Pendahuluan
A. Latar Belakang
Menurut Sarwono Prawirohardjo dalam ilmu kebidanan tahun 2002
pada saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi yaitu
334/100000 dan 218/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tersebut
menurut survey kesehatan rumah tangga tahun 2001 yaitu perdarahan 24%,
infeksi 11%, partus macet 5% dan sisanya disebabkan oleh penyebab lain.
Penyebab utamanya kematian adalah perdarahan, infeksi dan toksemia,
sehingga sekitar 90% kematian komplikasi obstetri yang sering tidak dapat
diperkirakan sebelumnya.
Seperti apa yang telah diuraikan di atas bahwa partus lama/macet
menambah tingginya angka kematian ibu pada saat persalinan. Salah satu
penyebab partus lama yaitu fase laten memanjang (menurut Rustam Mochtar,
Sinopsis Obstetri, 1998). Di mana pada kondisi tersebut terjadi pemanjangan
waktu saat pembukaan serviks dari 0 sampai 4 cm, yang mana pada waktu
yang normal hanya membutuhkan waktu 8 jam tetapi pada fase laten
memanjang ini membutuhkan waktu lebih dari 8 jam. Oleh karena itu,
petugas kesehatan harus benar-benar mempunyai penatalaksanaan yang baik
untuk mengatasi hal tersebut. Sehingga komplikasi dalam proses persalinan
dapat di tekan semaksimal mungkin.
Menurut Rustam Moctar untuk mengetahui hal tersebut yang paling
penting dilakuan adalah :
1. Pertolongan persalinan yang aman, sehingga memastikan bahwa
semua penolong persalinan mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
alat untuk memberikan perawatan nifas pada ibu dan bayi
2. Pelayanan obstetri yang esensial yang memastikan bahwa
pelayanan obstetri untuk resiko tinggi dan komplikasi bagi ibu yang
membutuhkan
BAB 2
LANDASAN TEORI
FASE LATEN MEMANJANG
B. Etiologi
Menurut Rustam Mochtar (Sinopsis Obstetri) pada dasarnya fase laten
memanjang dapat disebabkan oleh :
1. His tidak efisien (adekuat)
2. Tali pusat pendek
3. Faktor jalan lahir (panggul sempit, kelainan serviks, vagina,
tumor)
4. Kesalahan petugas kesehatan memastikan bahwa pasien sudah
masuk dalam persalinan (inpartu) atau belum
Faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
C. Penilaian Klinis
Menurut Sarwono Prawirohardjo menentukan keadaan janin :
1. Periksa DJJ selama atau segera setelah His. Hitung frekuensinya
sekurang-kurangnya 1 x dalam 30 menit selama fase aktif dan tiap 5
menit selama fase laten kala II.
2. Jika ketuban sudah pecah, air ketuban kehijau-hijauan atau
bercampur darah, pikiran kemungkinan gawat janin
3. Jika tidak ada ketuban yang mengalir setelah selaput ketuban
pecah, pertimbangkan adanya indikasi penurunan jumlah air ketuban
yang mungkin juga menyebabkan gawat janin. Perbaiki keadaan umum
dengan memberikan dukungan psikologis. Berikan cairan baik secara oral
atau parenteral dan upayakan BAK.
4. Bila penderita merasakan nyeri yang sangat berat berikan
analgetik
D. Diagnosis
Menurut Suprijadi dalam buku asuhan intrapartum pada fase laten
memanjang ini memungkinkan terjadinya partus lama. Maka dari itu bidan
harus bisa mengidentifikasi keadaan ini dengan baik.
2. Persalinan Semu
a. Tidak ada perubahan serviks
b. Rasa nyeri tidak teratur
c. Tidak ada perubahan internal antara nyeri yang satu dan yang lain
d. Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
e. Kebanyakan rasa nyeri dibagian depan saja
f. Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
g. Tidak ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi uterus
dengan intensitas rasa nyeri
h. Tidak ada lendir darah
i. Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
j. Kepala belum masuk PAP walaupun ada kontraksi
k. Pemberian obat yang efisien menghentikan rasa nyeri pada
persalinan
E. Penatalaksanaan
1. Penanganan secara umum (menurut Sarwono Prawirohardjo)
a. Nilai secara cepat keadaan umum wanita hamil tersebut termasuk
tanda-tanda vital dan tingkat hidrasinya. Apakah ia kesakitan dan
gelisah, jika ya pertimbangkan pemberian analgetik.
b. Tentukan apakah pasien benar-benar inpartu
c. Upaya mengedan ibu menambah resiko pada bayi karena
mengurangi jumlah O2 ke plasenta, maka dari itu sebaiknya
dianjurkan mengedan secara spontan dan mengedan dengan tidak
menahan napas terlalu lama
d. Perhatikan DJJ
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama ibu : Ny. H Nama Suami : Tn. A
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : D3
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :
Palembang/Indonesia
Alamat : Manyarejo Alamat : Manyarejo
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama. Usia kehamilan cukup bulan
mengeluh perutnya mules dan menjalar sampai ke pinggang sejak
pukul 04.00 Wib.
3. Tanda-tanda Persalinan
Ibu datang pukul 09.30 Wib. His (+) frekuensi 2 x setiap 10 menit
lamanya 20 detik.
4. Pengeluaran Pervaginam
Ibu mengatakan sudah mengeluarkan lendir bercampur darah, tidak
ada pengeluaran ketuban.
5. Masalah-masalah Khusus
His lemah, sehingga kemungkinan terjadi partus lama.
7. Riwayat Imunisasi
Selama hamil ibu imunisasi 2 x, pertama usia kehamilan 5 bulan,
kedua usia kehamilan 6 bulan dilakukan di Bidan "M".
Pengawasan Kala I
Kondisi Kondisi janin
Pembukaan Obat cair
Tgl Waktu Kontraksi Penurunan Ketuban/
serviks TD Pols RR Temp yang DJJ
uterus/his kepala penyusupan
diberikan
2. Masalah
Fase laten memanjang
Dasar :
Ibu melaui fase laten lebih dari 8 jam.
3. Kebutuhan
a. Mengatasi kebutuhan nutrisi ibu untuk mengantisipasi kelelahan
b. Memberikan support kepada ibu
c. Pertolongan persalinan yang aman dan nyaman
V.RENCANA MANAJEMEN
1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini
b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada
saat proses persalinan
c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada
komplikasi
d. Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu
serta persiapkan bidan dengan memperhatikan teknik aseptik dan
antiseptik
2. Penyuluhan cara mengejan yang efektif
a. Jelaskan manfaat mengejan yang efektif
b. Ajarkan ibu cara mengejan yang efektif
c. Observasi cara mengejan ibu
3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri
a. Jelaskan penyebab nyeri
b. Ajarkan cara mengatasi nyeri
4. Pemenuhan nutrisi (asuhan sayang ibu)
a. Beri ibu makan jika lapar
b. Beri ibu minum jika haus
c. Beri ibu minuman manis sebagai penambah tenaga
d. Suruh ibu istirahat jika lelah
S : Ibu mengatakan perutnya mulas-mulas seperti ingin BAB, dan keluar air
dari kemaluannya.
O : Dilakukan PD pukul : 17.30 Wib dengan hasil
1. Vulva : tidak ada oedema dan
varises, pengeluaran berupa blood slym
2. Introitus vagina : rugea masih teraba, tidak ada
bisul/benjolan
3. Partio : lembut, pembukaan 4 cm
4. Serviks : tebal
5. Ketuban : Utuh/belum pecah (+)
6. Presentasi : UUK kiri depan/kepala
7. Penurunan : hodge II
8. DJJ : 140 x/menit
9. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
TTV : TD : 130/70 mmHg Nadi : 81 x/menit
RR : 21 x/menit Suhu : 37 0C
10. Tanda persalinan semakin tampak yaitu perineum
menonjol, vulva membuka dan ada tekanan pada anus.
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1A0 partu kala II, janin tunggal, hidup intrauteri,
plasenta kepala
Dasar :
Kontraksi uterus : 2 x dalam 10 menit lama 20-40 detik
Pembukaan lengkap, portio tidak teraba, ketuban (-), perineum
menonjol dan vulva membuka, DJJ : 140 x/menit
b. Potensial terjadi perpanjangan kala I fase laten
Dasar :
Ibu hamil anak pertama
Pembukaan 10 cm, perineum kaku, ketuban (-)
Fase laten berlangsung lebih dari 8 jam.
2. Masalah
Fase laten memanjang dan ibu cemas menghadapi, persalinannya
Dasar :
Ibu memasuki kala II persalinan
Ibu hamil anak pertama
3. Kebutuhan
Penyuluhan cara relaksasi
Pertolongan persalinan yang bersih, aman dan nyaman
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah masuk fase persalinan
2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga
ibu kontraksi uterus, pantau penurunan, presentasi kepala janin dan DJJ
setelah kontraksi dan vital sign.
3. Anjurkan dan ajarkan pada ibu mengejan pada saat his ada dan
relaksasi pada saat his menghilang
4. Observasi cara mengejan ibu
5. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan pada saat ibu
mengejan
6. Lakukan pertolongan persalinan, tolong kepala, bahu, badan,
kemudian bersihkan jalan napas
7. Periksa janin tunggal atau kembar
8. Observasi perdarahan pervaginam
9. Bayi lahir pukul : 22. 00 Wib
BB : 3.000 kg
Jenis kelamin : laki-laki
PB : 49 cm
Anus : (+)
APGAR score: 7
Bayi tidak menangis spontan
a. Lakukan asuhan BBL : letakkan bayi diperut ibu,
keringkan bayi, potong tali pusat, ganti dengan kain bersih
b. Segera lakukan resusitasi untuk membebaskan jalan
napas
c. Jika berhasil dan bayi menangis spontan hangatkan
kembali tubuh bayi dan berikan pada ibu untuk disusukan.
2. Masalah
Nyeri perut bagian bawah
Dasar :
Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
Plasenta belum lahir
Kontrkasi uterus baik
TFU 2 jari di bawah pusat
3. Kebutuhan
Manajemen aktif kala III
Pemenuhan nutrisi dan cairan
P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang berada pada kala III
persalinan
2. Lakukan pemeriksaan TTV
TD : 12/70 mmHg Pols : 80 x/menit
RR : 23 x/menit Suhu : 37 0C
3. Anjurkan dan ajarkan pada ibu mengejan pada saat his ada dan
relaksasi pada saat his menghilang
a. Pemberian oxitosin 10 IU
b. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus
4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati
a. Kotiledon dan selaput utuh
b. Panjang tali pusat : 20 cm
c. Lebar plasenta : 13 cm
d. Berat plasenta : 500 gr
e. Tebal plasenta : 2 cm
5. Setelah 15 detik lakukan masase fundus secara sirkuler dan
ajarkan pada ibu untuk melakukannya sendiri
6. Lakukan vulva hygiene pada ibu
7. Observasi perdarahan dan luka
A : 1. Diagnosa
a. Ibu P1Ao partus spontan pervaginam partus kala IV
Dasar :
Ibu partus spontan pervaginam pukul : 22.00 Wib
Plasenta lahir lengkap pukul : 22.30 Wib
Pengeluaran lochea rubra
TFU : 3 jari dibawah pusat
b. Potensi terjadi perdarahan pervaginam
Dasar :
Plasenta lahir pukul : 22.30 Wib
Perdarahan pervaginam berupa lochea rubra
1. Masalah
Gangguan rasa nyaman
Dasar :
Ibu mengatakan masih mules dan sedikit nyeri pada daerah genetalia
2. Kebutuhan
Personal hygiene ibu
Memberi rasa nyaman ibu
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan