Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.............................................................................................Latar
Belakang
1.2.............................................................................................Tujuan
1.3.............................................................................................Sistemat
ika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
.1.........................................................................................Kontras
epsi Kombinasi
2.2 Teori Askeb Varney
BAB III : TINJAUAN KASUS
3.1 Langkah I ( Pengkajian )
3.2 Langkah II ( Identifikasi Masalah, Diagnosa dan Kebutuhan
Segera )
3.3 Langkah III ( Antisipasi Masalah Potensial )
3.4 Langkah IV ( Identifikasi Kebutuhan Segera )
3.5 Langkah V ( Pengembangan Rencana )
3.6 Langkah VI ( Implementasi )
3.7 Langkah VII ( Evalusai )
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Kesenjangan Antara Teori dan Praktek
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang 1


BAB VI : DAFTAR PUSTAKA

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang 2


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menjadi keluarga berkualitas ada beberapa tahap yaitu :
1. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, kesehatan dan
keluarga berencana.
Oktober 1995 jumlah keluarga pra sejahtera mencapai 11 juta dimana
rumah mereka masih berlantai tanah. Pakaiannya hanya 1 dan bila sakit
tidak bisa mendapat pelayanan yang layak serta makanpun belum tentu
bisa dua kali sehari. Untuk membantu keluarga pra sejahtera. Pengusaha
dan masyarakat yang berkecukupan diminta membantu mereka melalui
gerakan gotong royong antara lain melalui program Tabungan Keluarga
Sejahtera (Takesra).
2. Keluarga sejahtera tahap I :
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial
psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga,
interaksi dengan lingkungan tempat tinggal setempat dan transportasi.
3. Keluarga sejahtera tahap II :
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan fisik dan sosial
psikologinya, akan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan informasi.
4. Keluarga sejahtera tahap III :
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan fisik, sosial
psikologis dan pengembangannya. Namun belum dapat memberikan
sumbangannya secara teratur kepada masyarakat sekitarnya, misalnya
dalam bentuk sumbangan materiil dan keuangan, serta secara efektif
menjadi pengurus lembaga sosial masyarakat yang ada di lingkungannya.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


5. Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya serta
memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga di sekitarnya.
Salah satu tujuan utama dari penelitian kontrasepsi adalah untuk
mengembangkan suatu metode kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama),
yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan bersenggama,
tetapi tetap reversibel.
Dua kontrasepsi suntikan berdaya kerja lama yang sekarang banyak
dipakai adalah :
1. DMPA (Depon Medroxyprogesteron Asetot) = Depo-Provera
a. Dipakai di lebih dari 90 negara, telah digunakan selama kurang
lebih 20 tahun dan sampai saat ini akseptornya berjumlah kira-kira 5
juta wanita.
b. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosisi 150 mg.

2. NET-EN (Norethindrone Enanthate) = Noristerat


a. Dipakai di lebih dari 40 negara dengan jumlah akseptor kira-kira
1,5 juta wanita.
b. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali
setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3x suntikan pertama)
kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu.

Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif dengan angka kegagalan untuk :
DMPA : < 1 per 100 wanita – per tahun
NET EN : 2 per 100 wanita – per tahun

Efek samping utama : gangguan pola haid sedangkan efek samping


lain kecil sekali antara lain :
- Berat badan naik antara 1 – 5 kg (DMPA)
- Sebagian besar wnaita belum kembali fertilitasnya selama 4 – 5
bulan setelah menghentikan suntikannya

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Kontunitas kontrasepsi suntikan cukup tinggi 50 – 75 % setelah 1
tahun kelainan haid merupakan sebab utama dari penghentian kontrasepsi
suntikan.
Penelitian-penelitian membuktikan bahwa sampai saat ini kontrasepsi
suntikan tidak menambah risiko terjadinya karsinoma seperti karsinoma
payudara atau servix, malah progesterose termasuk DMPA digunakan untuk
mengobati karsinoma endometrium.

1.2 Tujuan
 Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang asuhan
kebidanan pada pasien pengguna kontrasepsi suntikan melalui pendekatan
dan managemen asuhan kebidanan menurut Helen Varney.
 Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data subyektif dan obyektif dengan menggunakan
pengkajian.
b. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa kebidanan berdasarkan
data yang ada.
c. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial.
d. Menetapkan rencana asuhan yang menyeluruh.
e. Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan.
f. Mengevaluasi asuhan yang telah direncanakan.

1.3 Sistematika Penulisan


COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum
dan khusus, sistematika penulisan.
BAB 2 Berisi landasan teori, meliputi :

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Pengertian, cara kerja, keuntungan dan kerugian kontrasepsi, yang
boleh memakai dan yang tidak boleh memakai suntikan kombinasi,
waktu mulai menggunakan suntikan kombinasi, keluhan dan
penanganan, tanda bahaya.
BAB 3 Berisi tinjauan kasus terdiri dari pengkajian data, interprestasi data,
antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan tindakan
segera, pengembangan rencana, implementasi, evaluasi (SQAP)
BAB 4 Pembahasan terdiri dari kesenjangan antara teori dan praktek
BAB 5 Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
BAB 6 DAFTAR PUSTAKA

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kontrasepsi Kombinasi


2.1.1 Pengertian Kontrasepsi Suntikan Kombinasi 1 Bulan
Merupakan suspensi cair dosis 0,5 mil yang diberikan per bulan
dan mengandung 25 mg medrosiprogesteron dan 5 mg estradia cipinat
(DMPA / E2C) (Varney H, dkk, 2007 : 483).
Jenis suntikan kombinasia dalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron
Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injkesi I.M seblum
sekali (cyclofem) dan 50 mg) noretindron enantat dan 5 mg estradiol
valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.
(Saifudin, Abdul Bari, 2006, MK-34).

2.1.2 Cara Kerja


 Menekan ovulasi
 Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu
 Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu
 Menghambat tranportasi gamet oleh tuba

2.1.3 Keuntungan Kontrasepsi


 Resiko terhadap kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
 Jangka panjang
 Efek samping sangat kecil
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK-34)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


2.1.4 Kerugian Kontrasepsi
 Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur berdarahan bercak
/ spotting atau perdarahan sela sampai 10 hari
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
 Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan, klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
 Penyuntikan lebih sering
 Biaya keseluruhan lebih tinggi
 Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersama dengan obat-
obatan epilepsi fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampisin)
 Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan timbulnya
tumor hati
 Penambahan berat badan
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, heatitis B, virus atau infeksi virus HIV
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
pengehntian pemakaian
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK 34-35)
(Hartono, Hanafi, 2004, 178)

2.1.5 Yang Boleh Menggunakan Suntikan


- Usia reproduksi
- Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak
- Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
- Menyusui ASI pasca persalinan > 6 minggu
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Anemia
- Nyeri haid hebat

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


- Haid teratur

- Riwayat kehamilan ektopik


- Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK-35)

2.1.6 Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


- Hamil atau diduga hamil
- Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Penyakit hati akut (virus hepatitis)
- Usia > 35 tahun yang merokok
- Riwayat penyakit jantung, stroke atau dengan tekanan darah tinggi
(> 180/110 mmHg)
- Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20
tahun
- Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau
migram
- Keganasan pada payudara
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK-35)

2.1.7 Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi


- Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
- Bila suntkan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
- Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,
asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan
metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


- Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui serta belum haid,
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak
hamil.
- Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
- Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberikan
suntikan kombinasi.
- Bila pasca persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, tuntikan
kombinasi dapat diberikan.
- Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau
dalam waktu 7 hari.
- Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang
lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi.
Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara
benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu
menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih
dahulu.
- Kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ibu
tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka
suntikan kombinasi tersebut dapat diberikans esuai jadwal kontrasepsi
sebelumnya tidak erlu metode kontrasepsi lain.
- Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan
pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak
hamil dan pemebriannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila
diberikan pada hari 1 – 7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak
diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama
diberikan hari 1 – 7 siklus haid. Cabut segera AKDR.
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK-36)

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


- Disarankan untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan selama
5 – 7 hari pertama dari siklus haid.
(Hartono, Hanafi, 2004, 168)

2.1.8 Keluhan dan Penanganan


 Amenorea
Penanganan :
Singkirkan kehamilan bila tidak terjadi kehamilan dan tidak perlu
diberi pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul
dalam rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila tidak
datangnya haid masih menjadi masalah.
 Mual / pusing / muntah
Penanganan :
Pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk, bila tidak hamil
informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam
waktu dekat.
 Perdarahan / perdarahan bercak (spotting)
Penanganan :
Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain.
Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila
perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metod ekontrasepsi
lain perlu dicari.
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK 37-38)

2.1.9 Tanda Bahaya


- Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan
darah di paruh atau serangan jantung.
- Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan
terjadi stroke, hipertensi atau migran.
- Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan
pembuluh darah pada tungkai.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


- Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum
suntkan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
(Saifudin, Abdul B., 2006, MK-38)

2.1.10 Konseling
Konseling merupakan tindak lanjut dariKIE. Bila seseorang telah
termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling.
Jenis dan bobot konseling yang diberikan sudah tentu tergantung pada
tingkatan KIE yang telah diterimanya.
Konseling dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah
yang tidak dapat dipecahkannya sendiri.
Tujuan konseling adalah :
1. Memahami diri secara lebih baik
2. Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya
3. Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi
sehingga:
3.1 Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
3.2 Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang
dimiliki
3.3 Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah
penyesuaian diri
3.4 Mampu menyesuaian dengan situasi dan lingkungannya
3.5 Memperoleh data dan merasakan kebahagiaan
Dalam konseling diadakan ercakapan 2 arah untuk :
1. Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang
tersedia.
2. Memberikan informasi selengkap mungkin mengenai konsekuensi
pilihannya, baik ditinjau dari segi medis teknis mauun hal-hal lain
yang non medis agar tidak menyesal kemudian.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


3. Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode
kontrasepsi yang paling sesuai dengan keadaan khusus pribadi
keluarganya.
4. Membantu peserta KB dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi
barunya terutama bila ia mengalami berbagai permasalahan (nyata atau
tidak nyata / semu)
Informasi yang diberikan meliputi :
a. Arti keluarga berencana
b. Manfaat keluarga berencana
c. Cara ber-KB atau metod ekontraepsi
d. Desa desus tentang kontrasepsi dan penjelasannya
e. Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang
rasional
f. Rujukan pelayanan kontrasepsi
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya konseling berhasil dengan
baik adalah bahwa konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan
antar manusia, dimana kita melakukan serangkaian tindakan yang akhirnya
akan membantu peserta / calon peserta memecahkan permasalahan yang
dihadapinya antara lain masalah pemilihan pengguna kontrasepsi yang
paling cocok dengan keadaan dan kebutuhan yang dirasakannya.
Bila setiap calon peserta KB sebelum memakai kontrasepsi melalui
proses konseling yang baik, maka kelangsungan pemakaian akan lebih
tinggi.
Teknik-teknik konseling yang biasa dipergunakan :
1. Cara supportif ; untuk memberikan dukungan kepada peserta /
calon peserta karena mereka dalam keadaan bingung dan ragu-ragu
yaitu dengan menenangkan / menentramkan dan menumbuhkan
kepercayaannya bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu
dirinya sendiri.
2. Katarsis ; dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk
mengungkapkan dan menyalurkan semua perasaan yang dipunai untuk
menimbulkan perasaan lega.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


3. Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta
perasaan-perasaan yang tersirat dalam ucapan-ucapannya.
4. Memberi semua informasi yang diperlukannya untuk membantu
peserta / calon peserta membuat keputusan.

Perhatian :
Seyogyanya petugas tidak memberikan nasihat karena ini berarti kita yang
membuat keputusan. Tetapi adakalanya kita untuk memberikan nasihat.
Dalam hal ini kita harus memperhatikan bagaimana mereka menerima dan
melaksanakan suatu nasihat, maka :
1. Peserta / calon peserta harus diajak ikut serta menemukan nasihat
yang cocok dan sesuai dengan dirinya.
2. Nasihat harus diberikan dengan sangat hati-hati.
(Hartono Hanafi, 2004, hal 28-29)
2.2 DATA PASIEN
-Biodata Pasien
Nama ibu : untuk menghindari kesalahan
Umur : untuk mengantisipasi kemungkinan penyulit yang
timbul berhubungan dengan umur klien terlalu
muda atau terlalu tua
Agama : untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan
kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan
agamanya
Suku / bangsa : untuk mengetahui resus
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat kemampuan /
pengelakuannya sehingga mempermudah untuk
memberikan informasi
Alamat / no. telp : untuk mempermudah dalam menghubunginya
Nama suami : untuk mempermudah dalam pembuatan akte /
surat kelahiran. Mengantisipasi kesalahan
pemberian asuhan jika nama klien kebetulan sama
Umur suami : untuk menenetukan tertilitas persamaan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Agama : untuk memberikan asuhan yang berkaitan dengan
kebiasaan yang dilakukan klien sesuai dengan
agamanya
Suku / bangsa : untuk mengetahui rhesus
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat kemampuan /
pengetahuannya sehingga mempermudah dalam
pemberian informasi
Pekerjaan : untuk mengetahui tingkat perekonomiannya
Alamat / no. telp : untuk mengetahui apakah klien tinggal serumah
atau pisah rumah
-Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan klien saat periksa.

-Riwayat Keluhan Utama


Untuk mengetahui sejak kapan keluhan itu ada dan tempatnya dan upaya yang
telah dilakukan untuk mengurangi keluhannya.

-Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Meneteki yang Lalu


-Untuk mengetahui keadaan ibu dan janin dalam kondisi baik atau tidak ada
kelainan.
-Untuk mengetahui keadaan ibu pada waktu melahirkan, nifas dan menyusui,
yang dulu ada penyulit apa tidak.

-Riwayat Persalinan Sekarang


Untuk mengetahui tanggal / jam pada saat melahirkan, tempat dan penolong, type
persalinannya normal atau SC, keadaan plasenta, keadaan bayi normal apa tidak,
jenis kelamin, BB / PB, hidup/ mati, AS, kelainan apa tidak.

-Riwayat Nifas Sekarang


Untuk mengetahui keadaan ibu dan bayi dalam kondisi baik atau tidak dan untuk
mengetahui keluhan yang dirasakan oleh ibu.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


-Kebutuhan Sehari-hari
Kebutuhan nutrisi dan cairan
Pada masa nifas masalah diet perlu perhatian yang serius karena dengan nutrisi
yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi Air
Susu Ibu (ASI). Ibu yang menyusui harus memenuhi kebutuhan tambahan 500
kalori setiap harinya. Makan dengan menu seimbang untuk mendaatkan protein,
mineral, vitamin yang cukup, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, pil zat besi
harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan, minum kapsul vitamin A 200.000 unit agar dapat memberikan vitamin
A kepada bayinya melalui ASI.
a. Kebutuhan eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum. Jika dalam 8 jam
post partum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc,
maka lakukan kateterisasi. Akan tetapi bila kandung kencing penuh, tidak perlu 8
jam untuk kateterisasi.
BAB : Ibu post partum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari
ke-2 PP. Jika hari ke-3 BAB maka perlu diberi obat per oral / per rektal. Jika
apabila setelah pemberian obat belum bisa BAB, maka dilakukan klisma
(huknah).
b. Kebutuhan tidur dan istirahat
Ibu post partum harus cukup istirahat untuk mencegah kelelahan dan
berlebihan. Untuk pekerjaan rumah tangga sarankan untuk secara perlahan-
lahan untuk melakukannya serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi
tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi jumlah produksi ASI,
memperlambat proses involusi uterus memperbanyak perdarahan,
menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
c. Aktifitas
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Kegiatan ibu post partum boleh dilakukan asalkan ibu bisa bangun dari tempat
tidur dan ibu tidak boleh terlalu capek untuk mengerjakan pekerjaan rumah,
sarankan untuk perlahan-lahan melakukannya.
d. Personal hygiene
Pada masa post partum sangat rentan terkena infeksi. Oleh karena itu
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi, kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting utuk tetap dijaga.

-Data Psikososial
Untuk mengetahui hubungan dengan suami, keluarga dan lingkungan
baik apa tidak, tradisi ibu, dll.

- Pengetahuan dan Kemampuan Ibu


Tentang :
Untuk mengetahui pengetahuan ibu dan kemampuannya dalam
merawat bayinya dan dirinya sendiri. Kebutuhan nutrisi itu nifas harus
sudah tahu dan mengerti tentang perawatan tali pusat, memandikan
bayi, perawatan payudara, cara menyusui, dll.

2.Pemeriksaan Fisik (Obyektif)


-Umum
Keadaan umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
- Tensi : 120/80 mmHg
- Nadi : 80 – 90 x/menit
- Suhu : 36,5 – 37° C
- Pernafasan : 20 – 24 x/menit
-Khusus
 Kepala
Rambut : Kebersihan : ya / tidak
Warna :
Benjolan : ada / tidak

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Rontok : ya / tidak
Ketomba : ada / tidak
Lain-lain :
 Muka
Oedema : tidak
Pucat : tidak
Icterus : tidak
 Mata
Conjungtiva : tidak anemis
Sklera mata : tidak ikterus
 Hidung
Polip : tidak
Keluar cairan : tidak
 Mulut
Pucat : tidak
Biru : tidak
Ikterus : tidak
Kering : tidak
Kering : tidak
Caries : tidak
Kebersihan : bersih
Sariawan : tidak
 Leher
Pembesaran vena jugularis : tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : tidak
Massa : tidak
Kebersihan : bersih
 Ketiak
Pembesaran kelenjar limphe : ada / tidak
Kebersihan : bersih / tidak
 Dada
Simetrsi : ya / tidak

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Rondai : ada / tidak
Wheezing : ada / tidak
 Mammae
Benjolan : ada / tidak
Striae :
Areola :
Kebersihan : bersih / tidak
Putting susu : menonjol / tidak
 Punggung
Nyeri : ada / tidak
 Ekstremitas
Oedema tangan dan jari (ka / ki) : ada / tidak
Odema tibia, kaki (ka / ki) : ada / tidak
Betis merah / lembek / keras (ka / ki) : ada / tidak
Varices tungkai (ka / ki) : ada / tidak
Reffleks patella (ka / ki) : ada / tidak
 Abdomen
Keadaan perut :
Bekas luka operasi : ada / tidak
TFU :
Kontraksi uterus :
Tanda-tanda infeksi :
Vagina utineria : kosong / penuh
 Generalia eksternal
Keadaan vulva
Perineum : intack / robek tingkak
Episiotomi : jenis :
jahitan :
Tanda-tanda infeksi :
Lodrea : Jenis` :
Ciri-ciri :
Bau :

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Jumlah :
Hemoid : ada / tidak

2.1.11 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa :
DS :
DO :
Masalah :
DS :
DO :
Kebutuhan :
DS :
DO :

2.1.12 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Mengidentifikasi diagnosa masalah potensial sesuai dengan diagnosa dan
masalah yang sudah diidentifikasi.
DS :
DO :
2.1.13 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau
Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.

2.1.14 Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
R/
R/
Merencanakan asuhan secara menyeluruh dengan rasional meliputi :

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


1. Terapan dan asuhan : pendidikan kesehatan, kolaborasi (bila
diperlukan)
Rujukan (bila diperlukan, tindak lanjut)

2.1.15 Pelaksanaan (Implementasi)


Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan.

2.1.16 Evaluasi (Tanggal, Jam)


Dilakukan dengan evaluasi keefektifan dan asuhan yang sudah diberikan
dengan memakai evaluasi SOAP.
S : data subyektif
O : data obyektif
A : assasment
P : planning of action

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


BAB 3
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA Ny. “E” AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
Di Klinik mabarrot Hasyimiyah Manyar
Tanggal : 25 Januari 2013

3.1 Langkah I (Pengkajian)


3.1.1 Data Subyektif
3.1.1.1 Biodata
Nama istri : Ny. “E” Nama suami : Tn. “R”
Umu : 28 tahun Umur : 35 tahun
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banjarsari Alamat : Banjarsari

3.1.1.2 Status Perkawinan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Kawin ke : 1 (satu) Kawin ke : 1 (satu)
Lama kawin : 8 tahun Lama kawin : 8 tahun
Umur kawin : 20 tahun Umur kawin : 20 tahun

3.1.1.3 Keluhan Utama / Alasan Kunjungan


Klien mengatakan bahwa dia datang untuk kunjungan ulang suntik KB
1 bulan.

3.1.1.4 Riwayat Kebidanan


a. Riwayat haid
Menarche : 15 tahun
Siklus / lama : 28 hari / 7 hari
Banyak : hari 1 – 2 ganti kotek 3 x / hari, hari 3 – 6 anti
kotek 2 x / hari
Warna / bau : merah / amis
Fluor albus : sedikit menjelang dan sesudah haid, tidak gatal,
tidak bau
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

c. Riwayat KB
Sudah melahirkan anak 1 ibu sudah lama memakai kontrasepsi
suntik 1 bulan dan tidak pernah memakai alat kontrasepsi yang
lain.

3.1.1.5 Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, penyakit menurus seperti DM, jantung, asma, maupun
penyakit menahun seperti ginjal, jantung, hipertensi, dll.
3.1.1.6 Riwayat Kesehatan Keluarga

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti
DM, jantung, asma maupun seperti ginjal, jantung, hipertensi, dll.

3.1.1.7 Riwayat Ginekologi


Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan yang tidak
diketahui sebabnya tidak pernah menderita tumor / kanker payudara,
tidak pernah menjalani operasi kandungan.
3.1.1.8 Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Makan : 3 x / hari 1 porsi habis (nasi, sayur, lauk)
Minum: 6 – 8 gelas / hari (air utih, teh manis)
b. Pola eliminasi
BAB : 1 x / hari, konsistensi lembek, bau khas, tidak ada
keluhan
BAK : 6-8 gelas / hari (air putih, teh manis)
c. Pola Istirahat
Tidur siang : Kadang-kadang jam 14.00 WIB – 15.00 WIB
Malam : + 8 jam (21.00 – 04.00)
d. Pola Aktivitas
Ibu tidak bekerja, Ibu hanya melakukan pekerjaan rumah tangga
dirumahnya sendiri.
e. Personal Hygiene
Mandi : 2x hari Ganti celana dalam :
2x/hari
Potong kuku : 1x/ minggu Gosok gigi :
3x/hari
Keramas : 3x/ minggu
f. Pola Seksual
Ibu melakukan hubungan seksual kapanpun jika diinginkan karna
Ibu sudah ikut KB.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


3.1.1.9 Data Psikososial dan Spiritual
Suami mendudkung dengan keputusan Ibu untuk ikut KB.

3.1.1.10 Latar Belakang Sosial Budaya


Ibu dan suami berasal dari suku jawa dan tidak ada pembatasan untuk
pemakaian alat kontrasepsi apapun.

3.1.2 Data Obyektif


3.1.2.1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Tegak
Cara berjalan : Normal tidak pincang
Raut wajah : Ceria
TB : 154 cm
BB : 46 kg
b. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
S : 36,5° C
N : 80x/ menit
RR : 22x/ menit

3.1.2.2. Pemeriksaan Fisik Khusus


a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak
ada benjolan
Muka : Tidak ada choasma gravidarum, tidak pucat,
tidak oedema
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera
tidak Icterus, palpebra tidak oedema.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung, lubang hidung simetris.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


Mulut : Bersih, simetris, mukosa bibir lebab, lidah
bersih, tidak ada peradangan gusi dan tosil,
tidak ada caries gigi.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada
purulen,pendengaran baik.
Ketiak : Tidak ada pembesran kelenjar Lymphe
Dada / Payudara : Payudara slimetris, hiperpigmentasi areola
memmae putting susu menonjol, tidak ada
retrasi intercostac.
Perut : Tidak ada luka bekas operasi
Genetalia Externa : Bersih, tidak ada condiloma, tidak ada varices,
tidak oedema, tidak ada tanda chadwik.
Anus : Tidak ada haemoroid
Ekstremitas atas : Simetris, tidak ada oedema, pergerakan
noemal.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak ada varises, tidak ada
oedema, pergerakan normal
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
nedungan vena juhularis.
Ketiak : Tidak ada pembesarana kelenjar Lymphe
Payudara : Tidak ada benjolan, konsistensi lunak,
hyperpigmentasi areora mamae, putting susu
menonjol, tidak nyeri tekan.
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.
c. Auskultasi
Tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
d. Perkusi
Tidak dilakukan

3.1.2.3. Kesimpulan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


P10001 K/u baik, tidak ada tand-tanada kehamilan
Akseptor lama KB suntik 1 bulan
3.2 Identifikasi Masalah, diagnosa dan Kebutuhan Segera
DX : P10001 / Akseptor lama KB suntik 1 bulan / KU baik /
tidak ada tanda kehamilan
DS : - Ibu Mengatakan ingin menggunakan KB suntik 1 bulan
- Klien mengaku tidak pernah menggunakan KB selain
KB suntik 1 bulan
DO : - Klien tampak snagat yakin dan mantap dengan pilihannya
- KU Ibu baik : TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5° C
RR : 22x/ menit
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : HE tentang alat kontrasepsi KB suntik 1 bulan, dan cara
kerjanya

3.3 Anidasi Masalah Potensial


Jika lupa untuk kembali suntik lagi, bisa terjadi kehamilan.

3.4 Indentifikasi Kebutuhan Segera


Tidak ada

3.5 Pengembangan Masalah


DX : P10001 / Akseptor lama KB suntik 1 bulan / KU baik /
tidak ada tanda kehamilan
Tujuan : Setelah diberikan asuhan kebidanan, dalam waktu 1 jam
diharapkan klien mengerti tentang penjelasan petugas dan
KB suntik 1 bulan telah tersuntikkan.
KH : Klien mengerti dan dapat mengulang apa yang dijelaskan
petugas dan yakin dengan pilihannya.
Intervensi :

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


1. Lakukan pendekatan pada pasien
R/ Klien bersikan koperatif dan percaya terhadap petugas
kesehatan / Nakes.
2. Berikan kesempatan klien untuk mengemukakan
permasalahannya dan tujuan kedatangannya.
R/ Klien bersikap terbuka dengan masalahnya.
3. Berikan penjelasan tentang KB suntik 1 bulan yang dipilih
klien, yaitu tentang cara kerja, efek samping dan keuntungannya.
R/ Ahli informasi
4. Tanyakan kembali jenis KB suntik yang dipilih, jelaskan
prosedur tindakan
R/ Hak klien
5. Lakukan pemeriksaan fisik
R/ untuk mengetahui ada tidaknya kontra indikasi suntik KB 1
bulan
6. Lakukan penyuntikan KB suntik 1 bulan sesuai dengan
prosedur
R/ fungsi independen Bidan
7. Berikan konseling pasca tindakan
R/ agar pasien mengetahui kedaannya dan tradakan yang harus
dilakukan.
8. Tentukan dan tulis tanggal kembalinya
R/ agar pasien tau kapan dia harus kembali untuk disuntik lagi.
9. Anjurkan Ibu untuk kontrol ke klinik jika ada keluhan
sewaktu-waktu
R/ agar pasien tau apa yang harus dilakukan jika ada keluhan.

3.6 Implementasi
Tanggal : 25 Januari 2013
DX : P10001 / Akseptor lama KB suntik 1 bulan / KU baik /
tidak ada tanda kehamilan
1. Melakukan pendekatan terapiutik pada pasien

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


2. Memberikan kesempatan pada klien untuk mengemukakan
permasalahannya dan tujuan kedatangannya.
3. Memberikan penjelasan tentang KB suntik 1 bulan yang
dipilih klien tentang cara kerja, efek samping, dan keuntungannya.
4. Menanyakan kembali jenis KB suntik yang dipilih, dan
menjelaskan prosedur tindakan.
5. Melakukan pemeriksaan fisik
6. Melakukan penyuntikan KB suntik 1 bulan sesuai dengan
prosedur
7. Memberikan konseling pascatindakan.
8. Menentukan dan menulis tanggal kembalinya (23 Februari
2013)
9. Menganjurkan Ibu untuk kontrol ke kliik ada keluhan
sewaktu-waktu bila ada keluhan

3.7 Evaluasi
Tanggal : 25 Juni
DX : P10001 / Akseptor lama KB suntik 1 bulan / KU baik /
tidak ada tanda kehamilan
S : Klien mengatakan lega setelah selesai dilakukan
penyuntikan
O : KB suntik 1 bulan sudah disuntikkan
A : Klien dengan post penyuntikan KB suntik 1 bulan
P : Beri HE tentang:
1. Tanggal penyuntikan Selanjutnya (23 Februari 2013)
2 kontrol apabila ada keluhan sewaktu-waktu bila ada
keluhan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


BAB 4
PE M BAHASAN

4.1. Kesenjangan Antara Teori dan Praktek


Selama pemberian konseling KB dan tindakan terhadap pemberian
KB sesuai keinginan klien tidak ada kesejangan antara teori dan praktek.
Apa yang dilakukan diklinik sesuai dengan teori dan prosedur yang
berlaku.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


BAB 5
PE N UTU P

5.1. Kesimpulan
Suntikan kombinasi (1 bulan) bekerja dengan cara menekan
ovulasi, membuat lendir servks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga Implantasi
terganggu, menghambat transportasi gamet oleh tuba, memiliki efektivitas
sangat tinggi dan reversibet.
Mudah digunakan, tidak perlu mengingat-ingat setiap hari seperti
pil, tidak boleh eksklusif, dan pada keadaan tertentu dapat diberikan pada
perempuan usia perimenopause.

5.2. Saran
Sebaiknya dalam memberikan pelayanan petugas usahakan
bersikap ramah dan sopan dan tidak membedakan bedakan konsumen KB

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang


baik yang kaya maupun yang miskin. Saran saya tetap pertahankan dan
tingkatkan kwalitas pelayanan kepada masyarakat.

BAB 6
DAFTAR PUSTAKA

 Varney, Helen dkk.2007. , Helen dkk.2007. Buku Ajar Auhan Kebidanan


Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC.

 Hartono, Hanafi.2004. KB dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka sinar


harapan.

 Saifuddin, Prof. Dr. Abdul Bari.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi. Jakrta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jombang

Anda mungkin juga menyukai