Anda di halaman 1dari 40

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kala puerperium atau masa nifas merupakan masa yang berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan pada keadaan sebelum hamil.Untuk itu dalam masa tersebut perlu adanya
perawatan secara intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat menyusun Laporan Asuhan Kebidanan
1.2.2 Tujuan khusus
Diharapkan mahasiswa dapat melakukan :
 Pengkajian data
 Mengidentifikasi diagnose, masalah, kebutuhan
 Mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera
 Menyusun planning
 Melakukan evaluasi dari Asuhan yang diberikan
1.3 Sistematika penulisan
Adapun sistematika penulisan dari makalah ini adalah sbb :
- BAB 1 pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, dan sisitematika penulisan.
- BAB 2 tinjauan teori
Beriis tentang teori yang menunjang/ mengenai asuhan kebidanan pada masa nifas.
- BAB 3 konsep dasar asuhan kebidanan
Berisi tentang konsep dasar asuhan kebidanan pada masa nifas.
- BAB 4 Tinjauan kasus
Berisi tentang tinjauan kasus pada klien pada masa nifas meliputi pengkajian,
identifikasi diagnosa/ masalah, identifikasi diagnosa dan masalah potensial,
tindakan segera dan kolaborasi, planning, implementasi, dan evaluasi.
- Daftar pustaka.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti semula,seperti keadaan sebelum hamil dan
berlangsung kira- kira selama 6 minggu. ( Buku Acuhan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal 2002 : 122 )
31
Nifas adalah merupakan sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu.( Buku Obsestri Fisiologi
Universitas Padjajaran Bandung 1983 : 315)

Nifas adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ – organ kembali
seperti sebelum hamil. ( Bobak, dkk: 492)

Nifas adalah waktu keluarnya seluruh plasenta hingga menjadi kembali


kesaluran reproduksi sebelum hamil. ( Varney: 549)

Nifas (puerperium) periode waktu atau masa dimana organ reproduksi kembali
kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.
(Perawatan Maternitas Edisi 2 : 225)

Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya


kembali alat kandungan yang lainnya 4 minggu (Bagian dagin FK UNPAD, 1993, hal :
315)

Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu


yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan yang normal.
(Manuaba, 1998 : 190)

Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Sulaiman, 1983)

Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas ini sekitar 6-8 minggu
(Mochtar, Rustam, 1998

2.2 Periode Masa Nifas

Nifas dibagi dalam 3 periode :

1. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalis yang


lamanya 6 – 8 minggu.

32
3. Remote puerperium, waktui yang diperlkan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyaikomplikasi.
( Sinopsis Obstetri Jilid I : 115 )

2.3 Tujuan Asuhan Masa Nifas


a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
d) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
( Abdul Bari Saifuddin, 2006 : 122 )

2.4 Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas

 SISTEM REPRODUKSI

a. Uterus

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya


kembali seperti sebelum hamil :
Proses involusi uterus, sebagai berikut :
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
(Muchtar Rustam, 1998)

b. Lochia

33
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas.

Macam – macam Lochia :

1. Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium,
selama 2 hari post partum.

2. Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 –


7 post partum.

3. Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari
ke 7 – 14 post partum

4. Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu

5. Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau


busuk

6. Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya.

c. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,


ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6
minggu persalinan serviks menutup

d. Vulva dan Vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat


besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama
sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak
hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul
kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.

e. Perineum

34
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal
hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya
sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

f. Payudara

Perubahan pada payudara dapat meliputi :

1. Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormone


prolaktin setelah persalinan.

2. Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2
atau hari ke-3 setelah persalinan.

3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses


laktasi

 Sistem Perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam.kemungkinan


terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini
mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan.

Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam
sesidah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang
bersifat menahan air akan memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam
tempo 6 minggu.

 Sistem Gastrointestinal

Kerapkali diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali


normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak
tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum

35
melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum dapat menghalangi
keinginan ke belakang

 Sistem Kardiovaskuler

Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar


estrogen, volume darah kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah
merah dan hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.

Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang sangat besar


selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada normal.
Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penanganan
yang cermat dan penekanan pada ambulasi dini.
 Sistem Endokrin

1. Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam post partum.
Progesteron turun pada hari ke 3 post partum.

2. Kadar prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang

5. Sistem muskulosklebal

Ambulasi pada umumnya dimulai 4 – 8 jam post partum. Ambulasi dini sangat
membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.

 Sistem integumen

1. Penurunan melanin umumnya setelam persalinan menyebabkan


berkurangnya hyperpigmentasi kulit

2. Perubahan pembuluh darah yang tampak pada kulit karena kehamilan dan
akan menghilang pada saat estrogen menurun.

2.5 Perawatan Pasca Persalinan

1. Mobilisasi

36
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8
jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri
ubtuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2
diperbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung
pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

2. Diet

Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan


makanan yang mengandong protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan
buah-buahan.

3. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang


wanita mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila
kandungan kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
4. Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan
obat laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan
klisma.

5. Perawatan payudara (mamma)

Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :

1. Pembalutan mamma sampai tertekan.

2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan


parlodel

37
Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik
untuk kesehatan bayinya.

6. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah


terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mamma yaitu :

1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan


lemak bertambah.

2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum,


berwarna kuning putih susu.

3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-


vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang.


Maka timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang
akan merangsang air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin
menyebabkan mio-epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu
keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari pasca persalinan.

2.6 Adaptasi Psikologis

Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu primipara.
Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi
orang tua adalah :

* Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.

* Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.

* Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan. Periode ini
diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :

1. Talking In period

38
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu
makan meningkat.

2. Taking Hold Period

Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada


kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan
bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan
bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3. Letting Go Period

Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama


keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

2.7 Tanda Bahaya Pada Ibu Nifas


a. Perdarahan pervaginam yang luar biasa dan tiba-tiba bertambah banyak ( ganti
pembalut 2x dalam ½ jam ).
b. Pengeluaran dari vagina yang baunya membusuk.
c. Kepala sakit yang terus menerus, nyeri ulu hati atau pandangan kabur.
d. Pembengkakan di tangan atau wajah.
e. Demam, muntah, dan rasa sakit waktu BAK.
f. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, bengkak dan sakit.
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
h. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki.
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau dirinya
sendiri.
j. Merasa sangat sedih atau nafas cepat dan dangkal.

39
2.8 Frekuensi Kunjungan

Kunjungan Waktu Tujuan


Pertama 2 - 6 jam PP  Mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
 Mendeteksi dan mengawasi perdarahan
karena penyebab lain, rujuk bila perdaran
berlanjut.
 Mengajarkan pada ibu atau keluarga
mengenai cara mencegah perdarahan masa
nifas atau atonia uteri dengan cara masase
uterus dan observasi.
 Memberikan ASI sedini mungkin kurang
dari 30 menit.
 Membina hubungan antara ibu dengan bayi
baru lahir.
 Menjaga bayi agar tetap sehat dengan
mencegah hipotermia.
Kedua 6 hari PP  Memastikan involusi uterus berjalan
normal, uterus berkontraksi, fundus di
bawah umbilicus, tidak ada perdarahan dan
tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat yang cukup.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
40
 Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Ketiga 2 minggu  Sama seperti diatas (6 hari PP).
PP
Keempat 6 minggu  Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-
PP penyulit yang ibu dan bayi alami.
 Memberikan konseling tentang KB secara
dini.
 Memastikan bayi mendapatkan ASI yang
cukup.

( Abdul Bari Saifuddin, 2006 : 123-124 )

2.9 Tindakan Untuk Asuhan Masa Nifas Normal Pada Ibu


Tindakan Deskripsi dan Keterangan

 Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.


 Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
bagaimana kelainan dengan sabun dan air. Pastikan
bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar
vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali
Kebersihan Diri selesai buang air kecil atau besar.
 Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain
setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang
telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah
matahari atau diseterika.
 Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,
sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah luka.
Istirahat  Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
 Sarankan ia untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah
41
tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur.
 Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal :
 Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan.
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
 Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut
dan panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat
dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
 Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap
hari sangat membantu, seperti :
 Dengan tidur telentang dengan lengan di samping,
menarik otot perut selagi narik nafas, tahan nafas ke
dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan
Latihan
sampai 5. Rileks dan ulangi 10 kali.
 Untuk memperkuat tonus otot vagina ( latihan kegel )
 Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot,
pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan.
Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap
gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah 5 kali lebih banyak.
Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan
setiap gerakan sebanyak 30 kali.

Gizi Ibu menyusui harus :

 Mengkomsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.


 Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan
protein, mineral, dan vitamin yang cukup.
 Minum sedikitnya3 literair setiap hari ( anjurkan ibu
untuk minum setiap sekali menyusui ).
 Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
42
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
 Minum kapsul vitamin A ( 200.000 unit ) agar bisa
memberikan vitamin A kepada bayinya melalui
ASInya.
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering.
 Menggunakan BH yang menyokong payudara.
 Apabila puting susu lecet oleskan kolestrum atau ASI
yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai
menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting
susu yang tidak lecet.
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24
jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1
tablet setiap 4-6 jam.
 Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI,
Perawatan lakukan :
payudara  Pengompresan payudara dengan menggunakan kain
basah dan hangat selama 5 menit.
 Urut payudara dari arah pangkal menuju puting
atau gunakan sisir untuk mengurut payudara dengan
arah ”Z” menuju puting.
 Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan
payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
 Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak
dapat mengisap seluruh ASI keluarkan dengan
tangan.
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah
menyusui.
 Payudara dikeringkan.
Hubungan  Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
Perkawinan atau begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
rumah tangga satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu darah merah berhenti dan dia tidak merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan
43
hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
 Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu,
misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
Keluarga  Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya
Berencana 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan
harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun,
petugas kesehatan dapat membantu merencanakan
keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka
tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
 Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur
( ovulasi ) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selam
meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah
terjadinya kehamilan baru. Risiko cara ini ialah 2%
kehamilan.
 Meskipun beberapa metode KB mengandung risiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama
apabila ibu sudah haid lagi.
 Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut
sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu, yaitu :
 Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan
dan efektivitasnya.
 Kelebihan atau keuntungannya.
 kekurangannya.
 Efek samping.
 Bagaimana menggunakan metode itu.
 Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk
wanita pasca salin yang menyusui.
 Jika seorang ibu/pasangan telah memilih metode KB
tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi

44
dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang
ingin ditanyakan oleh ibu atau pasangan itu dan untuk
melihat apakah metode tersebut bekerja dengan baik.

( Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin, SpOG, MPH , 2006 : 127-129 )

BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA NIFAS


45
3.1 PENGKAJIAN

DATA SUBYEKTIF

1. Biodata

 Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari hari
 Umur dicatat dalam tahun sebaiknya juga ditanyakan tanggal lahir klien, umur
berguna untuk mengantisipasi pasti diagnosa masalah kesehatan dari tindakan
yang akan dilakukan
 Alamat perlu dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan mendesak
misalnya memerlukan bantuan keluarga, alamat juga memberikan petunjuk
keadaan lingkungan tempat tinggal klien
 Pekerjaan dicatat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien dan
juga pembiayaan
 Agama perlu dicatat karena hal tsb sangat berpengaruh dalam kehidupan termasuk
kesehatan. Disampinng itu memudahkan dalam melakukan pendekatan dan
melakukan asuhan kebidanan
 Pendidikan klien perlu ditanyakan untuk mengetahui intelektualnya tingkat
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang
 Status perkawinan ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan

2. Keluhan utama

Adalah keluhan yang dirasakan oleh klien yang menyebabkan adanya gangguan yang
perlu ditanyakan pada klien masa nifas :

 Bagaimana keadaan umum ibu, lemas, cukup, baik


 Apakah ibu merasa mules mules pada perutnya
 Bagaimana pengeluaran lochea
 Apakah ibu merasa sakit pada jahitan perineum
 Apakah ada masalah dengan proses laktasi

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Yang dikaji apakah klien mempunyai riwayat hipertensi sebelum hamil atau pernah
mengalami pre eklamsi pada kehamilan sebelumnya

4. Riwayat penyakit keluarga

46
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap klien maupun bayinya. Di dalam keluarga orang tua klien apakah
menderita HT atau penyakit lainnya seperti DM, jantung dan apakah ada keturunan
kembar

5. Riwayat obstetric

 Riwayat kehamilan persalinan, nifas yang lalu


Hal ini penting untuk mengetahui factor resiko pada persalinan berikutnya yang
perlu ditanyakan : kehamilan, penolong,apakah ada masalah / gangguan kesehatan
yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan seperti perdarahan, kelainan letak, juga
riwayat pre eklamsi. Selain itu ditanyakan pula tempat melahirkan ( spontan/
dengan tindakan ) begitu juga dengan kelahiran anak meliputi: BB, PB, jenis
kelamin, dan keadaan sekarang mati / hidup

6. Riwayat kehamilan dan persalinan sekaranng

Yang perlu dikaji : umur kehamilan, ANC, berapa kali, dimana,TT, keluhan, jenis
persalinan, penolong, riwayat persalinan

7. Riwayat nifas sekarang

Yang perlu dikaji UC, tinggi fundus uteri, pengeluaran lochea

8. Pola

 Pola nutrisi
Perlu ditanyakan bagaimana pemenuhan nutrisi selama di RS, apakah kllien
,menghabiskan porsi yang disajikan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan ibu
nifas, begitu juga dengan cairan yang diberiakn
 Pola eliminasi alvi dan urine
Apakah usai melahirkan sudah BAB, bagaimana konsistensinya, warna, bau, dan
kapan. Begitu juga dengan bagaimana dengan BAK nya berapa kali, apakah
mengalami kesulitan, sudah bias berangkat kekamar mandi sendiri
Dalam keadaan normal klien BAK secara spontan dalam 8 jam setelah
melahirkan, sedangkan BAB biasanya tertunda 2 sampai 3 hari setelah melahirkan
( William, 1997 : 228 )
 Pola aktifitas
Ditanyakan kemampuan aktifitas setelah melahirkan sejauh mana ibu melakukan
ambulasi dini, apakah mengalami hambatan atau kesulitan. Mobilisasi hendaknya
dilakukan secepatnya 24 jam setelah persalinan ibu dianjurkan melakukan senam
47
ringan ( menggerakkan kaki dan tangan , menarik nafas ) ( Cristian S Ibrahim,
1996 : 144 )
Demikian pula mereka dapat memulai latihan peregangan otot dasar pelvic dan
otot abdomen bila kekuatannya telah kembali ( Williams ,1995 : 291 )
 Pola istirahat dan tidur
Setelah melahirkan apakah klien dapat istirahat atau tidur sesuai kebutuhannya.
Berapa jam dalam sehari , dan apakah ada kesulitan sekama ibu melakukan
istirahat . kebutuhan istirahat dan tidur selama phase”taking hold “ dimana klien
ingin sekali menerima tanggung jawabnya sebagai ibu ( Reeder,Sharon J ,1997 :
678 ). Kebutuhan tidur ±8 jam pada malam hari dan 1jam pada siang hari ( Depkes
RI 1998: 90 )
 Pola kebersihan diri
Setelah melahirkan apakah dapat melaksanakan mandi sendiri di kamar mandi,
bagaimana kebersihan alat kelamin apakah dicuci dengan sabun, bagaimana
mmengenai pembalut, kapan ganti dan berapa kali. Begitu pula dengan kebersihan
payudara . hal ini diperhatikan untuk mencegah sumber infeksi dan memberi rasa
nyaman. Segera setelah klien cukup kuat/ sehat boleh mandi minimal kurang lebih
6 jam PP dan dilakukan 2x sehari , begitu juga dengan kebersihan vagina 2x sehari
maksimal tiap kali BAK dan BAB dan setiap perawatan. Kebersihan payudara
juga dilakukan minimal 2xsehari selama mandi ( William1995 : 432 )

DATA OBYEKTIF

1. KEADAAN UMUM

baik, cukup, jelek, ekspresi wajah : gembira,sedih atau kesakitan : kesadaran :


compos mentis

Vital sign : suhu tubuh sedikit meningkat tidak lebih dari 38°C , tekanan darah stabil
90/60-130/90 mmHg, nadi dalam batas normal 74-88 x/menit, brakikardi ( selama 6-
10 hari PP)

Konjungtiva merah, tidak pucat, tidak anemis.keadaan yang mencolok odema/


bengkak pada tungkai

2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS

Keadaan payudara ;

 Bentuk : membesar, simetris, lembek, tegang


48
 Putting susu : menonjol / runcing, areola mammae menghitam
 Pengeluaran : produksi ASI belum keluar ( hari ke 1 dan 2 PP ), kolostrum positif
pada hari bila dipijat. Tetapi pembengkakan ke 3 , proses laktasi dimulai

- Keadaan perut

TFU :
 Sesudah plasenta lahir uterus mennjadi kecildan TFU kira kira 1 jari dibawah
pusat
 Hari ke 1-2 : TFU 2 jari dibawah pusat
 Hari ke 3 : TFU 2-3 jari dibawah pusat
 Hari ke 4-5 : TFU pertengahan symfisis – pusat
 Hari ke 7 : TFU 2-3 jari diatas symfisis
 Hari ke 9 : TFU 1 jari diatas symfisis
 Hari ke 10-12 : TFU tidak teraba diluar

- Kontraksi uterus

Rasa sakit kadang kadang klien merasa perutnya mules pada saat uterus berkontraksi
saat kontraksi yang dialami terjadi 2-3 hari pertama PP

Posisi uterus : uterus terletak ditengah tengah tetapi kadang dapat naik / jatuh kekiri
dan kekanan, misalnya pada rectum atau kandung kemih yang penuh

- Pengeluaran pervaginam

 Warna lochea : hari ke 1-2 lochhea rubra warna merah


 Lochea sanguinolenta warna merah kekuningan
 7-14 hari lochea serosa warna kuning
 >14 hari lochea alba warna putih
 Banyak lochea setelah melahirkan pengeluaran seluruhnya 400-1200ml
 Bau lochea khas memiliki bau apek
 Keadaan perineum dan anus
 Luka episiotomy : terdapat laserasi perineum dan jahitan perineum
 Keadaan luka : bersih agak oedema
 Tanda rahang : diobservasi tiap 4 jam ( tanda nyeri, panas, bengkak,
kemerahan gangguan fungsi )
 Keadaan vulva : bersih, dan sedikit oedem
 Anus : beberapa klien mengalami nyeri hemoroid setelah melahirkan tapi
biasanya akan hilang dalam beberapa minggu bila pasen tidak mengalaminya
sebelum melahirkan( persis M H, 1997 : 288 )

3. Pemeriksaan penunjang
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan laborat, yang perlu
dilakukan dalam pemeriksaan laborat ini adalah pemeriksaan darah ( Hb )

49
Beberapa hari pertama setelak melahirkan terjadi fluktasi kadar Hb,
kemungkinannya karena kehilangan banyak darah. Dalam 1minggu volume
darah te;lah mendekati keadaan normal ( William 1995 ; 431 )

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA

Diagnose kebidanan adalah hasil analis dan perumusan maslah yang diputuskan oleh
seornag bidan sesuai teori dan masalah masalah yang ditegakkan adalah :

Diagnosa :

Post patum fisiologis hari ke 1-7 hari

Dasar :

- Melahirkan hari ke….

- Klien mengatakan perutnya sakit, mules, dan terasa keras

- Klien mengatakan telah melahirkan anak ke…

- Tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat

Masalah pada masa nifas

1. Nyeri pada jahitan perineum

Dasar : - klien meringis kesakitan bila berubah posisi

- Ada luka jahitan pada perineum

2. Nyeri rahim karena involusi

Dasar : - Klien mengatakan perut terasa mules, sakit, dan keras

- Adanya kontraksi uterus

3. Keterbatasan aktifitas

Dasar : - Klien mengatakan luka jahitan sakit bila dipakai duduk atau jalan

- Klien hanya tiduran dan duduknya miring

- Terdapat luka pada perineum

50
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur

Dasar : - klien mengatakan tudak dapat tidr dengan tenanng

- Ruangan banyak pasien yang lain atau baru

- Kebutuhan tidur < 9jam / 24 jam

5. Depresi post partum

Dasar :- rasa khawatiran karena perubahan tingkat hormone, tidak nyaman dan
syok postromatik

- Klien merasa sedih, kecewa. Menangis tanpa sebab yang jelas

3.3 DIAGNOSA POTENSIAL

1. Potensial terjadi bendungan ASI

Dasar : - klien kesakitan dan terasa panas pada payudaranya

- Payudara besar dan keras

- Klien tidak menyusui

2. Potensial yang terjadi infeksi

Dasar :- klien merasa lelah dan malas bergerak

- Luka jahitan belum sembuh

- membersihkan alat genetalia dengan cara yang tidak benar

3.4 KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

1) Potensial terjadi bendungan ASI

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan pada hari ke3 tidak terjadi bendungan
ASI

Kriteria hasil :
51
Tidak ada tanda bendungan ( bengkak, tegang, nyeri tekan )

Klien merasa nyaman

Rencana :

- Diskusikan tentang kemungkinan timbulnya bendunagn ASI

Rasional : Mengantisipasi adanya masalah bendungan ASI yang dapat


menimbulkan rasa tidak nyaman ditandai dengan payudara bengkak / tegang
dan nyeri tekan

- Sarankan agar klien tidak melakukan rangsangan pada payudara

Rasional : mencegah pengeluaran hormone yang merangsang produksi ASI

- Anjurkan klien menggunakan bra yang menyangga

Rasional : Memberi rasa nyaman

- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian lynoral

Rasional : Lynoral dapat menekan hormone prolaktin

2) Potensial terjadi infeksi nifas

Tujuan setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 2x24 jam tidak terjadi
infeksi

Kriteria Hasil :

Suhu tubuh normal :36-37°C

Tidak ada tanda tanda infeksi ( panas, bengkak, nyeri,kemerahan dan gangguan
fungsi )

Rencana :

- Anjurkan klien untuk menjaga hygien perorangan

Rasional : Infeksi nifas dapat terjadi karena kuman dan dapat berkembang pada
daerah yang tidak bersih terutama luka yang belum sembuh, sehinggga penting
menjaga kebersihan seluruh tubuh

52
- Lakukan tekhnik septic dan aseptic saat melakukan tindakan

perawatan kebidanan maupun tindakan medis.

Rasional ; Dengan tekhnik septik dan aseptik saat melakukan tindakan


perawatan diharapkan tidak terjadi infeksi pada masa nifas

- Cari sumber infeksi lain, missal infeksi saluran kemih

Rasional: Mempermudah dalam pemberian terappi

- Kolaborasi dengan dokter untk mendapatkan terapi

Rasional : Terapi yang adekuat mempercepat penyembuhan

3.5 PLANNING / INTERVENSI

Tahap ini merupakan langkah lanjutan dari dioagnosa kebidanan yang bertujuan unuk
membantu mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan klien. Perencanaan yang
tersusun merupakan pedoman untuk melaksanakan tindakan keperawatan kebidanan,
metode kemampuan berfikir analitik dan rasional ( Depkes RI ; 7 )

Adapun recana tindakan pada klien post partum dibuat berdasarkan diagnose dan
masalah yang timbul diagnosa

Post partum fisiologis hari ke…

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 6-7 hari tidak terjadi
komplikasinpada masa nifas

Kriteria hasil :

- Keadaan umum baik ( gejala kardial dalam tingkat normal )

- TD : 110/70 – 120/80 mmHg. N ; 76-100x/menit, S : 36-37,5°C, RR : 16-20 x/


menit

- Keadaan fundus uteri dan kontraksi uterus normal

- Hari ke 2 : 2 jari dibawah pusat, hari ke 3 ; 2-3 jari bawah pusat, hari ke 4-5 :
setengah pusat symfisis, hari ke 7 : 2-3 jari diatas symfisis
53
- Pengeluaran lochea normal : hari ke 1-2 :lochea rubra, hari ke 3-7 lochea
sanguinolenta

- Tidak ada timbul penyulit seperti : atonia uteri, perdarahan post partum,
bendungan ASI, retensio urine dan tidak ada infeksi nifas

- Rencana:

1. Observasi tanda tanda infeksi nifas dan gejala cardinal ( tensi, nadi, suhu,
respirasi )

Rasional

Infeksi nifas : (infeksi uka perineum, cervik, endometrium ) biasa terjadi dari
diri penolong sendiri atau dari pasien lain yang terinfeksi sehingga penting
dilakukan observasi gejala cardinal untuk deteksi dini terjadinya infeksi nifas

2. Observasi proses involusi : TFU, kontraksi uterus, lochea

Rasional : deteksi dini factor resiko yang mungkin terjadi seperti sub
involusi,HPP dan sebagainya

3. Observasi intake dan output dalam 24 jam

Rasional : mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh klien

4. Bantu melakukan mobilisasi dini secara bertahap sesuai kondisi klien

Rasional : mobilisasi dini akan memperbaiki dan merangsang peredaran darah


menjadilancar dan membuat klien merasa lebih sehat

5. Anjurkan untuk mengkonsumsi gizi seimbang pada masa nifas

Rasional: kecukupan gizi dan kalori akan mempercepat proses penyembuhan

Masalah :

1. Nyeri pada jahitan perineum

54
Tujuan : setelah mendapat asuhan kebidann dalam waktu 6- 7 hari rasa
nyeri hilang, luka jahitan sembuh

Kriteria hasil :

- Luka perineum sembuh :tidak ada nyeri, panas, bengkak, gangguan


fungsi, luka kering

- Klien dapat melakukan aktifitas sendiiri ; miring , duduk, jalan,

- Ekspresi wajah tidak kesakitan

- Klien mengatakan tidak nyeri

Rencana :

- observasi tanda tanda perineum

Rasional : luka jalan lahir setelah persalinan merupakan pintu masuk


kuman berkembang sehingga perlu dideteksi secara dini untuk
mencegah terjadinya infeksi

- Bantu ajarkan menjaga genetalia eksternal

Rasional : mencegah terjadinya infeki dari semua pengeluaran yang


menjadi sumber bakteri dan bau

- Kolaborasi dengan tim medis untuk mendapatkan terapi analgesic

Rasional : analgetik berfungsi untuk menguragi nyeri

2. Nyeri rahim karena involusi

Tujuan :setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 3x24 jam rasa nyeri
hilang

Kriteria hasil :

Nyeri perut hilang

Rencana :

- diskusikan dengan klien tentang rasa nyeri perut

55
Rasional : Nyeri perut merupkan hal yang fisiologis pada masa nifas
terjadi karena kontraksi rahim pada prosese involusi

- Bantu dan ajarkan klien menerapkan tekhik relaksasi dan distraksi

Rasional : dengan relaksaai otot otot akan menjadi kendor , sehingga


memberi rasa nyaman dan nyeri akan berkurang, tekhnik distraksi dapat
dilakukan dengan mendengarkan music atau membaca sehingga dapat
mengalihkan perhatian

3. Keterbatasan aktivitas karena jahitan perineum

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 24 jam klien dapat
melakukan aktivitas secara bertahap sesuai dengan kondisinya

Kriteria Hasil :

Klien dapat melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain

Rencana :

- Diskusikan dengan klien tentang pentingnya melakukan ambulasi dini

Rasional : Ambulasi dilakukan sedini mimgkin untuk mencegah


terjadinya sub involusi ditandai dengan adanya perdarahan yang
berkepanjangan, lochea urulenta, nyeri yang berlebihan, dan terjadi
intra uterin

- Beri contoh dalam melakukan ambulasi

Rasional : Dengan contoh contoh nyata akan dapat menuntun pola pikir
klien agar mudah melakukan ambulasi

4. Gangguan pemenuhan kekbutuhan tidur

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidan dalam waktu 23 jam klien merasa
nyaman dan bisa tidur

Kriteria Hasil :

Klien bisa tidur tenang, Klien tidak merasa terganggu dengan perubahan situasi
yang ada, lama tidur siang 1 jam dan tidur malam 8 jam.
56
Rencana ;

- Sarankan klien untuk beristirahat

Rasional : Dengan istirahat yangdcukup dapat menunjang proses


pemulihan sehingga klien merasa lebih kuat dan merasa lebih segar

- Ciptakan suasana tenang dan hindarkan dari keributan

Rasional : suasana tenang dan nyaman akan membuat klien rileks


sehingga dapat merangsang untuk tidur

5. Depresi post partum

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 3-4 hari rasa cemas
hilang

Kriteria hasil :

Nafsu makan baik, Istirahat cukup, Ekspresi wajah tidak sedih

Rencana :

- Observasi penyebab kecemasan

Rasional : Dengan mengetahui penyebab kecemasan dapat menentukan


tindakan selanjutnya

- Jelaskan pada klien pengaruh cemas terhadap kesembuahn klien

Rasional : Dengan mengetahui pengaruh cemas klien berusaha


mengatasinya

- Beri dukungan mental pada klien

Rasional : Dukungan mental dapat membantu agar klien tetap tegar


dalam menghadapi masalahnya

- Anjurkan pada suami dan keluarga untuk memberi dukungan moril


pada klien

57
Rasional ; Suami dan keluarga merupakan orang terdekat yang bisa
dipercaya untuk bisa memberi support dalam mengatasi masalah yang
ada.

3.6 IMPLEMENTASI

Langkah pelaksanaan dalam manajemmen kebidanan, dilaksanakan oleh bidan


berdasarrkan rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan dituntut
melakukan tindakan kebidanan mandiri, tetapi dalam pelaksaan penyelesaian
kasus klien sewaktu waktu juga harus melaksanakan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya antara lain dokter, perawat, ahli gizi, dan sebagainya

Pelaksanaan asuahan kebidanan selalu diupayakan dalam waktu singkat dan


seefektif mungkin, hemat dan berkualitas

3.7 EVALUASI

Langkah akhir dalam proses menejeman kebidanan adalah evaluasi. Evalusi


adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana . jadi tujuan evaluasi
dalam manajemen kebidanan adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
tindakan kebidanan yang dilakukan.alat untuk mengukur keberhasilan tindakan
kebidanan telah ditetapkan didalam rencana tindakan

Hasil evaluasi merupakan langkah awal dari langkah identifikasi dan analisa
selanjutnya bila diperlukan. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan
asuahan lebih lanjut bila diperlukan / sebagai bahan peninjauan terhadap langkah
langkah didalam proses manajeman kebidanan, sebelumnya oleh karena tindakan
yang dilakukan kurang berhasil.

58
BAB IV
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ” P ” P10001 POST PARTUM FISIOLOGIS


HARI KE 1 DI KLINIK MABARROT HASYIMIYAH
MANYAR GRESIK

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 06-01-2013 Jam : 06.30 WIB

1. Biodata
Istri
Nama : Ny. “P”
Umur : 25 tahun
Suku/ bamgsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Status pernikahan : sah ( menikah)
Alamat : Manyar Sidomukti

Suami
Nama : Tn “J”
Umur : 30 tahun
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang

59
2. Keluhan Utama :
Ibu mengatakan nyeri bahwa perutnya merasa mules.

3. Riwayat Keluhan Sekarang :


Ibu mengatakan merasa mules pada perutnya setelah melahirkan anak pertamanya hari
ini tanggal 6 Januari 2013, jam 03.17 WIB.

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas & Meneteki yang lalu :

L Meneteki/
Anak Umur Type Lama BB/ Umur Keadaan
No / Lama
Ke Hamil Pers Pers PB Sekarang Sekarang
P

4 jam 20 3600 /
1. I 9bln Spt B ♀ 1 hari Hidup
mnt 53
NIFAS INI

5. Riwayat Persalinan Sekarang


- Tanggal/ jam persalinan : 06-01-2013/ 03.17 WIB
- Tempat dan penolong persalinan : Klinik Mabarrot Hasyimiyah MWC NU
Manyar Gresik
- Type persalinan : Spt. B
- Lama Persalinan :
Kala I : ± 4 jam
Kala II : ± 15 mnt
Kala III : ± 5 mnt +
Jumlah : ± 4 jam 20mnt

Keadaan plasenta :
 Lahir jam/tanggal : 03.40 WIB / 06-01-2013
 Sisi maternal :
- Tebal : 2 cm
- Diameter : 18 cm
- Robekan : tidak ada
- Infark : tidak ada infark
- Kelengkapan kotiledon/ selaput mmebran : Lengkap
 Sisi fetal :
- Insersi : sentralis
- Panjang : 50 cm
- Simpul : tdk ada simpul tali pusat
60
- Jumlah arteri dan vena : 2 arteri dan 1 vena.
 Berat : ± 500 gr
 Robekan : Tidak ada robekan perineum
 Kelainan-kelainan : Tidak ada
 Jumlah Perdarahan : ± 150 cc
 Pengobatan yang diberikan : Oksitosin
 Penyulit Persalinan : Tidak ada penyulit persalinan

Keadaan Bayi :
 Jenis Kelamin : Perempuan
 BB/PB : 3600gr/ 53 cm
 Hidup/Mati : Hidup
 Apgar Score : 8-9
 Kelainan : Tidak ada

6. Riwayat nifas sekarang : Ibu mengatakan telah melahirkan seorang bayi


perempuan pada tanggal 6 Januari 2013 jam 03.17 WIB dengan proses persalinan
normal oleh Bidan dengan berat bayi 3600 gram dan panjang 53 cm, Dengan keluhan
mules pada perutnya.

7. Kebutuhan sehari- hari :

No. Pola Selama Hamil Selama Nifas

1. Nutrisi makan 3x / hari, dengan Ibu mengatakan setelah


porsi sedang menu nasi, persalinan maka 1x dengan
ikan, dan sedikit sayur, menu yg disajikan di RB.
serta minum air putih 6- Budi Mulya dan minum air
7 gelas air putih/ hari dan putih ±4-5 gelas dan teh
kadang minum susu 2 manis 2 gelas.
x/hr.
2. Eliminasi BAK 7-8x / hari, warna BAK 3X dengan konsistensi
kuning jernih, dan tidak encer, bau khas, warna
ada rasa nyeri pada saat kuning jernih. Belum BAB
BAK. BAB 1x , lancar,
konsistensi lunak, bau
khas, dan tidak ada nyeri
saat BAB

61
3. Kebutuhan Ibu mengatakan jarang Tidur ± 2 jam setelah
tidur dan tidur siang, tidur malam persalinan, dg kualitas tidur
istirahat ±7-8 jam, tapi kadang terganggu karena mules pad
terbangun karena sering perutnya.
kencing
4. Aktivitas mengerjakan tugas Ibu mengatakan sudah bisa
rumah seperti biasa : miring kiri dan miring
menyapu, megepel, kanan, bisa berjalan ke
mencuci, dan memasak kamar mandi dg bantuan,
dan kadang membantu dan menggendong bayinya
suami menjaga di daam kamar.
dagangannya.
5. Personal mandi 3 x/hari, sikat gigi Ibu mengatakan ganti baju
Higiene 2x /hari, mencuci rambut setelah selesai persalinan
3 x/minggu, mengganti dan belum mandi.
baju 2-3x/hari dan
mengganti pembalut
2x/hari.

8. Ambulansi dini :
Ibu mengatakan bisa miring kanan dan miring kiri, bisa duduk dan berjlan meski hanya
di dalam kamarnya.
9. Data Psikososial : masa taking in ( masa penyesuain terhadap dirinya sendiri )
a. Komunikasi Non Verbal
Ibu terlihat meringis kesakitan bila berubah posisi dan bila berusah untuk
bergerak.
b. Komunikasi Verbal
a. Ibu mengatakan anak yang dilahirkan sekarang direncanakan alasannya
karena kelahirin anak ini sangat diharapkan oleh keluarga
b. Ibu mengatakan suami dan keluarga menerima kelahiran anak yang
sekarang
c. Ibu mengatakan akan merawat bayinya bersama suami.
d. Ibu mengatakan tinggal bersama suami
e. Ibu mengatakan akan berencana memberikan ASI eksklusif
Kapan mulai : Segera setelah ASI keluar dan keadaan pulih
Berapa Lama : 6 bulan ASI ekslusif dan 2 tahun PASI

10. Pengetahuan dan Kemampuan Ibu tentang :


10.1 Perawatan tali pusat : Ibu mengatakan mengetahui tentang cara
perawatan tali pusat.
10.2 Memandikan bayi : Ibu mengatakan mengetahui cara memandikan bayi
62
10.3 Perawatan buah dada : Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang
perawatan buah dada.
10.4 Cara meneteki bayi yang benar : Ibu mengatakan tidak mengetahui
tentang cara meneteki bayi yang benar.
10.5 Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan : Ibu mengatakan tidak
mengetahui tentang kapan hubungan suami istri boleh dilakukan.
10.6 Kapan melaksanakan pemeriksaan ulang : Ibu mengatakan tidak
mengetahui tentang kapan melaksanakan pemeriksaan ulang.
10.7 Kapan boleh hamil lagi : Ibu mengatakan tidak mengetahui kapan
boleh hamil lagi.
10.8 Tanda bahaya nifas : Ibu mengatakan tidak mengetahui tanda bahaya
nifas.
10.9 Kapan menghubungi bidan bila ada tanda bahaya nifas : Ibu
mengatakan tidak mengetahui kapan menghubungi bidan bila ada tanda
bahaya nifas.
10.10 Nutrisi : Ibu mengatakan tidak mengetahui kebutuhan nutrisi pada masa
nifas.
10.11 Senam nifas : Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang senam nifas.
10.12 Sibling : Ibu mengatakan tidak mengetahui peran sibling.
10.13 Personal Hygiene : Ibu mengatakan tidak mengetahui personal hygiene
10.14 Mobilisasi : Ibu mengatakan tidak mengetahui tentang mobilisasi.
10.15 Obat-obatan & vitamin : Ibu mengatakan tidak mengetahui obat obatan
dan vitamin yang harus dikonsumsi pada masa nifas

11. Pemeriksaan Fisik :


a. Umum
Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tensi : 11/080 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 37 °C
 Pernapasan : 18 x/mnt
b. Khusus
Inspeksi
a. Mata
Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran, palpebra tidak oedema, tidak ada
luka, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, tidak ada bintik bitot, tidak ada
ganggan penglihatan.
b. Rambut
Bersih, lebat, rambut hitam panjang, tidak ada ketombe, tidak rontok.
c. Kepala
Bersih, tidak ada lesi.

d. Hidung
Bentuk simetris, bersih, tidak ada PCH, tidak ada polip, tidak ada sekret.
63
e. Mulut
Bersih, mukosa bibir lembab, tidak bau mulut, tidak ada stomatitis, tidak
ada gigi pasangan, tidak ada epulis, gigi lengkap, lidah bersih, tidak ada
pembesaran dan peradangan tonsil.
f. Telinga
Bersih, simetris, tidak ada gangguan pendengaran, tidak ada serumen yang
berlebih.
g. Dada
Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada pernafasan cepat,
tidak ada luka bekas operasi.
h. Payudara
Bentuk simetris, puting susu menonjol, ada pembesaran kelenjar
mongomery, terdapat hiperpigmentasi areola mamae, kolostrum belum
keluar.
i. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Keadaan : baik
Konsistensi : keras ( baik )
j. Genetalia eksterna
Keadaan vulva : bersih, tidak ada oedema, luka jahitan masih basah.
Lokea : - Warna : merah kehitaman (rubra)
- Bau : anyir
- Jumlah : satu pembalut (±50 cc)
- Konsistensi : encer, ada stosel.
Tidak ada tanda-tanda infeksi,
- Perineum : ruptur
- Episiotomi : tidak ada
- Hemoroid : tidak ada
k. Ekstremitas atas dan bawah
Simetris, tidak oedema, tidak ada varises, pergerakan aktif.

Palpasi
a. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis
maupun pembesaran kelenjar limfe.
b. Payudara
Ada penegangan pada payyudara, belum ada peneluaran kolostrum, tidak
ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan.
c. Abdomen
Kontraksi : keras
TFU : 2 jari dibawah pusat.

64
Auskultasi
Tidak ada whezzing, denyut jantung teratur.

Perkusi
Refleks patella ka/ki : +/+
Tidak ada meteorismus

II. DIAGNOSA
- Diagnosa : P10001 Post partum fisiologis Hari ke 1
- Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada hari ini tanggal 6
januari 2013 jam 03.17 WIB dengan jenis kelamin perempuan.
- Do :
- k/u : cukup
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Pengeluaran lochea : rubra
- Adanya kontraksi uterus

- Masalah : perut terasa mules karena adanya proses involusi uterus.

III.DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada.

IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA


Tidak ada

V. PERENCANAAN/INTERVENSI
Tujuan Jangka Pendek :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit diharapkan ibu mau
bersikap kooperatif dan mengerti tentang penjelasan dari Bidan.

kriteria Hasil :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama ±30 menit ibu mengerti dan mampu
menjelaskan kembali penjelasan dari bidan.
Tujuan Jangka Panjang :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x24 jam diharapkan ibu mengerti
bahwa keadaannya sekarang adalah normal.
Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama 1x24 jam ekspresi wajah relaks,
kecemasan ibu berkurang terhadap keadaannya sekarang dan ibu mengatakan nyeri
berkurang.

Rencana Tindakan :
Tanggal : 06-01-2013 Jam : 06.40
WIB

65
- Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/ dengan mencuci tangan dapat mencegah terjadinya infeksi.
- Lakukan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus, dan jumlah perdarahan.
R/ dengan melakukan observasi dapat memenatau keadaan ibu secara konsisten
dan menilai jumlah perdarahan sehingga bila terjadi keabnormalan bisa
langsung ditangani serta deteksi dini adanya komplikasi pada masa nifas.
- Observasi tanda- tanda bahaya nifas dan gejala kardinal.
R/ dengan melakukan observasi tanda-tanda bahaya nifas dan gejala
kardinaldapat menjegah terjadinya infeksi.
- Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga
R/ dengan memberikan penjelasan tentang keadaan klien pada klien dan
keluarga ibu dan keluarga bisa mengetahui tentang keadaannya dan
perkembangan keadaannya.
- Observasi intake dan output, minum air senelum meneteki
R/ apat mengetahui keseimbaairan dan nutrisi pasien.
- Beritahu tentang pentingnya melakukan ambulansi dini
R/ dengna memberitahu ibu tentang pentingnya melakukan ambulansi dini, ibu
tidak takut lagi untuk melakukan ambulansi dini untuk mencegah terjadinya
sub involusi.
- Beri tahu ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas.
R/ dengan memberikan penjelasan mengenai masa nifas, tingkat pengetahuan
ibu bertambah dan dapat mengurangi mengurangi rasa khawatir/ cemas pada
ibu dalam masa nifas.

- Memberikan HE tentang perawatan payudara


R/ dengan memberikan HE tentang perawatan payudara dapat menghindarkan
ibu dari komplikasi pada masa laktasi
- Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang
R/ dengan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi sembang dapat
mempercepat proses penyembuhan luka perineum
- Beriakan HE tentang perawatan diri dan vulva higyene
R/ dengan memberikan HE tentang perawatan diri dan kebersihan vulva dapat
memberikan rasa nyaman serta dapat mencegah infeksi.
- Ajari ibu untuk meneteki yg benar.
R/ dengan mengajari ibu untuk meneteki yg benar, dapat mencegah terjadinya
bendungan ASI.

66
VI. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Tanggal : 03-01-2013 Jam : 06.45
WIB
- Mencuci tangan dengan tekhnik 7 langkah dan membilas dengan air
mengalir dan membersihkannya dengan handuk bersih.
- Melakukan observasi TTV, TFU dan observasi luka jahitan.
k/u : cukup
TD : 110/80 mmHg
S/N : 377̊C/ 80 x/mnt
Rr : 20 x/mnt
Kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat, tidak ada
perdarahan pada luka jahitan, pengeluaran lokea rubra,
- Melakukan observasi tanda – tanda bahaya nifas.
- Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga.
- Memberitahu ibu tentang pentingnya melakukan ambulansi dini :
manfaat mobilisasi dini adalah memperlancar pengeluaran lokea,
mengurangi infeksi perineum, mempercepat terjadinya infolusi uterus,
dan melancarkan peredaran darah. Mobilisasi dini bisa dilakukan
miring kanan dan miring kiri.
- Memberitahu ibu tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas : pengeluaran lokea 1-2 hari berwarna merah kehitaman, dan
pada perubahan psikologis kadang ibu merasa cemas pada 1-3 hari
stelah melahirkan. Kembailnya lat-alat kandungan pada keaaan
sebelum hamil adalah ± 6 minggu.
- Memberikan HE tentang perawatan payudara dengan mengajarkan ibu
cara membersihkan payudara dan tekhnik Z untuk memperlancar ASI,
agar tidak terjadi bendungan ASI dan Ibu dapat merawat payudaranya
sendiiri, tidak terjadi bendungan ASI, dan ASI keluar dengan lancar.
- Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang. Dengan nutrisi
yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
mempengaruhi susunan air susu. Pada masa nifas ibu membutuhkan
tambahan kalori sekitar 500 kalori tiap hari. Ibu nifas juga dianjurkan
untuk tidak tarak makan dan menghindari makanan yang berbumbu
merangsang.minum sedikitnya 3 liter setiap hari, dan mengkonsumsi
pil zat besi untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari setelah
persalinan. Dianjurkanjuga untuk mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung serat seperti sayur dan buah.

67
- Memberikan HE tentang perawatan diri dan kebersihan vulva dengan
cara :
1. Membersihkan daerah kelamin dan memberitahu untuk menganti
pembalut segera setelah penuh atau setiap 4 jam sekali.
2. Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan
sabun dan air dari depan kebelakang kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Menganjurkan ibu untuk membersihkan vukva setiap
selesai buang air kecil atau besar.
3. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
- Mengajarkan pada ibu cara meneteki yg benar, yaitu dengan cara areola
dan puting susu ibu masuk kedalam milut bayi.

VII.EVALUASI

Tanggal : 06-01- 2010 Jam : 07.00 WIB


S : Ibu mengatakan setelah mendapatkan asuhan kebidanan selama ± 30 menit,
ibu mau bersikap kooperatif dan paham atas penjelasan dari bidan dan
mampu mengulang kembali penjelasan dari bidan.
O : ekspresi wajah relaks ( tidak meringis ), Ibu menganggukan kepala tanda
mengerti penjelasan dari bidan dan mampu mengulang kembali penjelasan
dari bidan.
A : P10001 nifas fisiologis hari ke 1
P : Lanjutkan observasi TTV, TFU, kontraksi uterus dan keadaan luka jahitan.

Tanggal : 07-01-2010 Jam : 03.00 WIB

S : Ibu mengatakan rasa mules pada perutnya berkurang.


O : - Ekspresi wajah relaks
- K/U : Baik
- TD : 110/80 mmHg
- S/N : 377̊C/ 80 x/mnt
- Kontraksi uterus : Baik
- Kolostrum :+
- TFU : 2 jari dibawah pusat
- Lokea : rubra ( warna meraah kehitaman )
- Keadaan jahitan : bersih, masih basah
A : P10001 post partum fisiologis hari ke 2
P : - Berikan HE tentang :
o Perawatan tali pusat

68
o Cara memandikan bayi
o Cara meneteki yang benar
o Kapan hubungan suami istri boleh dilakukan
o Tanda bahaya nifas
o Senam nifas
o Peran sibling
o Tanda- tanda bahaya nifas
o Kapan boleh hamil lagi
o Follow up 1 minggu lagi/ bila ada komplikasi atau tanda bahaya
nifas.

BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Selama asuhan kebidanan pada ibu nifas penulis dapat menerapkan teori pada kasus
nyata. Keberhasilan asuhan kebidanan pada ibu pada masa nifas didukung antara petugas
kesehatan maupun keluarga.

Secara umum kesimpulan dari asuhan yang diberikan adalah :

 Pengkajian terhadap ibu nifas fisiologis dapat dikaji dengan baik karena adanya
kepercayaan keluarga klien kepada petugas/ bidan.

 Identifikasi dan menetukan diagnosa / masalah dapat dilakukan karena adanya data
obyektif.

 Tida ada masalah potensial yang ditemukan.

 Identifikasi kebutuhan segera.

 Rencana asuhan disusun berpedoman pada teori yang ada.

 Implementasi , dapat dilakukan dengan rencana berdasarkan diagnosa dan masalah


yang diketahui pada ibu nifas fisiologis.

 Evaluasi, setelah dilakukan asuhan kebidanan didapatkan keadaan umum yang baik,
TTV dalam batas normal, tidak ada kelainan, pemeriksaan fisik dalam batas normal.
69
4.2 Saran

4.2.1 Bagi Petugas Kesehatan

- Meningkatkan pengetahuan tentang hal-hal yyang berhubungan dengan kebidanan


khususnya asuhan pada ibu nifas fisiologis.
- Meningkatkan keterampilan sehingga lebih terampil dalam memberikan asuhan /
pelayanan, khususnya pada ibu pada masa nifas.
- Meningkatkan dan menjaga sikap yang baik di dalam setiap memberikan pelayanan.

4.2.2 Bagi Keluaraga

- Melakukan perawatan pada masa nifas sendiri.


- Segera pergi ke tenaga kesehatan apabila diketahui ada tanda- tanda bahaya pada masa
nifas.
- Menyarankan ibu untuk bisa melakukan perawatan payudara.

DAFTAR PUSTAKA

- Saifuddin, Abdul Bari.2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo

- Huliana, Mellyna.2003. Perawatan Ibu pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa Swaraga

- Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.Yogyakarta : Mitra cendekia

- Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

- Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

70

Anda mungkin juga menyukai