu mengatakan anaknya rewel dan cengeng karena suhu badanya sakit

III. Identifikasi Masalah Potensial


shock

IV. Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera


 Lakukan pengompresan dengan air panas
 Turunkan suhu tubuh
 Minum air putih yang banyak

V. Intervensi
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 24 jam di harapkan suhu
anak dalam batas normal 36-37oC

17
Kriteria hasil :
 Keadaan umum : baik
 Kesadaran : compos mentis
 TTV : S : 365oC
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekantan pada pasien dan keluarga
R
/ menjalin hubungan saling percaya dengan keluarga pasien
2. Lakukan pemeriksaan TTV
R
/ deteksi dini adanya komplikasi
3. Anjurkan pasieu untuk minum air putih banyak
R
/ menambah intake
4. Anjurkan untukmenggunakan pakaian yang menyerap kringat
R
/ menurunkan panas
5. Memberikan obat pada pasien dengan dosis yang sesuai
R
/ menurunkan panas
VI. Implementasi
1). Melakukan pendekatan pada keluarga pasien denganmenyapa, memberi salam,
dan menjelaskan tujuan yang akan dilaksanakan tindakan
2). Melakukan pemeriksaan TTV
S : 395oC
3). Menganjurkan pasien untuk minum air putih banyak untuk menambah intake
4). Menganjurkan untuk memakai pakaian yang bias menyerap keringat agar suhu
tubuh turun
5). Memberikan obat parasetamol untuk menurunkan panas
VII. Evaluasi
S : ibu mengatakan bahwa anaknya suhunya turun dalam batas normal dan
keadaan sudah membaik
O : - K/U : baik
- kesadaran : compos mentis
- S : 365oC
A : An ”A” usia 14 bulan dengan febris
P : - lakukan observasi TTV
- berikan obat parasetamol syrup 3X1 sendok takar

18
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari praktek klinik yang saya dapatkan dilahan praktek saya dapat menyimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan untuk ketidak sesuaian antara teori yang saya dapatkan
salama di akademi dengan pratek yang ada di lapangan
4.2 Saran
4.2.1 saran untuk petugas kesehatan
Sebagai tenaga kesehatan harus mampu membersihkan saran atau nasehat kepada
klien dengan benar dan tepat sesuai dengan kebutuhan klien
4.2.2 saran
 Keluarga hendaknya memiliki kesehatan uutuk segala memeriksakan anaknya
kepelayanan kesehatan jika anak merasakan ada keluhan yang menggamgu
 Klien hendaknya melakukan saran atau nasehat yang diberikan oleh tenaga
kesehatan

19
DAFTAR PUSTAKA

Dr, Hasan. Resepno. Dkk. 1985. Ilmu Kesehatan Anak 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Nursingbegin.com/tag/febris
Sobatbaru. Blogspot. Com/2008/12/pengertian febris,html

20

Anda mungkin juga menyukai