Anda di halaman 1dari 15

PARTUS SPONTAN

1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar
melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro 2001).
Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi
pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa
alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
melalui jalan lahir.
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dengan kelahiran spontan adalah persalinan
yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Etiologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh
faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen
dan progesteron. Teori Oxytocin, jika oxytocin bertambah maka akan timbul
kontraksi otot-oto rahim, keregangan otot-otot dan pengaruh janin.
3. Tanda-tanda persalinan
a. Tanda persalinan sudah dekat
1) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke–36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
a) Kontraksi Braxton hicks
b) Ketegangan dinding perut
c) Ketegangan ligamentum rotandum
d) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
2) Masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
a) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
b) Dibagian bawah terasa sesak
c) Terjadi kesulitan saat berjalan
d) Sering miksi (beser kencing)
e) Terjadinya his permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagi keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena
perubahan keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan
kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.
3) Sifat his permulaan ( palsu )
a) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
b) Datangnya tidak teratur
c) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
d) Durasinya pendek
e) Tidak bertambah bila beraktifitas
b. Tanda persalinan
1) Terjadinya his persalinan , his persalinan mempunyai sifat :
a) Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
b) Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
d) Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
2) Pengeluaran lendir dan darah (pembawa tanda)
Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
a) Pendataran dan pembukaan
b) Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis
lepas
c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
3) Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan
lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung
dalam waktu 24 jam.
4. Tahap-tahap persalinan
Persalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu :
a. Kala I : dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10cm)
proses ini terbagi dalam dua fase yeitu :
1) Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
2) Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat
dan sering selama fase aktif
b. Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.
5. Langkah langkah pertolongan persalinan normal
a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai
6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median/mediolateral atau lateral
b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi sakit. Tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi.
c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan
ekspulsi
d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput kearah punggung
e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk melahirkan sisa badan bayi
f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan
g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
1) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna
2) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang
aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
3) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah
yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi
terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
1) Kateterisasi kandung kemih
2) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy
6. Pathway
Kehamilan (37-42 minggu)
Tanda-tanda permulaan persalinan
(kala pendahuluan)
Tanda-tanda inpartu

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Fase Laten Fase aktif Primi :1-2 jam


3 cm
7-8 jam

Penurunan Hormon Tuanya placenta Penekanan kpl janin Distensi rahim Estrogen & proges-

teron 1-2 mgg pre-


partus
Penurunan estrogen & proges- Pergeseran ganglion Iskemia otot
Teron servikal rahim
Kekejangan pembuluh darah Gg.sirkulasi
Utero placenta
Nyeri ← His/Kontraksi rahim

Gg.rasa nyaman

Partus → Kerja jantung ↑ → Respirasi ↑


↓↓
Kelelahan lelah
↓↓
Post Partum Co ↑ Pola napas tak efektif

Nyeri perineum post Perdarahan Ketuban Keruh
Episiotomi ↓ ↓

Resiko gg keseimbangan MK : Resiko infeksi.


Cairan & elektrolit
MK : Nyeri akut
7. Diagnosis dan penanganan persalinan
a. Kala I
1) Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
2) Penanganan
a) Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan
kesakitan
b) Jika ibu tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
c) Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
d) Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur
yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
e) Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah
buang air besar/kecil.
f) Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angin/AC, kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
g) Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup
minum
h) Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
3) Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan
yang ada pada partograf. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal
sebagai berikut :
a) Warna cairan amnion
b) Dilatasi serviks
c) Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama
mungkin diagnosis in partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi
yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan
pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita
tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat perubahan maka
diagnosanya adalah persalinan palsu. Pada kala II lakukan pemriksaan dalam
setiap jam.
4) Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan
Kala I :
a) Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
b) Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
c) Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan
kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
5) Kemajuan pada kondisi janin
a) Jika didapati denyut jantung janin tidak normal (<100>180 denyut
permenit ) curigai adanya gawat janin
b) Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
c) Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama
tangani penyebab tersebut.
6) Kemajuan pada kondisi ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
a) Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV dan berikan
analgesia secukupnya.
b) Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
c) Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang
segera berikan dektrose IV.
b. Kala II
1) Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5–6 cm.
2) Penanganan
a) Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi
ibu agar merasa nyaman, menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
b) Menjaga kebersihan diri
c) Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
d) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan
ibu
e) Mengatur posisi ibu
f) Menjaga kandung kemih tetap kosong
g) Memberikan cukup minum
3) Posisi saat meneran
a) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
b) Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambil nafas
c) Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk
memastikan janin tidak mengalami bradikardi (<120>
4) Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala
II:
a) Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
b) Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap
kedua :
a) Tidak turunnya janin dijalan lahir
b) Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
5) Kelahiran kepala bayi
a) Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi
lahir
b) Letakkan satu tangan ke kepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
c) Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
d) Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
e) Periksa tali pusat: Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar
selipkan tali pusat melalui kepala bayi
f) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
6) Kelahiran bahu dan anggota seluruhnya
a) Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
b) Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
c) Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
d) Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
e) Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi
untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
f) Letakkan bayi tersebut diatas perut ibunya
g) Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan
bayi
h) Jika bayi menangis atau bernafas (dada bayi terlihat naik turun paling
sedikit 30x/m) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
i) Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera
mulai resusitasi bayi
j) Klem dan potong tali pusat
k) Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit
dada si ibu.
l) Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan
pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya
panas tubuh.
c. Kala III
1) Manajemen Aktif Kala III
a) Pemberian oksitosin dengan segera
b) Pengendalian tarikan tali pusat
c) Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
2) Penanganan
a) Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
(1) Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
(2) Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan
bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan
ergometrin 0,2 mg. IM.
b) Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
(1) Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis.
Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso
kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
(2) Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
(3) Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3
menit)
(4) Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
(5) PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
(6) Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan
ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat
memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban.
(7) Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus
agar menimbulkan kontraksi.
(8) Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
(9) Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada
serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
d. Kala IV
1) Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa–si ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar.
2) Penanganan
a) Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit
selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi
keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh
darah untuk menghentikan perdarahan .
b) Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
c) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
d) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
e) Biarkan ibu beristirahat
f) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
g) Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
h) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu
karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
i) Ajari ibu atau keluarga tentang :
(1) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
(2) Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
8. Komplikasi pada persalinan
a. Infeksi
b. Retensi plasenta
c. Hematom pada vulva
d. Ruptur uteri
e. Emboli air ketuban
f. Ruptur perineum
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Pain management : - Tindakan dan reaksi nyeri adalah
berhubungan keperawatan selama 1 x 8 - Observasi isyarat-isyarat non individual. Pendekatan dengan teknik
dengan tekanan jam, nyeri terkontrol. verbal dari ketidaknyamanan komunikasi terapeutik akan
mekanik dari NOC : - Kaji secara komphrehensif tentang meningkatkan kepercayaan klien.
bagian presentasi - Pain level nyeri, meliputi lokasi, - Memantau keinginan persalinan dan
- Pain control
dan dilatasi serviks. - Comfort level karakteristik dan onset, durasi, memberikan informasi untuk klien.
(Nyeri pada kala I- Kriteria hasil : frekuensi, kualitas, dan pola Intensitas dari nyeri dan ketidak
IV) - Mampu mengontrol nyeri kontraksi uterus setiap 30 menit nyamanan harus dikaji dan
(mengetahui penyebab - Evaluasi pengalaman nyeri masa didokumentasikan setelah prosedur
nyeri, mampu lampau yang menyebabkan nyeri dengan
menggunakan teknik - Bantu klien dan keluarga untuk beberapa hal baru tentang nyeri dan
nonfarmakologi untuk mencari dan menemukan interval dari nyeri.
mengurangi nyeri, mencari dukungan. - Pengalaman klien terhadap nyeri masa
bantuan) - Kontrol faktor lingkungan yang lampau dapat dijadikan bahan evaluasi
- Melaporkan bahwa nyeri mempengaruhi nyeri seperti suhu awal untuk penanganan nyeri saat ini.
berkurang dengan ruangan, pencahayaan dan - Dukungan merupakan support sistem
menggunakan manajemen kebisingan yang paling efektif dalam mengelola
nyeri - Pilih dan lakukan penanganan pasien
- Mampu mengenali nyeri nyeri (farmakologis/ non - Dapat memberikan ketenangan kepada
(skala, intensitas, frekuensi farmakologis). klien dan membuat klien lebih relaks
dan tanda nyeri) - Ajarkan teknik non farmakologi sehingga nyeri dapat berkurang.
- Menyatakan rasa nyaman - Penggunaan teknik non farmakologi
setelah nyeri berkurang (seperti relaksasi, guided imagery,
Skala : terapi musik, distraksi, massage,
5 : Tidak pernah aplikasi panas-dingi) diharapkan
4 : Jarang pasien tidak tergantung dengan obat-
3 : Kadang-kadang obatan sehingga pasien bisa
2 : Sering melakukan manajemen nyeri dengan
1 : Konsisten menunjukkan mandiri.
2. Resiko infeksi Klien menunjukkan perilaku - Pantau tanda/gejala infeksi. - Dalam 4 jam setelah
terhadap material pengendalian resiko infeksi - Kaji faktor-faktor yang membran rupturinsiden korioamionitis
dan janin dalam waktu 1x 2 jam, meningkatkan serangan infeksi meningkat secara progresif sesuai
berhubungan dengan skala : 5 dimana skala (malnutrisi, imunitas rendah). waktu, ditunjukkan dengan
dengan ruptur tsb : - Gunakan teknik aseptik selama peningkatan TTV dan jumlah SDP.
membran amniotik. 1 : tidak pernah.
pemeriksaan vagina. - Kondisi malnutrisi akan menyebabkan
2 : jarang
- Pantau dan gambarkan karakter imunitas rendah, sehingga
3 : kadang-kadang
cairan amnion. mempermudah terjadinya infeksi.
4 : sering
- Berikan antibiotik profilaksis. - Membantu mencegah pertumbuhan
5 : konsisten
Dibuktikan dengan indikator - Jelaskan tentang : cara-cara bakteri, membatasi kontaminasi dan
sebagai berikut : penularan infeksi, tanda dan pencapaian ke vagina.
- Mendeskripsikan cara-cara gejala infeksi, meningkatkan - Pada infeksi, cairan amniotik menjadi
penularan infeksi. resistemsi terhadap infeksi, dan lebih kental dan kuning pekat dan bau
- Mendeskripsikan faktor- yang memperberat infeksi. kuat dapat dideteksi.
faktor yang berkontribusi - Antibiotik dapat melindungi
untuk terjadinya infeksi. perkembangan korioamnio-nitis pada
- Mendeskripsikan tanda- klien beresiko.
tanda dan gejala infeksi.
- Mendeskripsikan aktivitas
untuk meningkatkan
resistensi terhadap infeksi.
3. Cemas Klien menunjukkan perilaku - Kaji tingkat kecemasan klien. -
berhubungan kontrol ansietas dalam waktu - Anjurkan klien untuk
dengan krisis 1x 4 jam, dengan skala : 5 menggunakan teknik relaksasi,
situasional dimana skala tsb adalah :
sediakan pengalihan melalui TV,
1 : tidak pernah.
2 : jarang radio, terapi okupasi untuk
3 : kadang-kadang mengurangi ansietas dan
4 : sering memperluas fokus.
5 : konsisten - Berikan informasi faktual
Dibuktikan dengan indikator menyangkut diagnosis,
sebagai berikut :
perawatan dan prognosis.
- Menggunakan strategi
- Jelaskan semua prosedur termasuk
koping yang efektif.
sensasi yang biasanya dirasakan
- Menggunakan teknik
selama prosedur.
relaksasi untuk
- Kurangi rangsangan yang
mengurangi kecemasan.
berlebihan dengan menyediakan
- Tidak ada manifestasi
lingkungan yang tenang, kontak
kecemasan secara fisik.
yang terbatas dengan orang lain.
- Mengidentifikasi gejala
- Yakinkan klien kembali dengan
yang merupakan indikator
menyentuh, saling memberi
ansietas pasien sendiri.
empati secara verbal, dan non
verbal.
4. Resiko cedera Klien menunjukkan - Pantau kulit dari adanya
terhadap janin dan pengendalian resiko cedera ruam/lecet, warna dan
maternal dengan skala 4 dalam waktu
suhu,kelembaban,area kemerahan
berhubungan 1x 4 jam, dimana skala
dan rusak.
dengan tersebut adalah :
malprestasi/posisi, 1. ekstrim - Kaji luka meliputi lokasi, luas dan
pencetusan 2. berat kedalaman luka.
kelahiran 3. sedang - Jelaskan klien tentang tanda
disproporsi, CPD, 4. ringan kerusakan kulit.
laserasi jalan lahir. 5. tidak ada gangguan - Kolaborasi dengan ahli gizi
yang dibuktikan dengan
tentang makanan tinggi protein,
indikator sebagai berikut :
kalori, mineral, dan vitamin.
- Adanya lesi jaringan yang
minimal (hanya epidermis)
- Warna dan suhu jaringan
normal
- Tidak ada perdarahan
5. Resiko kekurangan Klien menunjukkan - Pantau status hidrasi - Bibir kering, mukosa kering adalah
volume cairan keseimbangan cairan dalam - Pantau warna, jumlah, dan tanda kehilangan cairan
berhubungan ruang inrasel dan ekstrasel
frekuensi kehilangan cairan
dengan peningkatan tubuh dalam waktu 1 x 4 jam
- Identifikasi faktor-faktor yang
kehilangan dengan skala 5 dimana skala
cairanecara tidak tersebut adalah : berkontribusi terhadap bertambah
disadari, atonia 1. berat buruknya dehidrasi
uteri,laserasi jalan 2. substansial - Tinjau ulang elektrolit, Hb, Ht
lahir, tertahannya 3. sedang - Kaji orientasi terhadap orang,
fragmen plasenta 4. ringan waktu, dan tempat.
5. tidak ada gangguan - Anjurkan klien untuk lapor
Indikator : perawat bila haus
- Tanda-tanda vital dalam - Pantau cairan dan obat-obatan
batas normal intravena
- Elektrolit serum dalam batas - Tingkatkan asupan oral
normal - Beri cairan sesuai kebutuhan
- Tidak mengalami haus yang
tidak normal
- Asupan dan haluaran cairan
seimbang
- Menampilkan hidrasi yang
baik (mukosa lembab,
mampu berkeringat)
- Hb dan Ht dalam batas
normal
- kesadaran : compos mentis
6. Perubahan proses Setelah dilakukan tindakan - Biarkan bayi berada pada ibu - Meningkatkan kedekatan/kasih sayang
keluarga keperawatan selama 1 x 2 untuk meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
berhubungan
jam ibu dan bayi - Keakraban dengan keluarga
dengan terjadinya
diharapkan - Tingkatkan keakraban dan menunjukkan peningkatan penerimaan
transisi/peningkatan
perkembangan memahamiperubahan dalam keutuhan keluarga terhadap anggota keluarga
anggota keluarga peran keluarga dan - Bantu keluarga dalam - Dukungan keluarga dan komunikasi
berpartispasi dalam proses mengidentifikasi kekuatan terbuka sangat diperlukan dalam
membuat keputusan personal dan menyelesaikan penyelesaian suatu masalah
berhubungan dengan konflik
perawatan setelah rawat inap - Fasilitasi komunikasi terbuka
dengan kriteria: diantara anggota keluarga
Proses keluarga
akan dikembangkan

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, I. B. G. 1998, Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan, EGC, Jakarta.
Doenges, M., dkk., 2001,Rencana perawatan maternal bayi, EGC, Jakarta.
Hachermoore. 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, Hypokrates, Jakarta.
Halminton P. M. 1995, Dasar-dasar keperawatan maternitas, Edisi 6, PenerbitBuku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Manuaba, I. B. G. 1999, Operasi kebidanan kandungan dan keluarga berencanauntuk dokter umum, EGC, Jakarta.
McCloskey, & Bulechek. 1996, Nursing interventions classifications, 2nd edition, Mosby-Year book.Inc, New York.
Mansjoer, A., Suprohaita, Wardhani, W. S., & Setiowulan, W., 1999, Kapita selekta kedokteran, Media Aesculapius, Jakarta.
Mochtar, R. 1995, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.
Mochtar, R. 1998, Sinopsis obstetri, obstetri operatif, obstetri sosial, EGC, Jakarta.
NANDA, 2005-2006, Nursing Diagnosis: Definitions and classification,Philadelphia, USA
Saifuddin A.B. 2001 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo,
Jakarta
Saifuddin A.B. 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta
Sarwono. 1989, Ilmu bedah kebidanan, Yayasan Sarwono, Jakarta.
Wiknjosastro, H. 2000, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Wiknjosastro, H. 2002, Ilmu kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
University IOWA., NIC and NOC Project., 2001, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai