Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

CA TYROID

DEWI FITRIYA NINGSIH OKTAVIANI, S.KEP

CI LAHAN CI INSTITUSI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

CA THYROID

A. Definisi

CA tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu: papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang menyebabkan pembesaran kelenjar,
lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul
tiroid bersifat jinak, biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.

Kanker tiroid umumnya tergolong tumor dengan pertumbuhan dan perjalanan penyakit
yang lambat, serta morbiditas dan mortalitas yang rendah, terutama pada kanker tiroid tipe
papiler. Mortalitas paling rendah pada individu dengan usia dibawah 50 tahun dan meningkat
tajam pada usia di atasnya, namun sebagian kecil ada pula yang tumbuh cepat dan sangat
ganas dengan prognosis yang fatal. Angka rekurensi tumor umum pada kanker tiroid tipe
papiler, berkisar setinggi 30% jika terapi awal tidak komplit. Angka kematian akibat kanker
tiroid 0,4% dari semua kematian akibat kanker atau berkisar 5 kematian per sejuta penduduk
pertahun. Angka ketahanan hidup lima tahun relatif kanker tiroid adalah 96%.5 Tujuan utama
tata laksana kanker tiroid adalah memperkecil resiko rekurensi dan metastasis jauh, sehingga
bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas penderita. Terapi utama dalam tata laksana
kanker tiroid adalah operasi, sedangkan terapi adjuvan adalah ablasi tiroid dengan iodine
radioaktif, supresi thyrotropin dan radiasi eksternal. (Jurnal, Oktahermoniza, 2013).

B. Penyebab
Tiga penyebab yang sudah jelas dapat menimbulkan karsinoma tiroid :
a. Kenaikan  sekresi hormon TSH ( Thyroid Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise
anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh
karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid yang abnormal dapat berubah
menjadi kanker.
b. Penyinaran  (radiasi ion) pada daerah kepala, leher, dada bagian atas terutama anak-anak
yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan mediastinum.
c. Faktor genetic
Adanya riwayat keturunan keluarga
C. Faktor Resiko CA Tyroid
Faktor resiko yang menyebabkan karsinoma tiroid adalah sebagai berikut:
a. Usia; terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada usia <>45 tahun.
b. Sex; wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria.
c. Riwayat penyakit serupa dalam keluarga; adanya keterlibatan genetic pada karsinoma ini.
d. Ras; ras asia dan kulit putih pada umumnya mempunyai resiko tinggi.
e. Pernah menderita penyakit pembesaran kelenjar tiroid. Terdapat 5% struma nodosa
mengalami degenrasi maligna.
f. Geografis tempat tinggal. Yang berasal dari daerah kaya iodium umumnya menderita
karsinoma tiroid papilare sedangkan yang berasal dari daerah endemik goiter umumnya
menderita karsinom tiroid folikulare.
g. Radiasi pada leher dan kepala. Pengaruh radiasi pada kanak-kanak dapat menyebabkan
malignansi tiroid 30-50% dan pada dewasa 20%.

D. Tanda dan Gejala CA Tyroid


Sebuah benjolan, atau bintil di leher depan (mungkin cepat tumbuh atau keras) di dekat
jakun. Nodul tunggal adalah tanda-tanda yang paling umum kanker tiroid. (Jurnal,
Oktahermoniza, 2013)
a. Sakit di tenggorokan atau leher yang dapat memperpanjang ke telinga.
b. Serak atau kesulitan berbicara dengan suara normal.
c. Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher. Mereka dapat ditemukan selama
pemeriksaan fisik.
d. Kesulitan dalam menelan atau bernapas atau sakit di tenggorokan atau leher saat
menelan. Ini terjadi ketika mendorong tumor kerongkongan Anda.
e. Batuk terus-menerus, tanpa dingin atau penyakit lain.
f. Adanya pembengkakan pada leher
g. Kesulitan menelan
E.Klasifikasi CA Tyroid
Menurut WHO, tumor epitel maligna tiroid dibagi menjadi :
1. Karsinoma Falikuler
Terdapat kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai
kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang kemudian menyebar ke
tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi dapat
melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit, yang kemudian
menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal
Nerves”, suara klien menjadi serak. Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit
pada saat diagnosa ditetapkan.
2. Karsinoma Papilar
Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita atau kelompok
usia diatas 40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan tumor yang perkembangannya lambat
dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika
tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila dilakukan tindakan
Tiroidektomi parsial atau total.
3. Karsinoma Medular
Timbul di jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya 5 – 10 % dari seluruh karsinoma tiroid
dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati
nodes limpa dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan
merupakan bagian dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian
dari penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTH,
prostaglandin dan serotonin.
4. Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini
secara langsung menyerang struktur yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti: 
a. Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring).
b. Suara serak.
c. Disfagia
Prognosisnya jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1 tahun
setelah diagnosa ditetapkan. Klien dengan diagnosa karsinoma anaplastik dapat
diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi dan kemoterapi.
Stadium Cancer Thyroid :
Stadium kanker ini tidak hanya berdasarkan histopatologi, ekstensi lokal, regional dan
metastase jauh, tetapi juga pada umur dan jenis kelamin. Klasifikasi TNM adalah sebagai
berikut:
Tipe dan stadium <45 tahun > 45 tahun
Papiler
      Stadium I Setiap T, setiap N, M0 T1, N1, M0
      Stadium II Setiap T, setiap N, M1 T2-4, N1, M0
      Stadium III Setiap T, N0, M0,
      Stadium IV Setiap T, setiap N, M0

Tipe dan stadium <45 tahun >45 tahun


Folikuler
  Stadium I Setiap T, setiap N, M0 T1, N0, M0
  Stadium II Setiap T, setiap N, M1 T2-4, N0, M0
  Stadium III - Setiap T, N1, M0
  Stadium IV - Setiap T, setiap N, M0
Meduler
  Stadium I - T1, N0, M0
  Stadium II setiap T, setiap N, M0 T2-4, N0, M0
  Stadium III - Setiap T, N1, M0
  Stadium IV setiap T, setiap N, M1 Setiap T, setiap N, M1
Tdk dapat
dikalsifikasikn - -
  Stadium I - -
  Stadium II - -
  Stadium III setiap T, setiap N, setiap M setiap T, setiap N, setiap
  Stadium IV M
Catatan :
Tx : tumor tidak dapat ditentukan
T0 : Tidak ada tumor
T1 : tumor berdiameter terpanjang < 3 cm
T2 : tumor berdiameter terpanjang >3 cm
T3 : fikus intraglanduler multiple
T4 : tumor primer terfiksasi

E. Patofisiologi CA Tyroid
CA tiroid dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu Kenaikan  sekresi hormon TSH ( Thyroid
Stimulating Hormon) dari kelenjar hipofise anterior disebabkan berkurangnya sekresi hormon
T3 dan T4 dari kelenjar tiroid oleh karena kurangnya intake iodium. Ini menyebabkan tiroid
yang abnormal dapat berubah menjadi kanker, penyinaran  (radiasi ion) pada daerah kepala,
leher, dada bagian atas terutama anak-anak yang pernah mendapat terapi radiasi di leher dan
mediastinum, serta karena faktor genetik.
Karsinoma tiroid merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak di
depan leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting untuk
metabolisme tubuh. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea, laring, faring,
esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher dan kulit.
Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan metastase hematogen
biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini berdiferensiasi mempertahankan
kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran kelenjar getah bening. Lokasi kelenjar
getah bening yang bisa membesar dan bisa teraba pada perabaan yakni di ketiak, lipat paha.
Ada juga kelenjar getah bening yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba
yakni didalam rongga perut. Penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi
non spesifik, infeksi spesifik (TBC), keganasan (lymphoma).
Hormon stimulator tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) memegang peranan
terpenting untuk mengatur sekresi dari kelenjar tiroid. TSH dihasilkan oleh lobus anterior
kelenjar hipofisis. Proses yang dikenal sebagai negative feedback sangat penting dalam proses
pengeluaran hormon tiroid ke sirkulasi. Infiltrasi karsinoma tiroid dapat ditemukan di trachea,
laring, faring, esophagus, nervus recurrent, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur
lain pada leher dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan
metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati.
Adenokarsinoma papiler biasanya bersifat multisentrik dan 50% penderita dengan ada
sarang ganas dilobus homolateral dan lobus kontralateral. Metastasis mula-mula ke kelenjar
limfe regional, dan akhirnya terjadi metastasis hematogen. Umumnya adenokarsinoma
follikuler bersifat unifokal, dengan metastasis juga ke kelenjar limfe leher, tetapi kurang
sering dan kurang banyak, namun lebih sering metastasisnya secara hematogen.
Adenokarsinoma meduller berasal dari sel C sehingga kadang mengeluarkan kalsitonin (sel
APUD). Pada tahap dini terjadi metastasis ke kelenjar limfe regional. Adenokarsinoma
anaplastik yang jarang ditemukan, merupakan tumor yang tumbuh agresif, bertumbuh cepat
dan mengakibatkan penyusupan kejaringan sekitarnya terutama trakea sehingga terjadi
stenosis yang menyebabkan kesulitan bernafas. Tahap dini terjadi penyebaran hematogen.
Dan penyembuhan jarang tercapai. Penyusupan karsinoma tiroid dapat ditemukan di trakea,
faring, esophagus, N.rekurens, pembuluh darah karotis, struktur lain dalam darah dan kulit.
Sedangkan metastasis hematogen ditemukan terutama di paru, tulang, otak dan hati
(Barbara,1996).

F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001):
1. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium yang membedakan tumor jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus, kecuali kanker meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonon dalam serum.
Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid dapat
terjadi tiroktositosis walaupun jarang. Human Tiroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker dan kanker tiroid diferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk kanker tiroid, namun peninggian HTG ini setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif atau tumbuh kembali (barsano).
Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan untuk diagnosis karsinoma meduler.
2. Radiologis
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan untuk
melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi pada
massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat terlihat
kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada karsinoma
meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor. Kadang-kadang kalsifikasi juga
terlihat pada metastasis karsinoma pada kelenjar getah bening. Pemeriksaan X-Ray
juga dipergunnakan untuk survey metastasis pada pary dan tulang. Apabila ada
keluhan disfagia, maka foto barium meal perlu untuk melihat adanya infiltrasi
tumor pada esophagus.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan tepat, namun
cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu tehnik yang
lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold nodule.
Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga sebagai
penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
3. Biopsi Aspirasi
Pada dekade ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai prosedur
diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid. Teknik dan
peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya tinggi. Dengan
mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta alat pemegang,
sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi. Berdasarkan arsitektur
sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma folikuler, karsinoma
anaplastik dan karsinoma meduler.

H. Penatalaksanaan CA Tyroid
Menurut ( Brunner & Suddarth. 2001)
1. Terapi
Terapi pilihan untuk karsinoma titoid adalah pembedahan untuk mengangkat
tumor tersebut.tiroidektomi total atau hampir total di lakukan bila keadaan
memungkinkan.Tindakan dikseksi leher yang lebih luas di lakukan jika metastase telah
menyampai kelenjar lipe.jaringan paratiroid di upayakan untuk tidak terangkat guna
mengurangi resiko hipokalsemia pasca operatif dan tetanus.sesudah pembedahan
,tindakan ablasi di laksanakan untuk menlenyapkan jaringan tiroid yang tersisa bila tumor
tersebut bersifat radiosensitif.iodium radiatif juga meningkatkan peluang untuk
menemukan metastatis tiroid di kemudian hari bila pemeriksaan pemindai seluruh tubuh
(whole bodi scan) di lakukan.sesudah pembedahan, hormon tiroid di berikan dengan
dosis supresi untuk menurunkan kadar TSH hingga tercapai keadaan eutiroid.jika
jaringan tiroid yang tertinggal tidak cukup untuk menghasilkan hormon tiroid dengan
jumlah memadai,maka preparat tiroksin di butuhkan secara permanen.
Radiasi pada kelenjar tiroid atau jaringan leher dapat di lakukan beberapa jalur :
pemberian peroral dan lewat pemberian eksternal terapi radiasi.pasien yang mendapat
sumber sumber eksternal terapi radiasi menghadapi resiko untuk mengalami mukositis,
kekeringan mulut,dispagia,kemerahan kulit,anoreksia,dan kelelahan kemoterapi jarang di
gunakan dalam pengobatan kanger tiroid.
2. Tiroidektomi
Tiroidektomi parsial atau total dapat di laksanakan sebagai terapi primer terhadap
karsinoma tiroid,hipertiroidisme atau hipertiroidisme tipe dan luas operasi bergantung
pada hasil diagnosis,tujuan pembedahan hasil pronogsis. Peran perawat adalah dalam
penatalaksanaan Pre-Operatif, Intra Operatif dan Post Operasi:
1. Penatalaksanaan Pre Operasi yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut:
a.) Inform Concern (Surat persetujuan operasi) yang telah ditandatangani oleh
penderita atau penanggung jawab penderita
b.) Keadaan umum meliputi semua system tubuh terutama system respiratori dan
cardiovasculer
c.) Hasil pemeriksaan / data penunjang serta hasil biopsy jaringan jika ada
d.) Persiapan mental dengan suport mental dan pendidikan kesehatan tentang
jalannya operasi oleh perawat dan support mental oleh rohaniawan
e.) Konsul Anestesi untuk kesiapan pembiusan
f.) Sampaikan hal-hal yang mungkin terjadi nanti setelah dilakukan tindakan
pembedahan terutama jika dilakukan tiroidectomi total berhubungan dengan
minum suplemen hormone tiroid seumur hidup.
2. Penatalaksanaan Intra Operasi Peran perawat hanya membantu kelancaran jalannya
operasi karena tanggung jawab sepenuhnya dipegang oleh Dokter Operator dan
Dokter Anesthesi.
3. Penatalaksanaan Post Operasi (di ruang sadar)
a) Observasi tanda-tanda vital pasien (GCS) dan jaga tetap stabil
b) Observasi adanya perdarahan serta komplikasi post operasi
c) Dekatkan peralatan Emergency Kit atau paling tidak mudah dijangkau apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan atau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
d) Sesegera mungkin beritahu penderita jika operasi telah selesai dilakukan setelah
penderita sadar dari pembiusan untuk lebih menenangkan penderita
e) Lakukan perawatan lanjutan setelah pasien pindah ke ruang perawatan umum.
f) Radioterapi
4. Radioterapi
Adalah penggunaan radiasi ion di bidang kedokteran sebagai satu bagian
pengobatan kanker dengan mengontrol pertumbuhan sel ganas. Radioterapi
digunakan sebagai terapi kuratif maupun bersifat adjuvan. Lapangan radiasi juga
mencakup jaringan limfonodus dan pembuluh darah yang menjadi risiko utama untuk
metastase tumor. Radioterapi adalah penggunaan radiasi untuk menghancurkan sel
kanker atau merusak sel tersebut sehingga tidak dapat bermultiplikasi lagi. Walaupun
radiasi ini akan mengenai seluruh sel, tetapi umumnya sel normal lebih tahan
terhadap radiasi dibandingkan dengan sel kanker. Kegunaan radioterapi adalah
sebagai berikut:
a. Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik
dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti pembedahan dan
kemoterapi.
b. Mengontrol : Jika tidak memungkinkan lagi adanya penyembuhan, radioterapi
berguna untuk mengontrol pertumbuhan sel kanker dengan membuat sel kanker
menjadi lebih kecil dan berhenti menyebar.
c. Mengurangi gejala : Selain untuk mengontrol kanker, radioterapi dapat
mengurangi gejala yang biasa timbul pada penderita kanker seperti rasa nyeri dan
juga membuat hidup penderita lebih nyaman.
d. Membantu pengobatan lainnya : terutama post operasi dan kemoterapi yang sering
disebut sebagai “adjuvant therapy” atau terapi tambahan dengan tujuan agar terapi
bedah dan kemoterapi yang diberikan lebih efektif.
Jenis radioterapi :
a. Radioterapi eksternal (radioterapi konvensional).
Pada terapi eksternal, mesin akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat
kanker dan jaringan sekitarnya. Mesin yang digunakan dapat berbeda, tergantung
dari lokasi kanker.

b. Radioterapi internal (Radioisotope Therapy (RIT)).


Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke dalam
pembuluh darah atau dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi
melalui infus adalah metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati
neuroblastoma, sedangkan melalui oral contohnya iodine-131 untuk mengobati
kanker tiroid.
5. Kemoterapi
Kemoterapi memerlukan penggunaan obat untuk menghancurkan sel
kanker. Walaupun obat ideal akan menghancurkan sel kanker dengan tidak
merugikan sel biasa, kebanyakan obat tidak selektif. Malahan, obat didesain untuk
mengakibatkan kerusakan yang lebih besar pada sel kanker daripada sel biasa,
biasanya dengan menggunakan obat yang mempengaruhi kemampuan sel untuk
bertambah besar. Pertumbuhan yang tak terkendali dan cepat adalah cirri khas sel
kanker. Tetapi, karena sel biasa juga perlu bertambah besar, dan beberapa
bertambah besar cukup cepat (seperti yang di sumsum tulang dan garis sepanjang
mulut dan usus), semua obat kemoterapi mempengaruhi sel biasa dan
menyebabkan efek samping.
Kemoterapi secara umum menyebabkan mual, muntah, kehilangan selera
makan, kehilangan berat badan, kepenatan, dan sel darah hitung rendah yang
menyebabkan anemia dan risiko infeksi bertambah. Dengan kemoterapi, orang
sering kehilangan rambut mereka, tetapi akibat sampingan lain bevariasi
tergantung jenis obat.
a. Mual dan Muntah: gejala ini biasanya bisa dicegah atau dikurangi dengan obat
(kontra-obat emesis). Mual juga mungkin dikurangi oleh makanan makan kecil
dan dengan menghindari makanan yang tinggi di serat, gas barang hasil bumi
itu, atau yang sangat panas atau sangat dingin.
b. Sel Darah Hitung rendah: Cytopenia, kekurangan satu atau lebih tipe sel darah,
bisa terjadi karena efek racun obat kemoterapi pada sumsum tulang (di mana sel
darah dibuat). Misalnya, penderita mungkin membuat sel darah merah yang
rendah secara abnormal (anemia), sel darah putih (neutropenia atau leukopenia),
atau platelet (thrombocytopenia). Jika anemia parah, faktor pertumbuhan
spesifik, seperti erythropoietin atau darbepoietin, bisa diberikan untuk
pertambahan pembentukan sel darah merah, atau sel darah merah bisa
ditransfusikan. Jika thrombocytopenia hebat, platelet bisa ditransfusikan untuk
merendahkan risiko pendarahan.
6. Terapi Ablasi Iodium Radioaktif
Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah operasi,selanjutnya
diberikan terapi ablasi iodium radioaktif. Mengingat adanya uptake spesifik iodium
ke dalam sel folikuler tiroid termasuk sel ganas tiroid yang berasal dari sel folikuler.
Ada 3 alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu:
a. Merusak atau mematikan sisa fokus mikro karsinoma.
b. Untuk mendeteksi kekambuhan atau metastasis melalui eliminasi uptake oleh
sisa jaringan tiroid normal.
c. Meningkatkan nilai pemeriksaan tiroglobulin sebagai petanda serum yang
dihasilkan hanya oleh sel tiroid.
d. Untuk memaksimalkan uptake iodium radioaktif setelah tiroidektomi total,
kadar hormone tiroid diturunkan dengan menghentikan obat L-tiroksin,
sehingga TSH endogen terstimulasi hingga mencapai kadar diatas 25-30 mU/L.
7. Terapi Supresi L-Tiroksin
Evaluasi lanjutan perlu dilakukan selama beberapa dekade sebelum dikatakan
sembuh total. Target kadar TSH pada kelompok risiko rendah untuk kesakitan dan
kematian karena keganasan tiroid adalah 0,1-0,5 mU/L, sedang untuk kelompok
risiko tinggi adalah 0,01 mU/L.

I. Komplikasi CA Tyroid
Menurut (Jurnal, Oktahermoniza, 2013) Komplikasi yang sering muncul pada kanker tiroid
adalah :
a. Perdarahan
Resiko ini minimum, namun hati-hati dalam mengamankan hemostatis dan penggunaan
drain pada pasien setelah operasi.
b. Masalah terbukanya vena besar (vena tiroidea superior) dan menyebabkan embolisme
udara.
c. Trauma pada nervus laringeus rekurens
Ini dapat menimbulkan paralisis sebagian atau total pada laring.
d. Sepsis yang meluas ke mediastinum
Seharusnya ini tidak boleh terjadi pada operasi bedah sekarang ini, sehingga antibiotik
tidak diperlukan sebagai pofilaksis lagi.

Anda mungkin juga menyukai