STRATEGIS PENDIDIKAN
STIKES HUSADA
JOMBANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk
memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah
proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada anak-anak agar
menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap
bangsa yang sedang membangun. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan suatu
keharusan untuk selalu dilaksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya dilaksanakan antara lain
penyempurnaan kurikulum, peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran,
perbaikan sarana-sarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia Indonesia seutuhnya.
ISI
Visi merupakan gambaran masa depan yang ideal yang dibentuk anggota organisasi.
Pernyataan tersebut menunjukkan kemana arah tujuan pendidikan dibawa dan seperti apa
keadaaan yang diinginkan. Visi yang dilengkapi dengan penunjuk waktu akan lebih efektif
bagi organisasi melakukan perubahan-perubahan dalam memberdayakan organisasi.
Misi merupakan rumusan umum mengenai tindakan yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan misi. Misi yang jelas akan sangat membantu pencapaian hasil yang efektif,
bermutu, akuntabel, dan mampu memberikan kepuasan masyarakat, termasuk didalamnya
efisiensi penggunaan anggaran.
Nilai menjelaskan bagaimana cara kita melakukan tugas masing-masing untuk mencapai misi
organisasi. Terdapat beberapa makna nilai bagi organisasi, yaitu togetherness, empathy, assit,
maturity, willingness, organizational, respect, kindness, integrity, innovative, flexibility,
wisdom, ethies, responsibility, creativity, discipline, dan sense of belonging.
Mengaitkan kajian dengan visi, misi dan yang langsung dengan tugas pokok dan
fungsi organisasi
Menginventarisasi perkiraan masalah yang mungkin timbul dalam melaksanakan misi
organisasi
Menganalisis masalah-masalah yang ada dengan menggunakan pendekatan isu strateji
krisis (critical strategy issue), yaitu dengan menghitung bobot dampak masalah yang
telah diidentifikasi (ringan, sedang dan berat) dan selanjutnya dianalisis
kepentingannya untuk penentuan faktor kunci keberhasilan.
Tujuan mengandung usaha untuk melaksanakan tindakan atau rumusan mengenai apa
yang diinginkan pada kurun waktu tertentu. Tujuan harus menegaskan mengenai
sesuatu secara SMART (specific, measurable, attainable, realistic, and time
bounding) atau (khusus, dapat diukur, dapat diwujudkan, realistis, dan berjangka
waktu tertentu).
Sasaran organisasi adalah rumusan spesifik mengenai apa yang diinginkan pada kurun
waktu tertentu. Sasaran merupakan focus tindakan, di samping hal-hal yang bersifat
spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat diwujudkan, juga harus dapat menyatakan
alokasi anggaran dan sumber-sumber yang akan mendukung pelaksanaannya. Sasaran
dilaksanakan dalam jangka pendek, untuk selanjutnya keberhasilan organisasi diukur
dengan menyesuaikan tujuan jangka panjang dengan critical strategy issue.
Strategi organisasi merupakan suatu persyaratan mengenai arah dan tindakan yang
diinginkan pada waktu yang akan datag mencakup langkah-langkah berisikan
program-program indikatif dan tindakan-tindakan manajemen untuk mewujudkan visi
dan misi.
Program adalah instrument kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan.
Kegiatan adalah satuan aktivitas yang dilaksanakan untuk mengimplementasikan
program. Satuan kegiatan menjadi alokasi untuk Rencana Analisis Biaya (RAB).
6. Evaluasi kinerja
Dapat berupa pemantauan dan evaluasi yang memberikan umpan balik terhadap
keberlangsungan atau masa depan rencana.
Perencanaan pendidikan dibuat dengan mengacu pada kebijakan pendidikan yang telah
ditetapkan. Perencanaan pendidikan adalah proses penyusunan gambaran kegiatan
pendidikan di masa depan dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan. Dalam rangka membuat perencanaan pendidikan tersebut, perencana
melakukan proses identifikasi, mengumpulkan, dan menganalisis data-data internal dan
eksternal (esensial dan kritis) untuk memperoleh informasi terkini dan yang bermanfaat bagi
penyiapan dan pelaksanaan rencana jangka panjang dan pendek dalam rangka untuk
merealisasikan atau mencapai tujuan pendidikan kabupaten/kota.
Perencanaan pendidikan penting untuk memberi arah dan bimbingan pada para pelaku
pendidikan dalam rangka menuju perubahan atau tujuan yang lebih baik (peningkatan,
pengembangan) dengan resiko yang kecil dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
Tanpa perencanaan pendidikan yang baik akan menyebabkan ketidakjelasan tujuan yang akan
dicapai, resiko besar dan ketidakpastian dalam menyelenggarakan semua kegiatan
pendidikan. Dengan kemampuan perencanaan pendidikan yang baik di daerah, oleh
karenanya, diharapkan akan dapat mengurangi kemungkinan timbulnya permasalahan yang
serius sebagai dampak dari diberlakukannya otonomi pendidikan itu di tingkat daerah
kabupaten/ kota.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya pewarisan nilai, yang akan jadi
penolong dan penuntun umat manusia dalam menjalani kehidupan, sekaligus untuk
memperbaiki nasib dan peradaban umat manusia. Secara ekstrim dapat dikatakan, bahwa
maju mundurnya atau baik buruknya peradaban suatu bangsa ditentukan oleh bagaimana
pendidikan yang dijalanani oleh bangsa tersebut.
Perencanaan Pendidikan
Dari berbagai pendapat atau definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen,
antara lain :
b. Beeby, C.E.
Perencanaan Pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, social, dan politik
untuk mengembangkan potensi system pendidikan nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa
dan anak didik yang dilayani oleh system tersebut.
Secara konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara,
sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini terdapat banyak
komponen yang ikut memproses di dalamnya. Adapun komponen-komponen yang ikut serta
dalam proses ini adalah :
Dari beberapa rumusan tentang perencanaan pendidikan tadi dapat dimaklumi bahwa
masalah yang menonjol adalah suatu proses untuk menyiapkan suatu konsep keputusan yang
akan dilaksanakan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan pendidikan dalam
pelaksanaan tidak dapat diukur dan dinilai secara cepat, tapi memerlukan waktu yang cukup
lama, khususnya dalam kegiatan atau bidang pendidikan yang bersifat kualitatif, apalagi dari
sudut kepentingan nasional.
Agar perencanaan pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka harus sesuai dengan
langkah-langkah berikut:
a. Suatu sistem pendidikan hanya dapat direncanakan dengan baik dan rencananya
itu hanya dapat di implementasikandengan baik apabila merekayang mempunyai
tanggungjawab atas berbagai bagian dalam sistem itu merupakan perencana yang baik, dan
hanya apabila masing-masingperencana itu memungkinkan perencanaan bagian saling jalin
menjalindan diintegrasikanmenjadi suatu kesatuanyang kompak dan selaras yang tertuju
kepada tercapainya tujuan dari keseluruhan sistem itu.
a. Tiga macam cara pendekatan yang telah disebut (sosial demand, man power, dan cost
benefit) harus disintesiskan menjadi suatu pendekatan utuh dan selaras.
b. Berbagai metodologi yang diperlukan oleh pendekatan yang telah disistesiskan itu perlu
disempurnakan dan dikembangkan lebih lanjut.
e. Pengaturan organisasi dan administrasi, pola sikap dan tingkah laku perlu diubah secara
radikalagar memungkinkan pelaksanaan perencanaan secara efektif.
a. Perumusan tujuan :
c. memberi dasar untuk membandingkan alternatif dari berbagai cara mencapai tujuan proses
belajar yang khusus, dengan demikian berguna untuk menentukan manakah dari berbagai
cara itu yang paling efisien. Untuk evaluasi itu diperlukanberbagai alat diagnostik yang
diperlukan untuk menilai pelaksanaan kegiatan, mencari kemungkinan
penyempurnaannya.
e. Gaya dan tindakan menejemen yang baru: untuk itu adanya operationsresearch,
programme budgeting,cost analisys, cost effectiveness testing, dan cost benefit analisys.
Menurut Direktorat Pendidikan Dasar dalam Bafadal (1999:29), setidaknya ada lima
komponen yang menentukan mutu pendidikan, antara lain adalah:
3. Buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai.
2. Perencanaan meso
Kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan kedalam
program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan sudah lebih bersifat
operasional disesuaikan dengan depertem,en dan unit-unit
3. Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan merupakan
penjabran dari perencanaan tingkat mesokhususan dari lembaga mendpatkan perhatian,
namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro
ataupun meso.
Menurut Tingkatannya
1. Perencanaan Strategic
Perencanaan strategic disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut
R.G. Muurdick diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkantercapai pada
masa depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
1. Ruang lingkup
2. Hasil persaingan
3. Target
4. Penataan sumber-sumber
Perencanaan strategic digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang lebih
“general” disamping adanya beberapa jenis perencanaan lain yang disebut stainer. Pengertian
perencanaan strategic yaitu proses pendayagunaan sumber-sumber dan strategi yang
mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain tujuan .
Hal tersebut bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang akan datang
dengan mempertimbangkan berbagai kompleks dalam suatu system. Berdasarkan hal diatas,
metode penelaah dan pemecahan masalah didasarkan atas kerangka ini mempunyai ciri-ciri,
sebagai berikut:
1. Sistematik dan sistemik
2. Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
3. Mempunyai tujuan menyeluruh
4. Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
5. Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan program
pengembangan.
6. Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
7. Berlandaskan kebijakan
8. Memperhitungkan norma dan kaidah
9. Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi umpan balik.
2. Perencanaan Koordinatif
Perencanaan koordinatif ditunjukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini
mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu system yang meminta di taatinya
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkanpada tingkat perencanaan strategic.
Sedangkan ada pendapat lain yang menyimpulkan yang hampir sama dengan pengertian
diatas yaitu menurut dalam buku system informasi manajemen dan perencanaan
pembangunan pendidikan yang disusun Idocdi Anwar, dkk yang dikutip dari H. Ozbehkan
(D. Cleland & W.R king. 1975, Hal, 31) mengemukaka tiga jenis perencanaan, yaitu: “polici
planning. Strategic planning dan operational planning.
1. Perencanaan strategis berbagai upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi dimasa
yang akan datang yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi
2. Perencanaan taktis adalah sebagai upaya dalam mempersiapkan berbagai desisi untuk
kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam mengalokasi berbagai sumber yang
diperlukan dalam pencapaian tujuan
3. Perencanaan teknis adalah proses upaya untuk mempersiapkanberbagai desisi untuk
dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan tugas-tugas
yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah pasti (target-target)
1. Visi , Misi dan Nilai: Bidang apa yang kita Geluti; kemana arah institusi ini; apa fungsi-
fungsi utama; apa prinsipprinsip yang harus dipegang.
2. Identifikasi Pelanggan& Kebutuhannya: Siapa pelanggan2 kita dan apa yang mereka
butuhkan dan harapkan
3.Analisa SWOT + FPK: Kita harus mampu lebih baik dalam hal apa saja
4. Rencana PerguruanTinggi: Bagaimana kita akan meraih sukses
5. Kebijakan Mutu danRencana Mutu: Bagaimana kita akan menyajikan mutu
6. Biaya Mutu: Apa dan berapa biaya dan pengorbanan yang diperlukan
7. Evaluasi dan Umpan balik: Bagaimana kita tahu kalau kita sukses
M I S I adalah pernyataan yang berkaitan erat dengan Visi,dan memberi arah yang
jelas apa yang akan ditempuh pada masa kini dan yang akan datang.Pernyataan tentang misi
ini membuat suatu institusi berbeda dengan yang lain. Misi harus dapat dijabarkan menjadi
tindakan-tindakan dengan memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada bagi institusinya.
Bila misi ini didukung oleh adanya strategi mutu jangka panjang, maka tidak perlu
khawatir misi tidak akan dapat dilaksanakan.
Kriteria untuk menyusun pernyataan misi :
1. Mudah dihafal
2. Mudah dikomunikasikan
3. Sifat bidang garapan jelas
4. Ada komitmen pada mutu
5. Mengandung maksud jangka-panjang
6. Memfokuskan pada pelanggan
7. Harus fleksibel
BAB 3
Penutup
Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan upaya peningkatan mutu
pendidiknya dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak akan
memenuhi sasaran yang diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan butuh pendidik dan
tenaga kependidikannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://forumsejawat.wordpress.com/2011/02/01/perencanaan-pendidikan-2/
http://pandu32.com/wp-content/docs/modul-perencanaan-pendidikan.pdf