Anda di halaman 1dari 21

KEWIRAUSAHAAN

USAHA SAMPINGAN (MAINAN ANAK)

Pembimbing :

Ernawati, S.Kep

Oleh :

Linnatul Rosyidah

(2012020930)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


JOMBANG PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PENDIDIK

Jl.VETERAN MANCAR PETERONGAN JOMBANG

TAHUN AJARAN

2012-2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Kewirausahaan dengan baik.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam terselesaikannya laporan ini, antara lain :

1. Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang.


2. Ernawati, S.kep Selaku Pembimbing Mata kuliah kewirausahaan.
3. Pihak-pihak lain yang membantu terselesaikannya laporan ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam
penyusunan laporan berikutnya. semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Husada Jombang pada
khususnya.

Gresik, 21April 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman judul
Lembar pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II Kewirausahaan
2.1 Definisi Kewirausahaan
2.2 Karakteristik kewirausahaan
2.3 Potensi Kewirausahaan
BAB III TINJAUAN KASUS (Usaha Sampingan Mainan Anak)
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paradigma pembangunan ekonomi yang menitik beratkan pada pertumbuhan ekonomi
selama orde baru ternyata menimbulkan Over Heated Economic dan High Cost Economic
yang berakhir dengan krisis ekonomi yang ditandai dengan daya beli masyarakat turun
demikian juga perbankan dan dunia usaha mengalami kemuduran sehinga menimbulkan
penambahan pengangguran, inflasi yang tinggi dan menimbulkan kelimpungan dan
kemiskinan.
Pada era orde baru, pemerintah sadar bahwa untuk memajukan bangsa dan negara,
peran serta masyarakat swasta harus dilibatkan secara serius. Oleh sebab itu keWirausahaan
mulai dikampanyekan, dengan berbagai penekanan bahwa lowongan kerja tidak akan mampu
menampung jumlah angkatan kerja yang dari tahun ke tahun semakin membengkak. Lebih
jauh para pengusaha kecil dibina dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak tumpuan
ekonomi di masa datang. Pengusaha besar diberi kemudahan, karena merekalah kini pemain-
pemain utama yang mendukung tugas pemerintah di sektor ekonomi.
Sebagai negara berkembang bisa dimengerti kalau terjadi berbagai ekses dan
penyimpangan. Dengan masyarakat yang berlatar belakang non entrepreneur serta cendrung
feodalis, bangsa Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek. Dalam periode transisi dari
alam birokrasi ke iklim bisnis yang serba cepat, pacuan kewirausahaan menyebakan para
pengusaha Indonesia kedodoran pada segi-segi yang amat penting, diantaranya faktor sikap
mental (attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran tentang pengabdian kepada bangsa dan
negara.
.BAB II
KEWIRAUSAHAAN

2.1 Definisi Kewirausahaan


Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha dan wirausaha terdiri dari 2 kata
yaitu, wira yang berarti kesatria, pahlawan, pejuang, unggul, gagah berani, sedangkan satu
lagi adalah kata usaha yang berarti bekerja, melakukan sesuatu.
Dengan demikian pengertian dari wirausaha ditinjau dari segi arti kata adalah orang tangguh
yang melakukan sesuatu. Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang
mengarah pada upaya cara kerja tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan (Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Kewirausahaan
memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik
berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan
sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini
pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko
atau ketidakpastian. Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan
kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan
menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum
diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta
menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.
Kewirausahaan atau dalam bahasa perancis disebut entrepreneurship dan kalau
diterjemahkan secara harfiah punya pengertian sebagai perantara, diartikan sebagai sikap dan
perilaku mandiri yang mampu memadukan unsur cipta, rasa dan karya atau mampu
menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai
prestasimaksimal.
Stoner, James: kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-
lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa
baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh
eksekutif bisnis lain. Sosok kewirausahaan yang ideal dituntut mempunyai nilai-nilai kearah
kualitas manusia yang semapan mungkin, dalam artian sangat memperhatikan struktur
prioritas kewirausahaan yang terdiri dari empat lapisan yaitu :
1. Sikap Mental
Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu
dalam keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi
budi ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan
kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari
bangsa itu sendiri.
Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan
kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang
positif terhadap pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan
keberhasilan wirausahawan.
Otak wirausahawan merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu
beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran wirausahawan yang akan memungkinkan
wirausahawan terarah pada kegiatan-kegiatan yang berarti.
Pikiran wirausahawan haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu
memfokuskan pada pelbagai problem. Wirausahawan haruslah mampu memindahkan
perhatian wirausahawan dari satu problem ke problem lain dengan upaya yang minim.
2. Kepemimpinan.
Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang
lain sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu
keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo
seliro.
Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan
sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain
dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.
a. Perilaku Pemimpin
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran, merencanakan dan mencapai
sasaran. Berorientasi pada orang, yang memotivasi dan membina hubungan
manusiawi.Orientasi Tugas Seorang pemimpin dengan orientasi demikian cenderung
menunjukan perilaku :
Merumuskan secara jelas peranannya sendiri maupun peranan stafnya.Menentukan tujuan-
tujuan yang sukar tapi dapat dicapai.Melaksanakan kepemimpinan secara aktif dalam
merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada tujuan.
Berminat mencapai peningkatkan produktivitas.
Berorientasi Orang,Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung akan
menunjukan perilaku sebagai berikut :
Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan
menghilangkan ketegangan, jika timbul.Menunjukan perhatian pada orang sebagai
manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.Menunjukan pengertian dan rasa hormat
pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan dan keinginan-keinginan, perasaan dan ide-ide
karyawan. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan staf. Menerapkan prinsip
penekanan ulang untuk meningkatkan prestasi karyawan.
Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif. Menciptakan
suatu suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
b. Tindakan Kepemimpinan
Saran-saran berikut akan dapat membantu wirausahawan meningkatkan kemampuan
kepemimpinan wirausahawan :
Sekali wirausahawan telah mengambil keputusan, ambil tindakan secepat mungkin
Upaya-upaya wirausahawan dapat dilipat gandakan melalui bakat dan kemampuan staf
wirausahawan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, wirausahawan harus
mengetahui bagaimana dan kapan menggunakan kemampuan ini dari orang-orang yang
mampu disekitar wirausahawan dan menyokong serta percaya pada wirausahawan sebagai
pemimpin.
Wirausahawan akan memperoleh kepercayaan pada kemampuan kepemimpinan
wirausahawan, jika wirausahawan memusatkan perhatian pada upaya meningkatkan
kekuatan-kekuatan wirausahawan. Jauhilah situasi dimana kelemahan-kelemahan
wirausahawan akan tampak. Seorang pemimpin yang baik bersedia mengakui kesalahan-
kesalahan dan mengubah rencana-rencana. Wirausahawan haruslah sadar bahwa keadaan
selalu berubah dan penyesuaian-penyesuaian haruslah dibuat sewaktu-waktu.
3. Tata Laksana
Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan. Yang
perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer saja.
Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan ibu
rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya. Tata
laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur. Gunanya jelas, yaitu untuk
menghasilkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik
dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.
Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi
nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan yang bersifat praktis. Kalau
sikap mental dan kepemimpinan berada di dalam jiwa, manajemen berada diluar mirip
ketrampilan teknis.
Manajemen mempunyai arti yang amat luas. Kegunaannya juga sangat universal dan
semua orang atau organisasi memerlukan manajemen. Banyak sekali kasus yang
membuktikan bahwa bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi
kacau dan morat marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bisa dipastikan akan
mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang
ingin memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah
kegiatan manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun
ukurannya.
4. Ketrampilan
Lapisan terluar dari struktur prioritas keWirausahaan adalah ketrampilan. Banyak
pihak berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa
diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya tidaklah
terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang penjahit
dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan pakaian jadi
yang cukup besar.
Namun demikian, kalau wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata
keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata,
melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang
bersangkutan yang menuntun dan membawanya ke jenjang sukses.
Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang, baik trampil maupun tidak untuk bisa
tampil sebagai tokoh yang sukses, atau orang yang berkecukupan yaitu :
1. Memanfaatkan ledership yang berasal dari diri sendiri.
2. Memanfaatkan ledership orang lain.
3. Faktor keberuntungan ( luck atau hoki )

2.2 Karakteristik Wirausahawan.


Sejarah kewirausahaan menunjukkan bahwa Wirausahawan mempunyai karakteristik
umum serta berasal dari kelas yang sama. Para pemula revolusi industri Inggris berasal dari
kelas menengah dan menengah bawah. Dalam sejarah Amerika pada akhir abad ke sembilan
belas, Heillbroner mengemukakan bahwa rata-rata Wirausahawan adalah anak dari orang tua
yang mempunyai kondisi keuangan yang memadai, tidak miskin dan tidak kaya. Schumpeter
menulis bahwa Wirausahawan tidak membentuk suatu kelas sosial tetapi berada dari semua
kelas.
Menurut Mc Clelland, karakteristik Wirausahawan adalah sebagai berikut :
1. Keinginan untuk berprestasi.
Penggerak psikologis utama yang memotivasi Wirausahawan adalah kebutuhan
untuk berprestasi, yang biasanya diidentifikasikan sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini
didefinisikan sebagai keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi
perilaku ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan merupakan tantangan bagi
kompetisi individu.
2. Keinginan untuk bertanggung jawab.
Wirausahawan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi pencapaian tujuan.
Mereka memilih menggunakan sumber daya sendiri dengan cara bekerja sendiri untuk
mencapai tujuan dan bertanggung jawab sendiri terhadap hasil yang dicapai. Akan tetapi
mereka akan melakukannya secara berkelompok sepanjang mereka bisa secara pribadi
mempengaruhi hasil-hasil.
3. Preferensi kepada resiko-resiko menengah.
Wirausahawan bukanlah penjudi. Mereka memilih menetapkan tujuan-tujuan
yang membutuhkan tingkat kinerja yang tinggi, suatu tingkatan yang mereka percaya
akan menuntut usaha keras tetapi yang dipercaya bisa mereka penuhi.
4. Persepsi pada kemungkinan berhasil.
Keyakinan pada kemampuan untuk mencapai keberhasilan adalah kwalitas
kepribadian Wirausahawan yang penting. Mereka mempelajari fakta-fakta yang
dikumpulkan dan menilainya. Ketika semua fakta tidak sepenuhnya tersedia, mereka
berpaling pada sikap percaya diri mereka yang tinggi dan melanjutkan tugas-tugas
tersebut.
5. Rangsangan oleh umpan balik.
Wirausahawan ingin mengetahui bagaimana hal yang mereka kerjakan, apakah
umpan baliknya baik atau buruk. Mereka dirangsang untuk mencapai hasil kerja yang
lebih tinggi dengan mempelajari seberapa efektif usaha mereka.
6. Aktifitas enerjik.
Wirausahawan menunjukan enerji yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata
orang. Mereka bersifat aktif dan mobil dan mempunyai proporsi waktu yang besar dalam
mengerjakan tugas dengan cara baru. Mereka sangat menyadari perjalanan waktu.
Kesadaran ini merangsang mereka untuk terlibat secara mendalam pada kerja yang
mereka lakukan.
7. Orientasi ke masa depan.
Wirausahawan melakukan perencanaan dan berpikir ke depan. Mereka mencari
dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi jauh di masa depan.
8. Ketrampilan dalam pengorganisasian.
Wirausahawan menunjukkan ketrampilan dalam organisasi kerja dan orang-orang
dalam mencapai tujuan. Mereka sangat obyektif dalam memilih individu-individu untuk
tugas tertentu. Mereka akan memilih yang ahli bukan teman agar pekerjaan bisa
dilakukan dengan efisien.
9. Sikap terhadap uang.
Keuntungan finansial adalah nomor dua dibandingkan arti penting dari prestasi
kerja mereka. Mereka hanya memandang uang sebagai lambang kongkret dari
tercapainya tujuan dan sebagai pembuktian dari kompetensi mereka.
2.3 Potensi Kewirausahaan.
Karakteristik Wirausahawan sukses dengan semangat tinggi akan memberikan
pedoman bagi analisa diri sendiri.
1. Kemampuan inovatif.
Inovasi memerlukan pencarian kesempatan baru. Hal tersebut berarti
perbaikan barang dan jasa yang ada, menciptakan barang dan jasa baru, atau
mengkombinasikan unsur-unsur produksi yang ada dengan cara baru dan lebih
baik.
2. Toleransi terhadap kemenduaan (ambiguity).
Ini berarti kemampuan untuk berhubungan dengan hal yang tidak terstruktur
dan tidak bisa diprediksi. Karakteristik ini berkaitan erat dengan proses inovatif.
3. Keinginan untuk berprestasi adalah tanda-tanda penting dari dorongan
keWirausahaan.
Hal ini menandai para pemiliknya sebagai orang yang tidak mengenal
menyerah di dalam mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan sendiri.
4. Kemampuan perencanaan realistis.
Menetapkan tujuan yang menantang dan bisa diterapkan adalah tanda dari
perencanaan realistis. Tujuan ditetapkan sesuai dengan tujuan dari Wirausahawan.
5. Kepemimpinan terorientasi pada tujuan.
Wirausahawan membutuhkan aktivitas yang mempunyai tujuan. Semangat
yang tinggi memotivasi mereka untuk mengarahkan tenaga mereka dan rekan kerja
serta bawahan mereka ke arah tujuan yang ditetapkan.
6. Obyektivitas.
Wirausahawan obyektif di dalam mengarahkan pemikiran dan aktivitas
keWirausahaannya dengan cara pragmatis. Wirausahawan mengumpulkan fakta-
fakta yang ada, mempelajarinya dan menentukan arah tindakan dengan cara-cara
praktis.
7. Tanggung jawab pribadi.
Wirausahawan memikul tanggung jawab pribadi, mereka menetapkan tujuan
sendiri dan memutuskan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut dengan
kemampuan mereka sendiri.
8. Kemampuan beradaptasi.
Para Wirausahawan mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan. Ketika Wirausahawan terhambat oleh kondisi yang berbeda
dari apa yang mereka harapkan, mereka tidak menyerah, namun melihat situasi
secara obyektif.
9. Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.
Wirausahawan mempunyai kemampuan mengorganisasi dan administasi di
dalam mengidentifikasi dan mengelompokkan orang-orang berbakat untuk
mencapai tujuan. Mereka menghargai kompetensi dan akan memilih para spesialis
untuk mengerjakan tugas dengan efisien.

Kerugian seorang wirausahawan adalah :

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan
dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat
perusahaan kurang berhasil.

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan


mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi
perusahaan.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik,
faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur
pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas
akan menghambat operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak
lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan
efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien
dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah


terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidak mampuan dalam melakukan peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha


yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi
wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh
apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

Peggy Lambing dan Charles L Khuel (2000:19-20) mengemukakan keuntungan dan


kerugian berwirausaha sebagai berikut:

Keuntungan berwirausaha :

1. Otonomi. Pemgelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang
“bos” yang penuh kepuasan.

2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan bermotivasi
yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan
konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

3. Control financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan dan merasa
kekeyaan milik sendiri.

Kerugiaan berwirausaha :

1. Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama
dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga.

2. Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik pemasaran,
keungan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Kecilnya keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena wirausaha menggunakan
sumber dana miliknya sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative
kecil.
BAB III

USAHA SAMPINGAN (MAINAN ANAK)

Dengan menumbuhkan jiwa kewirausahaan selain berProfesi sebagai Bidan kita bisa
mencari laba di luar profesi dengan membuka usaha sebagai penghasilan tambahan sebagai
salah satu contohnya adalah usaha berjualan “Mainan (anak-anak)” Dan mainan anak yang
diperjual belikan bisa berupa mainan edukatif yang sifatnya mendidik. Untuk memulai usaha
Mainan kita mulai dari tekad kita. Bahwa ini bukan sekedar bisnis tapi ini adalah pilihan yang
akan mempengaruhi masa depan banyak anak-anak di wilayah tempat kita menjual. Semua
mulai dari kita, apakah kita mencintai bisnis ini atau tidak.

METODOLOGI PELAKSANAAN
Untuk merealisasikan usaha mainan anak-anak dilaksanakan tahapan kerja sebagai
berikut :

1. Permodalan usaha mainan


Untuk permodalan saat ini banyak bank yang menyediakan kredit tanpa agunan.
Selain itu kita juga dapat melakukan kerjasama dengan grosir mainan yang ada untuk
menjadi partner sehingga kita dapat mulai usaha tanpa modal besar bahkan hanya dengan
modal kepercayaan saja. Yang penting kita mau belajar karakter dari usaha mainan.
2. Menentukan lokasi Penjualan
Tempat yang terbaik adalah tempat yang punya banyak anak-anak atau merupakan
pusat penjualan mainan anak-anak. Inilah poin yang perlu diperhatikan. Selain itu analisa
juga kondisi keuangan dari keluarga yang tinggal di wilayah itu untuk disesuaikan dengan
bisnis kita. Akan sangat menyulitkan bila kita membuka toko mainan yang mahal dan
eksklusif di wilayah pemukiman penduduk yang ekonominya tidak mendukung.

3. Persiapan Usaha

Pada tahap ini dilakukan pembelian peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
usaha, peralatan tersebut antara lain :

 Etalase/rak tempat mainan


 kursi
 Kipas angin
 Meja
 Mainan yang akan diperjual beli
 Plang /papan nama toko.
 Plakat/banner yang menarik pengunjung

4. Penataan

Bahan atau mainan yang akan diperjualan di tata secara rapi dalam rak atau etalase.

5. Perengkrutan pegawai

Merengkrut pegawai yang jujur dan terampil yang bisa menarik perhatian pembeli serta
pandai dalam hal pemasaran.Dengan memberikan kenyamanan kepada pelanggan
merupakan salah satu cara yang ampuh dan dapat menarik minat anak.

6. Mempunyai Karakter:
 Ada "musim" ada suatu masa dimana satu jenis produk akan laku keras dan banyak
orang mencarinya di sinilah masa dimana bisnis terasa saat indah. Namun sebaliknya
akan ada masa dimana bisnis terlihat sepi seperti masa mendekati awal masuk sekolah
misalnya. Semua merupakan bagian dari bisnis yang perlu kita alami.
 Adanya Barang sisa, semua bisnis punya barang sisa stok jualan yang tidak laku. Kita
perlu bijak dalam menghadapi ini. Meskipun mainan tidak memiliki tanggal expired,
namun mainan memiliki trend dan kita perlu waspada, karena dengan banyaknya
barang yang sisa berarti ada uang yang tertahan dalam bentuk barang. Ini bisa diatasi
dengan program cuci gudang atau dijadikan sebagai hadiah untuk menyenangkan
pelanggan. Bila anda memiliki keuangan yang kuat anda dapat menyimpan mainan
tersebut hingga trendnya kembali naik, trend tersebut belum tentu dapat diprediksi.
 Menyayangi pelanggan, Pelanggan kita ada tiga yaitu anak-anak, remaja dan orang
dewasa. Kita harus memahami untuk siapa mainan itu. Apakah ada manfaat mainan itu
bagi mereka ataukah hanya sekedar merusak. Memang ada mainan tertentu yang enak
dimainkan dan mahal namun tidak mendidik namun ada juga yang sederhana dan
terjangkau tapi bermanfaat. Selain itu perhatikan pelayanan anda terhadap pelanggan,
barang yang bagus dan murah akan sia-sia bila pelayanan kita kurang menyenangkan
dan tidak berkesan.
 Menghargai supplier, terhadap supplier kita harus paham bahwa hal paling vital dari
relasi dengan supplier adalah "pembayaran". Semua komitemen pembayaran ditepati
maka supplier akan balik menghargai. Jangan kaget saat musim mainan tertentu dan
stok barang langka tetapi supplier mau memberi anda jatah lebih banyak dari pelanggan
dia yang lain.
1. RANCANGAN BIAYA
PEMASUKAN
NO. SUMBER PEMASUKAN

1. Dikti Rp. 3.000.000,00


2. Dana Lain Rp. 500.000,00
TOTAL Rp. 3.500.000,00
PENGELUARAN

1. Biaya Pelaksanaan dan Operasional Awal Usaha mainan

No Pemanfaatan jumlah (buah) harga satuantotal biaya


Modal Awal 3,300,000.00
1.
Operasional Usaha
2. Biaya promosi 100,000.00
3 Transportasi 100,000.00

jumlah Rp.3,500,000.00
Analisis Usaha Mainan
A. Biaya Tetap (Fix Cost)
Uraian Jumlah Harga Satuan Besarnya(Rp)
(Rp.)
Peralatan :
Etalse/rak mainan 3 buah 700,000 2,100,000
Kipas angin 2 buah 100,000 200.000
Meja 1 buah 200,000 200,000
Kursi 4 buah 50.000 200,000
Total 2,700,000
B. Variable Cost (dalam 30 hari )
No. Uraian Jumlah Harga Satuan Besarnya (Rp.)
(Rp.)
1. Biaya tenaga kerja : 30 hari 350,000 700,000

 Penjaga (2 0rang)
Total 700,000

a. Total Biaya Produksi = (Total Investasi + Total biaya operasional pertahun

= Rp. 2,700,000 + (Rp.700,000x 12)


= Rp. 11,100,000
b. pendapatan per hari
Pendapatan perhari :kurang lebih Rp.150,000
Pendapatan Perbulan : Rp. 150,000 x30 hari
Total Pendapatan perBulan : Rp. 4,500,000
pendapatan per tahun = Rp. 4.500,000 x 12 bulan = Rp. 54,000,000
Analisis Biaya Manfaat
Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 4,500,000 – Rp. Rp.1,400,000
= Rp. 3,100,000
.
STRATEGI PEMASARAN
soal pemasaran usaha bisnis mainan anak ini bisa secara offline maupun online. Pemasaran
secara offline bisa dengan membuka toko mainan anak sedangkan pemasaran secara online
dengan menggunakan media internet melalui pembuatan situs atau website khusus untuk
penjualan mainan anak.

 Strategi Harga
Strategi harga dilakukan berdasarkan harga pasar, harga yang ditetapkan adalah
dibawah harga pasar dengan tetap menjaga kualitas usaha (kelancaran dan kecepatan
mengakses internet), dengan kata lain harga diusahakan lebih rendah bila dibandingkan
dengan pesaing.
Jika kita berhasil belanja mainan dengan harga yang cukup rendah dan kompetitif serta
bisa menitipkan mainan tersebut ke toko-toko yang lokasinya didekat sekolah maka kita
akan lebih santai dalam menjalankan usaha tersebut.

Perlu diketahui bahwa peluang usaha menjual mainan anak seakan tidak ada matinya,
setiap saat selalu diburu oleh anak-anak dan ini merupakan salah satu peluang usaha yang
bisa dicoba.
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, berbudi luhur, berani dan berwatak agung. Di dalam kamus besar
bahasa Indonesia itu dikatakan bahwa kewirausahaan adalah:
a. Orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru.
b. Menentukan cara produksi baru.
c. Meyusun operasi untuk mengadakan produk baru.
d. Mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Usaha berarti perbutan amal, berupa sesuatu, bekerja atau berusaha. Jadi wira usaha
secara etimologi berarti pejuang yang berbuat sesuatu.
Instruksi Presiden No.4/1995, kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara
kerja tekhnologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang baik dan keuntungan yang lebih besar.
Kata inovasi pertama kali diperkenalkan oleh Schumpeter 1953, inovasi dipandang
sebagai kreasi dan implementasi atau biasa juga disebut sebagai koordinasi baru dalam
inovasi itu juga dapat menciptakan nilai tambah, yang berkaitan dengan oraganisasi.
Pemegang saham maupun masyarakat luas. Jadi inovasi adalah mengkreasikan dan
mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Kombinasi baru itu dapat merujuk
pada produk jasa, proses kerja pasar, kebijakan dan sistem baru.
DAFTAR PUSTAKA

http://infoterbaru013.blogspot.com/2012/12/makalah-kewirausahaan-lengkap.html

http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan/

http://gumiraputradesign.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-kewirausahaan.html

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/09/makalahkewirausahaan.html

psb2011.wordpress.com/2012/07/25/kumpulan-makalah-kewirausahaan-semester-dua/

http://amirsyampa.blogspot.com/2012/01/makalah-kewirausahaan.html

Anda mungkin juga menyukai