Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN POST PARTUM

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Stase Maternitas

Program Profesi Ners

Disusun Oleh :

NI NYOMAN YENI PUSPITASARI

NIM : 20317101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) Yatsi Tangerang

TAHUN 2021
A. Definisi
Pesalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan letak/presentasi belakang
kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri, tanpa alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir
(Prawirohardjo, 2012).
Kemudian lebih diperjelas lagi oleh (Abdul Bari Saifuddin,2012) yang
menyatakan bahwa persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan
aterm (bukan premature atau post matur) mempunyai anset yang spontan (tidak
diinduksi) selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan
partus presipitatus atau partus lama), mempunyai janin tunggal dengan presentasi
vertex (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksananya tanpa
bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat) dan
mencakup kelahiran plasenta normal.
Masa nifas adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika
alatalat reproduksi tengah kembali kepada kondisi normal (Weller, 2015). Masa nifas
(puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
(Rustam Mochtar2018).
B. Tanda Dan Gejala
Seorang wanita diduga mengalami abortus apabila dalam masa reproduksi mengeluh
tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid yang terlambat, juga sering
terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah (Mitayani,2013:23).
Setelah dilakukan pemeriksaan ginekologi di dapatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam, ada/tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium/tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah
teertutup, ada/tidak jaringan yang keluar dari ostium, ada/tidak jaringan yang
berbau busuk dari ostium.
3. Colok vagina : posio masih terbuka/sudah tertutup, teraba/tidak jaringan pada
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyangkan, tidak nyeri pada perabaan adneksia, kavum douglasi tidak
menonjol dan tidak nyeri.
C. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi (Hafifah, 2013).
1. Teori penurunan hormone 1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi
penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai
penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan
progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang
menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
4. Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterhauss). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi (pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
D. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahanperubahan alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni hemokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari
kelenjar hipofisis terhadap kelenjarkelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi
segera post partum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara otot-otot uterus akan
terjepit.
Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-
perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak
menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-
sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen
dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan setelah
janin lahir berangsurangsur kembali seperti sedia kala
E. Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan vagina yang keluar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak
2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk
3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
4. Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan
5. Pembengkakan di wajah atau di tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil (BAK)
7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
9. Rasa sakit, merah, lunak, atau pembengkakan di kaki
10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau dirinya sendir
F. Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan: istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
3. Hari ke- 1-2: memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas,
pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2: mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3: diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
6. Merawat luka jahitan perineum dengan setiap kali pasien BAK atau BAB atau
pada waktu khusus diadakan perawatan vulva. Yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana keadaan jahitannya, keadaan luka besar jahitan apakah perineum
membengkak bila terjadi. Bila terjadi hal ini, agar cepat diberikan pengobatan
pada paisen yang mendapatkan jahitan perineum tingkat 3, biasanya tidak
diberikan huknah atau gliserin spuit sampai 3 atau 4 hari setelah melahirkan,
karena bila diberikan terlalu cepat akan mempengaruhi penyembuhan luka
jahitan.
7. Pemberian analgesik berguna untuk mengatasi rasa nyeri, selain itu teknik
relaksasi juga dapat diberikan.
8. Perawatan ibu dalam masa nifas Setelah persalinan selesai, maka ibu
dibersihkan dari segala kotoran dan kemudian dipersilahkan istirahat dan
mengawasi keadaan ibu selama kira-kira 2 jam terutama memperhatikan
kemungkinan timbulnya perdarahan, menjaga kebersihan aurat dan kerampang
dengan membilas bagian-bagian tersebut dengan air masak dan sabun, setelah
BAK/BAB, menganjurkan ibu untuk meminum banyak, tidak boleh
bersetubuh selama dalam masa nifas dan ibu dianjurkan untuk kembali
memeriksakan diri pada 6 minggu pertama pasca persalinan, pemeriksaan
dilakukan untuk melihat keadaan umum, payudara dan putingnya, dinding
perut apakah ada hernia, keadaan perineum, kandung kemih, tonus otot
sphingteroni dan adanya flour albus.
G. Asuhan Keperawatan
1) Katgori : Psikologis
Subkategri : Nyeri dan Keamanan
D.0077 Nyeri Akut
2) Katgori : Fisiologis
Subkategri : Nutrisi Atau Cairan
D.0039 Risiko Syok
3) Kategori : Fisiologis
Subkategori : Integritas Ego
D.0080 Ansietas
H. Pathway
Dilatasi
His ( power,
KehamilanI. pembukaan
passanger,
cukup bulan serviks
passagway,
psikologis

Teori
peregangan,
penurunan
plasenta, Uterus
berkontraksi Persalinan spontan

MK : RISIKO epistotomi
Pengeluaran janin
SYOK

MK: NYERI
AKUT Kurang
Bayi lahir
pengetahuan

MK: DEFISIT
PENGETAHUAN
DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Bobak. 2015. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: EGC.

Chapman. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC.

Hafifa W. 2013. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Ayu C. 2019. Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2017. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta:.

Anda mungkin juga menyukai