Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSALINAN NORMAL DI RUANG VK


RSUD Dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA

Oleh :
IKHSAN INAYATULLAH
G4D013043

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS XIII
PURWOKERTO
2014
PERSALINAN NORMAL

A. Definisi Persalinan Normal


Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusu dengan pengeluaran plasenta
dan selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009). Persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).

B. Penyebab Persalinan Normal


Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf, dan nutrisi (Hafifah, 2011). Turunnya kadar
hormone estrogen dan progesteron menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga menimbulkan kontraksi rahim dan timbul his jika progesteron turun.
Menurut Muchtar (2002) beberapa teori mengemukakan etiologi dari
persalinan adalah meliputi:
a. Teori penurunan hormon, pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan
mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul kontraksi otot
rahim bila kadar progesterone menurun.
b. Teori placenta menjadi tua, dengan semakin tuanya plasenta akan
menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah,hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim
c. Teori distensi rahim, rahim yang menjadi besar dan meregang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim,sehingga mengganggu sirkulasi
utero plasenter
d. Teori iritasi mekanik, di belakang serviks terletak ganglion servikal
(fleksus frankenhauser), bila ganglion ini di geser dan di tekan misalnya
oleh kepala janin,akan timbul kontraksi rahim.
e. Induksi partus, dengan jalan gagang laminaria, aniotomi, oksitosin drip
dan sexio caesarea.

C. Tanda dan Gejala Persalinan Normal


Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan pinggang oleh
adanya kontraksi-kontraksi lemah di uterus. Serviks menjadi lembek, mulai
mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (Hafifah, 2011).
Tanda-tanda In Partu, yaitu:
1. Rasa sakit oleh adanya his yag datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada
bagian servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks akan mendatar.

D. Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan, yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan bantuan, yaitu persalinan dengan rangsangan yang dibantu
dengan tenaga dari luar dari luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan
dilakukan sectio sesario.
3. Persalinan anjuran, yaitu persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya,
baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
E. Faktor Penting Dalam Persalinan
1. Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang
dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek
dan menebal otot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut
kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan
adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala
II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan
merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
2. Passages / Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina
sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula
tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan
sekitarnya.
3. Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin
yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin
selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
4. Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan
tidak tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis
keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya
terkena akibat yang merugikan.

F. Pathway persalinan normal


Kehamilan (37-42 minggu)

Tanda-tanda permulaan persalinan


(kala pendahuluan)

Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala


IV

Fase Laten Fase aktif (Primi :1-2 jam)


3 cm
7-8 jam

Penurunan Hormon Tuanya placenta Penekanan kpl janin Distensi rahim


Estrogen & progesteron
1-2 mgg prepartus

Penurunan estrogen & progesteron Pergeseran ganglion Iskemia otot


servikal rahim

Kekejangan pembuluh darah Gg.sirkulasi utero


placenta

Nyeri His/Kontraksi rahim

Gangguan rasa nyaman

Partus Kerja jantung Respirasi

Kelelahan Lelah

Post Partum Cardiac output Pola nafas


Tidak Efektif
Nyeri perineum post
episiotomi Perdarahan Ketuban keruh

Kekurangan Volume Cairan Resik Infeksi.

Nyeri Akut Gangguan Integritas Jaringan


G. Mekanisme persalinan
1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar
5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum
yang kaku dapat dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral.
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit,
tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga
mudah mengait dan melakukan adaptasi.
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga
tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk
mengendalikan ekspulsi.
4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan
hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar
paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam
kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan
bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan
sisa badan bayi.
6. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap
lender sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring
pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.
7. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
a. Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah
berkembang dengan sempurna.
b. Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi
yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc.
c. Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga
darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk
mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus.
8. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya.
9. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan.
a. Kateterisasi kandung kemih
b. Menjahit luka spontan atau luka episiotomi

H. Tahap-Tahap Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 tahap atau kala yaitu:
1. Kala I, dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10
cm) proses initerbagi dalam dua fase yaitu fase laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm, dan masa aktif (7 jam) dimana serviks
membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama
fase aktif.
2. Kala II, dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 3 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III, dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV, dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama
postpartum.

I. Komplikasi persalinan
Berdasarkan (Hachermoore, 2001) bahwa komplikasi dari
persalinan sebagai berikut:
a. Infeksi.
b. Retensi plasenta.
c. Hematom pada vulva.
d. Ruptur uteri.
e. Emboli air ketuban
f. Ruptur perineum .

J. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG
2. Pemeriksaan Hb
K. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klen.
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus.
3. Menganjurkan klien untuk istirahat.
4. Mengobservasi perdarahan.
5. Memeriksakan tanda vital secara teratur.
6. Berikan cairan pengganti intravena RL.

L. Managemen Nyeri Persalinan


M. Asuhan Keperawatan
1. Kala I
a. Pengkajian
1) Integritas ego: Klien tampak tenang atau cemas.
2) Nyeri atau ketidaknyamanan: Kontraksi reguler, terjadi adanya
peningkatan frekuensi durasi atau keparahan.
3) Seksualitas, Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah
muda kecoklatan atau terdiri dari flek lendir.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan
c. Rencana Perawatan (NCP)
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Ansietas Setelah dilakukan asuhan Anxiety Reduction
keperawatan selama....x 24 - Gunakan pendekatan
yang menenangkan
jam, diharapkan ansietas
- Jelaskan semua
pasien berkurang dengan prosedur dan apa yang
kriteria: dirasakan selama
Indikator A T prosedur.
- Pasien dapat - Berikan informasi
mengungkapkan
tentang perubahan
perasan cemasnya.
psikologis dan
- lingkungan sekitar
pasien tenang dan fisiologis pada
kondusif persalinan.
- menggunakan - Kaji tingkat dan
teknik relaksasi penyebab ansietas.
untuk menurunkan - Anjurkan pasien
cemas
mengungkapkan
Keterangan:
perasaannya.
1. Sangat buruk
- Pantau tekanan darah
2. Buruk
dan nadi sesuai
3. Sedang
indikasi.
4. Ringan
- Berikan lingkungan
5. Baik
yang nyaman dan
tenang untuk pasien.
2. Kurang Setelah dilakukan asuhan Teaching: Disease
pengetahuan keperawatan selama....x 24 Process
- Kaji latar belakang
tentang jam, diharapkan
budaya klien.
kemajuan pengetahuan pasien tentang - Kaji sekresi vagina,
persalinan persalinan meningkat pantau   tanda-tanda
dengan kriteria: vital.
Indikator A T - Tekankan pentingnya
- Pasien dapat mencuci tangan yang
mendemonstrasikan baik.
teknik pernafasan  - Gunakan teknik
dan posisi yang
aseptic saat
tepat untuk fase
pemeriksaan vagina.
persalinan
- Lakukan perawatan
Keterangan:
perineal setelah
1. Sangat buruk
eliminasi.
2. Buruk
3. Sedang
4. Ringan
5. Baik
2. Kala II
a. Pengkajian
1) Aktivitas istirahat: Klien tampak kelelahan, adanya lingkaran
hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah meningkat 5-10 mmHg.
3) Integritas ego: Klien merasakan kehilangan kontrol.
4) Eliminasi: Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi
distensi kandung kemih.
5) Nyeri atau ketidaknyamanan: Merintih selama kontraksi,
melaporkan rasa terbakar pada perinium, kaki gemetar selama
mendorong, kontraksi uterus kuat terjadi 1-2 menit.
6) Pernafasan: frekuensi nafas meningkat
7) Seksualitas: Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada
multipara dan 1, 2 cm/jam pada primipara)
b. Diagnosa
1) Nyeri akut
2) Resiko infeksi maternal
c. Rencana perawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Pain Management
keperawatan selama....x 24 - Kaji derajat
ketidaknyamanan
jam, diharapkan pasien
secara verbal dan non
dapat mengontrol nyeri verbal.
dengan kriteria: - Pantau dilatasi
Indikator A T serviks
- Mengungkapkan - Pantau tanda vital
penurunan nyeri dan DJJ.
- Menggunakan - Bantu menggunakan
tehnik yang tepat teknik pernafasan dan
untuk
relaksasi.
mempertahankan
- Berikan lingkungan
control.nyeri
- Istirahat diantara yang tenang.
kontraksi - Anjurkan pasien
untuk banyak istirahat
Keterangan: - Berikan obat
1. Sangat buruk analgesic sesuai
2. Buruk indikasi
3. Sedang
4. Ringan
5. Baik
2. Resiko Setelah dilakukan asuhan Infektion Control
keperawatan selama....x 24 jam, - Lakukan perawatan
infeksi parienal setiap 4 jam.
diharapkan tidak terjadi infeksi
maternal - Catat tanggal dan
dengan kriteria: waktu ketuban pecah.
Indikator A T - Pantau suhu, nadi,
- tidak ditemukan dan sel darah putih.
adanya tanda-tanda - Tekankan pentingnya
infeksi cuci tangan yang baik.
Keterangan: - Batasi pengunjung
1. Sangat buruk jika perlu.
- Gunakan teknik
2. Buruk asepsis bedah pada
3. Sedang persiapan peralatan
4. Ringan - Kolaborasi
5. Baik pemberian antibiotik
sesuai indikasi

3. Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat: klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi: tekanan darah meningkat, hipotensi akibat analgetik
dan anastesi.
3) Makan dan cairan: kehilangan darah normal 250-300 ml.
4) Nyeri/keidaknyamanan: dapat mengeluh tremor kaki dan
mengigil.
5) Seksualitas: darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat
plasenta lepas, tali pusat memanjang pada muara vagina.
b. Diagnosa
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan
2) Risiko cidera maternal
c. Rencana perawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan Fluid Managemen
terhadap keperawatan selama....x 24 - Kaji tanda vital
setelah pemberian
kekurangan jam, diharapkan cairan
oksitosin
volume seimbang dengan kriteria: - palpasi uterus
cairan Indikator A T
- kaji tanda dan gejala
- Tanda vital dalam
shock
batas normal
- Darah yang keluar
- massagse uterus
± 200-300 cc dengan perlahan
Keterangan: setelah pengeluaran
1. Sangat buruk plasenta
2. Buruk - kolaborasi pemberian
3. Sedang cairan parenteral
4. Ringan
5. Baik
2. Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan Infektion Control
keperawatan selama....x 24 jam, - Palpasi fundus uteri
maternal dan masase perlahan
diharapkan tidak terjadi cidera
- Masase fundus secara
maternal dengan kriteria: perlahan setelah
Indikator A T pengeluaran plasenta
- Tidak terjadi - Kaji irama
tanda-tanda pernafasan dan
perdarahan pengembangan
- Kesadaran pasien - Rendahkan kaki klien
bagus secara simultan dari
Keterangan: pijakan kaki
1. Sangat buruk - Kaji perilaku klien,
perhatikan perubahan
2. Buruk
SSP
3. Sedang - kolaborasi pemberian
4. Ringan oksitosin IV, antibiotik
5. Baik profilatik.

4. Kala 4
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat: pasien tampak kelelahan, mengantuk.
2) Sirkulasi: hipotensi karena hipersensitivitas vagal, TD bervariasi,
kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400-
500 ml (pervagina) atau 600-800 ml (sesaria)
3) Integritas ego: Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-
ubah misal : eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang
kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau kecewa
4) Eliminasi: Hemoroid sering ada dan menonjol, Kandung kemih
mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius
mungkin dipasang
5) Makanan/cairan: dapat mengeluh haus, lapar, dan mual
6) Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan
terjadinya dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien
dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)
7) Nyeri/ketidaknyamanan: Pasien melaporkan ketidaknyamanan
dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan /
perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin
/ otot tremor dengan “menggigil”.
8) Seksualitas: Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan
terletak setinggi umbilikus, perineum bebas dari kemerahan,
edema, ekimosis, atau rabas, payudara lunak dengan puting
tegang.
b. Diagnosa
1) Perubahan ikatan proses keluarga
c. Rencana perawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Perubahan Setelah dilakukan asuhan - Anjurkan klien untuk
ikatan proses keperawatan selama....x 24 jam, menggendong,
keluarga diharapkan proses keluarga baik menyentuh bayi
dengan kriteria: - Observasi dan catat
Indikator A T interaksi bayi
- Ada kedekatan - Anjurkan dan bantu
ibu dengan bayi pemberian ASI,
Keterangan: tergantung pada
1. Sangat buruk pilihan klien
2. Buruk
3. Sedang
4. Ringan
5. Baik
REFERENSI

Doenges, M, Dkk. (2001). Rencana perawatan maternal/bayi. Jakarta: EGC

Hafifah. (2011). Laporan pendahuluan pada pasien dengan persalinan


normal. Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY
%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 22 Mai 2014)

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing intervention classification (NIC). United


States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing outcomes classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka


Sarwana Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai