Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS NY.

A DENGAN
MASTITIS DI PUSTU CIJANTUNG TAHUN 2023

PUJI LESTARI
NIM : 2307178
BAB 1.PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus infeksi pada wanita seperti kanker,
tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat, dimana 12% kasus diantaranya merupakan infeksi payudara
yang disebabkan oleh mastitis pada wanita post partum. Indonesia sebagai negara berkembang di dunia dengan
presentasi kasus mastitis mencapai 10% pada ibu post partum (WHO, 2005; 2008). Berdasarkan laporan Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami
mastitis dan puting susu lecet, hal tersebut kemungkinan disebabkan karena perawatan payudara yang tidak benar.
Pengetahuan tentang perawatan payudara sangat penting untuk diketahui pada masa nifas, ini berguna untuk
menghindari masalah dalam proses menyusui. Masalah dan gangguan pada payudara pada waktu menyusui akan
mengganggu produksi ASI (Depkes RI, 2007).
 Tujuan Peneliian
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan mastitis.
Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif, membuat analisa dan diagnosa, membuat
perencanaan, melakukan intervensi dan evaluasi serta melakukan pendokumentasian pada pasien nifas dengan
mastitis.
 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi data yang obyektif tentang Gambaran Pengetahuan
Ibu Menyusui Tentang Pencegahan Mastitis.
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

 Pengertian mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara pada satu segmen atau lebih yang dapat disertai
infeksi ataupun tidak. Mastitis biasanya terjadi pada primipara (ibu pertama kali melahirkan), hal
ini terjadi karena ibu belum memiliki kekebalan tubuh terhadap infeksi bakteri Staphilococcus
Aureus. Kasus mastitis diperkirakan terjadi dalam 12 minggu pertama, namun dapat pula terjadi
pula sampai tahun kedua menyusui (Maretta Nur Indahsari & Chusnul Chotimah, 2017). Mastitis
perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan luka sehingga terjadi mastitis infeksi.
penyebab terjadinya mastitis antara lain sebagai berikut:
 Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting payudara saat menyusui.
 Infeksi bakteri staphylococcus auereus yang masuk melalui celah atau retakan putting payudara.
 Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis, misalnya karna penggunaan bra yang ketat
 Puting pada payudara retak/lecet. Hal ini dapat terjadi akibat posisi menyusui yang tidak benar. Akibatnya puting
robek dan retak. Bakteri menjadi lebih mudah untuk memasuki payudara. Bakteri akan berkembang biak di dalam
payudara dan hal inilah yang menyebabkan infeksi.
 Payudara tersentuh oleh kulit yang memang mengandung bakteri atau dari mulut bayi. Bakteri tersebut dapat
masuk ke dalam payudara melalui lubang saluran susu.
 Menyusui hanya pada satu posis, sehingga drainase payudara tidak sempurna
 Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui

 Penatalaksanaan Medis
Antibiotik diberikan jika dalam 12-24 jam tidak ada perubahan atautidak ada perubahan, antibiotik
yamg diberikan berupa penicillin resistan-penisilinase . Jika ibu alegi terhadap penisilinase dapat diberikan
Eritromisin. Terapi yang paling umum adalah adalah Dikloksasilin. Berikut antibiotik yang efektif terhadap
infeksi Staphylococcus aureus.
 Penatalaksanaan non-medis
Penatalaksanaan non-medis dapat dilakukan berupa tindakan suportif untuk mencegah
mastitis semakin buruk. Tindakan suportif yang diberikan yaitu guna untuk menjaga kebersihan dan
kenyamanan (Novyaningtias, 2016) meliputi: Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang
lebih banyak (Kemenkes, 2023). Sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan sedikit lalu oleskan pada
daerah payudara dan puting. Cara ini bertujuan untuk menjaga kelembapan puting susu (Soetjiningsih,
2013). Kemudian bayi diletakkan menghadap payudara ibu.
Posisi ibu bisa duduk atau berbaring dengan santai, bila bu memilih posisi duduk sebaiknya
menggunakan kursi yang lebih rendah supaya kaki ibu tidak menggantung dan punggung ibu bisa bersandar.
Selanjutnya bayi dipegang pada belakang bahu dengan menggunakan satu lengan, dengan posisi kepala bayi
terletak di lengkung siku ibu (kepala bayi tidak boleh menengadah dan bokong bayi disangga dengan telapak
tangan). Tangan bayi diletakan dibelakan badan ibu dan tangan satu didepan, perut bayu ditempelkan pada
badan ibu dengan kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya menengokkan kepala bayi). Payudara
dipegang dengan jari jempol diatas dan jari lainnya menopang payudara, seperti huruf C (Reinata, 2016).
BAB 3. TINJAUAN KASUS

 KELUHAN SAAT INI : Ny. A mengatakan melahirkan 6 hari lalu, 3 hari ini merasakan demam, nyeri
dan bengkak payudara pada payudara sebelah kiri, sehinga ada kesulitan menyusui bayinya.

 PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Baik
 Pemeriksaan TTV :
TD : 110/90 MmHg
Suhu : 38 ⁰ C
Nadi : 80 x/ menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Head to too
Dada : Terlihat tegang dan bengkak salah satu payudara di sebelah kiri
Payudara : ASI sudah keluar, sedikit lecet dan membendung
Abdomen :
TFU : Pertengahan pusat dan symphysis
Pengeluaran Per vaginam: lochea sanguileta
 ASSESMENT :
Ny. A usia 23 tahun P1A0 post partum hari ke 6 dengan mastitis
 PENATALAKSANAAN
1. Menjelasakan kepada Ibu hasil pemeriksaan, bahwa yang dialaminya saat ini adalah mastitis yaitu infeksi pada
payudara dikarenakan ada bakteri ataupun karena bendungan ASI yang tidak tertangani, perlekatan menyusui
yang belum benar dan kebersihan payudara, Ibu mengerti penjelasan bidan
2. Menganjurkan ibu untuk kompres hangat dan kompres dingin bergantian, menganjurkan ibu untuk melakuan
breast care jika demam sudah turun, diawali dengan kompres terlebih dahulu, lalu melakukan pijitan ringan
pada payudara. Ibu menerima saran bidan dan akan melakukanya
3. Melakukan kolaborasi dengan rujukan internal ke dokter umum, dokter memberikan ibu terapi ibuprofen 500
mg diminum 3x1 untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri, obat di hentikan minum jika nyeri sudah
mereda. Dan memberikan ibu antibiotic amoxcicilin 500 mg 3x1 untuk peradangannya , dan obat harus
dihabiskan. Ibu mengerti penjelasan dokter
4. Mengajurkan ibu untuk memperbaiki perlekatan menyusu dan mengajurkan menyusui per 2-3 jam sekali, dimulai
dari payudara yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui, pompa payudara untuk
mengeluarkan isinya. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. Ibu mengerti penjelasan bidan
5. Mengajurkan ibu untuk istirahat cukup, mendapat asupan cairan yang lebih banyak, dan meminta bantuan suami
dan keluarga dalam proses menyusuiny. ibu menerima saran bida
6. Mengajurkan ibu untuk melakukan kunjungan Kembali 3 hari atau jika ada keluhan bisa datang sebelum tanggal
kontrol tersebut. Ibu menerima saran bidan
7. Melakukan pendokumentasian
BAB IV .PEMBAHASAN

 Pengkajian Data
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif Ny. A, 6 hari pasca melahirkan,
mengatakan saat ini merasa menggigil dan sudah 3 hari nyeri serta bengkak di bagian
payudara kiri. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil pemeriksaan TD
110/90mmHg, N: 80x/m R : 20x/m S : 38 C, Inspeksi : puting lecet, Payudara Bengkak,
Palpasi, keras dan ada nyeri. Abdomen : palpasi : TFU : pertengahan symphysis dan pusat,
kontraksi baik , Genetalia, Inspeksi : terlihat jahitan luka perineum, tidak ada
pembengkakan, tidak ada pendarahan, lokhea sanguileta
Pada kasus diatas menunjukan gambaran klinis mastitis, hal ini senada Kemenkes
(2013) mengatakan Mastitis merupakan infeksi pada parenkim payudara yang dapat terjadi
pada masa nifas. Mastitis biasanya terjadi pada salah satu payudara dan dapat terjadi pada
minggu pertama sampai ketiga atau keempat setelah melahirkan. Kejadian mastitis berkisar
antara 2-33% pada ibu menyusui. Pada mastitis lebih kurang 10% kasusnya dapat
berkembang menjadi abses dengan gejala yang lebih berat (Prawirohardjo, 2013).

 Asesment
Berdasarkan analisis pengkajian didapatkan hasil Ny. A mengalami mastitis. Mastitis
merupakan fator yang berpotensi masalah bila tidak dilakukan penanganan dan pencegahan
lebih tepat. Hal ini yang kemudian menjadi dasar perlunya mengatasi mastitis
 Penatalaksanaan Asuhan
Diberikan penatalaksanaan manajemen mastitis pada Ny T, diantaranya:
Menurut Kemenkes (2013) mengatakan mengatasi mastitis dengan cara antara lain
Menjelasakan kepada Ibu hasil pemeriksaan, menjelaskan kepada ibu bahwa yang
dialaminya saat ini adalah mastitis yaitu infeksi pada payudara dikarenakan ada
bakteri ataupun karena bendungan ASI yang tidak tertangani, perlekatan menyusui
yang belum benar dan kebersihan payudara, menganjurkan ibu untuk kompres
hangat dan kompres dingin bergantian, menganjurkan ibu untuk melakuan breast
care jika demam sudah turun, diawali dengan kompres terlebih dahulu, lalu
melakukan pijitan ringan pada payudara, Melakukan kolaborasi rujukan internal ke
dokter umum, dokter memberikan ibu terapi , ibuprofen 500 mg diminum 3x1 untuk
menurunkan demam dan mengurangi nyeri,obat di hentikan minum jika nyeri sudah
mereda. Dan memberikan ibu antibiotic amoxcicilin 500 mg 3x1 untuk
peradangannya, dan obat harus dihabiskan, Mengajurkan ibu untuk memperbaiki
perlekatan menyusu dan mengajurkan menyusui per 2-3 jam sekali, dimulai dari
payudara yang tidak sakit. Bila payudara yang sakit belum kosong setelah menyusui,
pompa payudara untuk mengeluarkan isinya, Mengajurkan ibu untuk istirahat cukup,
mendapat asupan cairan yang lebih banyak, dan meminta bantuan suami dan
keluarga dalam proses menyusuinya, Mengajurkan ibu untuk melakukan kunjungan
Kembali 3 hari atau jika ada keluhan bisa datang sebelum tanggal kontrol tersebut,
Melakukan pendokumentasian
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta di lapangan mengenai Mastitis. Dengan
diketahui kondisi Ibu pasca melahirkan dengan mastitis diharapkan dapat melakukan
penanganan dan pencegahan lebih tepat.
Saran
Bagi Pustu Cijantung di harapan dapat memonitor kondisi pasien dengan kebutuhan khusus
seperti mastitis ini agar dapat membantu ibu dalam kondisi nifas yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai