Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN MASTITIS

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Stase Maternitas

Program Profesi Ners

Disusun Oleh :

NI NYOMAN YENI

NIM : 20317101

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) Yatsi Tangerang


TAHUN 2021

A. Definisi
Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wania yang pernah
hamil, malahan dalam praktek sehari-hari yang tidak hamil pun kadangkadang kita
temukan dengan mastitis. (Prawiroharjo, 2019).
Bilamana pembesaran payudara hampir terjadi pada semua wanita pada dua sampai
tiga hari pertama setelah kelahiran, tetapi jarang akan menetap dan biasanya tidak disertai
dengan peningkatan temperature yang lebih tinggi. Kongesti cenderung terjadi
menyeluruh dengan pembesaran vena superficial. (Friedman, 2018).
Mastitis adalah infeksi payudara yang kebanyakan terjadi pada ibu yang baru ertama
kali menyusui bayinya. Mastitis hampir selalu unilateral dan berkembang setelah terjadi
aliran susu (Bobak, 2015). Mastitis adalah radang pada payudara (Soetjiningsih, 2017).
Mastitis adalah abses atau nanah pada payudara atau radang payudara.
B. Etiologi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal yaitu Staphylococcus aureus. Bakteri ini seringkali berasal dari mulut bayi
yang masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit pada puting
susu.
Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam
waktu 1- 3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis
pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Soetjiningsih (2017) menyebutkan
bahwa peradangan pada payudara (Mastitis) di sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
a) Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya tejadi mastitis.
b) Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi payudara bengkak.
c) Penyangga payudara yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental engorgement
sehingga jika tidak disusu secara adekuat bisa erjadi mastitis.
d) Ibu yang memiliki diet jelek, kurang istirahat, anemia akan mempermudah
terkena infeksi.

Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan


menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan
hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh
sel-sel kulit yang mati.

C. Manifestasi Klinis
1. Bengkak, nyeri seluruh payudara / nyeri local.
2. Kemerahan pada seluruh payuara / hanya local.
3. Payudara keras dan berbenjol-benjol
4. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-
pecah.
5. Badan demam seperti terserang flu.
6. Menggigil, deman malaise.
7. Nyeri tekan pada payudara
8. Bila sudah masuk tahap abses, gejalanya
a. Nyeri bertambah hebat di payudara. b. Kuli diatas abses mengkilap
b. Suhu tubuh (39 - 40 C).
c. Bayi sendiri tidak mau minum pada payudara sakit, seolah bayi tahu bahwa
susu disebelah itu bercampur dengan nanah.
D. Patofisiologi
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran
ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli
yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan
tertekan, sehingga permeabilitas jaringan ikat meningkat.
Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan natrium) dari plasma
masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel sehingga memicu respons
imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan jaringan memudahkan
terjadinya infeksi. Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus
laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus
(periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah).
Organisme yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan
Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan
bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis tuberkulosa kejadian
mastitis tuberkulosis mencapai 1%.
E. Prognosis
Prognosis baik setelah dilakukan tindakan kepeerawatan dengan segera. Dan keadaan
akan menjadi fatal bila tidak segera diberikana atau dilakukan tindakan yang adekuat.
F. Pemeriksaan Penunjang
Data yang mendukung pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan
fisik meliputi pemeriksaan laboratorium dan rontgen. Pada ibu nifas dengan mastitis tidak
dilakukan pemeriksaan laboratorium/rontgen (Wiknjosastro, 2015). Namun World Health
Organization (WHO) menganjurkan pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas pada
beberapa keadaan yaitu bila :
a. Pengobatan dengan antibiotik tidak memperlihatkan respons yang baik dalam 2
hari.
b. Terjadi mastitis berulang.
c. Mastitis terjadi di rumah sakit.
d. Penderita alergi terhadap antibiotik atau pada kasus yang berat.
Bahan kultur diambil dari ASI pancar tengah hasil dari perahan tangan yang
langsung ditampung menggunakan penampung urin steril. Puting harus
dibersihkan terlebih dulu dan bibir penampung diusahakan tidak menyentuh puting
untuk mengurangi kontaminasi dari kuman yang terdapat di kulit yang dapat
memberikan hasil positif palsu dari kultur. Beberapa penelitian memperlihatkan
beratnya gejala yang muncul berhubungan erat dengan tingginya jumlah bakteri
atau patogenitas bakteri.
G. Penatalaksanaan
1) Konseling Superatif
2) Pengeluaran Asi dengan efektif
3) Terapi antibiotik
4) Terapi simtomatik
H. Pathway

Sitatis ASI Fisyra pada


putting

Jaringan mamae
menjadi tegang

Lubang duktus
laktiferus lebih Terbukanya port
terbuka de entery

Bakteri masuk

MASTITIS

Ketegangan pada jaringan


Laktasi terganggu Proses infeksi
mame

MK : MENYUSUI
Penekanan Reaksi
TIDAK EFEKTIF
reseptor nyeri

Muncul pus
MK : NYERI
AKUT MK : DIFISIT
PENGETAHUAN
MK : RISIKO
Ukuran mamae INFEKSI
membesar
MK : ANSIETAS

MK : GANGGUAN
CITRA TUBUH
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohadjo, S. 2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:YBP

Schwarz Richard H., dkk. 2017. Kedaruratan Obstetri, Edisi III. Widya Medika :Jakarta

Soetjiningsih. 2017. Asi: Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC


FORMAT RESUME KEPERAWATAN MATERNITAS

A. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. B
2. Umur : 42 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Status : Menikah
5. Agama : Islam
6. Alamat : Tangerang
7. Pendidikan : SM P
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Tanggal masuk : 30-05-2021
10. No. RM :
11. Diagnosis medis : Mastitis
12. Penanggungjawab :
13. Tanggal pengkajian : 01-06-2021

B. Data Fokus
Tanggal/jam Data focus Masalah keperawatan
01-06-2021 DS : Kategori : Lingkungan
/ 15.00 - Klien mengatakan nyeri pada
bagian mamae sinistra Subkategri : Keamanan dan
- Klien mengatakan sudah 3 bulan Proteksi
mengalami mastitis
D.0142 Resiko Infeksi
DO :
- Tanpak push pada mamae
sebelah sinistra klien
- Mamae klien tanpak kemerahan
(tanda-tanda inflamasi)
- hasil TTV, TD : 110/80
mmHg, frekuensi Nadi :
94x/menit, Rr : 19x/menit, S:
36,0 oC
01-06-2021 DS : Kategori : Psikologis
/ 15.20 - Klien mengatakan nyeri pada
bagian mamae sinistra Subkategri : Nyeri dan Keamanan
- Klien mengatakan sulit
beraktivitas
D.0077 Nyeri Akut
P : nyeri akibat mastitis
Q: sepert tertusuk-tusuk
R : nyeri terasa pada bagian mamae
sebelah sinistra
S: skala 7
T: terus menerus

DO :
- klien tanpak gelisah
- klien tanpak kelelahan dan cemas
- hasil TTV, TD : 110/80 mmHg,
frekuensi Nadi : 94x/menit, Rr :
19x/menit, S: 36,0 oC
01-06-2021 DS : Kategori : Psikologis
/ 16.00 - Kien mengatakan nyeri pada
Subkategori : Integritas Ego
bagian mame sebelah sinistra
- Klien mengatakan mamae nya D.0080 Ansietas
mengalami kemerahan dan
bengkak sehingga membuat klien
merasa takut
- Klien mengatakan kurang tau
mengenai jenis penyakitnya
DO :
- klien tanpak gelisah
- klien tanpak cemas
- hasil TTV, TD : 110/80 mmHg,
frekuensi Nadi : 94x/menit, Rr :
19x/menit, S: 36,0 oC

C. Diagnosa Keperawatan
1. Katgori : Psikologis
Subkategri : Nyeri dan Keamanan
D.0077 Nyeri Akut
2. Kategori : Lingkungan
Subkategri : Keamanan dan Proteksi
D.0142 Resiko Infeksi
3. Kategori : Psikologis
Subkategori : Integritas Ego
D.0080 Ansietas
D. Catatan Keperawatan
Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi paraf
01-06-2021 Kategori : Observasi S: Yeni
Psikologis
 Mengidentifikasi P : nyeri akibat
Subkategori : lokasi, karakteristik, mastitis
Nyeri dan durasi, frekuensi,
Q: seperti
Keamanan kualitas, intensitas
tertusuk-tusuk
nyeri
D.0077 Nyeri
 Mengidentifikasi R : nyeri terasa
Akut
skala nyeri pada bagian

 Memonitor efek mamae sebelah


samping sinistra

penggunaan
S: skala 6
analgetik
Terapeutik T: terus menerus

 Memfasilitasi O : Klien tampak

istirahat dan tidur gelisah dan lemas

 Mempertimbangkan hasil TTV, TD :


jenis dan sumber 110/80 mmHg,
nyeri dalam frekuensi Nadi :
pemilihan strategi 94x/menit, Rr :
meredakan nyeri 19x/menit, S: 36,0

Edukasi
o
C

A : Masalah belum
 Menjelaskan
teratasi
penyebab, periode
dan pemicu nyeri P : Lanjutkan
 Menjelaskan strategi Intervensi
meredakan nyeri
 Mengajarkan teknik Observasi
non farmakologis
 Identifikasi
untuk mengurangi
lokasi,
rasa nyeri
karakteristik,
Kolaborasi
durasi,
 Berkolaborasi frekuensi,
pemberian analgetic, kualitas,
jika perlu intensitas nyeri
 Identifikasi
skala nyeri
 Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
Terapeutik

 Fasilitasi
istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi

 Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri
 Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
 Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian
analgetic, jika
perlu
01-06-2021 Kategori : Observasi S : Klien Yeni
Lingkungan  Memonitor tanda mengatakan sudah
dan gejala infeksi 3 bulan mengalami
Subkategori
lokal dan sistemik mistitis
: Keamanan
Terapeutik
dan Proteksi O : mamae tampak
 Memberikan kemerahan dan
D.0142 perawatan kulit keluar push
Resiko  Mencuci tangan
Infeksi A : masalah belum
sebelum dan sesudah
teratasi
kontak dengan
pasien dan P : lanjutkan
lingkungan pasien intervensi
 Mempertahankan Observasi
teknik aseptic pada  Monitor tanda
pasien berisiko dan gejala
tinggi infeksi lokal
Edukasi dan sistemik
 Menjelaskan tanda Terapeutik
dan gejala infeksi  Berikan
 Menganjurkan untuk perawatan kulit
meningkatkan  Cuci tangan
asupan cairan sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
 Pertahankan
teknik aseptic
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
 Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
 Anjurkan untuk
meningkatkan
asupan cairan
01-06-2021 Kategori : Observasi : S : Klien Yeni
Psikologis  Mengidentifikasi mengatakan masih
saat tingkat ansietas takut dengan
Subkategori
berubah (mis. payudaranya,
: Integritas
Kondisi, waktu, karena nyeri dan
Ego
stressor) bengkak
 Mengidentifikasi
D.0080 kemampuan O : Klien tampak
Ansietas mengambil gelisah dan cemas
keputusan
A : Masalah belum
 Memonitor tanda-
teratasi
tanda ansietas
(verbal dan non P : Lanjurkan
verbal) Intervensi
Terapeutik
Observasi :
 Menciptakan
 Identifikasi saat
suasana terapeutik
tingkat ansietas
untuk menumbuhkan
berubah (mis.
kepercayaan
Kondisi, waktu,
 Menemani pasien
stressor)
untuk mengurangi
 Identifikasi
kecemasan, jika
kemampuan
memungkinkan
mengambil
 Memahami situasi
keputusan
yang membuat
 Monitor tanda-
ansietas
tanda ansietas
 Mendengarkan
(verbal dan non
dengan penuh
verbal)
perhatian
Terapeutik
 Menggunakan
 Ciptakan
pendekatan yang
suasana
tenang dan
terapeutik
meyakinkan
untuk
 Memotivasi
menumbuhkan
mengidentifikasi
kepercayaan
situasi yang memicu
 Temani pasien
kecemasan
untuk
 Mendiskusikan
perencanaan realistis mengurangi
tentang peristiwa kecemasan, jika
yang akan datang memungkinkan
Edukasi  Pahami situasi
 Menjelaskan yang membuat
prosedur, termasuk ansietas
sensasi yang  Dengarkan
mungkin dialami dengan penuh
 Menginformasikan perhatian
secara factual  Gunakan
mengenai diagnosis, pendekatan
pengobatan, dan yang tenang
prognosis dan
 Menganjurkan meyakinkan
keluarga untuk tetap  Motivasi
bersama pasien, jika mengidentifika
perlu si situasi yang
 Menganjurkan memicu
mengungkapkan kecemasan
perasaan dan  Diskusikan
persepsi perencanaan
 Melatih kegiatan realistis tentang
pengalihan untuk peristiwa yang
mengurangi akan datang
ketegangan Edukasi
 Melatih teknik  Jelaskan
relaksasi prosedur,
termasuk
sensasi yang
mungkin
dialami
 Informasikan
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan,
dan prognosis
 Anjurkan
keluarga untuk
tetap bersama
pasien, jika
perlu
 Anjurkan
mengungkapka
n perasaan dan
persepsi
 Latih kegiatan
pengalihan
untuk
mengurangi
ketegangan
 Latih teknik
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai